Anda di halaman 1dari 18

Oleh:

Muhamad Tamamul Iman


 Ingat 3 tugas filsafat!
 Jangan berpikir ‘kategoris’, tapi harus kritis!
 Perdebatan mungkin terjadi hanya karena BERBEDA sudut
pandang. Misal: hitam atau putih?
 Pertanyaan ‘mengapa’  Konsekuensinya: Jawaban Argumen
 Jadi:
PERJELAS KRITIS MEMBUAT

 Filsafat  berpikir komprehensif+radikal  Hakikat


 Filsafat itu berpikir bebas, namun bertanggung jawab.
 Biarlah akal sehatmu tetap sehat...
Ilmu, Filsafat, dan Agama
SIFAT KEBENARAN
Ilmu Filsafat Agama
Relatif Spekulatif Mutlak
BATAS WILAYAH
Ilmu dibatasi 'tembok' spesifikasi. Di luar itu wewenang ilmu lain.
Lebih dalam dari itu menjadi kajian filsafat. Jika jawaban ilmu
tak memuaskan, filsafat menyediakannya. Bila juga tidak,
agama jadi tempat terakhir. Klik!

Contoh:
Benda2 langit ‘digantung’ oleh gravitasinya (ilmu fisika). Ada
kekuatan metafisik yang mengaturnya (filsafat). Dia-lah Tuhan
(Agama).
3
Apa beda
Pengetahuan dengan
Ilmu Pengetahuan?

Mana yang lebih


dulu?
1. Pengetahuan Umum Sehari-hari (common sense):
• Pengetahuan yang paling awal yang dimiliki manusia.
• Ketika seseorang dilahirkan, dia secara tidak
terelakkan hidup di dalam satu lingkungan tradisi
tertentu yang di dalamnya mencakup: adat-istiadat,
agama, bahasa, dan sistem pengetahuan umum yang
berlaku di tempat dia dilahirkan.
• Memungkinkan dia dapat berkomunikasi dengan
warga masyarakat di sekitarnya.
• Di situ pula dia menemukan dirinya sebagai aku yang
berpribadi, terbentuk cara berpikir dan5
berperilakunya.
• Ciri khas pengetahuan common sense: tersusun dari berbagai
sistem pengetahuan yang terdapat di dalam masyarakat
tersebut, antara lain: agama, mitos, ideologi, filsafat, dan
bahkan juga ilmu dan seni.
• Sekali pun berbagai jenis pengetahuan bercampur-baur di
dalam pengetahuan common sense, yang jelas bahwa banyak
konsep kita terima secara tidak kritis.
• Berbagai pengertian kita terima taken for granted, kita anggap
benar adanya, dan menjadi dasar komunikasi dengan orang
lain; padahal sesungguhnya pengertian tersebut tidak dapat
dipertanggungjawabkan secara rasional

6
• Digunakan untuk memberikan eksplanasi ketika orang belum
menemukan penjelasan rasional.
• Sehingga pengetahuan mitologis, dapat dikatakan, irasional, orang
yang menerima penjelasan dituntut untuk percaya begitu saja
• Misalnya, di dalam masyarakat Jawa era tahun 70-an, ketika terjadi
gerhana bulan mereka harus memukul kentongan secara beramai-ramai
agar bulan keluar lagi
• Begitu percayanya orang pada waktu itu sehingga ketika terjadi
gerhana bulan dapat dipastikan akan terdengar bunyi kentongan
bertalu-talu hingga bulan muncul kembali.

7
• Mitologi dalam arti legenda juga dapat ditemukan di dalam
kehidupan masyarakat Jawa, misalnya mitos tentang Ratu Kidul,
penguasa laut selatan
• Mitos bahwa raja-raja di Jawa itu keturunan para nabi dan
para dewa dan berbagai mitos lain yang bersifat lokal yang
hanya populer di daerah tertentu.
• Sifat khas pengetahuan mitologis adalah tidak didukung data
empiris, sehingga sulit dibuktikan secara objektif.
• Pengetahuan semacam ini hanya mengandalkan pada
kepercayaan bagi orang yang menganggapnya sebagai
benar.
8
Agama:
• Sejak awal peradaban manusia, agama mewarnai hidup manusia
• Agama sebagai salah satu sistem pengetahuan, lebih bersifat
normatif, yaitu memberikan arah bagaimana seharusnya manusia
menjalani hidup dengan baik
• Terlalu banyak agama di dunia ini, namun agama-agama besar
yang ada di dunia sekarang ini dapat dikategorikan menjadi
dua macam, yaitu agama semitik yang terdiri atas: agama
Yahudi, Kristen, dan Islam
• Agama besar di luar itu adalah: Hindu, Buddha, Konfusinisme. Di
luar itu masih banyak lagi kepercayaan yang sinkretis, misalnya
suku Druz di Lebanon yang mensinkretisasikan Islam dan Kristen,
suku Seikh di India yang mensinkretisasikan Islam dan Hindu; dan
agama yang masih primitif: animisme, dinamisme, politeisme, dan
sejenisnya yang kesemuanya juga merupakan sistem pengetahuan9
• Agama sebagai sistem pengetahuan diyakini kebenarannya
oleh para pemeluknya. Iman, kepercayaan sebagai dasar
fundamental bagi seseorang untuk menganut agama tertentu.
Para pemikir telah berusaha memberikan eksplanasi rasional
berkaitan dengan masalah keberagamaan: Tuhan, keimanan,
dan misteri lainnya
• Yang sangat menarik adalah bahwa, argumen yang positif
maupun yang negatif atas religiusitas manusia sama-sama
kuatnya dan juga sama-sama lemahnya secara rasional.
• Akan tetapi, sampai sekarang masih jauh lebih banyak orang
yang taat beragama daripada yang telah meninggalkan
agama
• Pemeluk agama yang taat dengan keimanannya tidak
tergoyahkan oleh argumen apa pun yang mencoba menafikan
agama. 10
Ideologi:
• Ideologi merupakan sistem ide yang teratur yang mengarahkan
perilaku manusia.
• Secara individual maupun secara bersama-sama orang dapat
dikatakan memiliki ideologi tertentu yang mengarahkan perilakunya.
Perilaku manusia bukan tanpa dasar, tujuan dan makna
• Ada prinsip tertentu yang diyakini kebenarannya dan akan
dipertahankan apabila ada penyerangan dari pihak lain terhadap
prinsip tersebut.
• Ideologi besar dunia:
Liberalisme-Kapitalisme: menekankan kebebasan individu. Negara
sesedikit mungkin mencampuri urusan individu (termasuk dalam urusan
ekonomi). Negara berfungsi semacam regulator agar kepentingan
individu tidak saling berkonflik. Dalam ekonomi sangat menekankan
persaingan yang sehat, yang kuat mensubsidi yang lemah. Misalnya:
yang berpenghasilan tinggi dikenai pajak progresif; yang miskin
mendapat tunjangan sosial.
11
Komunisme-Sosialisme (dominan pada abad XX):
• Negara terlalu campur tangan terhadap urusan individu.
• Dapat dipertahankan karena ada pemerintahan yang otoriter.
Perekonomian semua diatur negara sehingga tidak ada
persaingan.
• Prinsip sama rata sama rasa: gaji seorang Profesor sama
dengan gaji Tukang Sapu.
• Sekarang sudah tidak populer lagi, karena negara komunis
sekarang secara tidak terelakkan membuka kantong
perekonomian yang bercorak kapitalisme

12
• Seni:
• Sejak munculnya peradaban, manusia juga telah mengembangkan
kesenian
• Manusia tidak puas hanya dapat sekedar survive dan meneruskan
generasinya, jika hewan dan makhluk hidup yang lebih rendah
waktunya habis untuk mencari makan, bermain-main, dan mencari
pasangan hidup.
• Tidak demikian halnya dengan manusia, meskipun manusia juga harus
berusaha untuk dapat bertahan hidup sebagaimana yang dilakukan
oleh hewan, namun manusia toh lebih dari sekedar melakukan apa yang
secara kasat mata dilakukan oleh hewan
• Seni merupakan kreasi yang khas manusia, hasil perpaduan pikiran,
perasaan dan imajinasi yang mampu membuat hidup manusia lebih
indah dan bermakna.
• Hidup manusia tidak dapat lepas dari seni: dari berpakaian, membikin
rumah selalu ada nuansa seninya.
13
 Ilmu berasal dari kata ”alima” (bahasa arab)  tahu
 Science berasal dari kata scio, scire (bahasa latin)  tahu.
 Secara terminologis ilmu dan science punya pengertian yang sama yaitu
pengetahuan.
 Ilmu tidak hanya pengetahuan (knowledge), namun meringkas satu set teori
berbasis pengetahuan yang disepakati dan dapat diuji secara sistematis dengan
seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu.
 Dalam cahaya filsafat, ilmu terbentuk karena orang mencoba untuk berpikir lebih
tentang pengetahuan mereka.
 Sains adalah produk epistemologi.

Ilmu  Sebagai pengetahuan tentang sebab-akibat.


Istilah pengetahuan (knowledge) biasanya dilawankan dengan pengertian opini,
sedang istilah sebab (causa) diambil dari kata Yunani “aitia”, yakni “prinsip
pertama”
Thomas Kuhn Karl Raimund Popper
“Ilmu adalah himpunan aktivitas yang “Ilmu adalah tetap dalam keseluruhan dan
menghasilkan banyak penemuan, baik hanya mungkin direorganisasi”
dalam bentuk penolakan maupun
pengembangannya”

Poespoprodjo:
“Ilmu adalah proses perbaikan diri secara bersinambungan yang meliputi
perkembangan teori dan uji empiris”

Francis Bacon:
“Ilmu adalah satu-satunya pengetahuan yang valid dan hanya fakta-fakta yang
dapat menjadi objek pengetahuan”
Harold H. Titus:
Ilmu (science) diartikan sebagai common science yang diatur dan diorganisasikan, mengadakan
pendekatan terhadap benda-benda atau peristiwa-peristiwa dengan menggunakan metode-
metode observasi yang teliti dan kritis.
 Pengetahuan biasa disebut juga “knowledge of the man in the street atau
ordinary knowledge atau common sense knowledge”. Pengetahuan seperti ini
memiliki arti kebenaran yang sifatnya subjektif. Artinya, sangat terikat
pada subjek yang mengenal. Dengan demikian, pengetahuan tahap
pertama ini memiliki sifat selalu benar sejauh sarana untuk memperoleh
pengetahuan bersifat normal atau tidak ada penyimpangan.
 Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang telah menetapkan subjek
yang khas atau spesifik dengan menerapkan atau hampir metodelogis
yang khas pula. Artinya, metodelogi yang telah mendapatkan
kesepakatan di antara para ahli yang sejenis. Kebenaran yang
terkandung dalam pengetahuan ilmiah bersifat relatif (Koentowibisono
Siswomihardjo, Filsafat Ilmu, hal. 85-92).

• Ilmu pengetahuan  produk pemikiran manusia (subjek-objek):


1. Rasionalisme  “semua yg rasional a/ real” (Hegel)
2. Realisme  Observasi dan pengembangan pemikiran baru dari
observasi yang dilakukan
Daoed Joesoef:
Ilmu pengetahuan  Produk (Pengetahuan ilmiah)
 Proses (Penemuan ilmu scra alami)  “Normal science” (Kuhn)
 Masyarakat (Perilaku): Universalisme, Komunalisme, tanpa
pamrih, dan Skeptisisme.
Van Melsen:
Ilmu pengetahuan: 1)Koherensi, 2)Tanpa pamrih, 3)Universalitas, 4)Objektivitas,
5)Diverifikasi, 6)Progresivitas, 7)Kritis, 8)Kebertautan antara teori dan praktis

Aktivitas ilmiah  konsep  struktur pemikiran


Reality  Words
Theory  Diuji  menjadi titik tolak bagi pemahaman lain
Words  Ide yg telah diverbalkan
Thought  Produk akal manusia  bahasa
Theory

Reality KONSEP Words

Thought

Anda mungkin juga menyukai