Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN KASUS

Gangguan Cemas Menyeluruh

Pembimbing :
dr. Poppy Dewi Ratih, Sp.KJ

Disusun oleh:
Anindita Farhana Balqis
I. LAPORAN KASUS
Identitas pasien
Nama : Nn. D
Usia : 27 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Pernikahan : Belum Menikah
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : S1
Alamat : Depok, Jawa Barat
Rujukan/ Datang Sendiri/ Keluarga : Datang sendiri
Pembiayaan : BPJS/ Umum
Riwayat penyakit sekarang
cemas dan gelisah dirasakan selama
kurang lebih 3 bulan, timbul dapat setiap
hari

pasien merasakan keluhan seperti


tercekik, mual, muntah, keringat
dingin, jantung berdebar, tangan
bergetar, dan perasaan waswas.
Riwayat penyakit sekarang
takut dan curiga jika pasien berada di sekumpulan orang yang
mengenalnya contohnya perasaan seperti dibicarakkan
keburukan pasien namun belum tentu dugaan itu benar.

pasien merasakan sedih dan putus asa namun tidak ada


keinginaan untuk mengakhiri hidup dan kemudian pasien
bangkit untuk melakukan aktivitas seperti pekerjaan rumah dan
mengisi kekosongan dengan bermain piano

Pasien pernah mengaku memiliki keinginan dikutuk


menjadi seekor keoang atau binatang lainnya
Riwayat gangguan psikiatrik
Tahun 1999-2006

Pasien mengaku saat itu kesulitan dalam berteman dan


bersosialisasi, dikarenakan teman pasien sering mengejek
pasien mengenai penampilan. Saat itu pasien mulai merasa
tidak percaya diri sehingga pasien menarik diri dari
pertemanan. Pasien mengaku tidak memiliki teman baik. Tahun 2006
Selain dari lingkungan sekolah, pasien mengaku dirumah
juga tidak nyaman dengan kedua orangtua yang selalu
menuntut pasien menjadi anak pintar, dan selalu di bedakan dimana ibu pasien bekerja sebagai guru di SMP
dengan sepupu perempuan yang tinggal dirumahnya, pasien tersebut, dan pasien masih menarik diri untuk
juga merasa tidak nyaman dengan peraturan yang dibuat tidak bersosialisasi, ditambah beban bahwa pasien
oleh bapak pasien, menurut pengakuan pasien peraturan itu di kenal sebagai anak guru, pasien mengalami
dibuat dengan alasan agar pasien menjadi disiplin, dan pasien perasaan tidak ingin keluar rumah, dan bermain
juga dilarang untuk bermain bersama teman disekitar rumah, dengan teman sebaya.
seringkali pasien dipukul oleh bapak karena pasien pulang
terlambat, atau melakukan hal sepele yang menurut pasien
tidak pantas untuk mendapatkan perilaku tersebut
Riwayat gangguan psikiatrik
Tahun 2013
Tahun 2012

keluhan cemas dan menarik diri dari sosial timbul kembali, pasien mengaku lebih banyak tidur dan
saat itu pasien berstatus mahasiswi di salah satu perguruan sedikit aktivitas, keluhan cemas tidak
tinggi negeri, pasien merasakan keluhan timbul ketika tidak dirasakan selaama 1 tahun.
ingin ikut trip karena merasakan sangat asing berada diantara
teman-teman dan tidak percaya diri, keluhan cemas itu Tahun 2014
timbul ditandai dengan keringat dingin, mual, dan disertai
dada berdebar, namun pasien tetap memaksakan diri untuk pasien magang dan mendapatkan event
ikut dan pasien merasakan perasaan tidak percaya diri itu bersama salah satu teman, pasien merasa
semakin dalam, dan perasaan itu seperti diujung jurang. nyaman dan senang namun perasaan cemas
juga timbul ketika pasien menghilangkan
motor dan keluarga pasien terkena penipuan
uang sejumlah 30 juta, pasien merasakan
perasaan bersalah dan perasaan ini bertahan
sampai beberapa bulan.
Riwayat gangguan psikiatrik
Mei 2017 pasien memutuskan untuk
Tahun 2016 pasien freelance dari september sampai januari kembali bekerja, ketika pasien bekerja
2017 pasien mencemaskan tentang pekerjaan yang tidak banyak sekali konflik yang terjadi
profesional dan pertemanan di dunia event. seperti konflik keluarga yang menuntut
pasien agar meneruskan pendidikan
S2, dan selalu dibandingkan dengan
Februari-Mei 2017 pasien mengaku mengalami cemas yang keluarga lainnya yang memiliki
berkepanjangan, dimana pasien mengalami perasaan tidak pendidikan lebih tinggi, dan konflik
percaya diri, tidak bersosialisasi dengan lingkungan. dalam bidang pekerjaan yang
Ditandai dengan sulit tidur dan tidak napsu makan, pasien mempengaruhi perasaannya,
masih dapat mengatasi keluhan-keluhan tersebut tanpa
mencari bantuan ke instalasi medis. Konflik-konflik tersebut membuat keluhan cemas pasien
semakin memberat dengan berjalannya waktu, hingga
pada tahun 2019 pasien sudah tidak dapat mengatasi
keluhan-keluhan cemas dengan tindakan yang biasa
dilakukan dan pasien sangat terganggu untuk menjalani
aktivitas harian dan sosial.
Riwayat gangguan medik
- tidak memiliki riwayat
kecelakaan, trauma
kepala
Riwayat Penggunaan Obat
- tidak memiliki riwayat - Fluoxetine 20mg 1x1
kejang
- Clobazam 10 gram 2x1/2
- Penurunan berat badan,
Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
napsu makan ‐ Pasien tidak pernah
meningkat, tidak tahan mengkonsumsi obat-obatan
di tempat panas ataupun zat psikotropika
disangkal pasien. sebelumnya.

9
Riwayat kehidupan pribadi
Riwayat Prenatal dan Perinatal Riwayat perkembangan pribadi
Pasien merupakan anak
pertama dari dua bersaudara.
a. Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
berlangsung normal, tidak mengalami keterlambatan apapun baik itu
Pasien lahir cukup bulan secara
berbicara, jalan
spontan di RS dengan
pertolongan Bidan. Proses B. Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)
kelahiran berlangsung normal mengalami kesulitan dalam bersosialisasi dengan teman kehilangan
kepercayaan diri, sulit untuk bercerita, dan mengekspresikan diri kepada
tanpa adanya masalah ibu dan
teman-temannya
anak. Berat Badan Lahir 3000
gram. c. Masa Kanak Akhir (Pubertas dan Remaja)
Pasien tidak dapat bersosialisasi dengan teman-temannya sewaktu masih
sekolah dimulai dari SD, SMP. Ketika SMA dan kuliah pasien sudah mulai
terbuka dan mendapatkan banyak teman yang bisa diajak bercerita
10
Riwayat kehidupan pribadi
Riwayat Pendidikan Riwayat Pekerjaan Kehidupan Beragama
Pasien bersekolah SD, SMP, Pasien pernah bekerja Pasien beragama islam.
SMA, dan pendidikan S1. sebagai Freelance event Pasien rajin solat dan
Pasien dapat menjalani (conference, exhibition, beribadah di rumah. Pasien
pendidikan dengan baik dan festival, local&int), project tidak percaya adanya ilmu
bertanggung jawab dalam admin, sales purchased hitam dan sebagainya.
mengerjakan tugasnya. order, purchasing officer.

11
Riwayat kehidupan pribadi

Kehidupan perkawinan/psikoseksual
Pasien belum menikah
Riwayat Keluarga

Riwayat Pelanggaran Hukum


Pasien tidak pernah punya
riwayat masalah dengan aparat
penegak hukum, dan tidak
pernah terlibat dalam proses
peradilan yang terkait dengan
hukum.

12
Status mental
Penampilan
Pasien Perempuan, usia 27 yahun, tampak Kesadaran
sesuai dengan usianya, berpenampilan rapih,
Kesadaran Neurologis: compos mentis
mengenakan kemeja polos berwarna hitam
Kesadaran Psikiatrik: pada saat ini ekspresi
lengan panjang, menggunakan hijab, celana
wajah pasien sesuai dengan apa yang
panjang jeans. Badan kurus, tinggi sekitar
diceritakan
160cm. Pasien tampak bersih, perawatan diri
cukup.

13
Status mental
Perilaku dan Aktivitas Motorik Alam Perasaan (Emosi) Proses Pikir
‐ Sebelum wawancara Mood : Eutima A. Arus Pikir
‐ Selama wawancara Afek : Luas ‐ Produktivitas: Baik
‐ Sesudah wawancara Keserasian: Serasi ‐ Kontuinitas: Koheren

Sikap Terhadap Pemeriksa ‐ Hendaya Bahasa: Tidak ada

Pasien bersikap kooperatif Gangguan Persepsi B. Isi Pikir


terhadap pemeriksa.
‐ Halusinasi: Tidak ada ‐ Preokupasi: tidak ada

Pembicaraan ‐ Ilusi: Tidak ada ‐



Waham: Tidak ada

‐ Depersonalisasi: Tidak Obsesi : Tidak ada


Pasien berbicara spontan,
cepat, volume suara cukup,
ada ‐ Fobia : Tidak ada

intonasi dan artikulasi baik ‐ Derealisasi: Tidak ada

14
Daya nilai
Daya nilai sosial Uji daya nilai Daya nilai realita
Tidak terganggu (pasien menyatakan tidak pernah
Baik (pada saat pasien Baik (saat pasien diberikan mendengar suara yang tidak didengar orang lain,
mempunyai uang lebih dan pertanyaan apa yang tidak pernah melihat bayangan yang tidak dapat
dilihat orang lain, tidak pernah melihat bayangan
seseorang teman ingin dilakukannya saat ada anak yang tidak dapat dilihat orang lain, tidak pernah
meminjam uang pasien kecil ingin menyebrang jalan, mencium bau-bauan yang tidak ada sumbernya, tidak
pernah ada perasaan yang menyentuh pasien, hal ini
dengan alasan yang jelas pasien menjawab membantu menunjukan bahwa pasien tidak memilik halusinasi.
maka pasien akan menyebrangkan jalan anak Pasien juga menyatakan bahwa dirinya tidak pernah
ada perasaan diguna-gunna ataupun perasaan
meminjamkannya). kecil tersebut). bahwa orang lain membicarakannya, ingin
mencelakainya, ataupun mengetahui isi pikiran
pasien. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat
gangguan dalam menilai realitas pada pasien ini,
waham ataupun halusinasi.
15
tilikan
Pasien diberikan pertanyaan “apakah Nn. D merasa ada gangguan dalam
diri mbak?”, pasien menjawab bahwa dirinya paham sepenuhnya akan
dirinya sendiri merasa ada gangguan dalam dirinya yang berhungan
dengan penyesuaian aktivitas sosial sehari-hari dan membutuhkan
bantuan, dan pasien menyatakan bahwa dirinya membutuhkan bantuan
dengan obat. Hal ini menandakan bahwa tilikan pasien derajat 6.
reliabilitas
Pemeriksa mempreoleh kesan secara menyeluruh bahwa
jawaban pasien dapat dipercaya karena pasien
menjawab dengan konsisten terhadap pertanyaan yang
diberikan.
Pemeriksaan fisik
Status generalisata

