Anda di halaman 1dari 44

Konsep Utama Audit Dan

Perencanaan Audit
Oleh kelompok 8

Ratna Anjani

Imam Nafis W

Fatma Maulidia
Objektif Prosedur Perencanaan Audit
Objektif dari perencanaan 1. Melaksanakan prosedur audit
Objektif dan audit adalah untuk menetapkan
lingkup dan jangka waktu audit,
untuk memahami entitas serta
lingkungannya, termasuk peng

Prosedur dan jumlah serta jenis bukti


dan reviuw yang dibutuhkan
endalian internal dari entitas
tersebut.
untuk meyakinkan auditor 2. Menilai risiko salah saji

Perencanaan bahwa tidak ada salah saji


yang material dalam laporan
material dari laporan keuangan
3. Menentukan materialitas.
keuangan klien. Perencanaan 4. Mempersiapkan memorandum
Audit Audit adalah fase kedua dari Au
dit Process Model.
perencanaan dan program
audit yang mencakup respons
auditor terhadap risiko yang
teridentifikasi.
Memahami Entitas
dan Lingkungannya
Di fase Perencanaan Audit, pemahaman auditor terhadap entitas dan lingkungannya
harus lebih mendalam secara signifikan dibandingkan pemahaman auditor ketika pada
fase I: Penerimaan Klien.

Prosedur untuk Memperoleh Pemahaman

1
Wawancara
Wawancara (inquiry) dengan manajemen dan pihak lain dalam enti
tas. Penting bagi auditor untuk berdiskusi dengan manajemen klie
n mengenai objektif, ekspektasi, serta perencanaan untuk mencap
ai tujuan tersebut. Objektif manajemen jangka pendek dapat melip
uti: menaikkan laba, menurunkan investasi, memperkenalkan lini p
roduk baru, menurunkan biaya penjualan dan distribusi, dan sebag
ainya. . Ekspektasi manajemen yang dieksplorasi yaitu terhadap pi
hak eksternal dari perusahaan, seperti pelanggan, supplier, pemeg
ang saham, bank, pemerintah, dan sebagainya. Pengambilan infor
masi juga dilakukan dengan pihak selain manajemen untuk mengh
indari bias.
(cont’d)
Prosedur Analitis (Analytical Procedures).
2
Prosedur analitis sebagai prosedur penilaian risiko membantu me-
ngidentifikasi hal-hal yang mempunyai implikasi terhadap laporan
keuangan, seperti transaksi dan saldo yang tidak biasa. Prosedur
analitis biasanya dilakukan dengan membandingkan hasil dari
perusahaan dengan hasil dalam industri.

3 Observasi dan Inspeksi

Observasi atau pengamatan dan Inspeksi (observation and inspect


ion) mempunyai dua fungsi:
1. Mendukung prosedur wawancara pada manajemen dan pihak
pihak kain
2. Menyediakan informasi tambahan mengenai entitas dan
lingkungannya.
(cont’d)
Prosedur Potensi Penerapannya
Observasi Pertimbangan untuk mengamati:
Bagaimana entitas beroperasi dan dikelola
Bangunan pabrik, dan fasilitas lain yang digunakan dan dimiliki entitas,
termasuk tata letaknya
Gaya kepemimpinan manajemen
Pelaksanaan berbagai prosedur pengendalian internal
Kepatuhan terhadap kebijakan utama
Inspeksi Pertimbangan untuk menginspeksi dokumen seperti:
Rencana bisnis strategi dan proposal bisnis
Kajian industri dan laporan median mengenai entitas
Kontrak dan komitmen besar
Ketentuan perundangan dan korespondensi dengan regulator
Korespondensi dengan pengacara bankir dan pemangku kepentingan lain
Kebijakan dan catatan akuntansi
Buku pedoman pengendalian internal
Sumber Informasi Lainnya
Diskusi Tim Audit. Klien berkelanjutan.
ISA 315 mewajibkan diskusi di a Paper pekerjaan tahun lalu dap
ntara anggota tim penugasan d at direviu dan diandalkan seba
an keputusan partner (yang me gai objek observasi. File audit
mimpin) penugasan mengenai h permanen dari klien termasuk i
al-hal yang harus dikomunikasik nformasi tentang catatan-catat
an kepada anggota tim yang tid an mengenai kebijakan akunta
ak terlibat dalam diskusi. Diskus nsi yang digunakan di tahun-ta
i ini harus memberi penekanan
mengenai bagaimana dan di ma
na laporan keuangan entitas ren
01 02 hun sebelumnya. Auditor harus
memastikan bahwa tidak ada p
erubahan signifikan dari aspek-
tan terhadap salah saji material aspek relevan dari entitas dan l
karena kecurangan, termasuk b ingkungannya.
agaimana kecurangan bisa terja
di. Diskusi ini mengenyampingk
an pendapat anggota tim tentan
g kejujuran dan integritas manaj
emen dan TCWG (those charge
d with governance).
Industri, Regulasi, dan Faktor Eksternal Lainnya
Kondisi Industri  Pasar dan persaingan (persaingan permintaan,
kapasitas, dan harga)
 Aktivitas musiman atau cyclical
 Teknologi produk terkait produk dari entitas
Regulatory Environment  Standar akuntansi dan praktik spesifik dari industri
 Industri yang diregulasi
 Perpajakan
 Persyaratan kelingkungan yang mempengaruhi
industri dan bisnis
 Kebijakan pemerintah, seperti program subsidi
pemerintah, pembatasan perdagangan, dan
sebagainya
Faktor Eksternal Lainnya  Keadaan ekonomi (resesi, pertumbuhan)
 Tingkat suku bunga yang mempengaruhi aktivitas
pendanaan
 Tingkat inflasi
Operasi Bisnis  Sifat dari sumber pendapatan (retailer,
manufacturer, professional services)
 Produk dan Jasa (kebijakan penetapan
harga, persediaan, marjin laba, garansi)
 Pasar (ekspor, kontrak, termin
pembayaran, market share, lisensi,
franchise)
 Lokasi fasilitas perusahaan (gudang,
kantor)
 Employment (tingkat gaji/upah, kontrak
kerja, pension)
 Key suppliers and customers
Investasi dan Kegiatan Investasi  Merger dan akuisisi
 Investasi dan divestasi dalam sekuritas,
utang, modal, dan aset

Pendanaan dan Aktivitas Pendanaan 
Investasi pada entitas non konsolidasi
Struktur utang, kebijakan solvency dan
Sifat dari Entitas
likuiditas Pertimbangan ketika memperoleh
 Struktur kepemilikan pemahaman mengenai sifat dari entitas:
 Penggunaan derivative
 Persyaratan dan rencana utang
Pelaporan Keuangan  Standar akuntansi
 Standar atau peraturan spesifik dalam
industri
 Standar akuntansi internasional
 Praktik pengakuan pendapatan
 Akuntansi untuk nilai wajar
Aspek-aspek dalam sifat entitas dapat dipengaruhi oleh pertimbangan legal. Oleh karena itu, penting bagi auditor
untuk mempertimbangkan dokumen-dokumen legal, seperti:

01 Corporate charter – nama perusahaan, jenis dan jumlah saham yang diotorisasi untuk diterbitkan,
jenis aktivitas bisnis.

02 Bylaws – termasuk prosedur mengenai pertemuan pemegang saham, metode voting untuk direktur,
dan sebagainya

03 Corporate minutes – catatan resmi mengenai pertemuan direksi dengan pemegang saham, termasuk
otorisasi pemberian kompensasi bagi petugas, kontrak baru, akuisisi aset tetap, pembayaran utang dan
dividen

04 Kontrak – termasuk surat utang jangka panjang, opsi saham, pension plans, kontrak dengan vendor,
kontrak dengan pemerintah, royalti, kontrak dengan serikat pekerja, dan perjanjian sewa.
Objektif, Strategi, dan Risiko Bisnis Terkait dari Entitas
Objektif Risiko Bisnis Potensial
Perkembangan industri Entitas tidak memiliki personel atau ahli untuk menghadapi
perubahan yang terjadi di industri
Produk dan jasa baru Kenaikan liabilitas produk
Ekspansi bisnis Salah mengestimasi permintaan pasar
Persyaratan akuntansi baru Implementasi yang tidak lengkap dan tidak sesuai standar
Regulatory requirements Peningkatan legal exposure
Penggunaan IT Sistem dan proses tidak kompatibel
•Pengukuran dan Reviu
Infographic Stylemengenai Kinerja Keuangan Entitas
Informasi tersebut adalah:

Informasi-informasi internal Indikator Kinerja (keuangan dan non


manajemen untuk menganali keuangan) dan rasio, tren, serta stat
istic operasi
sis kinerja keuangan dapat
digunakan auditor sebelum Pengukuran kinerja karyawan dan
melaksanakan prosedur kebijakan insentif

analitis. Prosedur analitis


dalam fase perencanaan Penggunaan forecast, analisis budget
berguna untuk auditor dapat variance, dan laporan kinerja tingkat
departemen atau tingkat lainnya
memahami bisnis entitas
serta identifikasi area-area Perbandingan kinerja perusahaan
di mana risiko potensial dengan competitor
dapat terjadi.
Kinerja keuangan periodik (pertumbuhan
pendapatan, profitabilitas, leverage)
Pengendalian Internal

Auditor harus memperoleh tingkat pemahaman yang memadai tentang


pengendalian internal entitas dalam rangka memahami entitas tersebut
secara keseluruhan. Pemahaman yang baik mengenai pengendalian
internal entitas diperlukan untuk penilaian risiko dari salah saji material
dalam laporan keuangan.
a. Proses Risk Assessment / Penilaian Risiko
Sebelum risiko dapat dinilai, auditor harus melakukan sejumlah prosedu
r untuk mendapatkan pemahaman mengenai accounting dan internal co
ntrol systems.

Assessment Tasks / Tugas Penilaaian


1. Mengidentifikasi risiko dengan meningkatkan pemahaman terhada
p entitas dan lingkungannya, termasuk cara kontrol yang relevan te
Audit Risk rkait dengan risiko.
2. Menghubungkan risiko yang teridentifikasi dengan apa yang mungk
Model (Model in salah dalam asersi manajemen tentang kelengkapan, keberadaa
n, valuasi, kemunculan, dan pengukuran transaksi atau asersi men
Risiko Audit) 3.
genai hak, kewajiban, presentasi, dan pengungkapan.
Menentukan seberapa besar risiko tersebut menyebabkan material
misstatement (kesalahan ungkap material) dari laporan keuangan.
4. Mempertimbangkan kemungkinan terjadinya risiko tersebut dapat
mempengaruhi laporan keuangan.
b. Risiko Bisnis, Risiko Audit dan komponennya
Risiko Audit
1. Risiko yang melekat (bawaan)
Adalah kerentanan dari saldo akun atau kelompok transaksi terhadap k
emungkinan salah saji yang bersifat material baik untuk masing-masing
saldo akun atau kelompok transaksi maupun pada saat digabungkan da
ri salah saji saldo akun atau kelompok transaksi lainnya dengan asumsi
tidak terdapat pengendalian internal yang terkait.
Audit Risk
2. Risiko kontrol
Model (Model Risiko salah saji yang dapat terjadi pada saldo akun atau kelompok tran
saksi dsn ysng bersifat material baik untuk masing-masing saldo akun a
Risiko Audit) tau kelompok transaksi maupun saat digabungkan dengan salah saji da
ri saldo akun atau kelompok transaksi lainnya tidak dapat dicegah atau
dideteksi dan dikoreksi dan dikoreksi secara tepat waktu dengan syste
m akuntansi dan system pngendalian internal.

3. Risiko deteksi
Risiko bahwa prosedur-prosedur subsantif.auditor tidak dapat mendete
ksi salah saji.
c.Risiko Signifikan
Risiko signifikan adalah risiko audit yang membutuhkan perti
mbangan audit khusus, yang secara umum terkait dengan jud
gemental matters dan transaksi tidak rutin yang signifikan

Audit Risk
Model (Model
Risiko Audit)
Materialitas

01 Ukuran dari Item


Merupakan sebuah hal yang relatif, yang tidak dapat ditentukan secara spesifik/absolut

02 Nature dari Item


Bersifat kualitatif dimana auditor tidak dapat mengelompokkan secara kuantitatif setiap keput
usan materialitas

03 Keadaan terjadinya.
1. Terkait pengguna laporan keuangan: auditor harus memiliki pengetahuan tentang siapa pengguna
poran keuangan tersebut dan bagaimana laporan tersebut mempengaruhi keputusan ekonomi.
2. Konteks informasi akuntansi dimana item/error muncul

04 Bagaimana Menentukan Materialitas?


Biasanya ditentukan dengan persentase: umumnya bukan merupakan sebuah angka absolut.
Fraud dan Iregularitas
Terkait dengan fraud, tugas auditor adalah:

Menanggapi secara tepat fraud yang teridentifikasi


.
Mengidentifikasi dan menilai risiko
dari kesalahan ungkap (misstatement)
yang material dari laporan keuangan Mengumpulkan bukti audit yang
cukup dan tepat terkait risiko yang
dinilai.
a.Kecurangan Laporan Keuangan dan Penyalahgunaan Aset

Kecurangan dalam Laporan Keuangan mungkin tercapai


karena :

1 Manipulasi, pemalsuan, atau perubahan catatan akuntansi


maupun dokumen pendukung,

2 Kesalahan penyajian, ataupun penghilangan yang disengaja dari


kejadian laporan keuangan, transaksi atau informasi signifikan
lainnya.

3 Penyalahgunaan yang disengaja dari prinsip akuntansi terkait


jumlah, klasifikasi, cara pengungkapan.
Sementara itu penyalahgunaan aset mungkin tercapai karena

1 Penggelapan kwitansi / tanda terima

2 Pencurian aset fisik atau kekayaan intelektual

3 Menyebabkan entitas membayar barang dan


jasa yang tidak pernah diterima

4 Menggunakan aset entitas untuk keperluan pribadi


b.Fraud Triangle

Kesempatan ; kelemahan kontrol internal yang


dianggap bisa dikesampingkan
menjadi salah satu contoh

02
Rasionalisasi ; seperti “Saya akan
membayar uangnya lagi”,
“mereka tidak akan pernah
Insentif/ tekanan ; tekanan seperti kebut
uhan keuangan, adalah kehilangan uang”.
“motif”untuk melakukan fraud.
01 03
C.Prosedur yang dipertimbangkan terkait Fraud

1.Diskusi dengan Engagement Team dan Prosedur Penilaian Risiko


Prosedur penilaian risiko yang mungkin mengindikasikan adanya fraud
.
2.Tanggapan terhadap Penilaian Risiko Fraud
Dalam menentukan keseluruhan respon yang ditujukan kepada
risiko yang telah dinilai auditor harus:
1.Menugaskan dan men-supervisi staf audit terkait pengetahuan, kemampuan, dan kecakapan setiap anggota

2. Mengevaluasi apakah kebijakan akuntansi perusahaan, terutama yang berkaitan dengan pengukuran subje
ktif dan transaksi kompleks, yang mengindikasikan kecurangan pelaporan keuangan yang dihasilkan dari
manajemen penghasilan

3. elemen yang tidak dapat diprediksi dalam nature, timing, dan extent dari prosedur audit.
Berdasarkan penilaian secara umum tersebut, auditor wajib
mendesain dan melaksanakan prosedur audit untuk :

1.Menguji ketepatan pencatatan jurnal

2. Melakukan reviu perkiraan akuntansi untuk prasangka, dan mengevaluasi apakah


hal tersebut merepresentasikan risiko salah pengungkapan yang material

3. Untuk transaksi signifikan diluar kebiasaan bisnis tersebut, perlu dicek apakah tra
nsaksi tersebut sudah sesuai pencatatannya atau belum
D. Evaluasi Bukti Audit dan Dokumentasi

Ketika prosedur untuk menentukan fraud telah diselesaikan, auditor wajib mengevaluasi
bukti audit yang ditemukan, terutama yang merupakan hasil dari prosedur analitis dan
kemungkinan kesalahan ungkap karena fraud.
Jika ditemukan kesalahan ungkap yang melibatkan manajemen, auditor dapat
melakukan perubahan terhadap penilaian awal, baik merubah cara, waktu, atau jangkauan
dari prosedur audit sebagai responnya.
E.Pemberhentian Perjanjian

Apabila ditemukan kesalahan ungkap yang dikarenakan fraud, hal ini bisa menimbulkan
pertanyaan apakah auditor selayaknya melanjutkan audit atau tidak. Auditor dapat
membandingkan situasi dengan aturan yang berlaku. Kemudian auditor harus
mempertimbangkan apakah tepat untuk memberhentikan perjanjian.

Manajemen juga perlu menuliskan representasi manajemen yang mengharuskan


manajemen untuk menyatakan tanggung jawab mereka untuk mencegah, mendeteksi, dan
mengungkap setiap fraud.
6. Menggunakan Pekerjaan Lain (ISA 610, ISA
620) dan Mempertimbangkan Penggunaan
Auditee pada Organisasi Jasa (ISA 402)

Dalam menjalankan tugasnya, se


orang auditor dapa mengandal
kan pekerjaan auditor internal,
dan dalam beberapa kasus dapat
menyewa pihak eksternal yang
andal untuk menyediakan suatu
keahlian atau expertise yang
tidak terdapat dalam suatu
perusaan audit atau KAP.
1. Menggunakan Pekerjaan Auditor Andal

ISA 620 menjelaskan mengenai tanggung jawab seorang auditor yang meng
gunakan pekerjaan andal auditor dalam memperoleh bukti audit yang andal. Seorang
auditor andal adalah orang maupun organisasi yang memiliki keahlian di lapangan di
bandingkan dengan akuntansi dan audit, dimana digunakan oleh seorang auditor untuk
menghasilkan bukti audit yang layak. Seorang auditor andal dapat berasal dari internal
seperti staff, termasuk staff sementara dalam KAP, atau berasal dari lingkungan eksterna
l. Walaupun telah menggunakan pekerjaan auditor andal, hal ini tidak mengurangi tanggu
ng jawab seorang auditor dalam menyelesaikan pekerjaannya, namun seorang auditor
dapat menggunakan hasil kerja auditor andal sebagai buktu audit yang layak digunakan.
Dalam penggunaannya, jika seorang auditor menggunakan pekerjaan auditor
andal, maka ia harus memastikan bahwa pekerjaan tersebut telah
memenuhi standar atau syarat. Selain itu auditor juga harus memasti
kan bahwa auditor andal tersebut memiliki kompetensi, kemampuan,
dan bersifat objektif.
Maksud dari mengevaluasi hasil kerja auditor andal adalah melihat a
pakah hasil kerja auditor andal relevan dan konsisten terhadap bukti
audit yang lain
2. Perjanjian Auditor Andal dan Pelaporan
Seorang auditor harus setuju at
au sependapat dengan pekerjaan seoran
g auditor andal, termasuk di dalamnya ad
alah sifat, lingkup, dan keobjektifan dari p
ekerjaan auditor andal tersebut.
Opini auditor andal ini menjelaskan apaka
h seorang auditor dapat atau tidak dapat
mengacu pada pekerjaan auditor andal te
rsebut. Apabila opini auditnya tidak meme
nuhi syarat, maka auditor tidak akan men
gacu pada pekerjaan auditor andal, kecu
ali terdapat ketentuan hukum dan regulas
i yang menyatakan sebaliknya. Jika opini
auditnya memenuhi syarat, maka auditor
dapat mengacu pada pekerjaan auditor a
ndal tersebut.
3. Menggunakan Pekerjaan Auditee’s Internal Auditor
ISA 610 membahas mengenai tanggung jawab eksternal auditor pada fungsi
internal audit, saat eksternal auditor menilai bahwa fungsi internal audit relevan terdahap
pekerjaannya. Fungsi internal audit adalah penyajian penilaian suatu aktivitas sebegai
jasa kepada suatu entitas, termasuk di dalamnya adalah memonitor, mengevaluasi
keefektifan kontrol internal. Sementara itu internal auditor adalah individu yang melakukn
fungsi internal audit.
Sebelum menggunakan fungsi internal audit, lagi, eksternal auditor harus memastikan
kompetensi dari internal auditor dan keobjektifan fungsi internal control itu sendiri.
Tidak hanya itu, eksternal auditor juga harus menilai pekerjaan intern
al auditor, mulai dari lingkup, sampai risiko yang ada.
Untuk memastikan apakah pekerjaan internal auditor memadai,
eksternal auditor harus mengevaluasi hasil kerja internal auditor, apa
kah hasil kerja tersebut memiliki sifat kecakapan, serta sudah diawasi se
cara layak atau belum. Jika eksternal auditor pada akhirnya menggu
nakan pekerjaan internal auditor, maka eksternal auditor harus
menyertakan dokumen audit yang menyatakan tentang peng
evaluasian pekerjaan internal auditor dan prosedur yang dijalan
kan eksternal auditor dalam proses pengerjaannya.
4. Pertimbangan Audit Berkaitan dengan Auditee Menggunakan Organisa
si Jasa

ISA 402 membahas mengenai tanggung jawab auditor eksternal


dalam memperoleh bukti audit saat auditee menggunakan jasa dari satu atau
lebih organisasi jasa atau service organizations. Service organizations adalah
organisasi pihak ketiga yang menyediakan jasa untuk penggunanya, yang mer
Our Services Style
upakan bagian dari system informasi organisasi, yang relevan pada pelaporan
keuangan.
Jasa yang diberikan oleh service organizations relevan terhadap
audit pelaporan keuangan saat jasa tersebut merupakan bagian dari system
informasi organisasi tersebut. Jasa yang diberikan oleh service organizations
merupakan bagian dari sistem informasi pengguna organisasi, apabila jasa-jas
a ini mempengaruhi:
1 Transaksi dalam operasi atau pekerjaan auditee bersifat signifikan
terhadap laporan keuangan.

Prosedurnya baik yang bersifat IT atau manual, yang mana


2 transaksi yang dicatat, diproses, diperiksa, ditransfer ke genera l-
ledger dan dilaporkan di laporan keuangan.

3 Pencatatan akuntansi yang berkaitan mendukung informasi dan


spesifik pada laporan keuangan pengguna organisasi.

44 Proses pelaporan laporan keuangan digunakan untuk membuat


laporan keuangan pengguna entitas/organisasi, termasuk estimasi
akuntansi dan pengungkapan yang bersifat signifikan.

5 Pengendalian terhadap journal entries termasuk non-standard


journal entries.
Tujuan auditor pada saat auditee menggunakan jasa dari service organizations adalah m
emperoleh pemahaman dari sifat dan makna dari jasa yang diberikan oleh service organi
zation dan efeknya pada internal control pengguna organisasi dan untuk mendesign dan
menyajikan prosedur audit yang responsive terhadap risikonya.
Jika seorang auditor tidak mendapat data dari auditee untuk memperoleh pemahaman t
ersebut, maka auditor harus mendapatkannya dari prosedur-prosedur berikut ini; laporan
Type 1 dan Type 2; menghubungi service organization melalui auditee, mengunjungi org
anisasinya dan menjalankan prosedur untuk menyajikan relevan control dalam organisas
i tersebut, atau menggunakan auditor lain untuk melakukan prosedur tersebut untuk men
yajikan informasi pengendalian dalam service organizations tersebut.
Type 1 mendeskripsikan ‘laporan gambaran dan design dari pengendalian atau
control yang terdapat pada service organization’ meliputi
a. manajemen, system, dari service organization tersebut, serta control objective yang
berkaitan dengan control
b. laporan dari service auditor. Sedangkan Type 2 disebut ‘laporan gambaran, design,
dan keefektifan operasi dari proses control atau pengendalian service organization’
meliputi :
1. penggambaran manajemen, implementasinya, keefektifan operasinya
selama periode tertentu
2. laporan dari service auditor
3. gambaran dari pengujian atau test proses control service auditor.

Terkadang, service organizations menggunkana subservice organization yaitu


service organization yang digunakan oleh service organization yang lain untuk menyedia
kan jasa bagi auditee. Apabila service organization menggunakan subservice organizati
on, maka auditor juga harus mendapatkan data dari subservice organization.
Penilaian
Risiko
Inherent
Inherent risk sendiri adalah kemungkinan adanya kekeliruan
dalam segmen audit yang melampaui batas toleransi, dimana
risiko ini menunjukan adanya kerentanan laporan keuangan
terhadap kekeliruan yang bersifat material, dengan asumsi tidak
ada internal control.
Penilaian risiko ini baik inherent risk maupun control risk, biasanya ditunjukan
dalam bentuk kuantitatif, seperti presentase, dan dalam bentuk kualitatif.
Keadaan eksternal yang dapat meningkatkan risiko bisnis juga dapat mempen
garuhi inherent risk.
Risiko bisnis sendiri adalah kondisi, kejadian, aksi maupun non aksi yang signif
ikan, yang dapat mempengaruhi tercapainya tujuan suatu entitas. Selain itu
faktor yang terdapat dalam entitas dan lingkungannya juga dapat mempengaru
hi inherent risk, contohnya adalah kurangnya kecukupan modal untuk melanjut
kan kegiatan operasional entitas. Pemahaman mengenai risiko bisnis dapat
diartikan sebagai pemahaman akan inherent risk, dimana risiko bisnis akan
juga akan mempengaruhi keadaan financial, laporan keuangan entitas, dll.
Penting bagi seorang auditor untuk
memahami inherent risk dalam suatu
entitas, dalam kegiatan operasionalnya,
kepemilikannya, tipe investasi yang telah
dilakukan, dan bagaimana entitas tersebut
didanai.
Inherent risk sendiri dapat muncul dari
tujuan atau obejective entitas, strategi, dll
yang berkaitan dengan risiko bisnis.
Aktivitas Perencanaan Lain

Aktivitas perencanaan lain ini termasuk rencana


diskusi dengan direksi, dan mempersiapkan memorandum/
memo perencanaan audit. Diantaranya :
1. Diskusi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata
Kelola
Penting bagi seorang auditor untuk melakukan diskusi dengan
pihak yang bertanggung jawab terhadap tata kelola suatu entitas
, Lebih jauh, auditor akan mencari pihak yang dapat mengkomu
nikasikan segala suatunya dalam suatu entitas, bagaimana
alokasi tanggung jawab dan kewenangannya antara pihak
tatakelola dan mamajemen, tujuan dan strategi entitas, serta
risiko bisnis apa saja yang dapat berdampak pada
misstatement atau kesalahan regulasi.
Melakukan diskusi dengan pihak tata kelola ini akan membantu
auditor dalam merencanakan prosedur audit. Sikap, kesadaran
dan pengetahuan yang dimiliki oleh pihak tata kelola ini akan ber
pengaruh pada internal control dan kepentingan entitas, seperti
bagaimana pihak tata kelola ini melihat keefektifan internal
control dalam entitas tersebut, bagaimana mereka mendeteksi
adanya kecurangan dalam entitas. Sikap dan respon yang
dilakukan oleh pihak pengelola ini akan menentukan seberapa
besar praktik akuntansi perlu dipertimbangkan.
Selain itu, komunikasi antara pihak tata kelola dan auditor juga
akan menggambarkan, apakah masalah entitas ditahun-tahun
sebelumnya sudah terselesaikan atau belum.
2. Memorandum Perencanaan Audit
Secara khusus, memorandum perencanaan audit mengandung beberapa
bagian di bawah ini:
1. Informasi latar belakang klien
2. Tujuan dari audit menunjukkan apakah audit tersebut dilakukan untuk
stockholder, pengajuan pemerintah nasional, atau tujuan-tujuan lainnya
3. Penilaian dari risiko perikatan dan potensi tindak lanjut atas identifikasi
peningkatan risiko keterlibatan, seperti yang diidentifikasikan selama tahap
penerimaan klien
4. Identifikasi dari auditor atau ahli lain
5. Penilaian materialitas
6. Risiko inheren
7. Kesimpulan sehubungan dengan lingkungan control
8. Klasifikasi dari lingkungan CIS klien dan tingkat dari ketergantungan pada
sistem CIS klien
9. Evaluasi dari kualitas akuntansi dan sistem control internal
10. Rangkuman dari pendekatan audit
11. Pemilihan waktu dan jadwal dari kerja audit
12. Anggaran audit
3. Rencana Audit (audit programme)
Rencana audit menetapkan sifat, waktu dan luasnya prosedur
audit yang direncakan yang diharuskan berdasarkan ISA 315 dan
ISA 330 untuk mengimplementasi keseluruhan strategi audit untuk
menjadi gambaran yang komprehensif dari pekerjaan yang harus dilakuk
an.

4. Bukti Audit
Bukti audit tersedia dari sumber yang berbeda dan beraneka
ragam: prosedur untuk mendapatkan pemahaman dari bisnis klien dan
kontrol internal, test of control, prosedur analitis dan detailed substantive
testing.
5. Prosedur Audit
Dalam merencanakan pemilihan
waktu dari audit kerja, prosedur yang penting
harus dilakukan terlebih dahulu. Kapanpun
mungkin, rencana audit yang disesuaikan me
nunjukkan prosedur yang akan dilakukan dan
harus dipersiapkan dalam kronologi eksekusi.

7. Dokumentasi
Seseorang auditor harus mendoku
mentasikan keseluruhan strategi audit dan
rencana audit, termasuk alasan untuk
perubahan yang signifikan yang dibuat selama
perikatan audit.
Thank you
Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai