Anda di halaman 1dari 8

PENYAKIT KUSTA

A.Definisi
Istilah kusta berasal dari bahasa sansekerta, yang kustha berarti kumpulan
gejala-gejala kulit serta umum. Penyakit kusta atau lepra disebut juga Morbus
Hansen , sesuai dengan nama yang menemukan kuman. Kusta adalah penyakit
yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium lepra. Kusta menyerang berbagai
bagian tubuh diantaranya saraf dan kulit. Penyakit ini adalah tipe penyakit
granulomatosa pada saraf tepi dan mukosa dari saluran pernafasan atas lesi
pada kulit adalah tanda yang bisa diamati dari luar. Bila tidak ditangani, kusta
dapat sangat progresif menyebabkan kerusakan pada kulit, saraf-saraf, anggota
gerak dan mata. Tidak seperti mitos yang beredar dimasyarakat, kusta tidak
menyebabkan pelepasan anggota tubuh yang begitu mudah seperti pada
penyakit tzaraath yang digambarkan dan sering disamakan dengan kusta.
B.Etiologi
Penyakit kusta disebabkan oleh bakteri yang bernama Mycobacterium leprae.
Dimana mycobacterium ini adalah kuman aerob, tidak membentuk spora,
berbentuk batang, dikelilingi oleh membran sel lilin yang merupakan ciri dari
spesies mycobacterium, berukuran panjang 1-8 micro, lebar 0,2-0,5 micro
biasanya berkelompok dan ada yang tersebar satu-satu, hidup dalam sel dan
bersifat tahan asam (BTA) atau gram positif, tidak mudah diwarnai namun jika
diwarnai akan tahan terhadap dekolorisasi oleh asam atau alcohol sehingga oleh
karena itu dinamakan sebagai basil ‘tahan asam”.
Mycobacterium leprae belum dapat dikultur pada laboratorium. Kuma ini menular kepada
manusia melalui kontak langsung dengan penderita (keduanya harus ada lesi baik
mikroskopis maupun makroskopis dan adanya kontak yang lama dan berulang-ulang), dan
melalui pernapasan, bakteri kusta ini dalam tubuh manusia mampu bertahan 9 hari diluar
tubuh manusia kemudian kuman membelah dalam jangka 14-21 hari dengan masa
inkubasi rata-rata dua hingga lima tahun bahkan juga dapat memakan waktu lebih dari 5
tahun.
Lanjutan.......
Setelah lima tahun, tanda-tanda seseorang menderinta penyakit
kusta mulai muncul antara lain, kulit mengalami bercak putih,
merah rasa kesemutan bagian anggota tubuh hingga tidak
berfungsi sebagaimana mestinya, Penatalaksanaan kasus yang
buruk dapat menyebabkan kusta menjadi progresif,
menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota
gerak, dan mata.
C.Tanda dan Gejala

Tanda-tanda seseorang menderita penyakit kusta antara lain, kulit


mengalami bercak putih seperti panu pada awalnya hanya sedikit tetapi
lama kelamaan semakin lebar dan banyak, adanya bintil-bintil kemerahan
yang tersebar pada kulit, ada bagian tubuh tidak berkeringat, rasa
kesemutan pada anggota badan atau bagian raut nuka, muka berbenjol-
benjol dan tegang yang disebut facies leomina (muka singa), dan mati rasa
karena kerusakan syaraf tepi. Gejalanya memang tidak selalu tampak.
Justru sebaiknya waspada jika ada anggota keluarga yang menderita luka
tak kunjung sembuh dalam jangka waktu lama. Juga bila luka ditekan
dengan jari tidak terasa sakit.
D.Patofisiologi
Meskipun cara masuk mycrobacterium leprae ke dalam tubuh belum diketahui
Secara pasti. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa penularannya
yang paling sering melalui kulit yang lecet, pada bagian tubuh yang bersuhu
dingin dan melalui mukosa nasal. Setelah mycrobacterium leprae masuk ke
dalam tubuh.Perkembangan penyakit kusta bergantung pada kerentanan
seseorang. Respon tubuh setelah masa tunas dilampaui tergantung pada derajat
sistem imunitas seluler (cellular mediated immune) pasien. Kalau sistem imunitas
seluler tinggi, berarti penyakit berkembang ke arah tuberkuloid dan bila rendah,
berarti berkembang ke arah lepromatosa. Mycrobactrerium leprae berpredileksi di
daerah-daerah yang relatif lebih dingin, yaitu daerah akral dengan vaaskularisasi
yang sedikit. Mycrobacerium leprae terutama terdapat pada sel makrofag
disekitar pembuluh darah superior pada dermis atau sel Schwann jaringan saraf,
bila kuman masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan bereaksi mengeluarkan
makrofag untuk memfagosit.
E.Penatalaksanan
Menurut Mansjoer dkk (2000), Kusta dapat menyerang semua umur, anak-
anak lebih rentan dari pada orang dewasa. Frekuensi tertinggi pada kelompok
dewasa ialah umur 25-35 tahun, sedangkan pada kelompok anak umur 10-12
tahun.
Pengobatan :
1. Lepra tipe PB 2. Lepra tipe MB
Jenis dan obat untuk orang dewasa Jenis dan dosis untuk orang dewasa.
Pengobatan bulanan : Hari pertama (diminum didepan Pengobatan Bulanan : Hari pertama (Dosis
petugas) diminum di depan petugas)
a. 2 kapsul Rifampisin 300 mg (600 mg) a. 2 kapsul Rifampisin 300 mg (600 mg)
b. 1 tablet Dapsone (DDS 100 mg) b. 3 kapsul Lampren 100 mg (300 mg)
Pengobatan hari ke 2-28 (dibawa pulang) c. 1 tablet Dapsone (DDS 100 mg)
a. 1 tablet dapson (DDS 100 mg) 1 Blister untuk 1 bulan Pengobatan Bulanan : Hari ke 2-28
Lama pengobatan : 6 Blister diminum selama 6-9 bulan a. 1 tablet Lampren 50 mg
b. 1 tablet Dapsone (DDS 100 mg)
c. 1 blister untuk 1 bulan

Anda mungkin juga menyukai