Anda di halaman 1dari 22

TRANSAKSI EKONOMI

ISLAM DALAM KEHIDUPAN


SEHARI-HARI
KELOMPOK : 4
ANGGOTA KELOMPOK :
1. ALLSYA AZZAHRA
2. AMALIA UFIATI S
3. ANISSA SADIVA
4. DESI YULIANA P
5. FAHRA FAUZIA
6. FITRIANA
7. GALUH JASMINE KELAS : XI.KP
SYIRKAH
 Pengertian Syirkah
Syirkah berarti perseroan atau persekutuan, yaitu persekutuan dua
orang atau lebih yang bekerja sama di suatu usaha, dengan
keuntungan dinikmati bersama. Syirkah harus dilakukan sesuai dengan
ketentuan agama agar bias bermanfaat bagi kehidupan umat
manusia. Untuk mewujudkannya, syirkah harus dilakukan dengan niat
ikhlas karena Allah SWT., sabar, tawakal, jujur, saling percaya antar
sesama anggota syarikat, dan bersih dari unsur kecurangan maupun
penipuan.
 Hukum Syirkah
Syirkah hukumnya diperbolehkan atau disyari’atkan.

Landasan hukum menurut Al-Qur’an :


 Firman Allah Ta’ala: “Dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-
orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim
kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka
ini.” (QS. Shaad: 24)
 Dan firman-Nya pula: “Maka mereka bersekutu dalam yang
sepertiga itu.” (QS. An-Nisa’: 12)
 RUKUN SYIRKAH
a) Adanya orang yang bersyirkah.
Yaitu sedikitnya terdiri dari dua orang, sedang banyaknya tidak terbatas.
b) Adanya sesuatu yang disyirkahkan
Yaitu harus terdiri dari sesuatu yang jelas dan merupakan sesuatu yang menjadi
kemauan mereka serta yang dapat dilakukan atau dikerjakan oleh masing-
masing.
c) Adanya Shighat
Yaitu kalimat akad yang diucapkan oleh orang-orang yang sama bersyirkah
sebagai pernyataan persetujuan adanya syirkah itu sehingga terdapat rasa saling
percaya mempercayai.
 Syarat Syirkah
 Dua pihak yang melakukan transaksi mempunyai kecakapan atau
keahlian untuk mewakilkan dan menerima perwakilan. Demikian
ini dapat terwujud bila seseorang berstatus merdeka, baligh, dan
pandai.
 Modal syirkah diketahui.
 Modal syirkah ada pada saat transaksi.
 Besarnya keuntungan diketahui dengan penjumlahan yang
berlaku.
 Macam-Macam Syirkah
Secara garis besarnya dalam syariat islam, serikat itu dibedakan kepada dua bentuk,
yaitu:
a) Syirkah Amlak
Syirkah amlak adalah beberapa orang memiliki secara bersama-sama sesuatu
barang, pemilikan secara bersama-sama atas sesuatu barang tersebut bukan
disebabkan adanya perjanjian diantara para pihak (tanpa ada akad/ perjanjian
terlebih dahulu), misalnya pemilikan harta secara bersama-sama yang disebabkan/
diperoleh karena pewarisan.
b) Syirkah Uqud
Syirkah uqud terbentuk disebabkan para pihak memang sengaja melakukan
perjanjian untuk bekerja bersama/ bergabung dalam suatu kepentingan harta
(dalam bentuk penyertaan modal) dan didirikannya serikat tersebut bertujuan untuk
memperoleh keuntungan dalam bentuk harta.
 Akad Syirkah
Secara khusus akad Syirkah diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu:
 Syirkah ‘Inan.
‘Inan adalah serikat harta yang mana bentuknya adalah serupa: “akad” dari dua
orang atau lebih berserikat harta yang ditentukan oleh keduanya dengan maksud
mendapat keuntungan, dan keuntungan itu untuk mereka yang berserikat, misalnya
Perseroan terbatas (PT), CV, Firma, koperasi.
 Syirkah Mufawadhah
Syirkah Mufawadhah ini dapat diartikan sebagai serikat untuk melakukan negosiasi,
dalam hal ini tentunya untuk melakukan suatu pekarjaan atau urusan, yang dalam
istilah sehari-sehari sering digunakan istilah partner kerja atau grup. Dalam serikat ini
pada dasarnya bukan dalam bentuk permodalan, tapi lebih ditekankan kepada
keahlian, misalnya Assosiasi-assosiasi atau grup yang di bentuk oleh para penasihat
hukum seperti kantor pengacara dan penasihat hukum Muh. Iqbal, lubis, SH dan
partner.
 Syirkah Wujuh
