Anda di halaman 1dari 36

RAPAT KOORDINASI

SURVEILANS DAN IMUNISASI


TINGKAT PROVINSI BALI

Oleh:
DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI
Komitmen dan Strategi Global
Program Imunisasi

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Komitmen Global: Eradikasi Polio
 Mei 1988:
- World Health Assembly, termasuk Indonesia,
mengeluarkan resolusi untuk membasmi
penyakit polio dari dunia
- Berdirinya Global Polio Eradication Initiative
(GPEI)
 1991: Program eradikasi polio di Indonesia
dimulai
 1995, 1996, 1997 : Pelaksanaan PIN Imunisasi
Polio di Indonesia
 1996: Virus polio liar yang berasal dari Indonesia
terakhir dilaporkan
 2014: Indonesia menerima sertifikasi bebas Polio
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
Strategi Eradikasi Polio

 Imunisasi Rutin dengan cakupan tinggi dan


merata
 Imunisasi Tambahan :
 Backlog Fighting
 PIN
 Sub PIN  Daerah berisiko tinggi (fokus)
 Mopping Up
 Surveilans/penemuan kasus lumpuh layuh
akut (AFP)
 Pengamanan Virus Polio di Laboratorium Rojudin, Campang
Way Handak, lumpuh
tgl 28-05-05
Foto 03-07-’05

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Komitmen Global: Eliminasi Campak dan Rubella

Regional Elimination (GVAP, 2012):


Pada tahun 2015:
 Eliminasi campak di 4 regio WHO
 Eliminasi rubella di 2 regio WHO
Pada tahun 2020:
 Eliminasi campak dan rubella di 5 regio WHO

72nd RC Meeting SEARO (2017):


Resolved to revise the goal to “Measles and Rubella
Elimination by 2023”

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Jika Ingin Mencapai Eliminasi Campak dan Rubella Tahun 2023

1. Mencapai cakupan imunisasi campak rubela ≥95% di setiap


kab/kota
Sasaran :
a) Seluruh bayi usia 9 bulan,
b) Seluruh anak usia 18 bulan,
c) Seluruh anak usia SD/MI/sederajat/SDLB kelas 1
2. Memberikan kesempatan kedua imunisasi campak rubela
melalui imunisasi tambahan bagi daerah yang banyak memiliki
kelompok anak-anak yang belum imunisasi lengkap  2021
(Regional 1), 2022 (Regional 2) dan 2023 (Regional 3)

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Komitmen Global: Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal

 Pada tahun 1988 diperkirakan sebanyak


787.000 bayi meninggal dikarenakan tetanus
neonatorum
 World Health Assembly 1989 : called for
elimination of NT by 1995
 UNICEF´s World Summit for Children endorsed
the recommendation in 1990
 WHO, UNICEF and UNFPA relaunched the
initiative to include Maternal Tetanus in 1999
with focus on 59 priority countries
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
Strategi Mempertahankan Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal

1. Imunisasi Tetanus
a) Rutin:
• Imunisasi DPT-HB-Hib pada bayi < 1 tahun
• Imunisasi DPT-HB-Hib pada baduta
• Imunisasi DT, Td pada BIAS
• Imunisasi Td pada WUS (termasuk Ibu Hamil)
– Catin
– saat ANC (K1 atau K4) atau
– saat Posyandu di semua kabupaten
b) Imunisasi Tambahan (Suplemen):
• Kegiatan imunisasi Td, dengan sasaran Wanita Usia Subur di Kabupaten Risiko Tinggi
2. Persalinan oleh Tenaga Kesehatan & perawatan tali pusat secara higienis (Clean & safe delivery)
3. Surveilans Tetanus Neonatorum (TN) yang adekuat

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Target Program Imunisasi 2015-2019
Mempertahankan Indonesia Bebas Polio
 Cakupan imunisasi rutin yang tinggi dan merata
 Melaksanakan endgame strategi eradikasi polio

Mempertahankan Status Eliminasi Tetanus Maternal dan


Neonatal
 Skrining status T5 pada WUS

Memenuhi Target Global dan Regional untuk Eliminasi Campak


dan Rubella
 Pelaksanaan crash program campak tahun 2016
 Pelaksanaan Kampanye MR dan introduksi MR tahun 2017-2018

Introduksi Vaksin Baru


 Introduksi IPV, MR, HPV, PCV, JE
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
Imunisasi Dasar Lengkap saja
belum cukup memberikan
perlindungan terhadap PD3I
karena beberapa antigen
memerlukan booster/
pemberian dosis lanjutan pada
usia 18 bulan, usia anak sekolah
(BIAS) dan usia dewasa (WUS)

D
D
D
D
D
Perubahan Konsep
 Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) saja hingga 11
bulan tidak cukup untuk memberikan
Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) perlindungan yang optimal terhadap PD3I.
 Pemahaman masyarakat imunisasi cukup
sampai usia 9 bulan (campak) saja.

 Imunisasi lengkap adalah keadaan jika


seorang anak memperoleh imunisasi rutin
secara lengkap mulai dari:
1) IDL pada usia 0-11 bulan
2) Imunisasi Lanjutan DPT-HB-
Hib dan Campak Rubela pada
usia 18 bulan
3) Imunisasi Lanjutan Campak
Rubela dan DT pada Kelas 1
Imunisasi Rutin Lengkap (IRL) SD/MI
4) Imunisasi Td pada kelas 2 dan
5 SD/MI
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
PENGUATAN SURVEILANS CAMPAK-RUBELA
UNTUK MENCAPAI
ELIMINASI CAMPAK-RUBELA
TARGET ELIMINASI CAMPAK-RUBELA:
TAHUN 2023

Indikator surveilans
campak-rubela yang
Dibuktikan
Tidak ada adekuat :
dengan
transmisi • Discarded rate campak-
surveilans
rubela ≥2/100.000
virus campak-rubela
penduduk per tahun
campak- yang adekuat
• CBMS 100% per tahun
rubela selama 3 thn
berturut-turut CBMS setiap kasus SUSPEK CAMPAK dilaporkan
dan dilakukan investigasi dalam waktu <48 jam
setelah laporan diterima, diambil spesimen
serum dan dicatat secara individual (form MR01).
INDIKATOR SURVEILANS CAMPAK-RUBELLA
RUTIN KLB

• Discarded rate (kasus bukan campak dan bukan rubella) • Kelengkapan laporan KLB campak-rubella > 90%
secara nasional > 2/100.000 penduduk • KLB dilakukan Investigasi menyeluruh (fully investigated)
• Persentase kabupaten/kota melaporkan discarded rate 100%
(kasus bukan campak dan bukan rubella) > 2/100.000
populasi > 80% • KLB dilakukan investigasi < 48 jam > 80%
• Kasus suspek campak yang diinvestigasi adekuat (< 48 • KLB suspek campak yang diperiksa virologi > 80%
jam) > 80%
• Kasus suspek campak-rubella yang diperiksa IgM > 80%
• Kelengkapan Laporan Puskesmas (MR-01) > 90%
• Ketepatan Laporan Puskesmas (MR-01) > 80%
• Kelengkapan Laporan Surveilans Aktif Rumah Sakit >
90%
• Spesimen Adekuat untuk pemeriksaan IgM > 80%
• Spesimen Adekuat untuk pemeriksaan virologi > 80%

1/26/2020 dr. Cornelia Hesadarma 14


DEFINISI
ELIMINASI CAMPAK DAN RUBELLA:
Tidak ditemukan wilayah endemis campak dan rubella selama >36
bulan dan tidak ada transmisi virus campak dan rubela (zero
transmission), dengan pelaksanaan surveilans campak-rubela yang
adekuat.

ENDEMIS CAMPAK DAN RUBELA:


Adanya penularan virus campak dan/atau virus rubela secara terus-
menerus, yang terjadi selama ≥12 bulan di suatu wilayah tertentu.

1/26/2020 dr. Cornelia Hesadarma 15


SKENARIO ELIMINASI CAMPAK-RUBELA INDONESIA
2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026

Nasional

Interupted Eliminasi

Transmisi
No Transmisi
SKENARIO ELIMINASI CAMPAK-RUBELA INDONESIA

2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026


Nasional
Interupted Eliminasi

Regional 3
Interupted Eliminasi

Regional 2
Interupted Eliminasi

Regional 1
Interupted Eliminasi

Transmisi
No Transmisi
PEMBAGIAN REGIONAL
Campak
Other Viral
Exanthem Rubela

Mono-
nucleosis
Dengue

Demam
dan
Ruam
Scarlet
Kawasaki
Fever

Meningo- Roseola
cocemia Infantum
Toxo-
plasmosis
SURVEILANS CAMPAK-RUBELA
Cakupan
Imunisasi
bagus

Campak-Rubela
Campak-Rubela

Campak-Rubela

Campak-Rubela

Demam Ruam dg Campak Pasti atau Rubela pasti

Demam Ruam karena sebab lain


SUSPEK CAMPAK-RUBELA (lama)

Demam Ruam

Batuk Pilek
dan
Conjungtivitis

SUSPEK CAMPAK-RUBELA
1/26/2020 dr. Cornelia Hesadarma 21
SUSPEK CAMPAK-RUBELA (baru)


Demam Ruam

Batuk Pilek
dan
Conjungtivitis

SUSPEK CAMPAK-RUBELA
1/26/2020 dr. Cornelia Hesadarma 22
SUSPEK CAMPAK-RUBELLA

1/26/2020 dr. Cornelia Hesadarma 23


BUKAN CAMPAK
CAMPAK

1/26/2020 dr. Cornelia Hesadarma 24


CAMPAK RUBELA

BUKAN CAMPAK-RUBELA

1/26/2020 dr. Cornelia Hesadarma 25


MINIMAL 2/100.000
PENDUDUK INDIKATOR

BUKAN CAMPAK – BUKAN RUBELA =


DISCARDED

CAMPAK RUBELA

1/26/2020 dr. Cornelia Hesadarma 26


ALUR UNTUK MENDAPATKAN SUSPEK
DISCARDED CAMPAK-RUBELA

Spesimen Serum

Ig M Campak

DEMAM Negatif Positif


DAN
Ig M Rubella CAMPAK
RUAM PASTI

Positif Negatif

RUBELA DISCARDED
1/26/2020 dr. Cornelia Hesadarma PASTI 27
KLASIFIKASI KASUS
Kasus Campak Klinis: SUSPEK CAMPAK yang tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium dan
tidak mempunyai hubungan epidemiologi dengan kasus pasti secara laboratorium

Kasus Campak Pasti secara Lab  SUSPEK CAMPAK dengan hasil lab IgM Campak (+); riwayat
imunisasi Campak-Rubela pada 4-6 minggu terakhir sebelum muncul rash (-)

Kasus Rubella Pasti secara Lab  SUSPEK CAMPAK dengan hasil lab IgM Rubella (+); riwayat
imunisasi Campak-Rubela pada 4-6 minggu terakhir sebelum muncul rash (-)

Kasus Campak-Rubella Pasti secara Epid  SUSPEK CAMPAK dg hub epid (+) dg kasus pasti
secara LAB ATAU dg kasus pasti secara EPID yang lain

DISCARDED (BUKAN KASUS CAMPAK & BUKAN KASUS RUBELA) SUSPEK CAMPAK dg hasil
lab IgM Campak (-) dan IgM Rubela (-)
1/26/2020 dr. Cornelia Hesadarma 28
KLB Suspek Campak/Rubella : Apabila ditemukan lima (5)
atau lebih suspek campak-rubela dalam waktu empat (4)
minggu berturut-turut dan ada hubungan epidemiologi
DEFINISI KLB
CAMPAK-RUBELA
KLB Campak Pasti : Apabila ditemukan minimum dua (2)
spesimen positif IgM campak.

KLB Rubela Pasti : Apabila ditemukan minimum dua (2)


spesimen positif IgM rubela

KLB Mix : Apabila ditemukan minimum dua (2) spesimen


positif IgM campak dan rubela

KLB dinyatakan berhenti apabila tidak ditemukan


kasus baru dalam waktu dua kali masa inkubasi
atau rata-rata satu bulan setelah kasus terakhir.
1/26/2020 dr. Cornelia Hesadarma 29
STRATEGI PENCAPAIAN ELIMINASI CAMPAK-RUBELLA
PENEMUAN KASUS
1. Meningkatkan sensitifitas penemuan kasus dengan merubah definisi operasional
suspek campak menjadi “demam dan ruam maculopapupar”
2. Melibatkan pelayanan kesehatan swasta yang potensial seperti RS, klinik dan
praktek mandiri (dokter, bidan, perawat) dalam penemuan dan pelaporan
kasus.
PENGAMBILAN SPESIMEN
1. Spesimen darah : 100% suspek yang ditemukan diambil spesimen darah dan
dikirimkan ke laboratorium yang disepakati
2. Spesimen urin : minimal diambil 1 spesimen urin dari suspek campak dengan
gejala tambahan batuk, pilek atau conjuctivitis per kab/kota/tahun.
DUKUNGAN LOGISTIK PENGIRIMAN SPESIMEN
1. Menyiapkan dana untuk pengambilan dan pengiriman spesimen
1/26/2020 dr. Cornelia Hesadarma 30
DATA DISCARDED CAMPAK RUBELA
PERKAB/KOTA TAHUN 2019
Capaian
Jumlah target ks trgt kss klinis Penemuan ks
No Kabupaten Discrd rate kekurangan
Penduduk discrd/th /thn discarded 2019
2019
1 Buleleng 663.995 0 13 27 4 9
2 Jembrana 279.598 - 6 11 - 6
3 Tabanan 447.994 0 9 18 5 4
4 Badung 683.203 1 14 27 14 - 0
5 Gianyar 516.344 0 10 21 5 5
6 Klungkung 179.896 3 4 7 6 - 1
7 Bangli 228.425 - 5 9 3 2
8 Karang_asem 418.490 0 8 17 2 6
9 Kota_Denpasar 962.879 0 19 39 7 12
Bali 4.380.824 1 88 175 46 42

Jumlah penduduk sesuai dengan sasaran program pembangunan kesehatan perkab/kota tahun 2020 dari
pusdatin
MEMPERTAHANKAN STATUS BEBAS
POLIO MELALUI SURVEILANS AFP
Surveilans AFP
Sesudah Program Imunisasi
berjalan Baik

Surveilan AFP yang terstandard dan


Ambil Sampel, berkualitas baik, digunakan untuk
Isi Formulir memastikan bahwa tidak ada transmisi
virus Polio
Target:
≥2/100.000 anak dibawah usia 15 tahun
Bukan Polio

Anak dengan AFP


JUMLAH PENEMUAN KASUS AFP PERKAB/KOTA
DI BALI THN 2019
Jumlah Pddk <15
No Kabupaten Target AFP Kasus AFP
thn
1 Jembrana 64.598 1 13
2 Buleleng 161.917 3 2
3 Tabanan 85.611 2 -
4 Badung 157.942 3 3
5 Gianyar 113.144 2 5
6 Klungkung 39.648 1 1
7 Bangli 52.950 1 1
8 Karangasem 102.244 2 3
9 Denpasar 221.351 4 -
Jumlah 999.405 20 28

Jumlah penduduk sesuai dengan sasaran program pembangunan kesehatan perkab/kota


tahun 2020 dari pusdatin

Anda mungkin juga menyukai