Status neurologis
resume
Pasien datang dengan keluhan merasa cemas
dan gelisah dirasakan selama kurang lebih 2
Pasien Perempuan, usia 27 yahun, bulan. Keluhan cemas timbul dapat setiap hari,
tampak sesuai dengan usianya, dan disetiap keluhan cemas dan gelisah timbul
berpenampilan rapih, mengenakan kurang lebih 2-3 jam sekali keluhan dirasakan
kemeja polos berwarna hitam lengan hilang timbul. Selain itu pasien merasakan
panjang, menggunakan hijab, celana keluhan seperti tercekik, mual, muntah, keringat
panjang jeans. Badan kurus, tinggi dingin, jantung berdebar, tangan bergetar, dan
sekitar 160cm. Pasien tampak perasaan waswas. Perasaan disebabkan akibat
bersih, perawatan diri cukup. kejadian masa kecil terhadap lingkunga sekolah,
lingkungan keluarga, dan akibat lingkungan kerja
.
Diagnosis Multiaksial
Diagnosis aksis i
Hal ini dapat dinilai dari tingkat kesadaran, fungsi kognitif, daya ingat, dan orientasii yang tergolong baik,
sehingga pasien ini bukan penderita Gangguan Mental Organik (F.0). Dari hasil anamnesis, pasien juga
tidak pernah mengonsumsi NAPZA maka dari itu dapat disimpulkan bahwa pasien ini bukan penderita
Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Zat Psikoaktif atau Alkohol (F.1).
pada Nn. D mengeluhkan adanya cemas
Dari hasil anamnesis pasien tidak memiliki gangguan dalam dan gelisah dengan apa yang sebenarnya
menilai realitas, baik halusinasi maupun waham, sehingga belum terjadi, keluhan ini ditandai dengan
pasien bukan penderita psikotik (F.2). keluhan seperti tercekik, mual, muntah,
keringat dingin, jantung berdebar, tangan
bergetar, dan perasaan waswas. Yang
pada pasien ini tidak ditemukan adanya gangguan manik atau dirasakan sangat sering dan berlangsung
depresi maka pasien ini bukan penderita gangguan mood kurang lebih setiap hari sebelum pasien
mendapatkan pengobatan. Rasa ketakutan
(F.3). di tempat umum dan menjadi pusat
perhatian disangkal pasien sehingga
21 pasien merupakan gangguan cemas
menyeluruh (F.41.1)
Diagnosis Aksis II
Tidak ada gangguan terkait kepribadian dan tidak terdapat
gangguan retardasi mental. Aksis II tidak ada diagnosis.

Diagnosis Aksis III


Dari hasil anamnesis pasien dan pemeriksaan fisik, tidak
ditemukan kondisi medik lainnya. Aksis III tidak ada
diagnosis.

22
Diagnosis Aksis IV
 Masalah dengan keluarga
Di dalam keluarga pasien pernah memiliki ingatan
 Masalah sosial
akan masa lalu, dimana pasien merasa kedua orang tua
pasien merasa kurang percaya
yang sangat keras, selalu membandingkan dengan
sepupu yang tinggal di rumah, dan pasien pernah
diri akan dirinya

mendapatkan pukulan oleh bapak karena pasien  Masalah ekonomi, pendidikan, akses

melakukan hal sepele yang menurut pasien tidak ke pelayanan kesehatan, berkaitan

pantas mendapatkan perilaku tersebut, ingatan ini dengan hukum tidak ada.

dapat menyebabkan tercetusnya gangguan cemas.

23
Diagnosis Aksis V
Pada pasien ini didapatkan beberapa gejala ringan dan menetap, fungsi secara
umum baik. Maka pada aksis V didapatkan GAF scale 90-81

I. Evaluasi Multiaksis
Aksis I : F41.1 Gangguan Cemas Menyeluruh
Aksis II : tidak ada diagnosis
Aksis III : tidak ada diagnosis
Aksis IV : masalah keluarga, masalah sosial
Aksis V : GAF scale 90-81
24
Penatalaksanaan
a. Farmakoterapi
 Fluoxetine 20mg 1x1 PC, Pagi
 Clobazam 10 mg 2x1/2 PC, pagi dan malam.
b. Non Farmakologi
 Psikoterapi suportif
 Terapi relaksasi

Prognosis
 Quo Ad Vitam : dubi ad bonam
 Quo Ad Functionam : dubia ad bonam
 Quo Ad Sanationam : dubia ad bonam

25
Follow up
28
29
30
II. PEMBAHASAN
GANGGUAN CEMAS MENYELURUH
Definisi
Gangguan cemas menyeluruh (Generalized Etiologi
anxiety disorder, GAD) merupakan kondisi
‐ Teori Biologi
gangguan yang ditandai dengan
kecemasan dan kekhawatiran yang ‐ Teori Genetik
berlebihan dan tidak rasional bahkan ‐ Teori Psikoanalitik
terkadang tidak realistik terhadap berbagai
peristiwa kehidupan sehari-hari
‐ Teori psikoanalitik
‐ Teori kognitif dan prilaku

32
PEMBAHASAN
Kecemasan yang dirasakan sulit untuk dikendalikan dan
berhubungan dengan gejala-gejala somatik seperti
ketegangan otot, iritabilitas, kesulitan tidur, dan
kegelisahan yang jelas mengganggu yang bermakna
dalam fungsi sosial dari pekerjaan. Berdasarkan dengan
gejala pasien yaitu mengeluhkan cemas dan gelisah
yang ditandai dengan keluhan seperti tercekik, mual,
muntah, keringat dingin, jantung berdebar, tangan
bergetar, dan perasaan waswas.
pembahasan
gejala pasien ini masuk dalam kriteria diagnosis gangguan cemas menyeluruh, sehingga
diagnosis pasien adalah F41.1. gangguan cemas menyeluruh. Beberapa diagnosis banding
telah disingkirkan antara lain :

1. Cemas akibat penggunaan mental organik : disingkirkan karena hasil dari wawancara pasien
tidak memiliki riwayat sakit parah atau dirawat di RS
2. Penyalahgunaan obat : disingkirkan karena rasa cemas yang dilalui pasien berlangsung hampir
setiap hari dan terjadi sepanjang hari, sedangkan pada gangguan panik puncak rasa cemas
datang tiba-tiba dan puncaknya bertahan 10-20 menit.
3. Gangguan fobik : disingkirkan karena pasien tidak memiliki ketakutan pada suatu tempat
seperti tempat terbuka tempat ramai ataupun keramaian.
4. Obat kompulsif : disingkirkan karena pada pasien tidak ditemukan adanya ide-ide tertentu yang
mengharuskan pasien untuk melakukan suatu tindakan.
pembahasan
Terapi pasien ini dapat diberikan terapi farmakologi dan non
farmakologi. terapi farmakologi pada pasien yaitu pemberian
Fluoxetin. Fluoxetin merupakan obat golongan SSRI
(Selective Serotonin Reuptake Inhibitors) obat ini dapat
memberikan efek tenang terhadap pasien.

SSRI merupakan termasuk obat antidepresan. SSRI berkerja


dengan cara yang sama dan hambatan bersifat selectif
terhadap hanya neurotransmiter serotonin (5HT2). Kelompok
SNRI selain bekerja dengan menghambat ambilan kembali
serotonin juga menghambat ambilan kembali neurotransmiter
norepineprin
pembahasan
Benzodiazepine adalah obat antiansietas, dimana pada pasien ini
diberikan dosis clobazam sebanyak 10mg dan diberikan 2 kali ½
dalam 1 hari, pagi dan malam hari. Obat benzodiazepine terbukti
efektif untuk mengurangi gejala cemas. Ketika dikombinasikan
dengan obat antidepresant keduanya mempunyai efektivitas yang
sangat baik dalam terapi gangguan cemas jangka pendek, namun
tidak direkomendasikan untuk terapi jangka panjang.
TERIMA KASIH

37

Anda mungkin juga menyukai