Dalam serikat ini yang dihimpun bukan modal dalam bentuk uang atau skill, akan
tetapi dalam bentuk “tanggung Jawab” dan tidak ada sama sekali keahlian atau
modal uang. Misalnya dua orang atau lebih membeli sesuatu tanpa permodalan
yang ada hanyalah berpegang kepada nama baik mereka dalam dunia bisnis,
karena prestasi atau profesionalisme kerjanya. contohnya dipersamakan dengan
komisioner, keagenan, perantara.
 Syirkah abdan
Syirkah abdan adalah bentuk kerjasama untuk melakukan sesuatu yang bersifat
karya. Dengan mereka melakukan karya tersebut mereka mendapat upah dan
mereka membaginya sesuai dengan kesepakatan yang telah mereka lakukan,
dengan demikian dapat dikatakan serikat untuk melakukan pemborongan.
misalnya tukang kayu, tukang batu, tukang besi berserikat untuk melakukan
pekerjaan membangun gedung.
MUDHARABAH
 Pengertian Mudharabah
Mudharabah atau qirad adalah pemberian modal dari pemilik
modal kepada orang yang memperdagangkan modal tersebut
dengan ketentuan untung-rugi ditanggung bersama sesuai
kesepakatan sewaktu akad. Modal dalam qirad bisa berupa uang,
pakaian, alat-alat transportasi, dan modal dalam bentuk lainnya.
Hukum mudharabah adalah mubah (boleh).
Landasan hukum menurut Al-Qur’an :
Firman Allah SWT. : ”dan orang-orang yang berjalan di muka bumi
mencari sebagian karunia Allah SWT.” (QS. Muzammil : 20)
 Rukun Mudharabah
a. Muqrid (pemilik modal) dan muqtarid (yang menjalankan modal)
sudah baligh, berakal sehat dan jujur.
b. Modal (uang tunai atau barang) harus diketahui jumlah dan nilai
tunainya.
c. Jenis dan tempat usaha disepakati bersama.
d. Keuntungan dibagi bersama berdasarkan kesepakatan ketika
akad.
e. Muqtarid harus jujur, tidak menggunakan modal tanpa ijin muqrid.
 Syarat Mudharabah
a. Masing-masing dari kedua belah pihak memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan
b. Modal usaha haruslah jelas jumlahnya. Bukan barang dagang, yang artinya
harus berupa harga tukar (tsaman) dan penyerahan modal usah harus tunai
seluruhnya kepada pengusaha.
c. Sebelum adanya pembagian keuntungan milik bersama, bagi hasil keuntungan
dan waktu pembagiannya harus disepakati bersama dan dinyatakan dengan
jelas.
d. Modal usaha yang sudah diserahkan oleh shahibul maal kepada mudharib
akan dikelola oleh mudharib tanpa adanya campurtangan dari pihak shahibul
maal atau pemiik modal.
e. Kerugian akan ditanggung sepenuhnya oleh pemodal. Mudharib pun
mengalami kerugian meskipun bukan dari segi modal, melainkan dari hasil
kerjanya.
 Macam-Macam Mudharabah
Ulama fiqih membagi akad mudharabah kedalam dua jenis, hal ini dilihat dari segi
transaksi yang dilakukan antara shahibul maal dan mudharib :
 Mudharabah Al – Mutlaqah
Pengertian dari mudharabah mutlaqah adalah penyertaan modal dengan tanpa
syarat. Maksudnya adalah penerima modal usaha atau mudharib bebas
mengalokasikan modal usahanya utuk melakukan usaha apa saja sesuai dengan
keinginannya demi mendatangkan keuntungan.
 Mudharabah Muqayyadah
Mudharabah muqayyadah merupakan penyertaan modal yang dilengkapi dengan
syarat-syarat tertentu. Artinya tidak semua jenis usaha bisa dijalan dengan modal
usaha dengan menggunakan akad tersebut. Jadi, hanya usaha yang telah
ditentukan sebelumnya dalam perjanjuan yang boleh dikelola.
PERBANKAN SYARIAH
 Pengertian Perbankan Syariah
Sistem perbankan syariah adalah system perbankan berdasarkan ajaran islam,
dengan merujuk al-qur’an dan hadist. Perbankan syariah tidak mengenal system
bunga bank karna di anggap haram hukumnya. Bunga bank di haramkan karena di
anggap sebagai riba, yang di haramkan dalam islam.
Bank syariah pertama di indonesia adalah bank muamalat Indonesia, yang
berdiri pada 1 mei 1992 atas prakarsa majlis ulama Indonesia.

Landasan hukum menurut Al-Qur’an :


Firman Allah SWT. : “wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memakan
riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kepada allah agar kamu beruntung.”
QS. ALI-IMRAN : 130.
 Prinsip-Prinsip Islam dalam Transaksi Keuangan Syariah
 Bebas dari unsur perniagaan atas barang-barang haram
 Bebas dari riba (bunga) dalam bentuk transaksi
 Bebas dari perjudian dan spesikulasi yang disengaja (maisir)
 Bebas dari ketidak jelasan dan sifat manipulative (gharar)
 Menjalankan bisnis perdagangan (jual beli, sewa menyewa, upa-
mengupa, kerjasama bagi hasil) untuk memperoleh keuntungan yang
sah menurut syariah.
 Contoh Bank Syariah di Indonesia
1. Bank BCA Syariah
2. Bank BNI Syariah
3. Bank BRI syariah
4. Bank Jabar Banten Syariah
5. Bank Maybank Syariah
6. Bank Muamalat Indonesia
7. Bank Panin Syariah
8. Bank Bukopin Syariah
9. Bank Syariah Mandiri
10. Bank Syariah Mega Indonesia
11. Bank Victoria Syariah Indonesia
SISTEM ASURANSI SYARIAH
 Pengertian Asuransi Syariah
 Asuransi adalah : akad (perjanjian) antara penanggung (perusahaan
asuransi) dan yang mempertanggungkan sesuatu (peserta asuransi). Asuransi
diperbolehkan asal sesuai dengan ajaran islam, yaitu adil,tidak bersifat
untung-untungan (maisir), perampasan hak dan kedzoliman, serta tidak
mengandung riba.
 Asuransi syariah adalah asuransi berdasarkan prinsip syariah dengan usaha
tolong-menolong (ta’awuni) dan saling melindungi (takafuli) diantara para
peserta melalui pembentukan kumpulan dana (dana tabarru’) yang dikelola
sesuai prinsip syariah.
 Hadist Tentang Asuransi Syariah
“seorang mukmin dengan mukmin lainnya dalam suatu masyarakat ibarat satu
bangunan, dimana tiap bangunan saling mengokohkan satu sama lain”. (HR
Bukhari dan Muslim)
 Istilah yang Biasanya dipakai dalam Asuransi Syariah
1. Akad, adalah perjanjian tertulis yang memuat kesepakatan
tertentu (hak dan kewajiban) semua pihak yang bersangkutan.
2. Dana tabarru’,adalah kumpulan dana dari hasil konstribusi para
peserta sesuai dengan akad tabarru’ yang telah disepakati
bersama.
3. Akad tabarru’,adalah bentuk pemberian dana dari peserta
dengan tujuan untuk saling tolong menolong, yang tidak beesifat
komersial.
4. Akad wakalah, adalah memberikan kuasa pada perusahaan
sebagai wakil peserta guna mengelola tabarru’.
5. Akad mudharabah, adalah system bagi hasil dari dana tabarru’
yang telah terkumpul.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai