Anda di halaman 1dari 38

DK PEMICU 1 KMB 1

DENGUE HAEMORAGIC FEVER


KELOMPOK 4 PSIK A
NUR KHOLIFATUR R (11161040000004) MONALISA PUTRI (11161040000028)
NADIA IKHWANI P (11161040000011) TUTTY ALAWIYAH (11161040000034)
ANNISA PUTRI U (11161040000013) NUR WASILAH (11161040000037)
RIZKIYAH AYU W (11161040000025) DWI NUR ROYHA (11161040000079)
LEARNING OBJECTIVE
1. DHF 2. Asuhan Keperawatan
a. Definisi a. Pengkajian Umum
b. Etiologi
b. Pengkajian Khusus +
c. Tanda & Gejala
Pemeriksaan Penunjang
d. Patofisiologi
c. Analisa Data
e. Klasifikasi
f. Komplikasi d. Diagnosa Kep.
g. Pencegahan e. Rencana Keperawatan
h. Pengobatan (NOC & NIC)
DENGUE HAEMORAGIC
FEVER
Definisi DHF
• DHF merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus
dengue & ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegepty & Aedes
Albopictus, ditandai dengan demam 2-7 hari, manifestasi
pendarahan, menurunnya jumlah trobosit < 100.000/mm3, adanya
kebocoran plasma yang ditandai dengan meningkatnya hematokrit >
20% (Kemenkes,2013)
• DHF adalah penyakit yang terdapat pada anak-anak dan orang
dewasa dengan gejala utama adalah demam, nyeri otot dan sendi
yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama apabila timbul
rejatan (shock), angka kematian akan meningkat (Sujono Piyadi &
Suharsono,2010)
Etiologi DHF
• Penyakit ini disebabkan oleh virus Dengue dari genus Flavivirus.
Demam berdarah dengue (DBD) ditularkan ke manusia melalui
gigitan nyamuk Aedes sp yang terinfeksi virus Dengue. Virus Dengue
termasuk dalam kelompok B Arthropod Virus (Arbovirosis) yang
mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu: Den-1, Den-2, Den-3, Den-4.
• Virus dengue dapat masuk ke tubuh manusia melalui gigitan vektor
pembawanyaNyamuk dapat membawa virus dengue setelah
menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus tersebut. Sesudah
masa inkubasi virus di dalam nyamuk selama 8 - 10 hari, nyamuk
yang terinfeksi dapat mentransmisikan virus dengue tersebut ke
manusia sehat yang digigitnya. Nyamuk betina juga dapat
menyebarkan virus dengue yang dibawanya ke keturunannya melalui
telur (transovarial)
Tanda & Gejala DHF
• Demam
Produksi endogenus pirogen akan membentuk setting point sehingga terjadi
hipertermi selama 1-3 hari.
• Sakit Kepala
• Nyeri Otot dan Sendi
• Hepatomegali
Infeksi virus dengue
• Mual Muntah
Mendesak lambung sehingga meningkatkan HCl dan timbul lah mual dan
muntah.
• Nafsu Makan Berkurang
• Perdarahan
Gusi Berdarah, Mimisan, Bintik Merah Pada Kulit (Ptikie)
Patofisiologi
• Nyamuk mengandung virus dengue akan masuk
kedalam tubuh melaui gigitan, dimana virus
tersebut masuk ke aliran darah yang menyebabkan
viremia memproduksi endogenus pirogen (IL 1
dan IL 6) dimana endothelium hipotalamus
meningkatkan poduksi prostaglandin dari
neurotrasmiter, kemudian protaglandin berikatan
dengan neuron prepiotik di hipotalamus 
membentuk setting point  Hipertermi
Patofisiologi
• Nyamuk aedes aegypti dan kemudian akan
bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah
kompleks virus antibodi, dalam sirkulasi akan
mengaktivasi sistem komplement  aktivasi C3
dan C5 akan dilepas C3a dan C5a  melepaskan
histamin  meningkatnya permeabilitas dinding
pembuluh darah  mengkibatkan kebocoran
plasma ke ekstra vaskuler  penumpukan cairan
pada pleura  Dipsnea (pada kasus RR :
25x/menit)
Patofisiologi
• Terbentuknya kompleks virus antibody  agresi
trombosit  kerusakan trombosit  terjadinya
trombositopenia, menurunnya trombosit dan
menurunnya faktor koagulasi (protrombin, faktor V, VII,
IX, X dan fibrinogen)  pendarahan pada pembuluh
darah kecil pada kasus timbulnya Ptekie dan terjadi
juga pendarahan pada gusi, selain itu dapat juga
beresiko terjadinya perdarahan hebat, terutama
