Anda di halaman 1dari 16

TEORI PERILAKU PRODUSEN

Ekonomi Islam
Dede lesie williem
01021381722171
• Produsen adalah orang atau suatu badan perusahaan yang
berperan dalam menaikan nilai guna suatu barang atau jasa
sehingga dapat menghasikan barang konsumsi untuk memenuhi
kebutuhan konsumen. Sedangkan Produksi adalah kegiatan
mengubah suatu bahan baku atau sumber daya alam menjadi suatu
barang yang dapat berguna bagi konsumen sehingga menaikkan
nilai jual dan guna barang tersebut, atau sumber daya manusia yang
dapat menjadi suatu jasa yang dapat berguna bagi konsumen
sehingga menghasilkan nilai jual dan guna jasa tersebut.
• Dalam kegiatan produksi terjadi proses perubahan bentuk atau
perubahan nilai guna barang atau jasa, setelah proses selesai
kemudian akan muncul outputnya yaitu suatu barang atau jasa yang
bisa dijual atau dipasarkan kepada distributor untuk didistribusikan
kepada konsumen atau dari produsen langsung didistribusikan
kepada konsumennya.
• Seperti dalam produksi Air minum dalam kemasan atau Air mineral
yang diproduksi oleh sebuah perusahaan yang tidak asing lagi bagi
masyarakat Indonesia yaitu Aqua . Perusahaan tersebut mengambil
air dari mata air murni di Babakan Pari, Gunung Salak. Kemudian
mereka proses mata air tersebut dengan langkah-langkah yang
telah menjadi prosedur perusahaan tersebut agar kualitas air
menjadi lebih layak untuk dikonsumsi. Setelah proses selesai lalu
keluarlah outputnya atau hasil dari proses tersebut yaitu air mineral
dalam kemasan yang siap didistribusikan ke konsumen dan
distributor. Namun dalam perilaku produsen, tidak hanya kegiatan
produksi yang dijalani diatas tetapi banyak proses lain yang harus
dijalani agar tercapai tujuan dari perusahaan tersebut, antara lain
menghitung berapa maksimal barang yang dapat dihasilkan atau
diproduksi dengan biaya seminimal mungkin sehingga terjadi
keuntungan maksimal dalam perusahaan.
• Guna suatu barang atau jasa yang timbul karena
kegiatan produksi dapat dibedakan sbb :
1. guna bentuk (form utility).
2. guna tempat (place utility).
3. guna waktu (time utility).
4. guna kepemilikan (ownership utility).
5. guna pelayanan (service utility).
6. guna dasar (basic utility)
• Permasalahan seorang produsen adalah bagaimana dengan modal yang terbatas
bisa menciptakan barang dengan kualitas dan kuantitas yang cukup. Peran penting
seorang produsen adalah sebagai berikut :

• 1. Produsen menjadi manajer yang mengkoordinasikan faktor – faktor produksi


baik tenaga kerja/ L , tanah/ sumber daya alam, N, capital/ modal, bahan baku dan
enterpreneur / keahlian yang ada dalam masyarakat.
• 2. Mempunyai insiatif dan daya kreatif untuk inovasi – inovasi baru termasuk
dalam IPTEK.
• 3. Mengambil keputusan kebijakan bisnis.
• 4. Mampu menganalisis kondisi ekonomi secara makro yang sedang
berlangsung dalam negara tersebut.
• 5. Kemampuan untuk memilih WHAT (Barang apa yang dibuat), HOW
(Bagaimana cara paling efisien untuk membuatnya), WHO (Siapa yang terjun
langsung dan tidak langsung dalam proses produksi), WHOM (Untuk siapa barang
tersebut dibuat). Di sini diharapkan seorang produsen mempunyai kepekaan untuk
melihat pasar yang paling menguntungkan.
B. FUNGSI PRODUKSI
• Fungsi produksi adalah model matematis yang menunjukkan
hubungan antara jumlah inputan produksi yang dipakai dengan
jumlah output barang atau jasa yang dihasilkan dari proses
produksi. Secara matematis dapat dinyatakan :
• X = f ( A1, A2, A3,...)
• X : output yang dihasilkan
• (A1,A2,A3,...) : input yang dipakai
• Sifat fungsi produksi terdapat dalam suatu hukum ekonomi yaitu :
"The Law of Diminishing Returns" (Hukum Kenaikan Hasil
Berkurang). Hukum ini menyatakan bahwa jika salah satu input
ditambah dengan input lain yang dianggap tetap maka hasil output
dari pertambahan input tadi mula-mula akan bertambah, tetapi
lama kelamaan akan menurun menurun setelah sampai pada titik
maksimalnya jika input terus menerus ditambah.
C. MACAM-MACAM FAKTOR PRODUKSI.[1]
• 1. Faktor Produksi Alam adalah sumber daya ekonomis yang disediakan alam
sebagai anugerah Tuhan.
• 2. Faktor Produksi Tenaga kerja adalah sumber daya tenaga yang dihasilkan
individu baik bersifat jasmani maupun rohani yang ditujukan untuk produksi.

• Faktor tenga kerja dilihat dari :


• a. Sifatnya.
• · Rohani yaitu kegiatan pencurahan pikiran dalam proses produksi, kegiatan
yang lebih banyak menggunakan kemampuan berpikir. Contoh: Editor, manager dll.
• · Jasmani yaitu kegiatan yang lebih mengutamakan fisik/tenaga dalam proses
produksi. Contoh: sopir,petani dll
• b. Kualitasnya
• · Terdidik (skilled labour), yaitu tenaga kerja yang memerlukan pendidikan
formal. Contoh: Dokter,Guru dll.
• · Terlatih (trained labour), yaitu tenaga kerja yang memerlukan pengalaman
atau latihan. Contoh: Sopir,masinis dll.
• · Tidak terdidik dan terlatih, yaitu tenaga kerja yang tidak memilki kepandaian
atau ketrampilan tertentu tetapi lebih mengandalkan fisik. Contoh: Kuli angkut,
buruh dll.
3. Faktor Produksi Modal merupakan barang yang dihasilkan dan dapat dipergunakan dalam proses
produksi untuk menghasilkan produk lebih lanjut. Modal dapat digolongkan :

a. Sifatnya
• Tetap, benda/barang modal yang dapat dipergunakan lebih dari satu kali dalam proses produksi.
Modal tetap dapat dibedakan atas:

- Modal yang tidak habis dipakai, yaitu berupa tanah


Modal yang berangsur-angsur habis, yaitu bangunan, mesin dll
- Lancar, modal yang habis dalam satu kali proses produksi. Contoh: bahan baku, bahan penolong dll

b. Fungsinya

• Masyarakat (social capital), modal yang mampu menghasilkan produk yang berguna untuk umum.
Contoh: bus, kereta api dll
• Perorangan/Individu (personal capital), modal yang mampu menhasilkan bagi individu tertentu/
sumber pendapat. Contoh: tabungan, rumah disewakan dll
• Jika kamu sudah memahami sedikit tentang faktor produksi, maka
untuk selanjutnya kita perlu mengetahui apa saja kegiatan usaha
produksi. Kegiatan usaha produksi ada 5 yaitu :
• 1. Ekstraktif : merupakan usaha untuk mendapatkan langsung
persediaan alam. Misalnya: pertambangan, menebang kayu di
hutan dll
• 2. Agraris : merupakan usaha mengolah persediaan alam.
Misalnya: pertanian,perternakan dll
• 3. Industri : usaha mengolah bahan mentah dan bahan-bahan
pembantu menjadi barang jadi/siap pakai. Misalnya: membuat
tahu, kue, baju dll
• 4. Perdagangan : usaha memperdagangkan produk dari produsen
ke konsumen. Misalnya: toko, PKL dll
• 5. Jasa : merupakan usaha yang melibatkan pelayanan jasa.
Misalnya: jasa konsultasi, pendidikan, kesehatan, pengangkutan dll
D. PRODUKSI OPTIMAL
• Produksi optimal dikaitkan dengan penggunaan factor produksi untuk
memproduksi output tertentu, posisi optimal akan tercapai ketika tidak mungkin
mengurangi output produksi yang lain untuk meningkatkan output.
• Tingkat produksi optimal atau Economic Production Quantity (EPQ) adalah
sejumlah produksi tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total biaya
persediaan. Metode EPQ dapat dicapai apabila besarnya biaya persiapan (set up
cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost) yang dikeluarkan jumlahnya minimun.
Artinya, tingkat produksi optimal akan memberikan total biaya persediaan atau
total inventori cost (TIC) minimum.
Metode EPQ mempertimbangkan tingkat persediaan barang jadi dan permintaan
produk jadi. Metode ini juga mempertimbangkan jumlah persiapan produksi yang
berpengaruh terhadap biaya persiapan. Metode EPQ menggunakan asumsi-asumsi
sebagai berikut:

1. Barang yang diproduksi mempunyai tingkat produksi yang lebih besar dari tingkat
permintaan.
2. Selama produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan
tingkat produksi dikurangi tingkat permintaan. Selama berproduksi, besarnya
tingkat persediaan kurang dari Q (EPQ) karena penggunaan selama pemenuhan.
E. PENENTUAN VOLUME PRODUKSI YANG OPTIMAL
DENGAN METODE ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY
(EPQ).
• Persediaan produk dalam suatu perusahaan berkaitan
dengan volume produksi dan besarnya permintaan pasar.
Perusahaan harus mempunyai kebijakan untuk
menentukan volume produksi dengan disesuaikan besarnya
permintaan pasar agar jumlah persediaan pada tingkat
biaya minimal. Menurut Yamit (2002), permasalahan itu
dapat diselesaikan dengan menggunakan metode Economic
Production Quantity (EPQ). Metode EPQ dimaksudkan
untuk menentukan besarnya volume produksi yang
optimal, dalam artian cukup untuk memenuhi kebutuhan
dengan biaya yang serendah-rendahnya.
Menurut Riyanto (2001), penentuan jumlah produk optimal hanya
memperhatikan biaya variabel saja. Biaya variabel dalam persediaan pada
prinsipnya dapat digolongkan sebagai berikut:

• 1. Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi jumlah


persiapan proses produksi yang disebut biaya persiapan produksi (set-up
cost).
• 2. Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan
rata-rata yang disebut biaya penyimpanan (holding cost). Menurut
Handoko (2002), biaya persiapan produksi merupakan biaya yang harus
dikeluarkan sebelum produksi berlangsung. Biaya ini timbul karena
perusahaan memproduksi sendiri bahan baku yang akan digunakan. Biaya
ini terdiri dari : a). biaya mesin-mesin menganggur, b). biaya persiapan
tenaga kerja langsung, c). biaya scheduling, d).biaya ekspedisi dan
sebagainya. Biaya penyimpanan terdiri atas biaya yang-biaya yang
bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan.
Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila rata-rata
persediaan semakin tinggi. Biaya yang termasuk sebagai biaya
penyimpanan diantaranya :

• a) Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan,


pemanas atau pendingin)
• b) Biaya modal (opportunity cost of capital)
• c) Biaya keusangan
• d) Biaya perhitungan fisik dan konsiliasi laporan
• e) Biaya asuransi persediaan
• f) Biaya pajak persediaan
• g) Biaya pencurian, pengrusakan atau perampokan
• h) Biaya penanganan persediaan, dan sebagainya.
Kedua jenis biaya tersebut mempunyai hubungan
dengan tingkat persediaan. Biaya persiapan
produksi berbanding terbalik dengan tingkat
persediaan. Biaya penyimpanan berbanding lurus
dengan tingkat persediaan (Siagian, 1997).
Semakin banyak biaya yang dikeluarkan untuk
persiapan produksi, tingkat persediaan semakin
kecil dan sebaliknya. Bila biaya penyimpanan
semakin besar, tingkat persediaan semakin besar
atau sebaliknya.
F. MOTIVASI PRODUSEN DALAM BERPRODUKSI

• Dalam ekonomi konvensional, motivasi utama bagi produsen adalah


mencari keuntungan material (uang) secara maksimal sangat dominan,
meskipun saat ini sudah berkembang bahwasanya produsen tidak hanya
bertujuan mencari keuntungan maksimal semata. Produsen adalah
seorang profit seeker sekaligus profit maximizer. [2]
• Strategi, konsep dan teknik berproduksi semuanya diarahkan untuk
mencapai keuntungan maksimum, baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang. Milton Friedman menunjukkan bahwa satu-satunya fungsi
bisnis adalah untuk melakukan aktivitas yang ditunjukkan dalam rangka
meningkatkan keuntungan.Isu yang kemudian berkembang menyertai
motivasi produsen ini adalah masalah etika dan tanggung jawab sosial
produsen. Keuntungan maksimal telah menjadi sebuah insentif yang
teramat kuat bagi produsen untuk melaksanakan produksi.
• Akibatnya motivasi untuk mencari keuntungan maksimal seringkali menyebabkan
produsen mengabaikan etika dan tanggung jawab sosialnya, meskipun mungkin
tidak melakukan pelanggaran hukum formal, misalnya dalam rangka menekan
biaya dalam pengolahan limbahnya, suatu pabrik membuang sisa hasil produksinya
ke sungai. Atau seorang pengusaha di bidang perhutanan yang menebang pohon-
pohon tanpa memperhitungkan dampaknya terhadap kelestarian hutan terutama
hutan sebagai penampung air yang pada jangka panjang dapat menyebabkan
bencana bagi manusia.
• Dalam pandangan ekonomi Islam, motivasi produsen semestinya sejalan dengan
tujuan produksi dan tujuan kehidupan produsen itu sendiri. Jika tujuan produksi
adalah menyediakan kebutuhan material dan spiritual untuk menciptakan
maslahah, maka motivasi produsen tentu saja jua mencari maslahah, dimana hal
ini juga sejalan dengan tujuan kehidupan seorang muslim. Produsen dalam
pandangan ekonomi Islam adalah mashlahah maximizer, mencari keuntungan
melalui produksi dan kegiatan bisnis lain tidak dilarang sepanjang berada dalam
bingkai tujuan dan hukum Islam, hal ini telah tercantum dalam rancang bangun
ekonomi Islam dimana salah satunya adalah ma’ad atau return.

Anda mungkin juga menyukai