Anda di halaman 1dari 34

ANALISIS HIRARC UNTUK

MENINGKATKAN KESEHATAN DAN


KESELAMATAN KERJA DI PG
KEDAWOENG

Oleh : Abdul Adim


Profil Singkat Perusahaan

• PG Kedawoeng secara resmi tanggal 14 Pebruari 1996

• Perseroan terbatas agibisnis perkebunan dengan core business gula

• Beroperasi 24 jam dalam sehari.


Stasiun dan Proses Produksi Gula
1. Stasiun Pesiapan dan Timbangan
2. Stasiun Gilingan
3. Stasiun Pemurnian
4. Stasiun Penguapan
5. Stasiun Kristalisasi
6. Stasiun Puteran dan Penyelesaian
Pelaksanaan KKN-P

Program Kuliah Kerja Nyata – Praktik (KKN-P) ini dilaksanakan pada


tanggal 29 Maret – 29 April 2017 di PTPN XI (PG. Kedawoeng),
Pasuruan, Jawa Timur.
Grafik Jumlah Kecelakaan Kerja
Jumlah Kecelakaan Kerja
3

2
jumlah

0
2013 2014 tahun 2015 2016 2017
Identifikasi Masalah
1. Penerapan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang ada
di PG masih kurang tepat.

2. Menganalisis penerapan manajemen keselamatan dan kesehatan


kerja di PG Kedawoeng dengan metode HIRARC.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan sistem keselamatan dan kesehatan kerja
yang ada di pabrik gula Kebon Agung terutama di masing-masing
stasiun dan lingkungan kerja?

2. Potensi bahaya apa yang dapat menyebabkan kecelakaan


kerja?

3. Bagaimana melakukan tindakan pencegahan di PG


Kedawoeng sehingga angka kejadian kecelakaan kerja
dapat diminimalisir?
Tujuan Penelitian
1. Menganalisis penerapan sistem keselamatan dan kesehatan kerja
yang ada di PG Kedawoeng terutama di masing-masing stasiun dan
lingkungan kerja?

2. Mengetahui potensi-potensi bahaya (hazard) yang dapat


menyebabkan kecelakaan kerja.

3. Mengetahui upaya-upaya yang dilakukan PG Kedawoeng guna


meminimalisir kecelakaan kerja..
Manfaat Penelitian
1. Mengetahui penerapan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja yang ada di pabrik gula Kebon Agung.

2. Mengetahui potensi – potensi bahaya (hazard) yang dapat


menyebabkan kecelakaan kerja.

3. Mengetahui tindakan pencegahan untuk mengurangi kecelakaan


kerja pada pabrik gula Kebon Agung
Tinjauan Pustaka
Pengertian dan Tujuan K3
• K3 atau kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu sistem
program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya
pencegahan (preventif) timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit
akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali
hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit
akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal
demikian.
• Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi biaya
perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat
hubungan kerja
Jenis Bahaya
Menurut Ramli (2010) terdapat beberapa jenis bahaya, antara lain
sebagai berikut:
1. Bahaya Mekanis
2. Bahaya Listrik
3. Bahaya Kimiawi
4. Bahaya Fisik
5. Bahaya Biologis
Penyebab dan Klasifikasi Kecelakaan Kerja
Menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), kecelakaan akibat
kerja ini diklasifikasikan berdasarkan 4 macam penggolongan yakni:
a. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan
1. Terjatuh
2. Tertimpa benda
3. Tertumbuk atau terkena benda-benda
4. Terjepit oleh benda
5. Gerakan – gerakan melebihi kemampuan
6. Pengaruh suhu tinggi
7. Terkena arus listrik
8. Kontak bahan – bahan berbahaya atau radiasi
b. Klasifikasi menurut penyebab
1. Mesin, misalnya mesin pembangkit tenaga listrik, mesin
penggergajian kayu
2. Alat angkut seperti forklift atau crane
3. Peralatan lain seperti dapur pembakar atau pemanas, instalasi
pendingin, alat-alat listrik dan sebagainya
4. Bahan – bahan, zat – zat dan radiasi misalnya bahan peledak, gas dan
zat – zat kimia
5. Lingkungan kerja
c. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan
1. Patah tulang
2. Dislokasi (keseleo)
3. Regang otot (urat)
4. Memar dan luka dalam yang lain
5. Amputasi
6. Luka di permukaan
7. Gegar dan remuk
8. Luka bakar
9. Keracunan – keracunan mendadak
10. Pengaruh radiasi
d. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di tubuh

1. Kepala
2. Leher
3. Badan
4. Anggota tubuh atas
5. Anggota tubuh bawah
6. Banyak tempat
Risiko (hazard)
Beberapa pengaruh buruk lingkungan kerja atau (hazard) yang sering
dijumpai pada lingkungan kerja antara lain adalah:
a. Hazard fisik terdiri dari suhu, tekanan, getaran, pencahayaan,
radiasi dan kebisingan
b. Hazard kimia terdiri dari debu, uap dan larutan
c. Hazard biologi terdiri dari penyakit anthrak, penyakit jamur sering
diderita oleh tukang cuci dan penyakit parasit
d. Hazard fisikologi atau ergonomi
e. Hazard psikososial
HIRARC (Hazard Identification, Risk assessment and
Risk Control)
HIRARC (Hazard Identification, Risk assessment, and Risk Control)
merupakan searngkaian proses mengidentifikasi bahaya yang dapat
terjadi dalam aktifitas rutin maupun non rutin dalam perusahaan,
kemudian melakukan penilaian risiko dan bahaya tersebut lalu
membuat program pengendalian bahaya tersebut agar dapat
diminimalisir tingkat risikonya ke yang lebih rendah dengan tujuan
mencegah terjadinya kecelakaan kerja
Analisis dan Pembahasan
• Dari hasil risk assessment tabel HIRARC sebelumnya didapatkan 3
jenis hazard yang memiliki nilai tertinggi yaitu pekerja kurang
memperhatikan penempatan peralatan ketika perbaikan mesin, alat
perbaikan mesin kurang memadai, tanah becek ketika musim hujan
dengan nilai 6.
Terdapat 5 kategori dalam pengendalian
resiko
1. Elimination
Eliminasi adalah teknik pengendalian yang menghilangkan sumber
hazard. Eliminasi dapat dilakukan dengan memperbaiki atau
mengaspal jalan.

2. Pengendalian teknis adalah pengendalian yang diberlakukan


lingkungan stasiun kerja seperti melengkapi peralatan yang
dibutuhkan danmeletakkan peratan di tempat yang aman.
3. Pengendalian administratif yang dapat dilakukan pada sumber hazard
adalah:

a. Melakukan training prosedur pengoprasian mesin dan SOP pada pekerja


secara rutin
b. Pelatihan tentang K3
c. Perbaikan sikap pekerja tidak mematuhi SOP yang ditetapkan
d. Pemasangan rambu atau tanda untuk mengindikasikan adanya gas
berbahaya
e. Menaati rambu lalu lintas dan pemakaian helm saat pekerja berada di
jalan raya untuk meminimalisir hazard yang dapat menyebabkan
kecelakaan lalu lintas
4. Penggunaan APD Menggunakan APD secara lengkap saat
melakukan aktivitas produksi. APD yang diperlukan adalah:

- Masker
- Baju kerja

-Sepatu kerja - Sarung tangan

- Helm proyek
Kesimpulan
Berdasarkanpembahasan studi kasus pada bab sebelumnya, maka
didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan studi lapangan dan hasil wawancara dari 6 stasiun yang
ada terdapat 29 hazard yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja.
2. Dari analisis risk assessment yang berasal dari dua parameter yaitu
impact level dan probability dihasilkan sumber hazard yang
termasuk dalam kategori moderate risk sebanyak 4 hazard dan low
risk sebanyak 25 hazard. pekerja kurang memperhatikan
penempatan peralatan ketika perbaikan mesin, alat perbaikan mesin
kurang memadai, tanah becek ketika musim hujan dengan nilai 6.
Hazard yang terdapat pada kategori moderate risk menjadi prioritas
untuk dilakukan perbaikan.
Kesimpulan
3. Rekomendasi yang diberikan dapat dibagi 4 yaitu elimination,
pengendalian teknis, pengendalian administratif dan penggunaan alat
pelindung diri (APD). Elimination tidak dapat dilakukan dengan memakai
memperbiki/mengaspal jalan. Pengendalian teknis adalah pengendalian
yang diberlakukan lingkungan stasiun kerja seperti melengkapi peralatan
yang dibutuhkan danmeletakkan peratan di tempat yang aman.
Perbaikan administrative dengan melakukan training prosedur
pengoperasian mesin dan SOP pada pekerja secara rutin, pelatihan
tentang K3, pemasangan rambu atau tanda untuk mengindikasikan
adanya gas berbahaya sedangkan untuk sumber hazard yang berpusat di
jalan raya adalah menaati rambu lalu lintas dan pemakaian helm saat
pekerja berada di jalan raya untuk meminimalisir hazard yang dapat
menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD) seperti masker serta APD yang dianggap penting untuk selalu
dipakai dalam lingkungan pabrik.
Saran
1. Sebaiknya pekerja di PG Kedawoeng harus menaati Standart
Operasional Procedur yang telah ditetapkan.
2. Perlu dilakukan pengawasan oleh kasi atau kasubsi di masing –
masing stasiun karena pengawasan selama ini yang dilakukan masih
kurang terbukti masih banyak pekerja yang kurang menaati
ketentuan K3 yang berlaku seperti tidak memakai helm proyek atau
tidak memakai topeng las saat mengelas.
3. Pemberian reward bagi pekerja terbaik dan punishment bagi
pekerja yang melanggar SOP.

Anda mungkin juga menyukai