Anda di halaman 1dari 129

ENTITAS

PEMERINTAHAN
Karakteristik Organisasi Sektor
Pemerintahan

• Tidak untuk mencari keuntungan financial


• Dimiliki secara kolektif oleh publik
• Kepemilikan atas sumber daya tidak digambarkan dalam bentuk saham
yang dapat diperjualbelikan
• Keputusan-keputusan yang terkait dengan kebijakan maupun operasi
didasarkan pada konsensus, kalau organisasi pemerintah melalui suatu
badan legislatif.
• Tujuan  untuk mensejahterakan rakyat secara bertahap baik dalam
kebutuhan dasar dan kebutuhan lainnya baik jasmani maupun ruhani.
• Aktivitas  pelayanan publik seperti dalam bidang pendidikan,
kesehatan, penegakan hukum, transportasi publik dan penyediaan
pangan.
• Sumber pembiayaan  berasal dari dana masyarakat berbentuk pajak
dan retribusi, laba perusahaan negara, pinjaman pemerintah serta
pendapatan lain-lain yang sah dan tidak bertentangan dengan
perundangan yang berlaku

2
Perbedaan Entitas Pemerintahan dengan Bisnis

PERBEDAAN PEMERINTAH BISNIS


• Kepemilikan • Eksternal • Internal dan/ Eksternal

• Sudut Pandang • Dari Kepentingan • Dari kepentingan Privat


Masyarakat
• Sumber Legitimasi • Warga Negara/ • Pemilik Modal/
Masyarakat pada Pemegang Saham
Umumnya

• Orientasi • Pelayanan Masyarakat • Keuntungan

• Pengaruh • Nilai-nilai dan Sistem • Terutama dari


Lingkungan Politik Konsumen
• Teori-teori • Bersifat Lokal • Bersifat Universal
• Pelayanan yang • Diatur Oleh Pemerintah • Diatur oleh Mekanisme
Diberikan Pasar
PEMERINTAH

Pemerntah
Pusat
Pemerintah
Daerah
Lembaga
negara non
Pemerintah

Pemerintah
Desa

Negara
AKUNTABILITAS PEMERINTAH DAN DESA

Undang Undang Undang Undang


No 17 tahun 2003 No 6 tahun 2014
Tentang Keuangan Negara Tentang Desa

PP 71 tahun 2010 Standar Permendagri 113 Tahun 2014


Akuntansi Pemerintahan Pengelolaan Keuangan Desa

Laporan Keuangan
Pemerintah (Pusat dan Laporan Keuangan Desa
Daerah)
Reformasi Keuangan Negara

UU 17/2003 Keuangan Negara

• Pengaturan umum tentang keuangan negara

UU 1/2004 Perbendaharaan Negara

• Sistem keuangan, tata cara pembayaran,


pertanggungjawaban

UU 15/2004 Pemeriksaan Pengelolaan


Keuangan Negara Pemeriksaan keuangan
oleh BPK berdasarkan SAP

• Pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja dan


pemeriksaan tujuan tertentu

6
UU KEUANGAN NEGARA

• Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban


negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala
sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang
dapat dijadikan milik negara berhubung dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.

• Keuangan Negara dikelola secara tertib, taat pada


peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis,
efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

7
Lingkup Keuangan Negara

– hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan
melakukan pinjaman;
– kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan
negara dan membayar tagihan pihak ketiga;
– Penerimaan Negara;
– Pengeluaran Negara;
– Penerimaan Daerah;
Pengeluaran Daerah;
– kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain
berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai
dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara/
perusahaan daerah;
– kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka
penyelenggaraan tugas pemerintahan dan/atau kepentingan umum;
– kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan
pemerintah.
UU KEUANGAN NEGARA

• Presiden menyampaikan rancangan undang-undang


tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBN kepada
DPR berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh
Badan Pemeriksa Keuangan, selambat-lambatnya 6 (enam)
bulan setelah tahun anggaran berakhir.
• Laporan keuangan dimaksud setidak-tidaknya meliputi :
– Laporan Realisasi APBN
– Neraca
– Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan, yang
dilampiri dengan laporan keuangan perusahaan negara dan badan
lainnya.

9
UU KEUANGAN NEGARA

• Hak dan kewajiban negara dalam hal keuangan


negara.
• Kekuasaan atas Pengelola Keuangan Negara
– dikuasakan kepada Menteri Keuangan,
– dikuasakan kepada menteri/pimpinan lembaga
– diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota Anggaran dan
prosedurnya baik untuk APBN, APBD

• Hubungan antara Bank Sentral, Pemerintah


Daerah, Pemerintah Pusat, Lembaga/Pemerintah
lain.

10
UU KEUANGAN NEGARA

• Bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan


APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan standar
akuntansi pemerintahan.
• Standar akuntansi pemerintahan disusun oleh suatu komite
standar yang independen dan ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah setelah terlebih dahulu mendapat pertimbangan
dari Badan Pemeriksa Keuangan.
• Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran
pendapatan dan belanja berbasis akrual. Selama
pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja
berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan pengakuan
dan pengukuran berbasis kas

11
UU PERBENDAHARAAN NEGARA

• Perbendaharaan Negara adalah pengelolaan dan


pertanggungjawaban keuangan negara, termasuk investasi dan
kekayaan yang dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN dan APBD.
• Pejabat perbendaharaan negara
– Pengguna Anggaran
– Bendahara Umum Negara/Daerah
– Bendahara Penerimaan/Pengeluaran
• Pelaksanaan pendapatan dan belanja/daerah
• Pelaksanaan pendapatan dan belanja Negara/Daerah
• Pengelolaan uang
• Pengelolaan piutang dan utang

12
UU PERBENDAHARAAN NEGARA

• Pengelolaan investasi
• Pengelolaan barang milik negara/daerah
• Larangan penyitaan uang dan barang negara dan
daerah
• Penatausahaan dan Pertanggungjawaban
APBN/APBD
• Pengendalian interm pemerintah
• Penyalahgunaan uang dan negara
• Pengelolaan keuangan badan umum

13
UU Perbendaharaan Negara 1/2004

• Barang Milik Negara/Daerah adalah semua barang yang dibeli atau


diperoleh atas beban APBN/D atau berasal dari perolehan lainnya yang
sah.
• Pengguna Barang adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan
barang milik negara/daerah.
• Kepala daerah 
– menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan barang
milik daerah;
– melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta
penghapusan barang milik daerah.
• Penerimaan berupa komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai
akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh
negara/daerah adalah hak negara/daerah.

14
UU Perbendaharaan Negara

• Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang wajib mengelola dan


menatausahakan barang milik negara/daerah yang berada dalam penguasaannya
dengan sebaik-baiknya.
• Penjualan BMN/D dilakukan dengan cara lelang, kecuali dalam hal-hal tertentu.
• BMN/D berupa tanah yang dikuasai Pemerintah harus disertifikatkan atas nama
pemerintah Republik Indonesia/pemerintah daerah yang bersangkutan.
• BMN/D harus dilengkapi dengan bukti status kepemilikan dan ditatausahakan
secara tertib.
• Tanah dan bangunan milik negara/daerah yang tidak dimanfaatkan untuk
kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi instansi yang bersangkutan,
wajib diserahkan pemanfaatannya kepada Menteri Keuangan/ gubernur/
bupati/walikota untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pemerintahan.
• BMN/D dilarang untuk diserahkan kepada pihak lain sebagai pembayaran atas
tagihan kepada Pemerintah.
• BMN/D dilarang digadaikan atau dijadikan jaminan untuk mendapatkan pinjaman.

15
UU Perbendaharaan Negara - Pemindahtanganan

• Barang milik negara/ daerah yang diperlukan bagi penyelenggaraan tugas


pemerintahan tidak dapat dipindahtangankan.
• Pemindahtanganan dilakukan dengan cara jual, dipertukarkan, dihibahkan, atau
disertakan sebagai modal Pemerintah setelah mendapat persetujuan DPR/DPRD.
(45)
• Persetujuan DPRD dilakukan untuk
– Pemindahtanganan tanah dan/atau bangunan, kecuali :
• sudah tidak sesuai dengan tata ruang wilayah atau penataan kota;
• harus dihapuskan karena anggaran untuk bangunan pengganti sudah disediakan dalam
dokumen pelaksanaan anggaran;
• diperuntukkan bagi pegawai negeri;
• diperuntukkan bagi kepentingan umum;
• dikuasai negara berdasarkan keputusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap
dan/atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan, yang jika status kepemilikannnya
dipertahankan tidak layak secara ekonomis.
– pemindahtanganan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan yang bernilai
lebih dari Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
• Pemindahtanganan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan yang
bernilai sampai Rp 5.000.000.000,00 dilakukan setelah mendapat persetujuan
gubernur/bupati/walikota.

16
UU Perbendaharaan Negara – Pengelolaan Piutang

• Pemerintah dapat memberikan pinjaman/hibah kepada pihak lain  PP


• Pejabat wajib mengusahakan agar piutang diselesaikan seluruhnya dan
tepat waktu.
• Jika tidak dapat diselesaika seluruhnya tepat waktu  diselesaikan
menurut peraturan.
• Piutang negara mempunyai hak mendahului.
• Penyelesaian piutang akibat hubungan keperdataaan dapat dilakukan
melalui perdamaian kecuali yang diatur dalam UU tersendiri.
• Hirarki otorisasi penyelesaian dan penghapusanpiutang  <=10m
Menteri, 10<p<=100 Presiden, >100 DPR. Untuk daerah <=5m Kepala
Daerah, > 5m DPRD.
• Piutang dapat dihapuskan secara mutlak / bersyarat
• Tata cara penyelesaian dan penghapusan piutang diatur dalam PP

17
UU Perbendaharaan Negara – Pengelolaan Utang

• Pemerintah dapat mengadakan utang dari dalam negeri maupun LN sesuai


ketentuan UU / Perda APBD.
• Utang / hibah dapat diteruspinjamkan.
• Biaya proses pengadaan utang dibebankan APBN/D
• Hak tagih utang daluwarsa 5 tahun, kecuali untuk pembayaran kewajiban
bunga dan pokok.
• Tata cara penatauahaan utang diatur dalam PP

18
UU Perbendaharaan Negara – Pengelolaan Investasi

• Pemerintah dapat melakukan investasi jangka panjang untuk memperoleh


manfaat ekonomi, sosial dan/atau manfaat lainnya.
• Investasi dilakukan dalam bentuk saham, surat utang, dan investasi
langsung.
• Investasi diatur dengan peraturan pemerintah.
• Penyertaan modal pemerintah pusat pada perusahaan
negara/daerah/swasta ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
• Penyertaan modal pemerintah daerah pada perusahaan
negara/daerah/swasta ditetapkan dengan peraturan daerah.

19
PERATURAN PEMERINTAH NO. 27 TAHUN 2014
TENTANG PENGELOLAAN BMN/D

 LINGKUP BMN/D
 PENYEMPURNAAN SIKLUS PENGELOLAAN BMN/D
 KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB
 PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PENGANGGARAN
 PENGGUNAAN
 PEMANFAATAN
 PEMINDAHTANGANAN
 PEMUSNAHAN
 PENGHAPUSAN
 PENGAMANAN DAN PEMELIHARAAN
 PENILAIAN
 PENATAUSAHAAN
 LAIN-LAIN
UU PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA

• Pemeriksaan keuangan negara meliputi pemeriksaan atas pengelolaan


keuangan negara dan pemeriksaan atas tanggung jawab keuangan negara.
• BPK melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara.
• Pemeriksaan terdiri atas pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan
pemeriksaan dengan tujuan tertentu.
• Pemeriksaan dilaksanakan berdasarkan standar pemeriksaan.
• Standar pemeriksaan disusun oleh BPK, setelah berkonsultasi dengan
Pemerintah.
• Isi UU
– Lingkup pemeriksaan
– Pelaksanaan Pemeriksaan
– Hasil pemeriksaan dan Tindak Lanjut
– Pengadaan Ganti Kerugian Negara
– Ketentuan Pidana

21
HASIL PEMERIKSAAN BPK 2006-2017
PEMERINTAH DAERAH

OPINI
LKPD JML
WTP % WDP % TW % TMP %
2006 3 1% 327 28% 28 6% 105 23% 463
2007 4 1% 283 59% 59 13% 123 26% 469
2008 13 3% 323 67% 31 6% 118 24% 485
2009 15 3% 330 65% 48 10% 111 22% 504
2010 34 7% 343 66% 26 5% 119 23% 524
2011 67 13% 349 67% 8 2% 100 19% 524
2012 120 23% 319 61% 6 1% 79 15% 524
2013 156 30% 311 59% 11 2% 46 9% 524
2014 252 47% 247 46% 5 1% 35 6% 539
2015 312 59% 187 35% 3 1% 30 6% 532
2016 378 70% 142 26% 0 0% 22 4% 542
2017 411 76% 113 21% 0 0% 18 3% 542

Kriteria Pemberian Opini Laporan Keuangan oleh BPK (UU 15/2004)


Kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan
Kecukupan Pengungkapan (adequate disclosure)
Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
Sumber: IHPS BPK Efektivitas Sistem Pengendalian Intern 22
HASIL PEMERIKSAAN BPK 2008-2017
PEMERINTAH PUSAT

OPINI
LKPD JML
WTP % WDP % TW % TMP %
2008 34 41% 31 37% 0 0% 18 22% 83
2009 42 58% 24 33% 0 0% 7 10% 73
2010 50 65% 25 32% 0 0% 2 3% 77
2011 61 76% 17 21% 0 0% 2 3% 80
2012 62 71% 22 25% 0 0% 3 3% 87
2013 65 75% 19 22% 0 0% 3 3% 87
2014 62 71% 18 21% 0 0% 7 8% 87
2015 56 65% 26 30% 0 0% 4 5% 86
2016 74 84% 8 9% 0 0% 6 7% 88
2017 80 91% 6 7% 0 0% 2 2% 88

Wapres Budiono dalam Rakernas Akuntansi 2014:


“opini WTP bukanlah tujuan akhir, tetapi hanya sasaran antara untuk mencapai
good governance dalam pengelolaan keuangan pemerintah”.

Sumber: IHPS BPK 23


PEMERINTAHAN
DAERAH
DASAR HUKUM
UU NO 23 THN 2014

Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusunan,


pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,
pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan
Daerah diatur dengan peraturan pemerintah.
Penjelasan
Pasal 330 Penyusunan peraturan pemerintah
diselaraskan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai keuangan
negara dan perbendaharaan negara serta
ketentuan peraturan perundang-undangan
terkait lainnya

PP

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 12 TAHUN 2019 TENTANG


PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
POKOK-POKOK PERUBAHAN
antara Lain
Pasal 4
1 Penegasan Kepala Daerah Berkedudukan Sebagai Pemilik Modal Pada Perusahaan Umum Daerah
Atau Pemegang Saham Pada Perseroan Daerah.

Pasal 13
2 Pejabat Fungsional Umum dapat menjadi PPTK apabila tidak terdapat pejabat struktural.

3 Pasal 22
Merinci Tugas Tim Anggaran Pemerintah Daerah

Pasal 50
4 Pengaturan Daerah tidak memenuhi alokasi belanja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, menteri keuangan melakukan penundaan dan/atau pemotongan penyaluran Dana Transfer Umum,
setelah berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri dan menteri teknis terkait
Pasal 58
5 Pengaturan Pemberian tambahan penghasilan kepada Pegawai ASN daerah berpedoman pada Peraturan
Pemerintah, Dalam hal belum adanya PP , Kepala Daerah dapat memberikan tambahan penghasilan bagi
Pegawai ASN setelah mendapat persetujuan Menteri

Pasal 91
6 Penegasan Kepala Daerah menetapkan rancangan KUA dan rancangan PPAS menjadi KUA dan PPAS
berdasarkan RKPD, apabila KDH dan DPRD tidak bersepakat
LANJUTAN......
Pasal 111 & 112
7 Dalam hal hasil evaluasi APBD Daerah tidak ditindaklanjuti oleh gubernur dan DPRD, Menteri mengusulkan kepada
menteri yang melaksanakan urusan pemerintahan di bidang keuangan untuk melakukan penundaan dan/atau
pemotongan Dana Transfer Umum;

Pasal 112 ayat (3)


8 Pengaturan dalam melakukan evaluasi Rancangan Perda kabupaten/kota tentang APBD, gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat berkonsultasi dengan Menteri Dalam Negeri dan selanjutnya Menteri berkoordinasi dengan
menteri keuangan

Pasal 117
9 Pengaturan dalam hal Pengelola Keuangan Daerah yang berhalangan sementara, pejabat
yang berwenang dapat menunjuk pejabat lain untuk melaksanakan tugas pengelola
Keuangan Daerah

Pasal 118
10 Pengaturan Penyusunan dan Penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Bagi
Daerah yang Belum Memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Pasal 188
Penegasan penggunaan bagan akun standar dalam mewujudkan statistik keuangan pemerintah
11 dan laporan keuangan yang terkonsolidasi, proses perencanaan, penganggaran, pelaksanaan
anggaran dan laporan
hak Daerah untuk memungut pajak daerah dan
retribusi daerah serta melakukan pinjaman;
kewajiban Daerah untuk
menyelenggarakan Urusan Pemerintahan
daerah dan membayar tagihan pihak ketiga;

Penerimaan Daerah;

Pengeluaran Daerah;

kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau


oleh pihak lain berupa uang, surat berharga,
piutang, barang, serta hak lain yang dapat
dinilai dengan uang, termasuk kekayaan
daerah yang dipisahkan;

kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh


Pemerintah Daerah dalam rangka
penyelenggaraan tugas Pemerintahan Daerah
dan/atau kepentingan umum

Pasal 2 PP 12 Tahun 2019


AZAS UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Taat pada peraturan perundang-undangan;

Efektif & Efisien;

Ekonomis;

Transparan; dan

Bertanggungjawab;

Berkeadilan;

Kepatutan dan manfaat untuk masyarakat


Pasal 3 PP 12 Tahun 2019
Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan wakil Pemerintah Daerah dalam kepemilikan
Daerah kekayaan Daerah yang dipisahkan
1. Dalam melaksanakan kekuasaan, melimpahkan KEPALA
sebagian atau seluruh kekuasaannya kepada Pejabat DAERAH
Perangkat Daerah;
2. Perangkat Daerah terdiri dari:
a. sekretaris daerah selaku koordinator
Pemilik Modal Pemegang
Pengelolaan Keuangan Daerah; Pada Saham Pada
b. kepala SKPKD selaku PPKD;
c. kepala SKPD selaku PA. Perusahaan Perseroan
3. didasarkan pada pemisahan kewenangan antara Umum Daerah Daerah
yang memerintahkan, menguji, dan
menerima atau mengeluarkan uang;
4. Pelimpahan kekuasaan ditetapkan dengan keputusan
Kepala Daerah KEWENANGAN

1. menyusun rancangan Perda tentang APBD, rancangan Perda tentang perubahan APBD, dan rancangan Perda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD;
2. mengajukan rancangan Perda tentang APBD, rancangan Perda tentang perubahan APBD, dan rancangan Perda tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD untuk dibahas bersama;
3. menetapkan Perda tentang APBD, rancangan Perda tentang perubahan APBD, dan rancangan Perda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD;
4. menetapkan kebijakan terkait Pengelolaan Keuangan Daerah;
5. Mengambil tindakan tertentu dalam keadaan mendesak terkait Pengelolaan Keuangan Daerah yang sangat dibutuhkan oleh Daerah dan/atau masyarakat;
6. menetapkan kebijakan pengelolaan APBD;
7. menetapkan KPA;
8. menetapkan Bendahara Penerimaan dan Bendahar Pengeluaran;
9. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah;
10. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan Utang dan Piutang Daerah;
11. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran;
12. menetapkan pejabat lainnya dalam rangka Pengelolaan Keuangan Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
13. melaksanakan kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Pasal 4-5 PP 12 Tahun 2019


SEKRETARIS DAERAH

Koordinator
Pengelolaan Keuangan
Daerah

Pasal 6 PP 12 Tahun 2019


Kepala SKPKD selaku PPKD Pejabat Pengelola PPKD selaku BUD berwenang:
mempunyai tugas: 1. menyusun kebijakan dan pedoman
Keuangan Daerah pelaksanaan APBD;
1. menyusun dan
2. mengesahkan DPA SKPD;
melaksanakan kebijakan 3. melakukan pengendalian
Pengelolaan Keuangan pelaksanaan APBD;
Daerah; 4. memberikan petunjuk teknis
pelaksanaan sistem penerimaan
2. menyusun rancangan Perda
dan pengeluaran kas daerah
tentang APBD, rancangan melaksanakan pemungutan pajak
Perda tentang perubahan daerah;
APBD, dan rancangan Perda 5. menetapkan SPD;
tentang pertanggungjawaban 6. menyiapkan pelaksanaan pinjaman
pelaksanaan APBD; dan pemberian jaminan atas nama
Pemerintah Daerah;
3. melaksanakan pemungutan 7. melaksanakan sistem akuntansi
Pendapatan Daerah yang dan pelaporan Keuangan Daerah;
telah diatur dalam Perda; 8. menyajikan informasi keuangan
daerah;
4. melaksanakan fungsi BUD;
9. melakukan pencatatan dan
5. melaksanakan tugas lainnya pengesahan dalam hal penerimaan
sesuai dengan ketentuan dan Pengeluaran Daerah sesuai
peraturan perundang- dengan ketentuan PUU, tidak
undangan dilakukan melalui RKUD.

Pasal 7 PP 12 Tahun 2019


PPKD SELAKU BUD
KUASA
KEPALA
BUD Mengusulkan
Menetapkan DAERAH Kuasa BUD

Bertanggung jawab
KUASA BUD MEMPUNYAI TUGAS:

menyiapkan Anggaran Kas;

menyiapkan SPD;

menerbitkan SP2D;

memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh bank dan/atau lembaga keuangan lainnya yang telah ditunjuk;

mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan APBD;

menyimpan uang daerah;

melaksanakan penempatan uang daerah dan mengelola/menatausahakan investasi;

melakukan pembayaran berdasarkan permintaan

PA/KPA atas Beban APBD

melaksanakan Pemberian Pinjaman Daerah atas nama Pemerintah Daerah;

melakukan pengelolaan Utang dan Piutang Daerah; dan

melakukan penagihan Piutang Daerah

Pasal 8 PP 12 Tahun 2019


Kepala SKPD selaku PA mempunyai tugas:

menyusun RKA SKPD dan DPA SKPD;

melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas Beban anggaran belanja;

melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya;

melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran;

melaksanakan pemungutan retribusi daerah;

mengadakan ikatan/perjanjian kerja sama dengan pihak lain dalam batas anggaran yang telah ditetapkan;

menandatangani SPM;

mengelola Utang dan Piutang Daerah yang menjadi tanggung jawab SKPD yang dipimpinnya;

menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya;

mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya;

menetapkan PPTK dan PPK SKPD;

menetapkan pejabat lainnya dalam SKPD yang dipimpinnya dalam rangka Pengelolaan Keuangan Daerah;

melaksanakan tugas lainnya sesuai dengan PUU menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya;

mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya;

menetapkan PPTK dan PPK SKPD;

menetapkan pejabat lainnya dalam SKPD yang dipimpinnya dalam rangka Pengelolaan Keuangan Daerah;

melaksanakan tugas lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Pasal 10 PP 12 Tahun 2019


Melimpahkan sebagian KUASA
PENGGUNA kewenangan KEPALA Selaku
PENGGUNA
ANGGARAN UNIT SKPD
ANGGARAN
BERDASARKAN PERTIMBANGAN

BESARAN ANGGARAN KEGIATAN LOKASI RENTANG KENDALI

PELIMPAHAN KEWENANGAN PA KEPADA KPA MELIPUTI:


1.melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas Beban anggaran
belanja;
2.melaksanakan anggaran Unit SKPD yang dipimpinnya;
3.melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran;
4.mengadakan ikatan/perjanjian kerja sama dengan pihak lain dalam
batas anggaran yang telah ditetapkan;
5.melaksanakan pemungutan retribusi daerah;
6.mengawasi pelaksanaan anggaran yang menjadi tanggung jawabnya; dan
7.melaksanakan tugas KPA lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 11 PP 12 Tahun 2019


PPTK

Pejabat Pembuat Teknis Kegiatan


Pengguna Anggaran/
Kuasa Pengguna Anggaran Penetapan
berdasarkan
pertimbangan

Besaran Pertimbangan
Kompetensi Beban Rentang Objektif
Anggaran Lokasi Lainnya
Jabatan Kerja Kendali
Kegiatan Yangkriterianya

Pasal 12 dan 13 PP 12 Tahun 2019


Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK)
SKPD Unit SKPD
Tugas Tugas

a. melakukan verifikasi SPP-UP, SPP- a. melakukan verifikasi SPP-TU dan SPP-LS


GU, SPP-TU, dan SPP-LS beserta beserta bukti kelengkapannya yang
bukti kelengkapannya yang diajukan diajukan oleh Bendahara
oleh Bendahara Pengeluaran; Pengeluaran pembantu;
b. menyiapkan SPM; b. menyiapkan SPM-TU dan SPM-LS,
c. melakukan verifikasi laporan berdasarkan SPP- TU dan SPP-LS yang
pertanggungjawaban Bendahara diajukan oleh Bendahara Pengeluaran
Penerimaan dan Bendahara pembantu; dan
Pengeluaran; c. melakukan verifikasi laporan
d. melaksanakan fungsi akuntansi pada pertanggungjawaban Bendahara
SKPD; dan Penerimaan pembantu dan
e. menyusun laporan keuangan SKPD Bendahara Pengeluaran pembantu
PPK-SKPD tidak boleh merangkap sebagai Dalam hal PA melimpahkan sebagian
pejabat yang bertugas melakukan kewenangannya kepada KPA
pemungutan penerimaan negara/daerah,
bendahara, dan/atau PPTK

Pasal 14 PP 12 Tahun 2019 Pasal 15 PP 12 Tahun 2019


Tugas Bendahara Penerimaan

MENERIMA MENYIMPAN

BENDAHARA
PENERIMAAN

Menatausahakan
dan
Mempertanggungjawabkan MENYETOR

Pasal 16 PP 12 Tahun 2019


Bendahara Penerimaan
Pembantu
Dalam hal PA melimpahkan sebagian
kewenangannya kepada KPA

DITUNJUK

Bendahara Penerimaan Pembantu SKPD untuk


melaksanakan tugas dan wewenang sesuai dengan
lingkup penugasan yang ditetapkan Kepala Daerah

Pasal 17 PP 12 Tahun 2019


Bendahara Pengeluaran Bendahara Pengeluaran Pembantu

Tugas & Tugas &


Wewenang Wewenang

a. mengajukan permintaan pembayaran a. mengajukan permintaan pembayaran


menggunakan SPP UP, SPP GU, SPP TU, dan menggunakan SPP TU dan SPP LS;
SPP LS; b. menerima dan menyimpan pelimpahan UP
b. menerima dan menyimpan UP, GU, dan TU; dari Bendahara Pengeluaran;
c. melaksanakan pembayaran dari UP, GU, dan c. menerima dan menyimpan TU dari BUD;
TU yang dikelolanya; d. melaksanakan pembayaran atas pelimpahan UP dan
d. menolak perintah bayar dari PA yang TU yang dikelolanya;
tidak sesuai dengan ketentuan peraturan e. menolak perintah bayar dari KPA yang tidak sesuai
perundang-undangan; dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. meneliti kelengkapan dokumen pembayaran; f. meneliti kelengkapan dokumen pembayaran;
f. membuat laporan pertanggungjawaban g. memungut dan menyetorkan pajak sesuai dengan
secara administratif kepada PA dan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
laporan pertanggungjawaban secara h. membuat laporan pertanggungjawaban secara
fungsional kepada BUD secara periodik; dan administratif kepada KPA dan laporan
g. memungut dan menyetorkan pajak sesuai pertanggungjawaban secara fungsional kepada
dengan ketentuan peraturan perundang- Bendahara Pengeluaran secara periodik
undangan

Dalam hal PA melimpahkan sebagian


kewenangannya kepada KPA
Pasal 19 PP 12 Tahun 2019
Bendahara Penerimaan/Pengeluaran Pembantu

DILARANG

MENYIMPAN UANG
BERTINDAK SEBAGAI
MELAKUKAN PADA SUATU BANK
PENJAMIN ATAS
KEGIATAN ATAU LEMBAGA
KEGIATAN,
PERDAGANGAN, KEUANGAN LAINNYA
PEKERJAAN,
PEKERJAAN ATAS NAMA PRIBADI
DAN/ATAU
PEMBORONGAN, DAN BAIK SECARA
PENJUALAN JASA;
PENJUALAN JASA; LANGSUNG MAUPUN
DAN
TIDAK LANGSUNG

Pasal 21 PP 12 Tahun 2019


a. membahas kebijakan Pengelolaan Keuangan
TIM ANGGARAN Daerah;
PEMERINTAH DAERAH
(TAPD) TUGAS b. menyusun dan membahas rancangan
KUA dan rancangan perubahan KUA;
c. menyusun dan membahas rancangan
Pejabat PPAS dan rancangan perubahan PPAS;
Perencana
Daerah d. melakukan verifikasi RKA SKPD;
PPKD
e. membahas rancangan APBD, rancangan
perubahan APBD, dan rancangan
pejabat
lain sesuai pertanggungjawaban APBD;
dengan
kebutuhan f. membahas hasil evaluasi APBD, perubahan
APBD, dan Pertanggungjawaban APBD;
g. melakukan verifikasi rancangan DPA SKPD
dan rancangan perubahan DPA SKPD;
h. menyiapkan surat edaran Kepala Daerah
DIPIMPIN OLEH SEKDA tentang pedoman penyusunan RKA; dan
i. melaksanakan tugas lain sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan

Pasal 22 PP 12 Tahun 2019


Anggaran Pendapatan Rencana Keuangan
dan Belanja Daerah Tahunan Daerah Yang
(APBD) Ditetapkan Dengan Perda

Penerimaan Daerah: AZAZ UMUM APBD


Rencana Penerimaan Daerah Yang 1. Disusun sesuai kebutuhan
Terukur Secara Rasional Yang Dapat penyelenggaraan Urusan
Dicapai Untuk Setiap Sumber Pemerintahan daerah yang
Penerimaan Daerah Dan Berdasarkan menjadi kewenangan Daerah
Pada Ketentuan PUU dan kemampuan Pendapatan
Pengeluaran Daerah: Daerah

 Rencana Pengeluaran Daerah 2. Mempedomani KUA PPAS yang


Sesuai Dengan Kepastian didasarkan pada RKPD
Tersedianya Dana Atas Penerimaan
3. Mempunyai fungsi Otorisasi,
Daerah Dalam Jumlah Yang Cukup;
perencanaan, pengawasan,
 Memiliki Dasar Hukum Yang alokasi, distribusi, dan
Melandasinya stabilisasi
Pasal 24 PP 12 Tahun 2019 Pasal 23 PP 12 Tahun 2019
STRUKTUR APBD APBD

PENDAPATAN BELANJA PEMBIAYAAN

PAD Belanja Operasi Penerimaan Pembiayaan

 Pajak Daerah  B. Pegawai  SiLPA


 Retribusi Daerah  Pencairan d. cadangan
 B. Barang & Jasa
 Hsl Pengelolaan  Penj yang dipisahkan
 B. Bunga
Kekayaan Daerah yg  Penerimaan pinjaman
Dipisahkan  B. Subsidi  Penerimaan kembali
 Lain –lain PAD yg Sah  B. Hibah pemberian pinjaman
Pendapatan Transfer  Penerimaan Pembiayaan
 B. Bantuan Sosial
lainnya Sesuai PUU
 Transfer Pemerintah
Belanja Modal Pengeluaran Pembiayaan
Pusat
 Transfer Antar Daerah Belanja Tidak Terduga  pembayaran cicilan pokok Utang

Belanja Transfer  Penyertaan modal


LAIN 2 PD YG SAH
 Pembentukan dana
 Hibah  B. Bagi Hasil cadangan
 Dana Darurat  B. Bantuan Keuangan  Pemberian pinjaman
 Lain-Lain Pendapatan  pengeluaran Pembiayaan
Sesuai PUU
lainnya sesuai PUU
PENDAPATAN ASLI DAERAH
PAJAK DAERAH meliputi pendapatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang mengatur mengenai pajak daerah dan retribusi
RETRIBUSI DAERAH daerah

HASIL PENGELOLAAN
merupakan Penerimaan Daerah atas hasil penyertaan modal daerah
KEKAYAAN DAERAH
YANG DIPISAHKAN

Terdiri antara lain:


a.Hasil Penjualan BMD;
b.Hasil Pemanfaatan BMD;
c.hasil kerja sama daerah;
d.jasa giro;
e.hasil pengelolaan dana bergulir;
f.pendapatan bunga;
g.penerimaan atas tuntutan ganti kerugian Keuangan Daerah;
LAIN-LAIN PAD h.penerimaan komisi, potongan, atau bentuk lain;
YANG SAH i. penerimaan untung dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing;
j. pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan;
k.pendapatan denda pajak daerah;
l. pendapatan denda retribusi daerah;
m.pendapatan hasil eksekusi atas jaminan;
n.pendapatan dari pengembalian;
o.pendapatan dari BLUD; dan
p.pendapatan lainnya sesuai dengan ketentuan PUU

Pasal 31 PP 12 Tahun 2019


PEMERINTAH DAERAH
DILARANG
Kepala Daerah yang
dikenai sanksi Hasil
MELAKUKAN PUNGUTAN
ATAU YANG DISEBUT NAMA
administratif tidak pungutan
LAINNYA YANG melarang dibayarkan hak-hak wajib
DIPERSAMAKAN DENGAN keuangannya yang diatur disetorkan
PUNGUTAN DI LUAR YANG dalam ketentuan seluruhnya
DIATUR DALAM UNDANG- ke kas
UNDANG
peraturan perundang- negara
undangan selama 6
(enam) bulan

MELAKUKAN PUNGUTAN
YANG MENYEBABKAN
EKONOMI BIAYA TINGGI, Kepala Daerah yang
MENGHAMBAT MOBILITAS
PENDUDUK, LALU LINTAS
melarang dikenai sanksi
BARANG DAN JASA ANTAR administratif sesuai
DAERAH, DAN KEGIATAN
EKSPOR/IMPOR YANG
ketentuan peraturan
MERUPAKAN PROGRAM perundang-undangan
STRATEGIS NASIONAL

Pasal 32 PP 12 Tahun 2019 Pasal 33 PP 12 Tahun 2019


PENDAPATAN TRANSFER
Transfer
Transfer Pemerintah Pusat
Antar-daerah

Dana Dana Dana Dana Dana Pendapatan


Bantuan
Perim Insentif Otonomi Keistime Bagi Hasil;
Keuangan
bangan Daerah; Khusus; waan; Desa Dan

Dana • Dana Bagi Hasil


Transfer Bantuan Keuangan
• Dana Alokasi Umum
Umum Dari Daerah Provinsi

Dana Bantuan Keuangan


• DAK Fisik Dari Daerah
Transfer
• DAK Non Fisik Kabupaten/Kota
Khusus

Pasal 34 - 45 PP 12 Tahun 2019


LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH
HIBAH:
BANTUAN BERUPA UANG,
BARANG, DAN/ATAU JASA YANG
BERASAL DARI PEMERINTAH PUSAT,
PEMERINTAH DAERAH LAIN,
MASYARAKAT, DAN BADAN USAHA
DALAM NEGERI ATAU LUAR
NEGERI YANG TIDAK MENGIKAT
UNTUK MENUNJANG
PENINGKATAN PENYELENGGARAAN
URUSAN PEMERINTAHAN YANG
HIBAH MENJADI KEWENANGAN DAERAH
SESUAI DENGAN KETENTUAN PUU
DANA DARURAT:
Dana Yang Berasal Dari APBN Pasal 47 PP 12 Tahun 2019
Yang Diberikan Kepada Daerah
Pada Tahap Pasca Bencana
Untuk Mendanai Keperluan
Mendesak Yang Diakibatkan
DANA
Oleh Bencana Yang Tidak DARURAT
Mampu Ditanggulangi Oleh
Daerah Dengan Menggunakan
Sumber APBD Sesuai Dengan LAIN-LAIN
Ketentuan Peraturan
Perundang-undangan
PENDAPATAN
SESUAI PUU
Pasal 48 PP 12 Tahun 2019

Pasal 46 PP 12 Tahun 2019


Pasal 49 PP 12 Tahun 2019
Belanja Daerah Mendanai Wajib Pelayanan
pelaksanaan Urusan Dasar
Pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah Urusan Wajib
Wajib Non
Belanja Daerah Pelayanan Dasar

Potensi Yang
Urusan Pilihan
Dimiliki Daerah

Dalam Hal Daerah Tidak Memenuhi Alokasi Belanja Untuk


Mendanai Urusan Pemerintahan Daerah Yang Besarannya
Telah Ditetapkan Sesuai Dengan Ketentuan Peraturan Perundang-
Undangan

Menteri Yang Melaksanakan Urusan Pemerintahan Di Bidang


Keuangan Melakukan Penundaan dan/atau Pemotongan
Penyaluran Dana Transfer Umum, Setelah Berkoordinasi
Dengan Menteri Dan Menteri Teknis Terkait

Ketentuan lebih lanjut mengenai penundaan dan/atau


pemotongan penyaluran Dana Transfer Umum dalam
peraturan menteri yang melaksanakan urusan
pemerintahan di bidang keuangan

Pasal 50 PP 12 Tahun 2019


Standar harga
satuan regional
STANDAR ditetapkan dengan
HARGA Peraturan Presiden
ANALISIS SATUAN
STANDAR REGIONAL
Analisis standar belanja
BELANJA
dan standar teknis digunakan sebagai
ditetapkan dengan pedoman dalam
Perkada STANDAR menyusun standar harga
satuan pada masing-
TEKNIS masing Daerah
SESUAI
DENGAN PUU

BELANJA DAERAH

Pasal 51 PP 12 Tahun 2019


BELANJA DAERAH

Belanja Tidak
Belanja Operasi Belanja Modal Terduga
Belanja Transfer

Belanja Belanja Belanja Tidak


Belanja Bagi Hasil
Pegawai Modal Terduga
Belanja Barang Belanja Bantuan
Dan Jasa Keuangan

Belanja Bunga

Belanja Subsidi

Belanja Hibah

Belanja
Bantuan Sosial

Pasal 56 PP 12 Tahun 2019


BELANJA PEGAWAI
digunakan

untuk menganggarkan kompensasi Kepala Daerah/wakil Kepala


Daerah, pimpinan/anggota DPRD, dan Pegawai ASN yang
ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 57 PP 12 Tahun 2019

Dalam Hal Belum Dalam Hal Kepala


Pemerintah Adanya Peraturan Daerah Menetapkan
Daerah Dapat Ditetapkan Pemerintah, Persetujuan Pemberian TPP-ASN Tidak
Memberikan Dengan Perkada Kepala Daerah Menteri Dalam Sesuai, Menteri
Tambahan persetujuan Dengan Dapat Memberikan Negeri seletah Keuangan Melakukan
Penghasilan DPRD Berpedoman TPP-ASN Setelah mendapatkan Penundaan Dan/Atau
Kepada Pegawai Pada Peraturan Mendapat Pertimbangan Pemotongan Dana
ASN Pemerintah Persetujuan Menteri Keuangan Transfer Umum Atas
Menteri Dalam Usulan Menteri Dalam
(TPP-ASN) Negeri
Negeri

Berdas
arkan

Tempat kondisi kelangkaan prestasi pertimbangan


beban kerja
bertugas kerja profesi kerja objektif lainnya

Pasal 58 PP 12 Tahun 2019


BELANJA BARANG DAN JASA
digunakan

untuk menganggarkan pengadaan barang/jasa yang


nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan, termasuk
barang/jasa yang akan diserahkan atau dijual kepada
masyarakat/pihak ketiga.
Pasal 59 PP 12 Tahun 2019

BELANJA BUNGA
digunakan

untuk menganggarkan pembayaran bunga Utang yang


dihitung atas kewajiban pokok Utang berdasarkan perjanjian
pinjaman.

Pasal 60 PP 12 Tahun 2019


BELANJA SUBSIDI
harga jual terlebih dahulu tata cara pemberian
BUMN, menghasilk
dari hasil dilakukan audit dan
BUMD an produk keuangan oleh pertanggungjawaban
produksi
dan/atau atau jasa kantor akuntan subsidi diatur dalam
dan jasa publik sesuai Perkada sesuai
badan pelayanan
terjangkau dengan dengan ketentuan
usaha milik Dasar ketentuan peraturan
oleh
swasta masyarakat peraturan perundang-
masyarakat undangan

Pasal 61 PP 12 Tahun 2019


HIBAH BANTUAN SOSIAL
1. Diberikan kepada :
 pemerintah pusat 1. pemberian bantuan berupa uang dan/atau barang untuk Diberikan
kepada :
 pemerintah daerah lainnya
 BUMN/BUMD  Individu
 badan dan lembaga, serta organisasi kemasyarakatan yang  Keluarga
berbadan hukum Indonesia  keluarga, kelompok dan/atau masyarakat
2. secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib
dan tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus setiap tahun 2. sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif yang bertujuan
anggaran, kecuali ditentukan lain PUU; untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial,
3. ditujukan untuk menunjang pencapaian Sasaran Program dan kecuali dalam keadaan tertentu dapat berkelanjutan;
Kegiatan Pemda sesuai kepentingan Daerah dalam mendukung 3. Setelah memprioritaskan pemenuhan belanja Urusan
terselenggaranya fungsi pemerintahan, pembangunan, dan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan,
kemasyarakatan dengan memperhatikan asas keadilan, kecuali ditentukan lain sesuai dengan ketentuan peraturan
kepatutan, rasionalitas, dan manfaat untuk masyarakat; perundang-undangan
4. Setelah memprioritaskan pemenuhan belanja Urusan
Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan,
kecuali ditentukan lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan

Pasal 62 PP 12 Tahun 2019 Pasal 63 PP 12 Tahun 2019


BELANJA MODAL
digunakan

1. Digunakan untuk menganggarkan pengeluaran yang dilakukan dalam rangka


pengadaan aset tetap dan aset lainnya;
2. Pengadaan aset tetap memenuhi kriteria:
a. mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan;
b. digunakan dalam Kegiatan Pemerintahan Daerah;
c. batas minimal kapitalisasi aset diatur dalam Perkada
Pasal 64 PP 12 Tahun 2019

Belanja Belanja Belanja Belanja


Belanja
Belanja Peralatan Bangunan Jalan, Aset
Aset
Tanah Dan Dan Irigasi, Dan Tetap
Lainnya
Mesin Gedung Jaringan Lainnya

Pasal 65 PP 12 Tahun 2019


BELANJA BAGI HASIL

dianggarkan dalam APBD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-


undangan
Pasal 66 PP 12 Tahun 2019

BELANJA BANTUAN KEUANGAN


1. diberikan kepada Daerah lain dalam rangka kerja sama daerah, pemerataan peningkatan
kemampuan keuangan, dan/atau tujuan tertentu lainnya;
2. sesuai KKD setelah memprioritaskan pemenuhan belanja Urusan Pemerintahan Wajib dan
Urusan Pemerintahan Pilihan serta alokasi belanja yang diwajibkan oleh peraturan
perundang-undangan, kecuali ditentukan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan

Bankeu Provinsi ke
Bankeu antar Bankeu antar Bankeu Kab/Kota ke
Kab/Kota di Bankeu Provinsi
Provinsi dan/atau
Daerah Daerah wilayahnya
Daerah provinsi
atau Kab/Kota
Provinsi; Kab/Kota; dan/atau Kab/Kota kepada Desa
lainnya;
di luar wilayahnya;

Pasal 67 PP 12 Tahun 2019


BELANJA Tidak Terduga

1. Merupakan Pengeluaran Anggaran Atas Beban APBD Untuk Keadaan Darurat Termasuk
Keperluan Mendesak Serta Pengembalian Atas Kelebihan Pembayaran Atas Penerimaan Daerah
Tahun-tahun Sebelumnya;
2. Kriteria Keadaan Darurat Dan Keperluan Mendesak Ditetapkan Dalam Perda Tentang APBD
Tahun Berkenaan.
Kriteria

Keadaan Darurat Keperluan Mendesak


bencana alam, bencana non-alam, kebutuhan daerah dalam rangka Pelayanan
bencana sosial dan/atau kejadian luar Dasar masyarakat yang anggarannya belum
biasa; tersedia dalam TA berjalan;

pelaksanaan operasi pencarian dan Belanja Daerah yang bersifat mengikat dan
pertolongan; belanja yang bersifat wajib;

Pengeluaran Daerah yang berada diluar


kerusakan sarana/prasarana yang dapat
kendali Pemda dan tidak dapat diprediksikan
mengganggu kegiatan pelayanan publik sebelumnya, serta amanat PUU;

Pengeluaran Daerah lainnya yang apabila ditunda


akan menimbulkan kerugian yang lebih
besar bagi Pemerintah Daerah dan/atau
masyarakat

Pasal 69 PP 12 Tahun 2019


PEMBIAYAAN DAERAH
Penerimaan Silpa;
Pembiayaan Daerah
Pencairan Dana Cadangan;

Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan;

Penerimaan Pinjaman Daerah;

Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah;

Penerimaan Pembiayaan Lainnya Sesuai Dengan Ketentuan PUU

Pengeluaran Pembayaran Cicilan Pokok Utang Yang Jatuh Tempo;


Pembiayaan Daerah
Penyertaan Modal Daerah;

Pembentukan Dana Cadangan;

Pemberian Pinjaman Daerah; Dan/Atau

Pengeluaran Pembiayaan Lainnya Sesuai Dengan Ketentuan Peraturan


Perundang-undangan
Pembiayaan Neto Merupakan Selisih Penerimaan Pembiayaan Terhadap Pengeluaran
Pembiayaan Digunakan Untuk Menutup Defisit Anggaran
Pasal 70 PP 12 Tahun 2019
Jadwal Penyusunan & Penetapan APBD
No URAIAN WAKTU LAMA
1. Penyampaian Rancangan KUA dan Minggu II bulan Juli 4 minggu
Rancangan PPAS oleh Kepala Daerah kepada
DPRD
2. Kesepakatan antara Kepala Daerah dan Minggu II Bulan Agustus
DPRD atas Rancangan KUA dan Rancangan
PPAS
3. Penerbitan Surat Edaran Kepala Daerah Minggu II Bulan Agustus
perihal Pedoman Penyusunan RKA SKPD dan
RKA-PPKD
4. Penyusunan dan pembahasan RKA-SKPD
serta penyusunan Rancangan Peraturan
Daerah tentang APBD
5. Penyampaian Rancangan Peraturan Daerah Paling lambat 60 hari Paling lambat Minggu I Bulan
tentang APBD kepada DPRD kerja sebelum September bagi daerah yang
Pengambilan persetujuan menerapkan 5 (lima) hari
bersama DPRD dan kerja per minggu dan Paling
Kepala Daerah lambat Minggu III Bulan
62
Jadwal Penyusunan & Penetapan APBD

No URAIAN WAKTU LAMA


7. Menyampaikan Rancangan Peraturan Daerah tentang 3 hari kerja setelah persetujuan
APBD dan Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang bersama
Penjabaran APBD kepada Menteri Dalam
Negeri/Gubernur untuk dievaluasi
8. Hasil evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Paling lama 15 hari kerja setelah
APBD dan Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang Rancangan Peraturan Daerah
Penjabaran APBD tentang APBD dan Rancangan
Peraturan Kepala Daerah tentang
Penjabaran APBD diterima oleh
Menteri Dalam Negeri /Gubernur
9. Penyempurnaan Rancangan Peraturan Daerah tentang Paling lambat 7 hari kerja (sejak
APBD sesuai hasil evaluasi yang ditetapkan dengan diterima keputusan hasil evaluasi)
keputusan pimpinan DPRD tentang penyempurnaan
Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD
10. Penetapan Peraturan Daerah tentang APBD dan Paling lambat akhir Desember (31
Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD Desember)
sesuai dengan hasil evaluasi

63
Proses Penyampaian Rancangan KUA & Rancangan PPAS

PEDOMAN
PENYUSUNAN
KDH DPRD
APBD YG
Disampaikan
DIKELUARKAN
OLEH MENDAGRI
ke DPRD
paling lambat
 Kebijakan Dasar Minggu Kedua
Penyusunan Menyusun
Rancangan KUA bulan Juli
APBD
& Rancangan PPAS
 Teknis Menyusun
Penyusunan Rancangan KUA
APBD & Rancangan PPAS

 Hal Khusus
Lainnya

dibahas bersama
RKA
Paling lambat
pedoman bagi
Minggu ke-2
perangkat daerah dalam KUA & PPAS Nota Kesepakatan Agustus
menyusun RKA SKPD

Pasal 89 - 90 PP 12 Tahun 2019


KEBIJAKAN UMUM APBD (KUA) PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN
Pasal 1 Angka 22 SEMENTARA (PPAS
Pasal 1 Angka 23
Dokumen Yang Memuat Kebijakan Program prioritas dan batas maksimal anggaran
Bidang Pendapatan, Belanja, Dan yang diberikan kepada perangkat Daerah
Pembiayaan Serta Asumsi Yang untuk setiap Program dan Kegiatan sebagai
Mendasarinya Untuk Periode 1 (Satu) acuan dalam penyusunan Rencana Kerja dan
Tahun Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah

memuat memuat

1. menentukan skala prioritas pembangunan


1. kondisi ekonomi makro daerah;
daerah; 2. menentukan prioritas Program dan
2. asumsi penyusunan APBD; Kegiatan untuk masing-masing urusan
3. kebijakan Pendapatan Daerah; yang disinkronkan dengan prioritas dan
program nasional yang tercantum dalam
4. kebijakan Belanja Daerah; rencana kerja Pemerintah Pusat setiap
5. kebijakan Pembiayaan Daerah; tahun; dan
6. strategi pencapaian 3. menyusun capaian Kinerja, Sasaran,
dan plafon anggaran sementara untuk
masing-masing Program dan Kegiatan
Dalam hal Kepala Daerah dan DPRD tidak menyepakati
bersama rancangan KUA dan rancangan PPAS, paling lama 6
(enam) minggu sejak rancangan KUA dan rancangan PPAS
disampaikan kepada DPRD, Kepala Daerah menyampaikan
Rancangan Perda tentang APBD kepada DPRD berdasarkan RKPD,
rancangan KUA, dan rancangan PPAS yang disusun Kepala
Daerah, untuk dibahas dan disetujui bersama antara Kepala
Daerah dengan DPRD sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan

Pasal 91 PP 12 Tahun 2019


KEGIATAN TAHUN JAMAK
(Pasal 92)

KEGIATAN TAHUN JAMAK PERSETUJUAN BERSAMA


MENGIKAT DANA ANGGARAN KEPALA DAERAH DAN DPRD
LEBIH DARI 1 (SATU) TAHUN
KRITERIA ANGGARAN
KEGIATAN TAHUN NOTA KESEPAKATAN
JAMAK : Minimal Memuat:
– Pekerjaan Konstruksi Atas 1. Nama kegiatan
2. Jangka waktu pelaksanaan
Pelaksanaan Kegiatan Yang
kegiatan
Secara Teknis Merupakan Satu 3. Jumlah anggaran
Kesatuan Untuk Menghasilkan 1 4. Alokasi anggaran per tahun
(Satu) Keluaran Yang
Memerlukan Waktu Penyelesaian ( KDH ) ( DPRD )
Lebih Dari 12 (Dua Belas) Bulan;
 Ditandatangani bersamaan dengan penandatanganan
– Pekerjaan Atas Pelaksanaan nota kesepakatan KUA dan PPAS pada tahun pertama
rencana pelaksanaan kegiatan tahun jamak
Kegiatan Yang Menurut Sifatnya  Jangka waktu penganggaran kegiatan tahun jamak
Harus Tetap Berlangsung Pada tidak melampaui akhir tahun masa jabatan kepala
Pergantian Tahun Anggaran. daerah berakhir kecuali Kegiatan Tahun Jamak
dimaksud merupakan prioritas nasional dan/atau
kepentingan strategis nasional sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan

Pasal 92 PP 12 Tahun 2019


PENYUSUNAN RKA-SKPD
BERPEDOMAN

Dasar KEPALA SKPD Menyusun


KUA PPAS RKA SKPD
TERJADI PENAMBAHAN KEBUTUHAN

keadaan darurat termasuk belanja untuk keperluan mendesak


RKA Disusun Dengan Menggunakan Pendekatan:
1. Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah dengan menyusun prakiraan maju
dengan menyusun Prakiraan maju berisi perkiraan kebutuhan anggaran untuk Program dan Kegiatanyang direncanakan dalam
tahun anggaran berikutnya dari tahun anggaran yang direncanakan

2. Penganggaran Terpadu (Unified Budgeting)


dilakukan dengan memadukan seluruh proses perencanaan dan penganggaran di lingkungan SKPD untuk
menghasilkan dokumen RKA

3. Anggaran Berbasis Kinerja / Prestasi Kerja


dilakukan dengan memperhatikan:
a. keterkaitan antara pendanaan dengan Keluaran yang diharapkan dari Kegiatan;
b. Hasil dan manfaat yang diharapkan; dan
c. efisiensi dalam pencapaian Hasil dan Keluaran
Berpedoman Pada:
a. Indikator Kinerja, b. Tolak Ukur& Sasaran Kinerja, c. Standar Satuan Harga, d. Rencana Kebutuhan BMD, E. SPM

Pasal 93-95 PP 12 Tahun 2019


Penyiapan Rancangan PERDA Tentang APBD

 Kesesuaian dengn KUA


Program/ & PPAS

Kegiatan  Prakiraan maju yg telah


disetujui TA sebelumnya
 Dokumen perencanaan
lainnya
RKA-SKPD A Tidak  Capaian kinerja &
indikator kinerja
Setuju
 Kelompok sasaran
kegiatan
RKA-SKPD B
 Standar Satuan Harga
(SSH), ASB & SPM

Dibahas oleh  Sinkronisasi program


RKA-SKPD C PPKD dan kegiatan antar
TAPD SKPD

RKA-SKPD D
KDH DPRD
Setuju
RKA-SKPD ….
dst….
RAPERDA tentang
APBD (dan Lampirannya)

Pasal 101-103 PP 12 Tahun 2019


PROSES EVALUASI PERDA APBD PROVINSI DAN
PERATURAN GUBERNUR TTG PENJABARAN APBD

Membuat
RANPERGUB Bupati/Walikota
RAPERDA Sebesar Pengesahan
menetapkan
APBD Tidak Setuju Pagu APBD MDN
(30 Hari) PER-GUB
Tahun Lalu
(15 hari)

Dibahas bersama
DPRD DPRD & Pemda
Gubernur
menetapkan
Penyempurnaan PERDA &
(7 Hari) PER-GUB
Melewati
Setuju Batas waktu Tdk Sesuai
Evaluasi Dgn UU
Tdk
Disempurnakan
Penyampaian
RAPERGUB
RAPERDA APBD
PENJABARAN APBD Hasil
& RANPERGUB MDN
Evaluasi MDN Usul Ke MENKEU Untuk
PENJABARAN (15 hari) Penundaan Dan/Atau
APBD
(3 hari) Pemotongan Dana Transfer
Umum
Sesuai
dgn UU

= Substansi Baru
Pasal 111 PP 12 Tahun 2019
PROSES EVALUASI PERDA APBD KAB/KOT DAN
PERATURAN BUP/WAL TTG PENJABARAN APBD
Membuat
RANPERBUP/WAL Bupati/Walikota
RAPERDA Sebesar Pengesahan
menetapkan
APBD Tidak Setuju Pagu APBD Gubernur
(30 Hari) PERWAL/BUP
Tahun Lalu
(15 hari)

Dibahas bersama
DPRD DPRD & Pemda
Walikota/Bup
menetapkan
Penyempurnaan PERDA &
(7 Hari) PERWAL/BUP
Melewati
Setuju Batas waktu Tdk Sesuai
Evaluasi Dgn UU
Tdk
Disempurnakan
RAPERBUP/WAL Penyampaian
RAPERDA APBD
PENJABARAN APBD & RANPERWAL/BUP Hasil
GUB MDN Usul Ke MENKEU Untuk
PENJABARAN Evaluasi
APBD (15 hari) Penundaan Dan/Atau
(3 hari) Pemotongan Dana Transfer
Umum
Sesuai
dgn UU
Koordinasi Konsultasi
Kemenkeu MDN Laporan kpd
= Substansi Baru MDN

Pasal 112 PP 12 Tahun 2019


PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD BAGI DAERAH YANG
BELUM MEMILIKI DPRD

Konsultasi MDN bagi Provinsi/ Hasil Pedoman


Gubernur bagi Kab/Kota Konsultasi penyusunan RKA SKPD

Rancangan Perkada tentang APBD


Disampaikan paling lambat
KEPALA KUA & PPAS 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak
DAERAH rancangan KUA dan
rancangan PPAS dikonsultasikan

Pengesahan
MDN bagi Provinsi/
Gubernur bagi Kab/Kota
(30 Hari)

Kepala Daerah
menetapkan
PERKADA tentang APBD

Pasal 118 PP 12 Tahun 2019


PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN

Semua Penerimaan Dan Pengeluaran Daerah Dianggarkan Dalam APBD Dan Dilakukan Melalui Rekening Kas Umum Daerah Yang
Dikelola Oleh BUD

Dalam Hal Penerimaan Dan Pengeluaran Daerah Sesuai Dengan Ketentuan PUU Tidak Dilakukan Melalui RKUD, BUD
Melakukan Pencatatan Dan Pengesahan Penerimaan Dan Pengeluaran Daerah Tersebut

PA/KPA, Bendahara Penerimaan/Bendahara Pengeluaran, Dan Orang Atau Badan Yang Menerima Atau Menguasai
Uang/Kekayaan Daerah Wajiib Menyelenggarakan Penatausahaan Sesuai Dengan PUU

Pejabat Yang Menandatangani Dan/Atau Mengesahkan Dokumen Yang Berkaitan Dengan Surat Bukti Yang Menjadi Dasar
Penerimaan Atau Pengeluaran Atas Pelaksanaan APBD Bertanggung Jawab Terhadap Kebenaran Material Dan Akibat Yang
Timbul Dari Penggunaan Surat Bukti Dimaksud

Penerimaan Perangkat Daerah Yang Merupakan Penerimaan Daerah Tidak Dapat Dipergunakan Langsung Untuk Pengeluaran,
Kecuali Ditentukan Lain Sesuai Dengan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan

Setiap Pejabat Dilarang Melakukan Tindakan Yang Berakibat Pengeluaran Atas Beban APBD Apabila Anggaran Untuk
Membiayai Pengeluaran Tersebut Tidak Tersedia Atau Tidak Cukup Tersedia

Kepala Daerah Dan Perangkat Daerah Dilarang Melakukan Pengeluaran Atas Beban APBD Untuk Tujuan Lain Dari Yang Telah
Ditetapkan Dalam APBD

Pasal 120-124 PP 12 Tahun 2019


Penatausahaan Kas Umum
1. PPKD selaku BUD membuka Rekening Kas Umum Daerah pada
bank umum yang sehat;
2. Bank umum ditetapkan oleh Kepala Daerah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
dan dimuat dalam perjanjian antara BUD dengan
bank umum yang bersangkutan;
3. Kepala Daerah dapat memberi izin kepada kepala
SKPD untuk membuka rekening penerimaan melalui
BUD yang ditetapkan oleh Kepala Daerah pada bank
umum.
4. Kepala Daerah dapat memberikan izin kepada
kepala SKPD untuk membuka rekening pengeluaran
melalui BUD yang ditetapkan oleh Kepala Daerah
pada bank umum untuk menampung UP
Pasal 126-127 PP 12 Tahun 2019
PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN
PENDAPATAN DAERAH

Pasal 137
1. Bendahara Penerimaan wajib menyetor seluruh penerimaannya ke Rekening Kas Umum Daerah paling
lambat dalam waktu 1 (satu) hari.
2. Dalam hal kondisi geografis Daerah sulit dijangkau dengan komunikasi, transportasi, dan keterbatasan
pelayanan jasa keuangan, serta kondisi objektif lainnya, penyetoran penerimaan dapat melebihi 1 (satu)
hari yang diatur dalam Perkada.
3. Setiap penerimaan harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah atas setoran.
4. Bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat meliputi dokumen elektronik.
5. Penyetoran penerimaan pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menggunakan surat tanda
setoran.

Pasal 138
1. Penyetoran penerimaan pendapatan dilakukan secara tunai dan/atau nontunai.
2. Penyetoran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dianggap sah setelah Kuasa
BUD menerima nota kredit atau dokumen lain yang dipersamakan.
3. Bendahara Penerimaan dilarang menyimpan uang, cek, atau surat berharga
yang dalam penguasaannya:
a. lebih dari 1 (satu) hari, kecuali terdapat kondisi geografis Daerah sulit
dijangkau dengan komunikasi, transportasi, dan keterbatasan pelayanan
jasa keuangan, serta kondisi objektif lainnya; dan/atau
b. atas nama pribadi.
Mekanisme Pembayaran Belanja
MEKANISME - LS

Pertanggungjawaban
Pelaksanaan
Kegiatan Pembayaran Kegiatan
Kegiatan
(SPP-SPM-SP2D)

MEKANISME – UP/GU

Pertanggungjawaban
Pelaksanaan Pembayaran
Belanja UP
Belanja Non Tunai
(SPP-SPM-SP2D)

MEKANISME – TU

Permintaan TU Pertanggungjawaban Pembayaran


(SPP-SPM-SP2D) Belanja Non Tunai
PELAKSANAAN DAN
PENATAUSAHAAN PEMBIAYAAN
Daerah

Keadaan yang menyebabkan SiLPA DANA CADANGAN

a. menutupi defisit anggaran; (1) Pemindahbukuan dari rekening Dana


Cadangan ke Rekening Kas Umum Daerah
b. mendanai kewajiban Pemerintah Daerah yang belum dilakukan berdasarkan rencana penggunaan
Dana Cadangan sesuai peruntukannya.
tersedia anggarannya;
(2) Pemindahbukuan dari rekening Dana
c. membayar bunga dan pokok Utang dan/atau obligasi Daerah Cadangan ke Rekening Kas Umum Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
yang melampaui anggaran yang tersedia mendahului dilakukan setelah jumlah Dana Cadangan
perubahan APBD; yang ditetapkan berdasarkan Perda tentang
pembentukan Dana Cadangan yang
d. melunasi kewajiban bunga dan pokok Utang; bersangkutan mencukupi
e. mendanai kenaikan gaji dan tunjangan Pegawai ASN akibat (3) Pemindahbukuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) paling tinggi sejumlah pagu
adanya kebijakan Pemerintah; Dana Cadangan yang akan digunakan sesuai
peruntukannya pada tahun anggaran
f. mendanai Program dan Kegiatan yang belum tersedia berkenaan sesuai dengan yang ditetapkan
anggarannya; dan/atau dengan Perda tentang pembentukan Dana
Cadangan.
g. mendanai Kegiatan yang capaian Sasaran Kinerjanya (4) Pemindahbukuan dari rekening Dana
ditingkatkan dari yang telah ditetapkan dalam DPA SKPD Cadangan ke Rekening Kas Umum Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tahun anggaran berjalan, yang dapat diselesaikan sampai dilakukan dengan surat perintah
dengan batas akhir penyelesaian pembayaran dalam tahun pemindahbukuan oleh Kuasa BUD atas
anggaran berjalan. persetujuan PPKD.
PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH

Pasal 159
(1) Pengelolaan BMD adalah keseluruhan Kegiatan yang meliputi perencanaan kebutuhan dan
penganggaran, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan,
penilaian, pemindahtanganan, pemusnahan, penghapusan, penatausahaan danpembinaan,
pengawasan dan pengendalian.
(2) Pengelolaan BMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Laporan
Realisasi Semester Pertama APBD

Pemerintah Daerah menyusun laporan realisasi


semester pertama APBD dan prognosis untuk
6 (enam) bulan berikutnya, disampaikan
kepada DPRD paling lambat pada akhir
bulan Juli tahun anggaran berkenaan
DASAR

Perubahan APBD

Pasal 160 PP 12 Tahun 2019


1. Perkembangan yang tidak sesuai dengan
asumsi KUA.

P 2. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan


T pergeseran anggaran antar unit organisasi,
E antar kegiatan, dan antar jenis belanja.
J
R
A I
J
K 3. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran
P A
A
lebih tahun sebelumnya harus digunakan
D
B I
dalam tahun berjalan.
D 4. Keadaan darurat.

5. Keadaan luar biasa.

Pasal 161PP 12 Tahun 2019


PERKEMBANGAN YANG TIDAK SESUAI
I DENGAN ASUMSI KUA

Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi KUA, seperti :


 pelampauan atau tidak tercapainya proyeksi Pendapatan Daerah;
 pelampauan atau tidak terealisasinya alokasi Belanja Daerah; dan/atau\
 perubahan sumber dan penggunaan Pembiayaan daerah.

Formulasi

dalam rancangan perubahan KUA serta perubahan PPAS berdasarkan perubahan RKPD

Rancangan Perubahan PPAS, disertai penjelasan:


 Program dan Kegiatan yang dapat diusulkan untuk ditampung dalam perubahan
APBD dengan mempertimbangkan sisa waktu pelaksanaan APBD tahun
anggaran berjalan
 capaian Sasaran Kinerja Program dan Kegiatan yang harus dikurangi dalam
perubahan APBD apabila asumsi KUA tidak tercapai.
 capaian Sasaran Kinerja Program dan Kegiatan yang harus ditingkatkan dalam
perubahan APBD apabila melampaui asumsi KUA
Pasal 162 PP 12 Tahun 2019
PERGESERAN ANGGARAN
II
 Pergeseran anggaran antar unit orgganisasis, antar
kegiatan, dan antar jenis belanja serta pergeseran antar
obyek belanja dalam jenis belanja dan antar rincian obyek
belanja diformulasikan dalam Perubahan DPA-SKPD.
 Pergeseran anggaran antar unit organisasis, antar
kegiatan, dan antar jenis belanja dilakukan melalui
perubahan Perda tentang APBD.
 Pergeseran antar rincian obyek belanja dalam obyek
belanja berkenaan, dilakukan melalui perubahan Perkada
tentang Penjabaran APBD.

Pasal 164 PP 12 Tahun 2019


III
Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya
Dalam Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Penggunaan SiLPA tahun sebelumnya untuk pendanaan


pengeluaran diformulasikan terlebih dahulu dalam Perubahan
DPA SKPD dan/atau RKA SKPD

Pasal 161 PP 12 Tahun 2019


PENDANAAN KEADAAN DARURAT
IV

Dalam keadaan darurat termasuk keperluan mendesak, Pemda


dapat melakukan pengeluaran yang belum tersedia anggarannya,
yang selanjutnya ditampung dalam rancangan perubahan APBD.

Dalam hal pengeluaran untuk mendanai keadaan darurat termasuk


keperluan mendesak dilakukan setelah perubahan APBD atau dalam
hal Pemerintah Daerah tidak melakukan perubahan APBD maka
pengeluaran tersebut disampaikan dalam laporan realisasi anggaran.

Pasal 166 PP 12 Tahun 2019


V PENDANAAN KEADAAN LUAR BIASA

• Keadaan luar biasa merupakan keadaan yang menyebabkan


estimasi penerimaan dan/atau pengeluaran mengalami kenaikan
atau penurunan lebih besar dari 50%.

Estimasi penerimaan mengalami kenaikan lebih dari 50% untuk :


 menambah kegiatan baru  dituangkan dalam RKA-SKPD
 menjadwalkan ulang/meningkatkan capaian target kinerja program
dan kegiatan dalam tahun anggaran berjalan  dituangkan dalam
DPPA-SKPD

Estimasi penerimaan mengalami penurunan lebih dari 50% dilakukan :


 penjadwalan ulang/pengurangan capaian target kinerja program dan
kegiatan dalam tahun anggaran berjalan  DPPA-SKPD

Pasal 167 PP 12 Tahun 2019


Jadwal Perubahan APBD

NO URAIAN WAKTU KETERANGAN


1. Penyampaian Rancangan Perubahan KUA dan Minggu pertama bulan Agustus
Rancangan PPAS kepada DPRD
2. Kesepakatan Perubahan KUA dan PPAS antara Minggu kedua bulan Agustus 7 hari
Kepala Daerah dan DPRD
3. Pedoman Penyusunan RKA-SKPD Perubahan
APBD
4. Penyampaian Raperda Perubahan APBD Minggu kedua bulan September
berserta lampiran kepada DPRD
5. Persetujuan DPRD terhadap Raperda 3 bulan sebelum tahun anggaran Akhir bulan
Perubahan APBD berakhir September
6. Penyampaian kepada Menteri Dalam 3 hari kerja
Negeri/Gubernur untuk dievaluasi
7. Keputusan Menteri Dalam Negeri/Gubernur 15 hari kerja
tentang hasil evaluasi
8. Penyempurnaan perda sesuai hasil evaluasi 7 hari kerja
apabila dianggap bertentangan dgn
kepentingan umum dan peraturan yang lebih
tinggi
Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan Daerah

DILAKSANAKAN OLEH ENTITAS AKUNTANSI DAN ENTITAS PELAPORAN

Pasal 185 PP 12 Tahun 2019


Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
(SAPD)
• SAPD sebagaimana memuat pilihan prosedur dan teknik akuntansi
dalam melakukan identifikasi transaksi, pencatatan pada jurnal,
posting kedalam buku besar, penyusunan neraca saldo, dan
penyajian laporan keuangan.
• Penyajian laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling sedikit meliputi:
1. Laporan Realisasi Anggaran
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
3. Neraca;
4. Laporan Operasional;
5. Laporan Arus Kas;
6. Laporan Perubahan Ekuitas; dan
7. Catatan atas Laporan Keuangan.
• Meliputi sistem akuntansi SKPKD dan sistem akuntansi SKPD.

Pasal 187 PP 12 Tahun 2019


Bagan akun standar (BAS)
• Sebuah Pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam
melakukan kodefikasi akun yang menggambarkan
struktur APBD dan laporan keuangan secara lengkap,
yang diselaraskan dengan BAS Pemerintah Pusat.
• Untuk mewujudkan statistik keuangan dan laporan
keuangan secara nasional yang selaras dan
terkonsolidasi antara Pemerintah Pusat dengan
Pemerintah Daerah, yang meliputi penganggaran,
pelaksanaan anggaran dan laporan keuangan.

Pasal 188 PP 12 Tahun 2019


ALUR PELAPORAN KEUANGAN PEMDA

APIP
PALING LAMBAT 2 Reviu
PALING LAMBAT 3
BULAN
BULAN
SETELAH TA LAPORAN SETELAH TA
BERAKHIR KEUANGAN
LAPORAN BERAKHIR
PEMERINTAH KEPALA DAERAH
KEUANGAN SKPD
DAERAH PEMDA

TANGGAPAN/
REKOMENDASI
KEPALA DAERAH PALING LAMBAT 2 BULAN BPK
SETELAH LK DITERIMA

Pasal 189 – 193 PP 12 Tahun 2019


PROSES EVALUASI PERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN
APBD PROVINSI DAN PERATURAN GUBERNUR TTG PENJABARAN
PENJABARAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD

RAPERDA Bupati/Walikota
Membuat Pengesahan
Pelak&PertJB menetapkan
Tidak Setuju RANPERGUB MDN
APBD (7 hari) PER-GUB
(15 Hari)

Dibahas bersama
DPRD DPRD & Pemda
paling lama 1 bulan
Gubernur
menetapkan
Penyempurnaan PERDA &
(7 Hari) PER-GUB
Melewati
Setuju Batas waktu Tdk Sesuai
Evaluasi Dgn UU
Tdk
Disempurnakan
Penyampaian
RAPERGUB
RAPERDA APBD
PENJABARAN APBD Hasil
& RANPERGUB MDN
Evaluasi MDN Usul Ke MENKEU Untuk
PENJABARAN (15 hari) Penundaan Dan/Atau
APBD
(3 hari) Pemotongan Dana Transfer
Umum
Sesuai
dgn UU

= Substansi Baru
Pasal 195 PP 12 Tahun 2019
PROSES EVALUASI PERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN
APBD KAB/KOTA DAN PERATURAN WALIKOTA/BUPATI TTG
PENJABARAN PENJABARAN PERTANGGUNGJAWABAN
PELAKSANAAN APBD KAB/KOTA

Membuat Bupati/Walikota
RAPERDA Tidak Setuju RANPERGUB Pengesahan
menetapkan
APBD Sebesar MDN
(15 Hari) PER-GUB
7 hari

Dibahas bersama
DPRD & Pemda
DPRD paling lama 1 bulan
Gubernur
menetapkan
Penyempurnaan PERDA &
(7 Hari) PER-GUB
Melewati
Setuju Batas waktu Tdk Sesuai
Evaluasi Dgn UU
Tdk
Disempurnakan
Penyampaian
RAPERGUB
RAPERDA APBD
PENJABARAN APBD Hasil
& RANPERGUB MDN
Evaluasi MDN Usul Ke MENKEU Untuk
PENJABARAN (15 hari) Penundaan Dan/Atau
APBD
(3 hari) Pemotongan Dana Transfer
Umum
Sesuai
dgn UU

= Substansi Baru
Pasal 196 PP 12 Tahun 2019
Pengelolaan Piutang Daerah

1. Setiap pejabat yang diberi kuasa untuk mengelola pendapatan, belanja, dan kekayaan
daerah wajib mengusahakan agar setiap Piutang Daerah diselesaikan seluruhnya dengan tepat
waktu.
2. Pemerintah Daerah mempunyai hak mendahului atas piutang jenis tertentu sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Piutang Daerah yang tidak dapat diselesaikan seluruhnya dan tepat waktu, diselesaikan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Penyelesaian Piutang Daerah yang mengakibatkan masalah perdata dapat dilakukan melalui
perdamaian, kecuali mengenai Piutang Daerah yang cara penyelesaiannya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
Pasal 198 PP 12 Tahun 2019

Piutang Daerah dapat dihapuskan secara mutlak atau bersyarat dari pembukuan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai
penghapusan piutang negara dan Daerah, kecuali mengenai Piutang Daerah yang cara
penyelesaiannya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Pasal 199 PP 12 Tahun 2019
Pengelolaan Investasi Daerah

1. Pemerintah Daerah dapat melakukan investasi dalam rangka memperoleh manfaat ekonomi,
sosial, dan/atau manfaat lainnya \
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai investasi Pemerintah Daerah diatur dalam Peraturan Menteri
setelah berkoordinasi dengan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
keuangan Pasal 201-202 PP 12 Tahun 2019

Pengelolaan Barang Milik Daerah

Pengelolaan BMD meliputi rangkaian Kegiatan pengelolaan BMD sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang- undangan Pasal 203 PP 12 Tahun 2019

Pengelolaan Utang Daerah dan Pinjaman Daerah

1. Kepala Daerah dapat melakukan pengelolaan Utang dan melakukan pinjaman daerah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Biaya yang timbul akibat pengelolaan Utang dan Pinjaman Daerah dibebankan pada
APBD Pasal 203 PP 12 Tahun 2019
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)

PEJABAT PENGELOLA
KEPALA DAERAH BLUD BERTANGGUNG
PEMERINTAH DAERAH MENETAPKAN PERKADA JAWAB ATAS
MEMBENTUK BLUD TENTANG KEBIJAKAN PELAKSANAAN
FLEKSIBILITAS BLUD KEBIJAKAN FLEKSIBILITAS
BLUD

PEMBINAAN KEUANGAN
BLUD DILAKUKAN OLEH
LAPORAN KEUANGAN BLUD MENYUSUN
PPKD DAN PEMBINAAN
BLUD DISUSUN RENCANA BISNIS DAN
TEKNIS BLUD
BERDASARKAN SAP ANGGARAN
DILAKUKAN OLEH
KEPALA SKPD

SELURUH PENDAPATAN KETENTUAN LEBIH LANJUT MENGENAI BLUD DIATUR


BLUD DAPAT DIGUNAKAN
DALAM PERATURAN MENTERI SETELAH MEMPEROLEH
LANGSUNG UNTUK
MEMBIAYAI BELANJA BLUD PERTIMBANGAN MENTERI YANG MENYELENGGARAKAN
YANG BERSANGKUTAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG KEUANGAN

Pasal 205-211 PP 12 Tahun 2019


PENYELESAIAN KERUGIAN KEUANGAN DAERAH

SETIAP BENDAHARA,
PEGAWAI ASN BUKAN
SETIAP KERUGIAN KEUANGAN BENDAHARA, ATAU PEJABAT
DAERAH YANG DISEBABKAN LAIN YANG KARENA TATA CARA
OLEH TINDAKAN PERBUATANNYA PENGGANTIAN KERUGIAN
MELANGGAR HUKUM ATAU MELANGGAR HUKUM ATAU DAERAH SESUAI
KELALAIAN SESEORANG MELALAIKAN
WAJIB SEGERA DISELESAIKAN DENGAN KETENTUAN
KEWAJIBANNYA, BAIK PERATURAN PERUNDANG-
SESUAI DENGAN KETENTUAN
LANGSUNG ATAU TIDAK UNDANGAN
PUU
LANGSUNG MERUGIKAN
DAERAH WAJIB MENGGANTI
KERUGIAN DIMAKSUD

Pasal 212-213 PP 12 Tahun 2019


INFORMASI KEUANGAN DAERAH
1. Pemerintah Daerah wajib menyediakan informasi keuangan daerah dan diumumkan kepada
masyarakat;
2. Informasi keuangan daerah paling sedikit memuat informasi penganggaran, pelaksanaan anggaran,
dan laporan keuangan;

MEMBANTU KEPALA MEMBANTU KEPALA MEMBANTU KEPALA


INFORMASI KEUANGAN DAERAH DALAM DAERAH DALAM DAERAH DALAM
MENYUSUN ANGGARAN
DAERAH DIGUNAKAN DAERAH DAN LAPORAN
MERUMUSKAN MELAKUKAN EVALUASI
UNTUK PENGELOLAAN KEBIJAKAN KEUANGAN KINERJA KEUANGAN
KEUANGAN DAERAH; DAERAH; DAERAH;

MENDUKUNG
MENDUKUNG
MELAKUKAN EVALUASI PENYELENGGARAAN MENYEDIAKAN
KETERBUKAAN
PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI STATISTIK KEUANGAN
INFORMASI KEPADA
KEUANGAN DAERAH KEUANGAN DAERAH; PEMERINTAH DAERAH;
MASYARAKAT
DAN

Informasi keuangan daerah Kepala Daerah yang tidak


harus mudah diakses oleh mengumumkan informasi
masyarakat dan wajib keuangan daerah dikenai
disampaikan kepada sanksi administratif sesuai
Menteri Dalam Negeri dan dengan ketentuan peraturan
Menteri Keuangan perundang-undangan

Pasal 214-215 PP 12 Tahun 2019


PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SECARA NASIONAL
Dikoordinasikan

MENTERI DALAM NEGERI

Dikoordinasikan

MENTERI DALAM
Gubernur Kepala Daerah
NEGERI

Provinsi Kabupaten Kota Perangkat Daerah

Pasal 216-217 PP 12 Tahun 2019


PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
DBH, DAU, DAN DAK
BINWAS DILAKUKAN DENGAN SUPERVISI,
PEMANTAUAN DAN EVALUASI

DBH DAK DAU

URUSAN PEM. URUSAN PEM.


URUSAN PEM. KEGIATAN KHSUS
TERUTAMA
PRIORITAS DAERAH PRIORITAS NASIONAL
PELAYANAN PUBLIK
SPBE DALAM PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH
• Pemerintah Daerah wajib menerapkan sistem pemerintahan berbasis
elektronik di bidang Pengelolaan Keuangan Daerah secara terintegrasi
paling sedikit meliputi:
1 Penyusunan Program dan Kegiatan dari rencana kerja Pemerintah Daerah;
2 Penyusunan rencana kerja SKPD;
3 Penyusunan anggaran;
4 Pengelolaan Pendapatan Daerah;
5 Pelaksanaan dan penatausahaan Keuangan Daerah;
6 Akuntansi dan pelaporan; dan
7 Pengadaan barang dan jasa.
• Penerapan SPBE dapat dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan
kondisi dan/atau kapasitas Pemerintah Daerah paling lambat 3 (tiga)
tahun setelah dikeluarkannya peraturan ini
Pasal 223 PP 12 Tahun 2019

Pada saat peraturan pemerintah ini mulai berlaku, Peraturan


Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4578) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku

Pasal 224 PP 12 Tahun 2019

1. Peraturan pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005


tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dinyatakan masih tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan
Pemerintah ini.
2. Peraturan pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah ini harus ditetapkan
paling lambat 2 (dua) tahun terhitung sejak Peraturan Pemerintah ini
diundangkan
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Terima Kasih
DRAFT
PELAPORAN KEUANGAN DESA

114
Draft Pelaporan Keuangan Desa

• Materi ini disusun dari Draft Pelaporan Keuangan Desa.


• Pelaporan Keuangan Desa belum disahkan dan baru dalam proses
memperoleh pertmbangan BPK.
• Isi standar baru merupakan wacana dan belum diterapkan.
• Penerapan pelaporan keuangan desa sebelum standar ada harus
mengikuti ketentuan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri
– Peraturan Pemerintah No 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan UU 6 Tahun 2014 Tentang Desa
– Peraturan Pemerintah 8 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas PP
Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari APBN
– Permendagri 113 Tahun 2013 tentang Pengeloaan Keuangan Desa

115
Latar Belakang Akuntansi Desa

• Desa melakukan pengelolaan keuangan desa dan membuat


pertanggungjawaban
• Alokasi Dana Desa dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah
Daerah
• 20,766,200,000 APBN-P 2015
• 46.982.080.000 APBN 2016
• Keuangan Desa adalah dana publik yang harus
dipertanggungjawabkan kepada publik, bukan hanya kepada
pengguna tertentu
• Tuntutan akuntabilitas dari masyarakat atas pengeloaan
keuangan Desa

116
116
Akuntabilitas Keuangan Desa

• Desa adalah unit pemerintahan daerah terkecil, sebagai


bagian integral dari akuntansi pemerintah daerah
Kabupaten atau Kota dalam NKRI, maka
pertanggungjawaban keuangan Desa sebaiknya diatur
secara nasional.
• Akuntabilitas merupakan salah satu asas dalam
penyelenggaraan Desa (Ps 24 huruf g UU 6/2014)
• Akuntabilitas harus berterima umum, sehingga sarana
pertanggungjawaban perlu diatur dengan standar
nasional.

117
117
Pendahuluan

Latar Belakang  Desa melakukan pengelolaan keuangan desa dan


membuat pertanggungjawaban, Terdapat alokasi Dana Desa dari
Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah, dan Tuntutan
akuntabilitas dari masyarakat atas pengelolaan keuangan Desa

Tujuan  Mengatur penyajian LK Desa dan meningkatkan transparansi


serta akuntabilitas keuangan desa
Ruang Lingkup  seluruh entitas pemerintah desa dalam menyusun
laporan keuangan.

Basis akuntansi  Basis Kas untuk LRA dan Basis Akrual untuk Neraca
serta dapat sepenuhnya menggunakan akrual untuk menghasilkan
informasi yang lebih lengkap berdasarkan PSAP Berbasis Akrual yang
telah ada
Tanggung Jawab  Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan
keuangan Pemerintah Desa berada pada Kepala Desa

118
Komponen Laporan Keuangan Desa

Komponen laporan keuangan desa terdiri atas:

Laporan Realisasi Anggaran Desa


Disajikan
secara
komparatif
Neraca Desa; dan setiap akhir
periode
pelaporan.
Catatan atas Laporan Keuangan Desa.

119
Laporan Realisasi Anggaran Desa

Laporan Realisasi Anggaran Desa memuat anggaran dan realisasi selama


periode pelaporan serta menyediakan informasi mengenai apakah sumber
daya ekonomi telah diperoleh dan digunakan sesuai dengan anggaran yang
telah ditetapkan (Prinsip Ketaatan)

Pendapatan Desa : Pendapatan Asli Daerah, Pendapatan Transfer, dan Pendapatan


Lain-Lain
Belanja Desa : Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, Belanja Modal dan Belanja
Tak Terduga (berdasarkan jenis belanja)
Surplus/Defisit : Selisih antara Pendapatan Desa dan Belanja Desa

Pembiayaan : penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan


Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran Desa : Selisih lebih/kurang antara realisasi
Anggaran Desa, serta penerimaan dan pengeluaran pembiayaan dalam Anggaran
Desa selama satu periode pelaporan
informasi Kas : Saldo Awal Kas, Penerimaan Kas, Pengeluaran Kas, dan Saldo Akhir
Kas

120
Neraca
Memberikan informasi mengenai Aset (kekayaan) dan Kewajiban entitas pemerintah
Desa pada tanggal pelaporan dan perubahan kekayaan selama periode berjalan.
Informasi ini diperlukan pengguna untuk melakukan penilaian terhadap kemampuan
entitas Pemerintah Desa dalam menyelenggarakan kegiatan pemerintahan Desa di
masa mendatang

Menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya,


antara lain pos-pos berikut:
 Aset
– Kas;
– Piutang;
– Persediaan;
– Investasi;
– Aset Tetap;
– Aset Lainnya;
 Kewajiban; dan
 Ekuitas

121
Neraca
Memberikan informasi mengenai Aset (kekayaan) dan Kewajiban entitas
pemerintah Desa pada tanggal pelaporan dan perubahan kekayaan selama periode
berjalan. Informasi ini diperlukan pengguna untuk melakukan penilaian terhadap
kemampuan entitas Pemerintah Desa dalam menyelenggarakan kegiatan
pemerintahan Desa di masa mendatang
Aset : diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh oleh
pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dan diakui pada saat
diterima atau kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah
• kas (nilai nominal)
• Piutang (nilai nominal)
• Persediaan (biaya perolehan atau nilai wajar)
• investasi (biaya perolehan)
• aset tetap (biaya perolehan atau nilai wajar)
Kewajiban Desa : diakui pada saat dana pinjaman diterima atau pada saat kewajiban
• Aset Lainnya
timbul. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal

Ekuitas : kekayaan bersih pemerintah desa yang merupakan selisih antara aset dan
kewajiban pemerintah desa pada tanggal laporan

122
Catatan atas Laporan Keuangan
Cakupan Pemerintah Desa harus mengungkapkan semua informasi penting, baik yang
telah tersaji dalam Neraca dan LRA maupun yang tidak tersaji, pada Catatan
atas Laporan Keuangan Desa

Informasi Umum tentang Entitas Pemerintah Desa


Informasi tentang geografis dan kondisi umum Desa, potensi dan sumber pendapatan
masyarakat
Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan berikut kendala dan
hambatan yang dihadapi dalam pencapaian realisasi pendapatan dan realisasi belanja
Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada LRA dan Neraca
Informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan dalam
LRA dan Neraca
Catatan atas Laporan Keuangan Desa disajikan secara sistematis. Setiap
pos dalam Laporan Keuangan Desa harus mempunyai referensi silang
dengan informasi terkait dalam Catatan atas Laporan Keuangan Desa

123
Penilaian Awal Aset

• Pemerintah Desa menyusun Laporan Keuangan Desa secara lengkap.


Dalam hal penyusunan Neraca Desa belum akurat atas nilai wajar aset
yang dimiliki untuk tahun pertama dapat disajikan dalam bentuk daftar aset.
Dalam hal nilai aset sudah dapat diketahui dan/atau ditentukan nilai
wajar/nilai perolehannya disajikan pada neraca desa.
• Untuk penyajian nilai aset pada neraca awal Desa, entitas dapat melakukan
inventarisasi atas pos-pos neraca. Inventarisasi tersebut dapat dilakukan
dengan cara inventarisasi fisik, catatan, laporan, atau dokumen sumber
lainnya.
• Aset yang dimiliki pemerintah desa sebelum penerapan awal standar ini
dinilai menggunakan harga perolehan atau harga wajar jika harga
perolehan tidak diketahui.
• Aset desa yang belum diketahui dan/atau ditetapkan nilai wajar/nilai
perolehannya disajikan dalam daftar tersendiri dan dijelaskan pada Catatan
atas Laporan Keuangan Desa.

124
PEMERINTAH DESA ABC
KECAMATAN DEF
KABUPATEN XYZ

Ilustrasi Untuk Tahun yang


LAPORAN REALISASI ANGGARAN DESA
Berakhir sampai dengan Desember 20X1 dan 20X0
(dalam rupiah)
No Uraian Angga Realisa (%) Realisa No Uraian Anggar Realisa (%) Realisa
ran si si an si si
20X 20X 20X1 20X 20X0
20X1
1 0 1
1 PENDAPATAN DESA 16 PENDAPATAN LAIN-LAIN
2 PENDAPATAN ASLI DESA 17 Hibah Pihak ketiga XXX XXX XX XXX
3 Hasil Usaha XXX XXX XX XXX 18 Sumbangan XXX XXX XX XXX
4 Hasil Pengelolaan Aset XXX XXX XX XXX
19 Pendapatan Lain-lain XXX XXX XX XXX
5 Swadaya Masyarakat XXX XXX XX XXX
6 Lain-Lain Pendapatan Asli XXX XXX XX XXX Jumlah Pendapatan lain- XXX XXX XX XXX
Desa lain
7 Jumlah Pendapatan Asli Desa XXX XXX XX XXX 20 JUMLAH PENDAPATAN XXX XXX XX XXX
8 PENDAPATAN TRANSFER 21 BELANJA
9 Dana Desa XXX XXX XX XXX 22 Belanja Pegawai XXX XXX XX XXX
10 Bagian Hasil Pajak Daerah XXX XXX XX XXX 23 Belanja Barang dan Jasa XXX XXX XX XXX
11 Bagian Hasil Retribusi Daerah XXX XXX XX XXX 24 Belanja Modal XXX XXX XX XXX
12 Alokasi Dana Desa XXX XXX XX XXX
25 JUMLAH BELANJA XXX XXX XX XXX
13 Bantuan Keuangan Dari XXX XXX XX XXX
Provinsi 26 SURPLUS/DEFISIT DESA XXX XXX XX XXX
14 Bantuan Keuangan Dari XXX XXX XX XXX
Kabupaten/Kota
15 Jumlah Pendapatan Transfer XXX XXX XX XXX

125
PEMERINTAH DESA ABC
KECAMATAN DEF
KABUPATEN XYZ
LAPORAN REALISASI ANGGARAN DESA
Ilustrasi Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan Desember 20X1 dan
20X0
(dalam rupiah)

No Uraian Anggaran Realisasi (%) Realisasi


20X1 20X1 20X0
27 PEMBIAYAAN
28 Penerimaan Pembiayaan Informasi Saldo Kas:
29 SiLPA Tahun Sebelumnya XXX XXX XX XXX
30 Pencairan Dana Cadangan XXX XXX XX XXX Saldo Awal Kas Rp XXX
31 Hasil Penjualan Kekayaan XXX XXX XX XXX Penerimaan Rp XXX
Desa Yang Dipisahkan Pengeluaran Rp XXX
32 Jumlah Penerimaan XXX XXX XX XXX Kenaikan/Penurunan Kas Rp XXX
Pembiayaan Saldo Akhir Kas Rp XXX
33 Pengeluaran Pembiayaan
34 Pembentukan Dana XXX XXX XX XXX
Cadangan
35 Penyertaan Modal pada XXX XXX XX XXX Desa ABC, Januari 20X1
BUMDes Kepala Desa
36 Jumlah Pengeluaran XXX XXX XX XXX
Pembiayaan
37 Jumlah Pembiayaan XXX XXX XX XXX __________________________
Bersih
38 SILPA XXX XXX XX XXX

126
PEMERINTAH DESA ABC
KECAMATAN DEF
KABUPATEN XYZ
NERACA DESA
Ilustrasi Per 31 Desember 20X1 dan 20X0
(dalam rupiah)

No Uraian Ref 20X1 20X0 Naik/tur


un
1 ASET
2 Kas Desa XXX XXX XXX
3 Piutang XXX XXX XXX
4 Persediaan XXX XXX XXX
5 Investasi pada BUMDes XXX XXX XXX
6 Dana Cadangan XXX XXX XXX
7 Tanah Desa XXX XXX XXX
8 Gedung dan Bangunan XXX XXX XXX
9 Peralatan dan Mesin XXX XXX XXX
10 Jalan, Irigasi, dan Jaringan XXX XXX XXX
11 Aset tetap Lainnya XXX XXX XXX
12 Konstruksi Dalam pengerjaan XXX XXX XXX
13 Aset Lainnya XXX XXX XXX
14 Jumlah Aset Desa XXX XXX XXX
15 KEWAJIBAN
16 Utang Desa XXX XXX XXX
17 EKUITAS Desa ABC, Januari 20X1
18 Ekuitas Desa XXX XXX XXX
Kepala Desa
19 Jumlah Kewajiban dan Ekuitas XXX XXX XXX
__________________________

127
PEMERINTAH DESA ABC
KECAMATAN DEF
KABUPATEN XYZ
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Ilustrasi
DAFTAR ISI

1. Informasi Umum 3. Penjelasan atas Pos-Pos Neraca


1.1. Profil dan Kebijakan Teknis 3.1. Aset
2. Penjelasan atas Pos-Pos Laporan Realisasi 3.1.1. Kas
Anggaran 3.1.2. Piutang
2.1. Pendapatan Desa 3.1.3. Persediaan
2.1.1. Pendapatan Asli Desa 3.1.4. Investasi
2.1.2. Pendapatan Transfer 3.1.5. Aset Tetap
2.1.3. Lain-lain Pendapatan Desa yang Sah 3.1.6. Aset Lainnnya
2.2. Belanja Desa 3.1.7. Daftar Aset yang Belum Diketahui
2.3. Surplus/Defisit Desa Nilainya
2.4. Pembiayaan Desa 3.2. Kewajiban
2.4.1. Penerimaan Pembiayaan 3.3. Ekuitas
2.4.2. Pengeluaran Pembiayaan 4. Daftar Lampiran
2.5. Sisa Lebih (Kurang) Perhitungan Anggaran
Desa

128
Dwi Martani - 081318227080
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/ 129

Anda mungkin juga menyukai