perdarahan saluran gastrointestinal pada penderita
DHF.
Patofisiologi
• Terbentuknya kompleks virus antibody juga dapat melepas
neurontransmiter (histamin) reseptor nyeri yang
mengakibatkan implus nyeri masuk ke thalamus sehingga
terjadi perubahan kenyamanan Nyeri / nyeri akut.
• Aktivasi C3 dan C5 akan mengakibatkan hepatomegali,
dimana hepar nantinya akan mendesak lambung sehingga
meningkatkan HCl dan timbullah mual dan muntah. Karena
terjadi mual muntah umumnya akan membuat penderita
kurang nafsu makan
Klasifikasi
1. Derajat I : jika demam disertai gejala klinis lain tanpa perdarahan
spontan, uji tourniquet (+) thrombocytopenia hemokonsentrasi.
2. Derajat II : jika derajat I dan disertai perdarahan spontan pada kulit
atau
perdarahan lain.
3. Derajat III jika ditemukan kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan
lemah
tekanan darah rendah, gelisah, sianosis mulut, hidung dan ujung jari.
4. Derajat IV jika Syok hebat dengan tekanan darah atau nadi tidak
terdeteksi.
Komplikasi
1. Perdarahan
Perdarahan pada DHF disebabkan adanya perubahan vaskuler,
penurunan jumlah trombosit (trombositopenia) <100.000 /mm³ dan
koagulopati
2. Kegagalan sirkulasi
disebabkan oleh peningkatan permeabilitas vaskuler sehingga terjadi
kebocoran plasma, efusi cairan serosa ke rongga pleura dan
peritoneum, hipoproteinemia, hemokonsentrasi dan hipovolemi
yang mengakibatkan berkurangnya aliran balik vena (venous
return), prelod, miokardium volum sekuncup dan curah jantung,
sehingga terjadi disfungsi atau kegagalan sirkulasi dan penurunan
sirkulasi jaringan.
Komplikasi
3. Hepatomegali
Hati umumnya membesar dengan perlemahan yang
berhubungan dengan nekrosis karena perdarahan,
yang terjadi pada lobulus hati dan sel sel kapiler
4. Efusi pleura
Efusi pleura karena adanya kebocoran plasma yang
mengakibatkan ekstravasasi aliran intravaskuler
Pencegahan
1. Gerakan 3M
• Menguras tempat – tempat penampungan air
secara teratur sekurang – kurangnya sekali
seminggu
• Menutup rapat tempat penampungan air
• Mengubur atau menyingkirkan barang – barang
yang dapat menampung air
Pencegahan
2. Pemberantasan Vektor
• Fogging ( penyemprotan )
• Abatisasi. Penaburan bubuk abate pada semua
tempat penampungan air dirumah dan bangunan
yang ditemukan jentik nyamuk.
3. Pengendalian Biologis. Menggunakan ikan
pemakan jentik ( ikan cupang )
Pengobatan
Pengobatan DHF pada dasarnya bersifat simtomatis dan
suportif yaitu pemberian cairan oral untuk mencegah
dehidrasi.
1.Penanganan Simtomatis
Mengatasi keadaan sesuai keluhan dan gejala klinis pasien.
Pada fase demam pasien dianjurkan untuk : tirah baring,
selama masih demam, minum obat antipiretika (penurun
demam) atau kompres hangat apabila diperlukan, diberikan
cairan dan elektrolit per oral, jus buah, sirop, susu, disamping
air putih, dianjurkan paling sedikit diberikan selama 2 (dua)
hari.
Pengobatan
2. Pengobatan Suportif
Mengatasi kehilangan cairan plasma dan kekurangan cairan.
Penggantian volume plasma yang hilang, harus diberikan
dengan bijaksana, apabila terus muntah, demam tinggi,
kondisi dehidrasi dan curiga terjadi syok (presyok). Jumlah
cairan yang diberikan tergantung dari derajat dehidrasi dan
kehilangan elektrolit, dianjurkan cairan glukosa 5% didalam
larutan NaCL 0,45%. Jenis cairan sesuai rekomendasi WHO,
yakni: larutan Ringer Laktat (RL), ringer asetat (RA), garam
faali (GF), (golongan Kristaloid), dekstran 40, plasma, albumin
(golongan Koloid).
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian Umum
1. Nama : Tn. R
2. Usia : 23 th
3. Jenis Kelamin : Laki – laki
4. Jenis Pekerjaan : Mahasiswa
Pengkajian Umum
5. Keluhan Utama:
a. Masuk RS 12 Maret 2013 : demam ± 5 hari sebelum
masuk rumah sakit, demam tinggi muncul mendadak terus
menerus dan naik turun, keringat dingin, nyeri otot, nyeri
persendian, terasa pegal, badan lemas dan sakit kepala,
mual, muntah, nyeri ulu hati dan nyeri tidak berkurang setelah
makan, nafsu makan berkurang perdarahan gusi, stomatitis,
bintik – btintik kemerahan pada tubuh. Demam sudah 3 hari,
lalu diberikan obat penurun panas sehingga demam
berkurang.
Pengkajian Umum
b. 5 jam setelah masuk rumah sakit : demam semakin
tinggi, mual dan muntah 2x lebih banyak air daripada
sisa makanan, nyeri ulu hati, nafsu makan berkurang,
perdarahan digusi, stomatitis, bintik kemerahan pada
tubuh diare 2x dan lemas. Kemudian pasien dibawa
ke RSUD AA.
Pengkajian Umum
6. Riwayat penyakit dahulu : malaria dan thypoid
7. Riwayat Sosial :
• Lingkungan rumah kurang bersih dan parit rumah sering mampet
• Sering tidak teratur makan
8. Pemeriksaan fisik :
• TD 80/60 mmHg, N 100x/menit, P 25x/menit, S 38.4°C
• Konjungtiva anemis dan skelra ikterik
• Bibir kering dan pecah
• Abdomen supel, nyeri tekan epigastrik, hepar teraba 1 jari dari arcus
costae teraba lunak dan nyeri tekan
• Ptekie, purpura pada ekstremitas dan uji tourniquet: test Rumpleed
(+)
Pengkajian Umum
8. Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan Thorak ( Jantung ) : teraba SIK IV 2 jari
medial garis midclavicularis sinistra
• 12/03/13 : Hb 17.2 gr/dL, Hm 50%, Leukosit 3800/mm³, Tb
44000/mm³, dan eritrosit 5.93 juta/mm³
• 13/03/13 : Hb 16.6 gr/dL, Hm 48.9%, Leukosit 3500/mm³,
Tb 8000/mm³, dan eritrosit 5.73 juta/mm³
• 14/03/13 : Hb 16.5 gr/dL, Hm 45.9%, Leukosit 2600/mm³,
Tb 5000/mm³, dan eritrosit 5.6 juta/mm³
Pengkajian Khusus
1. Pemeriksaan darah lengkap
Hemoglobin, normalnya:
• Bayi baru lahir : 17-22 gr/dL
• Umur 1 minggu : 15-20 gr/dL
• Umur 1 bulan : 11-15 gr/dL
• Anak-anak : 11-13 gr/dL
• Laki-laki dewasa : 14-18 gr/dL
• Perempuan dewasa : 12-16 gr/dL
• Laki-laki tua : 12,4-14,9 gr/dL
• Perempuan tua :11,7-13,8 gr/dL
Pengkajian Khusus
Hematokrit, normalnya:
• Laki-laki 40,7-50,3%
• Perempuan 36,1-44,3%
Leukosit, normalnya : 4.000-10.000 sel
Trombosit, normalnya : 150.000-400.000 sel
Eritrosit, normalnya :
• Laki-laki 4,7 juta-6,1 juta sel
• Perempuan 4,2 juta-5,4 juta sel
Pengkajian Khusus
2. Kerusakan membran mukosa oral
• Identifikasi zat yang mengiritasi
• Kaji pemahaman & kemampuan pasien
untuk melakukan perawatan mulut.
3. Nyeri akut
• Minta pasien untuk menilai nyeri
• Kaji dampak sosial budaya terhadap nyeri
& respon pasien
Pengkajian Khusus
4. Hipertermia
• Pantau aktivitas kejang
• Pantau dehidrasi
• Kaji ketepatan jenis pakaian
• Pantau tanda-tanda vital
5. Mual
• Pantau gejala subjektif mual pada pasien
• Pantau warna, jumlah, & massa
• Kaji penyebab mual
Analisa Data
Data Subjektif Data Objektif
- Klien mengeluh demam ± 5 hari - Klien tampak sakit
SMRS, muncul mendadak, terus - Kesadaran sopor
menerus & naik turun - TD 80/60 mmHg
- Keringat dingin - Nadi 100x/menit
- Nyeri otot & persendian - RR 25x/menit
- Badan terasa lemas - T 38,4°C
- Sakit kepala - Konjungtiva anemis
- Mual & muntah - Sklera ikterik
- Nyeri ulu hati - Bibir kering & pecah
- Nyeri tidak berkurang setelah makan - Abdomen supel
- Nafsu makan berkurang - Nyeri tekan epigastrium
- Klien mengeluh diare 2x - Ptekie
Analisa Data
Data Subjektif Data Objektif
- Sering tidak teratur makan - Purpura
- Pendarahan gusi - Uji tournikuet: rumpleed test
- Sariawan positif
- Bintik kemerahan pada - Trombosit 44.000/mm3
tubuh - Leukosit 3.800/mm3
- 5 jam setelah masuk RS,
muntah 2x lebih banyak air
daripada makanan
- Nyeri epigastrium
Diagnosa Keperawatan
N
o Data Masalah Etiologi
.
1 DS : Hipertermia Proses penyakit (infeksi) virus
. - Klien mengeluh demam dengue
- Keringat dingin
- Sakit kepala
DO :
- Suhu 38,4°C
- Uji tourniket : rumpleed (+)

