Anda di halaman 1dari 5

Penyelidikan Epidemiologi Leptospirosis

dilakukan terhadap kasus dari rumah sakit atau


laporan puskesmas. Penyelidikan kasus
Leptospirosis dilakukan di sekitar tempat tinggal
penderita, tempat kerja, tempat jajan atau daerah
banjir sekurang-kurangnya 200 meter dari lokasi
banjir
• Petugas surveilans melakukan cross check terhadap laporan suspek Leptospirosis
dari register harian pasien puskesmas/RS/Dinkes/Masyarakat
1

• Petugas surveilans melakukan koordinasi dengan


Dinkes/Sudinkes/Litbangkes/Kader/RT RW untuk segera melakukan Penyelidikan
2 Epidemiologi dan juga menyiapkan formulir PE dan APD

• Petugas melakukan pencarian kasus baru dari rumah ke rumah di sekitar


ditemukannya kasus Leptospirosis dengan mencatat nama, alamat, waktu mulai sakit
3 ke dalam form PE

• Petugas melakukan pengambilan serum darah untuk pemeriksaan RDT dan PCR
apabila diantara kontak mengalami gejala demam, nyeri kepala, myalgia, malaise
4 dan conjungtival suffusion, dan merujuk pasien probable perdarahan dan gagal ginjal
• Petugas memberikan penjelasan kepada masy di lingkungan kasus Leptospirosis untuk
memantau kondisi diri sendiri, jika menunjukan gejala demam atau sama dengan kasus
suspek Leptospirosis agar segera ke puskesmas terdekat untuk dilakukan pemeriksaan
5 dan pengobatan lebih lanjut

• Petugas melakukan observasi dan mendokumentasikan wilayah sekitar tempat tinggal


kasus Leptospirosis, mengamati faktor risiko seperti banjir, daerah kumuh dengan banyak
6 genangan air, perkebunan banyak populasi tikus, sanitasi buruk.

• Petugas melakukan pengambilan spesimen lingkungan seperti air dan tanah serta
spesimen tikus untuk untuk dilakukan pemeriksaan PCR dan MAT
7

• Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) oleh puskesmas dilakukan 2 kali masa inkubasi
kasus Leptospirosis dari terjadinya puncak kasus dan apabila ada yang menunjukkan
8 gejala suspek untuk segera dilakukan pengobatan
FORM PENAPISAN KASUS LEPTOSPIROSIS
FORM PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI LEPTOSPIROSIS

Anda mungkin juga menyukai