Anda di halaman 1dari 20

Nailatul safnia dilla

verorika
De Quervain’s Syndrome
adalah suatu bentuk
peradangan yang disertai rasa
nyeri dari selaput tendon
yang berada di sarung
synovial, yang menyelubungi
extensor pollicis brevis dan
abductor pollicis longus
Penyebab dari De Quervain’s syndrome belum
diketahui secara pasti. Tetapi ada beberapa
faktor yang dianggap menjadi penyebab dari
sindrom ini yaitu:
 Overuse
 Gerakan yang berlebihan dan terlalu
dibebani pada sendi carpometacarpal I dapat
menyebabkan ruptur dan peradangan pada
daerah tersebut sebagai akibat dari
pergesekan, tekanan, dan iskemia daerah
persendian.
 Trauma Langsung
Trauma langsung yang menyerang pada
tendo m. abductor pollicis longus dan m. extensor
pollicis brevis dapat menyebabkan kerusakan
jaringan serta peradangan yang bisa menimbulkan
reaksi nyeri.

 Peradangan Sendi
Kerusakan persendian akibat radang dapat
mengakibatkan terjadinya erosi tulang yang terjadi
pada bagian tepi sendi akibat invasi jaringan
granulasi dan akibat resorbsi osteoclast. Dan pada
tendon terjadi tenosinovitis yang disertai invasi
kolagen yang dapat menyebabkan rupture tendon
baik total maupun parsial
 Gerakan dan pembebanan yang berlebihan
menimbulkan adanya pergesekan, tekanan,
dan iskemia pada sekitar sendi
carpometacarpal I, serta nyeri pada
pergelangan tangan tepatnya pada m.
abductor pollicis longus dan m. ekstensor
pollicis brevis. Proses peradangan ini juga
bisa mengakibatkan timbulnya bengkak dan
nyeri
Ada beberapa tanda dan gejala klinis yang dapat kita
amati dari penderita De Quervain syndrome, antara lain:
 Nyeri pada sekitar ibu jari
 Bengkak pada pergelangan tangan sisi ibu jari
 Rasa tebal-tebal pada sekitar pergelangan tangan sisi
ibu jari karena syaraf yang menempel pada selubung
tendon ikut teriritasi maupun karena penjepitan syaraf
dari tendon yang membengkak
 Adanya penumpukan cairan pada daerah yang
mengalami bengkak
 Krepitasi saat menggerakkan ibu jari
 Persendian ibu jari terasa kaku saat bergerak
 Adanya penurunan lingkup gerak sendi
carpometacarpal.
 Tes Finkelstein
Tes finkelstein adalah salah satu cara untuk
menentukan apakah ada tenosinovitis dalam
tendon abductor polisis longus dan ekstensor
pollicis brevis. Tesfinkelstein yang dirancang oleh
Harry Finkelstein (1865-1939) , seorang ahli bedah
Amerika pada tahun 1930. Cara melakukan tes ini
ialah ibu jari fleksi sampai menempel pada telapak
tangan kemudian diikuti fleksi ke empat jari dalam
posisi mengepal, ibu jari berada di dalam kepalan.
Pemeriksa menggerakan tangan pasien kearah
gerakan ulna deviasi. Bila positif De Quervain
syndrom maka akan terasa nyeri yg hebat di
sepanjang radius distal
Tujuan Jangka Pendek
 Mengurangi nyeri
 Meningkatkan LGS

Tujuan jangka panjang


 Tujuan jangka panjang merupakan lanjutan
dari tujuang jangk pendek untuk
 mengembalikan aktifitas fungsional seperti
semula.
 Ultra Sound
Posisi pasien duduk, tangan dan telapak tangan
pasien tersangga bantal.Posisi terapis duduk berhadan
dengan pasien.Tentukan luas area (punggung ibu jari) untuk
menentukan lamanya terapi.Kemudian oleskan gel yg telah
tersedia. Letakkan tranduser ultra sound diatas punggung ibu
jari sambil digerakkan dengan arah transversal lalu tekan
tombol star untu memulai.
 Hold Relax
Posisi pasien duduk dengan tangan dan telapak
tangan tersangga bantal dan posisi tangan pasien
pronasi.Terapis memfiksasi sendi wirst dan tangan kanan
terapis menggenggam ibu jari kiri pasien dari persendian
carpometacarpal.Terapis kemudian memberi aba-aba “tahan
sebentar” selama 6-8 detik.Pasien rileks.Kemudian terapis
menggerakkan ibu jari pasien ke segala arah (fleksi, ekstensi,
abduksi dan adduksi).Ulangi 5-6 kali pengulangan.
Cauda equina syndrome (CES) adalah
kondisi neurologis yang serius di mana terjadi
kerusakan pada cauda equina akibat
pemadatan atau penyempitan yang simultan
dari radik saraf lumbosacral multipel dibawah
konus medullaris, sehingga menyebabkan
hilangnya fungsi pleksus lumbal secara akut
dari bagian bawah conus medullaris berupa
gangguan neuromuscular dan gejala-gejala
urogenital.
Cauda equina syndrome disebabkan oleh
penyempitan kanal tulang belakang yang
menyebabkan tertekannya akar saraf pada
bagian bawah medula spinalis. Banyak
penyebab CES telah dilaporkan, termasuk
herniasi, pecahnya diskus intradural, stenosis
tulang belakang sekunder untuk kondisi lain
tulang belakang, luka trauma, tumor primer
seperti ependymomas dan schwannomas,
tumor metastasis, kondisi infeksi, malformasi
arteri atau perdarahan, dan cedera iatrogenik.
 Dalam memahami dasar patologis dari setiap
penyakit yang melibatkan cauda equina, perlu
diingat bahwa struktur ini merupakan bagian dari
susunan saraf perifer. Dengan demikian, cedera
pada daerah ini sering menghasilkan gejala lower
motor neuron (LMN) yaitu gejala dan tandatanda
di dermatom dan miotom yang lebih rendah dari
segmen yang terkena.
 CES mungkin akibat dari setiap lesi yang
menekan akar saraf cauda equina. Akar saraf ini
sangat rentan terhadap cedera, apabila memiliki
epineurium yang kurang berkembang.
Epineurium yang berkembang dengan baik dapat
melindungi cauda equina dari tegangan dan
tarikan.
Gejala sindrom cauda equina meliputi :
 Nyeri punggung bawah (low back pain)
 Unilateral atau bilateral sciatica
 Saddle dan perineum hypoesthesia atau
anestesi
 Gangguan fungsi usus dan kandung kemih
 Defisit motorik dan sensorik ekstremitas
bawah
 Berkurang atau tidak ada refleks tungkai
bawah
 Pemeriksaan fisik
 Inspeksi : mencari beberapa manifestasi
eksternal dari nyeri, seperti : sikap tubuh yang
abnormal, pemeriksaan sikap tubuh dan gaya
berjalan untuk mengetahui kemungkinan dari
defek dan adanya kelainan pada tulang belakang
 Palpasi : untuk mengetahui adanya nyeri tekan
 Kekuatan tonus dan otot ekstremitas bawah
 Sensoris ekstremitas bawah
 Bridging
Posisi berbaring
punggung tetap datar,
temukan tulang belakang
dalam keadaan netral dan
tarik perut bawah masuk
kedalam. Pelan-pelan
tekankan kedua kaki dan
mengankat pantat keatas
sehingga trunk lurus (bahu,
panggul,dan lutut pada satu
garis). Ambil napas saat
angkat pantat lalu buang
napas saat pantat diturunkan.
Pertahan kan 10 hitungan saat
mengankat dan berpikirlah
pantat ditekan ketika pantat
diangkat (pengulangan 10
kali)
Posisi berbaring
puggung tetap datar, temukan
tulang belakang dalam
keaadaan netral dan tarik perut
bawah masuk kedalam. Pelan-
pelan angkat salah satu kaki
dan tekankan kaki yang lainnya
dan mengangkat pantat keatas
sehingga trunk lurus (bahu,
panggul,dan lutut pada satu
garis). Ambil napas saat angkat
pantat lalu buang napas saat
pantat diturunkan. Pertahankan
10 hitungan saat meenggkat dan
berpikirlah pantat ditekan
ketika pantat diangkat
(pengulangan 10 kali).
Tempatkan siku pada
lantai dan bahu dilebarkan
terpisah langsung dibawah
bahu. Badan disangga pada
siku dan lutut, pastikan
tubuh berada pada garis
lurus (tidak menekuk atau
melengkung pada tulang
punggung dan pantat terlipat
kedalam). Menjaga tulang
belakang pada posisi netral
dan tarik perut bawah.
Tahan posisi ini 20 detik dan
istirahat selama 30 detik,
ulangi 3 kali. Jika merasa
kuat, pertahankan posisi
tersebut dalam waktu yang
lama.
Posisi tengkurap
letakan siku dilantai
kemudian sangga badan
dengan menggunakan
siku dan ujung jari.
Pertahankan badan
dalam satu garis lurus,
mulai dari punggung
sampai ke pantat.
Tahan selama 20 detik
kemudian istirahat
selama 30 detik dan
ulangi sebanyak 3 kali
pengulangan.
Posisi miring
letakkan salah satu siku
dilantai kemudian
sangga badan dengan
menggunakan siku dan
lateral ankle.
Pertahankan badan
dalam satu garis lurus,
mulai dari punggu
sampai ke pantat.
Tahan selama 20 detik
kemudian istirahat
selama 30 detik dan
ulangi sebanyak 3 kali
pengulangan.

Anda mungkin juga menyukai