DX 1. Hipertemia berhubungan dengan proses penyakit (infeksi) virus dengue

2 DS : Syok hipovolemia Peningkatan permeabilitas


. - Muntah 2x kapiler
- Pendarahan gusi
- Diare 2x
DO :
- Nadi teraba lemah
- TD 80/60 mmHg
DX 2. Syok hipovolemia berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler
Diagnosa Keperawatan
3 DS : Nyeri akut Agen pencedera
. - Nyeri pada ulu hati tidak hilang fisiologis
meski sudah makan
DO :
- Nyeri tekan epigastrium

DX 3. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis


4 DS : Gangguan integritas - Kekurangan volume cairan
. - Bintik merah pada kulit kulit atau jaringan - Perubahan sirkulasi
- Bibir kering & pecah
- Pendarahan gusi
- Sariawan
DO :
- Ptekie
- Purpura
- Uji tourniket: rumpleed (+)
DX 4. Gangguan integritas kulit atau jaringan berhubungan dengan kekurangan volume cairan dan
perubahan sirkulasi
Diagnosa Keperawatan
5 DS : Resiko -
. - Mual, muntah 2x lebih banyak air ketidakseimbangan
- Diare 2x elektrolit
DO :
- Bibir kering & pecah

DX 5. Resiko ketidakseimbangan elektrolit ditandai dengan mual dan muntah serta diare

6 DS : Resiko defisit nutrisi -


. - Nafsu makan berkurang
- Makan tidak teratur
- Diare 2x
- Mual & muntah
- Sariawan
DO :
- Konjungtiva anemis
DX 6. Resiko defisit nutrisi ditandai dengan mual dan muntah serta nafsu makan berkurang
Diagnosa Keperawatan
7 DS : Defisit pengetahuan Kurang terpapar informasi
. - Lingkungan rumah kurang bersih
- Adanya genangan air
- Parit rumah mampet
DO : -

DX 7. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi


Rencana Keperawatan
D NOC NIC
X
1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Pengobatan demam
. 3×24 jam, pasien diharapkan: - Monitor suhu sesering mungkin
- Thermoregulation - Monitor warna kulit
Dengan kriteria hasil: - Monitor IWL
- Suhu tubuh dalam batas normal 1. Temperature regulation
- Nadi dan RR dalam rentang normal - Monitor suhu minimal 2x/jam
- Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada - Monitor tanda-tanda hipertermia
pusing - Kolaborasi pemberian obat antipiretik

2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Manajemen cairan


. 3×24 jam, pasien diharapkan: - Monitor status hidrasi
- Fluid balance - Monitor TTV
- Hidrasi - Kolaborasi pemberian cairan IV
Dengan kriteria hasil: 1. Manajemen hipovolemia
- TTV dalam batas normal - Monitor respon pasien terhadap penambahan cairan
- Tidak ada tanda dehidrasi - Monitor tingkat hemoglobin dan hematokrit
- Elastisitas turgor kulit baik
Rencana Keperawatan
3. Setelah dilakukan tindakan 1. Manajemen nyeri
keperawatan selama 3×24 jam, pasien - Kaji nyeri komprehensif
diharapkan: - Mengontrol nyeri sebelum bertambah parah
- Dapat mengontrol nyeri 1. Monitor tanda-tanda vital
Dengan kriteria hasil: - Monitor TD, nadi, respirasi, suhu
- Klien melaporkan perubahan terhadap - Monitor kulit, dan kelembapan
gejala nyeri
- Melaporkan nyeri terkontrol
- Frekuensi napas normal

4. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Pressure management


selama 3×24 jam, pasien diharapkan: - Monitor kulit akan adanya kemerahan
- Tissue integrity : skin dan mukosa - Monitor status nutrisi pasien
Dengan kriteria hasil: - Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
- Perfusi jaringan normal
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
- Menunjukkan terjadinya proses
penyembuhan luka
Rencana Keperawatan
5 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Manajemen elektrolit atau cairan
. selama 3×24 jam, pasien diharapkan: - Berikan cairan yang sesuai
- Keseimbangan elektrolit dan mengurangi - Tingkatkan intake
keparahan mual & muntah 1. Manajemen mual
Dengan kriteria hasil: - Dorong pasien untuk belajar mengatasi mual
- Frekuensi mual berkurang 1. Manajemen muntah
- Frekuensi & integritas muntah berkurang - Sarankan membawa kantong plastik

6 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Manajemen nutrisi


. selama 3×24 jam, pasien diharapkan: - Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
- Status nutrisi baik - Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
Dengan kriteria hasil: 1. Monitoring nutrisi
- Tidak ada tanda malnutrisi - BB pasien dalam batas normal
- Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi - Monitor mual dan muntah
- Tidak terjadi penurunan BB - Monitor kadar hemoglobin, protein dan hematokrit
- Monitor kemerahan dan kekeringan
Rencana Keperawatan
7. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Pendidikan kesehatan
selama 3×24 jam, pasien diharapkan: - Bantu memperjelas nilai kesehatan
- Mengetahui gaya hidup sehat - Tentukan pengetahuan kesehatan dan gaya hidup
Dengan kriteria hasil:
- Mengetahui strategi mencegah penyakit
- Mengetahui faktor lingkungan yang
mempengaruhi kesehatan
- Mengetahui mencegah infeksi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai