Anda di halaman 1dari 15

PERSENTASI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.U USIA (36 Tahun) DENGAN DIAGNOSA P2A0 PERSALINAN POST
PARTUM SPONTAN + HEMORAGIC POST PARTUM + MANUAL PLACENTA
DI RUANG DARUSSALAM 2 RUMAH SAKIT AL-ISLAM KOTA BANDUNG

Kelompok 1
DINA AYU MARDIANI NIM.402019013
INGE ASMARA NIM.402019035
HILMA HALIMATUSY SYFA NIM.402019046
NURRANI SRI RAHAYU NIM.402019026

PROFESI NERS T.A 2019/2020


5

DATA 3
AN
N
2

1
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Identitas Klien
Nama : Ny. U
Usia : 32 tahun
Tanggal MRS : 02 Desember 2019 Pukul 20.25 WIB
Tanggal pengkajian : 03 Desember 2019 Pukul 09.00 WIB
No. Medrec : 810257
Diagnosa medis : P2A0 Post Partum Spontan + Hemoragic
Post Partum + Manual Plasenta

B. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. A
Usia : 34 tahun
Hubungan dengan Pasien : Suami
A. Keluhan Utama
Pasien mengeluh pusing.
B. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada tanggal 02 Desember 2019 pukul 20.25 pasien datang ke IGD dengan keluhan mulas-
mulas, sehingga pasien langsung dipindahkan ke ruang vk. Pada pukul 20.30 pasien tiba di ruang
bersalin dengan kesadaran compos mentis, TD 120/80mmHg, HR 110x/menit, RR 20x/menit, suhu
36,30C. Terpasang infus RL 40 gtt/menit di lengan kanan dan O2 4 liter. His 4x10’45, Djj 140x/menit,
gerakan janin dirasakan.

Pada tanggal 03 Desember 2019, pukul 02.00 klien dilakukan pemeriksaan dalam, pembukaan
sudah lengkap. Pasien melahirkan bayi perempuan pada pukul 02.17 WIB dengan berat badan
2320 gram dan panjang badan 48 cm. Dilakukan manual plasenta, karena plasenta baru keluar
sebagian dan terjadi perdarahn sebanyak ± 400 cc. Setelah dilakukan manual plasenta, perdarahan
sebanyak 550 cc dan pasien diberikan metargin 1 amp/IV. Pasien dilakukan USG kembali dan
hasilnya sudah bersih. Pasien mengatakan pusing, pandangan menjadi gelap dan pasien pun
pingsan. Diberikan infus RL 40 gtt/menit, PAG 20 gtt.menit dan O2 4 liter.

Pada tanggal 03 Desember 2019 pukul 09.00 pasien dipindahkan ke ruang nifas terpasang
infus RL + 10 unit oksitosin 20 gtt/ menit dan PAG 20 gtt/menit. Pada saat dilakukan pengkajian,
pasien mengatakan pusing, pusing dirasakan bertambah ketika berdiri, pusing akan berkurang
ketika istirahat dan rebahan, wajah pasien tampak lemas dan pucat
C. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien memiliki riwayat DM sejak 2014, pada tahun 2016 di diagnosa
Jantung, dan di diagnosa Gagal Ginjal Kronik pada tahun 2018.
Klien pernah di rawat di RS Santosa selama 1 Minggu pada tanggal 11
September 2019 sampai 17 september 2019 dengan keluhan sesak dan
bengkak.
D. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga klien mengatakan tidak ada keluarga yang memilii riwayat
penyakit turunan seperti hpetensi, DM, jantung, dan kanker termasuk
orang tua klien.
Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan Umum : Composmentis
BP : 130/90 mmHg
RR : 20 x/menit, regular
HR : 82 x/menit, regular, amplitudo kuat
S : 36,7o C
B. Pemeriksaan Antropometri
BB : 60 kg
TB : 160 cm
BMI : 23,44
LLA : 18 cm
Sistem Perkemihan

Klien tidak terpasang dower kateter. Klien


hanya menggunakan diapers. tidak terdapat lesi
dan tanda radang, tidak terdapat nyeri tekan
pada kandung kemih, tidak terdapat massa di
daerah kandung kemih. BAK baik tampak
kuning khas urine dan tidak ada pendarahan.
Sistem Endokrin

Pada saat dikaji klien tidak mengalami poliuri,


polidipsi, dan polipagi, klien juga mengeluhkan sering
cepat lelah, klien mengalami gangguan dalam
pemenuhan ADL, pada klien tidak terdapat edema
periorbital, tidak terdapat exopthalamus, tidak ada moon
face, tidak ada buffalo hump, tidak terdapat
pembengkakan kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid.
Sistem Kardiovaskular

Pada saat dilakukan pengkajian klien menyatakan dada berdebar,


dan ada sesak. Pada saat diinsfeksi konjungtiva anemis, tampak
adanya pembesaran JVP dengan ukuran 5,1 cm, terdapat
cardiomegali pada jantung dari hasil rontgen, terdapat pulsasi yang
meningkat, bunyi jantung normal antara S1 dan S2 dan terdapat
suara tambahan jantung (gallops), tidak terdapat nyeri tekan area
dada serta massa, CRT kembali dalam <3 detik.
SPIRITUAL

NUTRISI
Kesimpulan
SARAN
JAZAKUMULLAH KHAIRAN

Anda mungkin juga menyukai