Anda di halaman 1dari 8

POSTMATUR

DI SUSUN OLEH :
Akmal oktavia hedralita
Anisya aulia rahhim
Dita carolina Isnaini
Ira susanti
Yurinah
Kasus
 Seorang perempuan umur 35 tahun G2P1A0, datang ke
bidan pada tanggal 23 maret 2019 dan ingin
memeriksakan kehamilanya. Hasil anamnesa HPHT 06
juni 2018, TP 13 maret 2019. ibu mulai merasakan
pergerakan janin berkurang seperti biasanya dan saat
ini ibu merasa khawatir. Hasil pengkajian data objektif
keadaan umum baik , TD 120/90 mmhg, Nadi 85x/mnt, R
16x/mnt, Suhu 37.5 ˚C. Pemeriksaan Abdomen TFU 33
cm, DJJ 140x/menit, presentasi kepala dan kepala
berada di Hodge I. Pemeriksaan USG cairan Ketuban
sedikit dan sudah terdapat pengapuran pada plasenta.
Data subjektif Data Objektif

 Umur : 35 tahun  Tekanan darah : 120/90


 keluhan : ibu mengeluh  Nadi : 85 x/menit
merasakan pergerakan janin
 Respirasi : 16 x/menit
berkurang seperti biasanya
 Suhu : 37,5 °C
 HPHT :06 juni 2018
 TFU : 33 cm
 TP: 23 maret 2019
 DJJ : 140 x/menit
 UK : 43 minggu
Diagnosa Kebidanan
 G2P1A0
 Hamil 43 minggu dengan kehamilan lewat bulan
 Janin hidup tunggal intra uterin
Perencanaan Kasus

 Menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah di lakukan kepada ibu


 Karena kasus ini bukan merupakan kewenangan seorang bidan maka bidan
melakukan rujukan tepat waktu dan melakukan kolaborasi dengan dokter
Sp.OG untuk mengakhiri kehamilan dengan tindakan induksi.
 KIE : - memberikan ibu inform consent sebagai persetujuan tindakan induksi
- memberikan dukungan dan support kepada ibu agar tetap semangat
menghadapi persalinan serta minta ibu ditemani salah satu anggota
keluarga yang bisa membuat ibu tenang
- mengatakan pada ibu untuk makan dan minum apabila ada kontraksi
yang di rasakan
- Anjurkan ibu untuk berbaring telentang
Teori kasus
 Pengertian postmatur bahwa kehamilan sudah lebih dari 40 minggu
atau lebih di hitung dari hari pertama haid terakhir menurut rumus Naegele
dengan siklus haid rata rata 28 hari.
 Etiologi Faktor potensial berupa defisiensi hormone adenokortikotropik
(ACTH) pada fetus atau defiensi enzim sulfatase plasenta, kelainan sistem
saraf pusat pada janin seperti pada anansefalus.
 Tanda dan Gejala Adapun yang mengganggu ibu maupun anak dan
plasenta dengan gambaran klinis: menghilangnya lemak subkutan, kulit
kering ,keriput,atau retak – retak ,pewarnaan mekonium pada kulit,
umbilikus dan selaput ketuban, kuku dan rambut panjang , bayi malas.
Komplikasi yang terjadi : kematian janin dalam rahim akibat insufisiensi
plasenta karena menuanya plasenta, kematian neonatus yang
tinggi,asfikia.

Daftar pustaka

Anda mungkin juga menyukai