Anda di halaman 1dari 14

TRAUMA KAPITIS

Muhammad Afandi Puluala, S.Ked


PENDAHULUAN
• Trauma kepala berperan pada hampir separuh
dari seluruh kematian akibat trauma, mengingat
bahwa kepala merupakan bagian yang tersering
dan rentan terlibat dalam suatu kecelakaan
• Trauma kepala adalah cedera pada kepala yang
dapat melibatkan seluruh struktur lapisan, mulai
dari lapisan kulit kepala atau tingkat yang paling
“ringan”, tulang tengkorak, duramater, vaskuler
otak, sampai jaringan otaknya sendiri; baik
berupa luka yang tertutup, maupun trauma
tembus.
DEFINISI
• Cidera kepala atau trauma kapitis adalah
cidera mekanik yang secara langsung atau
tidak langsung mengenai kepala yang
mengakibatkan luka di kulit kepala, fraktur
tulang tengkorak, robekan selaput otak dan
kerusakan jaringan otak itu sendiri, serta
mengakibatkan gangguan neurologis
ANATOMI KEPALA
1. Kulit Kepala (Scalp)
2. Tulang Tengkorak
3. Meningen
4. Otak
FISIOLOGI KEPALA
TEKANAN INTRAKRANIAL
• proses patologis yang mengenai otak dapat
mengakibatkan kenaikan tekanan intrakranial yang
selanjutnya akan mengganggu fungsi otak
• tekanan intrakranial yang tinggi dapat menimbulkan
konsekuensi yang mengganggu fungsi otak dan
tentunya mempengaruhi pula kesembuhan penderita
• normal pada saat istirahat kira-kira 10 mmHg (136
mmH2O), TIK lebih tinggi dari 20 mmHg dianggap tidak
normal dan TIK lebih dari 40 mmHg termasuk dalam
kenaikan TIK berat
• Semakin tinggi TIK setelah cedera kepala, semakin
buruk prognosisnya
Doktrin Monro-Kellie
• Adalah suatu konsep sederhana yang dapat
menerangkan pengertian dinamika TIK
• bahwa volume intrakranial selalu konstan,
karena rongga kranium pada dasarnya
merupakan rongga yang tidak mungkin mekar
MEKANISME DAN PATOFISIOLOGI
• Cidera kepala dapat terjadi akibat benturan
langsung ataupun tidak langsung pada kepala
• “coup” atau ”counter coup”
• Fungsi otak sangat bergantung pada tersedianya
oksigen dan glukosa. Cedera kepala dapat
menyebabkan gangguan suplai oksigen dan
glukosa, yang terjadi karena berkurangnya
oksigenisasi darah akibat kegagalan fungsi paru
atau karena aliran darah ke otak yang menurun
KLASIFIKASI TRAUMA KAPITIS
Berdasarkan nilai GCS
Kategori GCS Gambaran klinik Skening Otak

Pingsan ≤ 10 menit,
Trauma kapitis ringan 13-15 Normal
defisit neurologis (-)

Pingsan > 10 menit s/d


Trauma kapitis sedang 9-12 ≤ 6 jam, defisit Abnormal
neurologis (+)

Pingsan > 6 jam, defisit


Trauma kapitis berat 3-8 Abnormal
neurologis (+)
KLASIFIKASI TRAUMA KAPITIS
1. Commutio Cerebri (gegar otak)
2. Contusio Cerebri (memar otak)
3. Hematome Epidural
4. Hematome Subdural
5. Perdarahan Subarakhnoid
6. Fraktur Cranii
7. Fraktur Basis Cranii
ALGORITMA TRAUMA KAPITIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Foto Rontgen Polos
2. CT-Scan
3. M R I
PENATALAKSANAAN
minimal
tirah baring, kepala ditinggikan 300
istirahat dirumah
kontrol ke rumah sakit bila ada tanda-tanda perdarahan epidural

cedera otak ringan


tirah baring, kepala ditinggikan 300
observasi di rumah sakit selama 2 hari
beri obat simptomatis
antibiotik (dengan indikasi)

cedera otak sedang dan berat


terapi umum : ABC, terapi cairan, jaga keseimbangan gas darah
terapi khusus: medikamentosa, atasi peningkatan TIK,
simptomatis,antibiotik, antiepilepsi, operasi (dengan indikasi)
rehabilitasi
PROGNOSIS
• Cedera kepala bisa menyebabkan kematian
• Jenis dan beratnya kelainan tergantung kepada lokasi
dan beratnya kerusakan otak yang terjadi
• Berbagai fungsi otak dapat dijalankan oleh beberapa
area, sehingga area yang tidak mengalami kerusakan
bisa menggantikan fungsi dari area lainnya yang
mengalami kerusakan
• Penderita cedera kepala berat kadang mengalami
amnesia dan tidak dapat mengingat peristiwa sesaat
sebelum dan sesudah terjadinya penurunan kesadaran.
• Jika kesadaran telah kembali pada minggu pertama,
maka biasanya ingatan penderita akan pulih kembali
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai