Laporan Kasus
Dibimbing oleh :
dr. Andri Julianto, Sp. An., KIC
• Hemoglobin : 11,7g/dL
• Hematokrit : 37%
• Hemoglobin : 10,5
• Hemoglobin : 4,4 g/dL • Leukosit : 6.910/uL
g/dL
• Hematokrit : 16% • Trombosit :
• Hematokrit : 34%
• Leukosit : 5.500/uL 156.000/uL
• Leukosit : 8.550/uL
• Trombosit : • BT/CT : 1’/11’
• Trombosit :
257.000/uL • GDS : 306 mg/dL
219.000/uL
• Na/K/Cl : 134/4,5/98
• HbsAg : Non reaktif
Transfusi PRC 840 cc
GDS : 201 mg/dL
setelah koreksi insulin
Target
intravena – ACC op
Hb = 10
ASESMEN ANESTESI
Laporan Premedikasi :
■ Keluarga dan pasien setuju dilakukan tindakan anestesi. (Informed consent sudah
dilakukan).
■ Persiapan premedikasi :
a. Anjuran pemeriksaan laboratorium -> kesiapan pasien menjalani operasi (Hematologi rutin,
BT/CT)
b. Memberikan penjelasan mengenai tindakan anestesi yang dikerjakan -> anestesi spinal
(posisi pasien duduk).
c. Mempersiapkan alat dan obat yang digunakan dalam tindakan anestesi spinal :
Alat :
Obat Preanestesi: Obat Intraoperasi :
Monitor, spuit 3 cc –
Bupivakain HCl Tramadol, Piralen,
5 cc – 10 cc, jarum
Heavy, Catapres Efedrin
spinal ukuran 26
d. Mempersiapkan obat-obatan untuk mengantisipasi hipotensi pasca tindakan anestesi spinal.
Lakukan loading cairan preload + injeksi efedrin
(persiapkan efedrin dalam spuit 10 cc)
Laporan Premedikasi :
■ Lakukan monitoring :
“Monitor tekanan darah, denyut nadi, frekuensi napas, dan saturasi oksigen.”
-> Pasien tiba di ruang operasi -> segera pasang tensi dan saturasi.
-> Setelah dilakukan tindakan anestesi spinal -> pantau tekanan darah. Karena obat
bupivakain dapat menyebabkan vasodilatasi yang menurunkan tekanan darah.
-> Antisipasi hipotensi pasca anestesi spinal :
1. Loading cairan preload
2. Suntikkan efedrin (vasopressor)
3. Pantau kembali tekanan darah
Laporan Preanestesi :
■ Keluarga beserta pasien setuju dilakukan tindakan anestesi.
■ ASA II (Terdapat riwayat DM tidak terkontrol).
■ Rencana anestesi :
a. Teknik anestesi : anestesi regional melalui spinal dengan posisi duduk.
b. Obat yang diberikan : Bupivacain HCl Heavy 20 mg dan Catafres 15 mcg
-> Persiapkan handschoen sterile ukuran 7,5
-> Persiapakan lokasi suntikan kemudian semprotkan cairan betadine.
-> Lakukan asepsis dan antisepsis pada lokasi suntikan dengan menggunakan kassa sterile
-> Ambil catafres sebanyak 0,1 cc -> berguna sebagai adjuvant + Bupivakain HCl Heavy sebanyak
2,5 cc
-> Lakukan pungsi dengan jarum spinal pada lokasi suntikan (Lumbal 4-5) dan apabila sudah
tepat mengenai ruang subarachnoid -> injeksikan obat secara perlahan-lahan.
c. Monitoring : tekanan darah, denyut nadi, frekuensi napas, saturasi oksigen.
Laporan Anestesi :
■ Diagnosa Prabedah : Miom uteri dan kista
■ Diagnosa pasca bedah :Miom uteri dan kista
■ Subyektif
BB: 50kg TB : 155cm
Anamnesa : nyeri perut bagian bawah riwayat perdarahan : tidak ada
Riwayat penyakit :
Riwayat asma : tidak ada
Riwayat Diabetes : tidak ada
Alergi obat / makanan : tidak ada
Riwayat hipertensi : tidak ada
Riwayat makan obat : tidak ada
Laporan Anestesi :
Objektif
• Keadaan umum : tampak sakit sedang
TTV : TD : 163/70 mmHg nadi : 76x/menit RR: 18x/menit Suhu : 36,7 SpO2: 98%
Kepala : konjungtiva anemis -/-, ikterik -/-
Leher : leher kaku (-), KGB membesar (-), massa (–)
Cor : BJ 1-2 normal, reguler
Pulmo : Inspeksi : tampak simetris
Auskultasi : suara napas vesikuler, ronkhi (-)/(-), wheezing (-)/(-)
Abdomen : BU (+) Normal
Ekstermitas : CRT <2 detik
Laporan Anestesi :
Assasmen persetijian anastesi ASA I
O2
NO2
Volatile
SpO2
Infus
S R T N
43 220 220
42 60 200 200
41 180 180
v
40 48 160 160
v
39 140 140
38 36 120 120
37 100 100 v
36 80 80 v
v v
35 60 60 v v
34 12 40 40
33 20 20
MEDIKASI INTRAOPERASI
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 85 kali/menit, reguler
Pernapasan : 18 kali/menit
Suhu : 36.6oC
Saturasi O2 : 98%
Instruksi Post-Operasi :
■ Posisi supine, monitor tekanan darah, denyut nadi, frekuensi napas, dan saturasi
oksigen setiap 15 menit.
■ Berikan injeksi ceftriaxone 1 gr / 12 jam -> antibiotik
■ Berikan injeksi tramadol 1 gr / 8 jam -> analgetik