Anda di halaman 1dari 31

BRONCHOPNEUMONIA

PADA ANAK
Laporan Pendahuluan

Oleh
NUNUNG RAHAYU NINGSIH
1401300066
PENGERTIAN

 Bronchopneumonia adalah jenis infeksi paru


yang disebabkan oleh agen infeksius dan
terdapat di daerah bronkus dan sekitar alveoli.
 Istilah bronchopneumonia digunakan untuk
menggambarkan pneumonia yang mempunyai
penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau
lebih area terlokalisasi dalam bronki dan meluas
ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya

(Brunner & Suddarth, 2001)


ETIOLOGI

 Timbulnya bronchopneumonia disebabkan oleh virus,


bakteri, jamur, protozoa, mikobakteri, mikoplasma, dan
riketsia.
 Menurut Sandra M. Nettirian (2001: 682) penyebab
bronchopneumonia antara lain:
1. Bakteri: Streptococcus, Staphylococcus, H.
Influenza, Klebsiella
2. Virus: Legionella Pneumoniae
3. Jamur: Aspergillus Spesies, Candida Albicans
4. Aspirasi Makanan, sekresi orofaringeal atau isi
lambung ke dalam paru-paru
5. Terjadi karena kongesti paru yang lama.
PATOFISIOLOGI
TANDA DAN GEJALA KLINIS
 Pneumonia Bakteri
Gejala awal: Rinitis ringan, Anoreksia, Gelisah
Berlanjut sampai:
Demam, malaise (tidak nyaman), nafas cepat dan dangkal, ekspirasi
berbunyi, lebih dari 5 tahun, sakit kepala dan kedinginan, kurang dari 2
tahun vomitus dan diare ringan, leukositosis, foto thorak pneumonia lebar.
 Pneumonia Virus
Gejala awal: Batuk, Rhinitis
Berkembang sampai:
Demam ringan, batuk ringan dan malaise sampai demam tinggi batuk
hebat dan lesu, Emfisema obstruktif, Ronkhi basah.
 Pneumonia mikroplasma
Gejala awal: Demam, Sakit kepala, Menggigil, Anoreksia
Berkembang sampai:
Rhinitis alergi, Sakit tenggorokan batuk kering berdarah, Area konsolidasi
pada pemeriksa thorak.
PENCEGAHAN

 Hindari anak dari paparan asap rokok, polusi dan


tempat keramaian yang berpotensi penularan.
 Hindari kontak anak dengan penderita ISPA
 Membiasakan pemberian ASI
 Segera berobat jika terjadi demam, batuk, dan pilek,
terlebih disertai suara sesak dan sesak pada anak.
 Imunisasi Hb untuk kekebalan terhadap hameophilus
influenza.
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN MEDIS
 Simtomatis, antipiretik diberikan bila pasien mengalami peningkatan suhu tubuh dan
mukolitik atau ekspektoran diberikan bila terdapat secret kental pada saluran.

 Pemilihan antibiotika berdasarkan etiologi

Mikroorganisme Antibiotik

Penisilin G 50.000 unit/hari IV atau


Streptokokus dan Penisilin Prokain 600.000 U/kali/hari im atau
Stafilokokus Ampisilin 100mg/kgBB/hari atau
Seftriakson 75-200mg/kgBB/hari

Eritromisin 15 mg/kgBB/hari atau


M. Pneumonia
derivatnya
H. Influenza
Kloramfenikol 100mg/kgBB atau
Klebsiella
Sefalosforin
P.aeruginosa
 Terapi oksigen (O2) 1-2l/menit, diberikan apabila terdapat tanda hipoksemia, seperti:
gelisah, cyanosis, dan lain-lain.

 Nebulizer, untuk mengencerkan dahak yang kental dan pemberian bronkodilator.


PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
 Menjaga kelancaran pernafasan
 Memenuhi kebutuhan istirahat
 Kebutuhan nutrisi dan cairan
 Mengontrol suhu tubuh
 Mencegah komplikasi/gangguan rasa aman dan
nyaman
 Koreksi gangguan keseimbangan asam, basa dan
elektrolit.
KOMPLIKASI
Komplikasi akan muncul jika terjadi penyebaran
infeksi seperti:
 Atelectasis : Pengembangan paru yang
tidak sempurna.
 Emfisema : Terdapatnya pus pada rongga
pleura.
 Abses paru : pengumpulan pus pada
jaringan paru yang meradang.
 Infeksi sistemik
 Endokarditis : peradangan pada
endokardium.
 Meningitis : Peradangan pada selaput
otak.
Konsep Asuhan Keperawatan
PENGKAJIAN
 Identitas pasien
 Riwayat keperawatan
a. Keluhan utama: Anak sangat gelisah, dispnea, pernapasan cepat
dan dangkal, disertai pernapasan cuping hidung, serta sianosis
sekitar hidung dan mulut. Kadang disertai muntah dan diare, tinja
berdarah dengan atau tanpa lendir, anoreksia dan muntah.
b. Riwayat penyakit sekarang: Bronkopneumonia biasanya didahului
oleh infeksi saluran pernapasan bagian atas selama beberapa hari.
Suhu tubuh dapat naik sangat mendadak sampai 39-40 dan
kadang disertai kejang karena demam yang tinggi.
c. Riwayat penyakit dahulu.
d. Riwayat kesehatan keluarga.
e. Riwayat kesehatan lingkungan.
f. Imunisasi.
g. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
h. Nutrisi
PEMERIKSAAN PER SISTEM
 Sistem kardiovaskuler: Takikardi, iritability
 Sistem pernapasan: Sesak napas, retraksi dada, pernapasan cuping hidung, ronki,
wheezing, batuk produktif atau non produktif, pernapasan tidak teratur/ireguler,
kemungkinan friction rub (bising gesek yang terjadi karena kantong berisi cairan
membengkak), perkusi redup pada daerah terjadinya konsolidasi, ada
sputum/sekret.
 Sistem pencernaan: Anak malas minum atau makan, muntah, berat badan
menurun, lemah. Pada orang tua yang dengan tipe keluarga anak pertama,
mungkin belum memahami tentang tujuan dan cara pemberian makanan/cairan
personde.
 Sistem eliminasi: Anak atau bayi menderita diare, atau dehidrasi, orang tua
mungkin belum memahami alasan anak menderita diare sampai terjadi dehidrasi
(ringan sampai berat).
 Sistem saraf: Demam, kejang, sakit kepala yang ditandai dengan menangis terus
pada anak-anak atau malas minum, ubun-ubun cekung.
 Sistem lokomotor/musculoskeletal: Tonus otot menurun, lemah secara umum,
 Sistem endokrin: Tidak ada kelainan.
 Sistem integument: Turgor kulit menurun, membran mukosa kering, sianosis, pucat,
akral hangat, kulit kering.
PEMERIKSAAN PER SISTEM
 Pemeriksaan diagnostik dan hasil
 Ditemukan lekositosis, biasanya 15.000 - 40.000 / m3
dengan pergeseran ke kiri. LED meninggi.
 Foto roentgen (chest x ray) dilakukan untuk melihat:
 Komplikasi seperti empiema, atelektasis, perikarditis,
pleuritis.
 Luas daerah paru yang terkena.
 Evaluasi pengobatan
 Pada bronchopnemonia bercak-bercak infiltrat ditemukan
pada salah satu atau beberapa lobus.
RUMUSAN MASALAH

Ketidakefektifan jalan nafas


Gangguan pertukaran gas
Hipertermi
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Intoleransi aktivitas
Resiko tinggi kekurangan volume
cairan
Resiko infeksi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan
produksi sputum ditandai dengan adanya ronchi, dan ketidakefektifan batuk.
 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan proses infeksi pada
jaringan paru (perubahan membrane alveoli) ditandai dengan sianosis, PaO2
menurun, sesak nafas.
 Hipertermi berhubungan dengan inflamasi terhadap infeksi saluran nafas
ditandai dengan peningkatan suhu tubuh, mengigil, akral(ujung dari
ekstremitas) teraba panas.
 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan
metabolisme sekunder terhadap demam dan proses infeksi ditandai dengan
nafsu makan menurun, BB turun, mual dan muntah, turgor kulit tidak elastis.
 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
O2 dengan kebutuhan oksigen ditandai dengan tidak mampu berpartisipasi
dalam kegiatan sehari-hari sesuai kemampuan tanpa bantuan.
 Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan
suhu tubuh,kehilangan cairan karena berkeringat banyak, muntah atau
diare.
 Resiko infeksi berhubungan dengan resiko terpajan bakteri patogen.
INTERVENSI
DIAGNOSA I
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan
produksi sputum ditandai dengan adanya ronchi, dan ketidakefektifan
batuk.
Tujuan dan KH: setelah dilakukan asuhan (..x..) diharapkan ventilasi pasien
tidak terganggu dan jalan napasnya bersih dengan KH:
• Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak
ada sianosis, dan dypsneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu
bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
• Menunjukkan jalan napas yang paten (klien tidak merasa tercekik,
irama napas, frekuensi pernapasan dalam rentang normal, tidak ada
suara napas abnormal)
• Mampu mengidentifikasi dan mencegah faktor yang dapat
menghambat jalan napas
INTERVENSI

Airway Management
Buka jalan napas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan napas buatan
Keluarkan secret dengan batuk atau sucktion
Auskultasi suara napas, catat adanya suara tambahan
Berikan bronchodilator bila perlu
Berikan pelembab udara kasa basah NaCl lembab
Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
Monitor respirasi dan status O2

Airway suction
Pastikan kebutuhan oral/tracheal suctioning
Auskultasi suara napas sebelum dan sesudah suctioning
Informasikan pada klien dan keluarga tentang suctioning
Minta klien napas dalam sebelum suction dilakukan
Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi suksion nasotrakeal
Gunakan alat yang steril setiap melakukan tindakan
Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam setelah kateter dikeluarkan dari
nasotrakeal
Monitor status oksigen pasien
Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suksion
Hentikan suksion dan berikan oksigen apabila pasien menunjukkan bradikardi,
peningkatan saturasi O2, dll
DIAGNOSA 2
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan proses infeksi pada
jaringan paru (perubahan membran alveoli) ditandai dengan sianosis,
PaO2 menurun, sesak nafas.

Tujuan dan KH:

Setelah dilakukan asuhan (..x..) diharapkan pertukaran gas dan


ventilasi udara pernafasan tidak terganggu serta status TTV normal
dengan KH:
• Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang
adekuat
• Memelihara kebersihan paru-paru dan bebas dari tanda-tanda
distress pernapasan
• Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara napas yang bersih,
tidak ada sianosis dan dyspnea (mampu mengeluarkan sputum,
mampu bernapas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
• Tanda tanda vital dalam rentang normal
INTERVENSI
Airway management
Buka jalan napas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan napas buatan
Pasang mayo bila perlu
Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Keluarkan secret dengan batuk atau suction
Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
Lakukan suction pada mayo
Berikan bronchodilator bila perlu
Berikan pelembab udara
Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
Monitor respiratori dan status O2
Respiratory monitoring
Monitor rata-rata, kedalaman, irama dan usaha respirasi
Catat pergerakan dada, amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan, retraksi otot
supraclavicular dan intercostal
Monitor suara napas, seperti dengkur
Monitor pola napas: bradipena, takipenia, kasmaul, hiperventilasi, cheyne stokes, biot
Catat lokasi trakea
Monitor kelelahan atau difragma (gerakan paradoksis)
Auskultasi suara nafas, catat area penurunan/tidak adanya ventilasi dan suara tambahan
Tentukan kebutuhan suction dengan mengauskultasi crakles dan ronchi pada jalan napas utama
Auskultasi suara paru setelah tindakan untuk mengetahui hasilnya
Diagnosa 3
Hipertermi berhubungan dengan inflamasi terhadap infeksi saluran nafas
ditandai dengan peningkatan suhu tubuh, mengigil, akral (ujung dari
ekstremitas) teraba panas.
Tujuan dan KH: setelah dilakukan asuhan keperawatan selama (...x...) diharapkan suhu
pasien turun atau normal (36, 5 – 37, 5 ° C) dengan KH: suhu tubuh dalam rentang
normal, nadi dan RR dalam rentang normal, tidak ada perubahan warna kulit dan
tidak ada pusing

INTERVENSI
Fever treatment
 Monitor suhu sesering mungkin  Berikan pengobatan untuk mengatasi
penyebab demam
 Monitor IWL
 Selimuti pasien
 Monitor warna suhu kulit
 Lakukan tapid sponge
 Monitor tekanan darah dan RR
 Kolaborasi pemberian cairan intravena
 Monitor penurunan tingkat kesadaran
 Kompres pasien pada lipatan paha dan aksila
 Monitor WBC, Hb, dan Hct
 Tingkatkan sirkulasi udara
 Monitor intake dan output
 Berikan pengobatan untuk mencegah
 Berikan antipiretik terjadinya menggigil
LANJUTAN INTERVENSI
Vital sign monitoring Temperature regulation
• Monitor TD, nadi, suhu dan RR • Monitor suhu minimal tiap 2 jam
• Catat adanya fluktuasi tekanan darah • Rencanakan monitoring suhu secara
• Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, kontinu
atau berdiri • Monitor TD, nadi dan RR
• Auskultasi TD pada kedua lengan dan • Monitor warna dan suhu kulit
bandingkan • Monitor tanda-tanda hipertermi dan
• Monitor TD, nadi, RR sebelum selama dan hipotermi
setelah aktifitas • Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
• Monitor kualitas dari nadi • Selimuti pasien untuk mencegah
• Monitor frekuensi dan irama pernafasan hilangnya kehangatan tubuh
• Monitor suara paru • Ajarkan pada pasien cara mencegah
• Monitor pola pernafasan abnormal keletihan akibat panas
• Monitor suhu, warna dan kelembapan • Diskusikan tentang pentingnya
kulit pengaturan suhu dan kemungkinan
• Monitor sianosis periver efek negative dari kedinginan
• Monitor adanya cushing triad(tekanan • Beritahukan tentang indikasi
nadi yang melebar, bradikardi, terjadinyan keletihan da penanganan
peningkatan sistolik) emergency yang diperlukan
• Identifikasi penyebab dari perubahan • Ajarkan indikasi dari hipotermi dan
vital sign penanganan yang diperlukan
• Berikan antipiretik jika perlu
Diagnosa 4
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan metabolisme
sekunder terhadap demam dan proses infeksi ditandai dengan nafsu makan
menurun, BB turun, mual dan muntah, turgor kulit tidak elastis.
Tujuan dan KH: setelah dilakukan asuhan keperawatan selama (...x...) diharapkan
kebutuhan nutrisi pasien adekuat dan dapat mengontrol berat badan dengan KH:
mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi, tidak ada tanda-tanda malnutrisi,
menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan, tidak terjadi penurunan
berat badan yang berarti

INTERVENSI
Nutrition management
• Kaji adanya alergi makanan • Berikan makanan yang terpilih (sudah
• Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan dikonsultasikan dengan ahli gizi)
jumlah kalori yang dibutuhkan pasien • Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan
• Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe makanan harian

• Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein • Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
dan vitamin C • Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
• Berikan substansi gula • Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan
• Yakinkan diet yang dimakan mengandung nutrisi yang dibutuhkan
tinggi serat untuk mencegah konstipasi
LANJUTAN INTERVENSI
Nutrition monitoring
• BB pasien dalam batas normal
• Monitor adanya penurunan BB
• Monitor tipe dan jumlah aktifitas yang biasa dilakukan
• Monitor interaksi anak atau orang tua selama makan
• Monitor lingkungan selama makan
• Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan
• Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
• Monitor turgor kulit
• Minitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
• Monitor mual dan muntah
• Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
• Monitor pertumbuhan dan perkembangan
• Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
• Monitor kalori dan intake nutrisi
• Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik, papilla lidah, dan cavitas oral
• Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet
DIAGNOSA 5
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara suplai O2 dengan kebutuhan oksigen ditandai
dengan tidak mampu berpartisipasi dalam kegiatan sehari-
hari sesuai kemampuan tanpa bantuan.

Tujuan dan K.H:


Setelah diberikan asuhan keperawatan selama (…x…) diharapkan
toleransi pasien terhadap aktifitas meningkat dengan kriteria hasil:
Berpartisipasi dalam aktifitas fisik tanpa disertai peningkatan
tekanan darah, nadi dan RR, Mampu melakukan aktifitas sehari-
hari (ADLs) secara mandiri, TTV normal, Mampu berpindah: dengan
atau tanpa bantuan alat
Status respirasi: pertukaran gas dan ventilasi adekuat
INTERVENSI
Activity Therapy
• Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi medic dalam merencanakan program
terapi yang tepat
• Bantu klien untuk mengidentifikasi aktifitas yang mampu dilakukan
• Bantu untuk memilih aktifitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi
dan sosial
• Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktifitas
yang diinginkan
• Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktifitas seperti kursi roda, krek
• Bantu untuk mengidentifikasi aktifitas yang disukai
• Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang
• Bantu pasien atau keluarga untuk mengidentifikasi kekeurangan dalam beraktifitas
• Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktifitas
• Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan
• Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual.
DIAGNOSA 6
Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan
dengan peningkatan suhu tubuh,kehilangan cairan karena
berkeringat banyak, muntah atau diare.
Tujuan dan KH: setelah dilakukan asuhan keperawatan selama (…x…)
diharapkan volume cairan tubuh pasien seimbang dengan KH:
dapat mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB,
BJ urine normal, HT normal; tekanan darah, nadi, dan suhu tubuh
dalam batas normal; tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas
turgor kulit baik, membrane mukosa lembab, tidak ada rasa haus
yang berlebihan.
INTERVENSI
INTERVENSI
Hipovolemia management • Monitor BB
• Monitor status cairan termasuk intake dan • Dorong pasien untuk menambah intake oral
output cairan
• Pemberian cairan IV monitor adanya tanda
• Pelihara IV line dan gejala kelebihan volume cairan
• Monitor tingkat Ht dan hematocrit • Monitor adanya tanda gagal ginjal
• Monitor tanda vital
• Monitor respon pasien terhadap
penambahan cairan
Fluid management • Monitor status nutrisi
• Timbang popok/pembelut jika diperlukan • Berikan cairan IV pada suhu ruangan
• Pertahankan catatan intake dan output • Dorong masukan oral
yang akurat • Berikan penggantian nesogatrik sesuai
• Monitor status hidrasi(kelembapan output
membrane mukosa, nadi adekuat, • Dorong keluarga untuk membantu pasien
tekanan darah ortostatik), jika diperlukan makan
• Monitor vital sign • Tawarkan snack(jus buah dan buah segar)
• Monitor masukan makanan/ cairan dan • Kolaborasi dengan dokter
hitung intake kalori harian
• Atur kemungkinan transfuse
• Kolaborasikan pemberian cairan IV
• Persiapan untuk transfuse
DIAGNOSA 7
 Resiko infeksi berhubungan dengan resiko terpajan bakteri
patogen.
 Tujuan dan KH: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama (…x…) jam
diharapkan infeksi tidak terjadi dengan KH: klien bebas dari tanda dan
gejala infeksi, menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi,
jumlah leukosit dalam batas normal, menunjukkan perilaku hidup sehat.

INTERVENSI
Kontrol infeksi
• Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
• Pertahankan teknik isolasi
• Batasi pengunjung bila perlu
• Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah
berkunjung meninggalkan pasien
• Gunakan sabun anti mikrobia untuk cuci tangan
• Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
• Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
• Pertahankan lingkungan aseptic selama pemasangan alat
• Ganti letakl IV periver dan line central dan dressing sesuai dengan petunjuk umum
• Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi kandung kencing
• Tingkatkan intake nutrisi
• Berikan terapi antibiotic bila perlu
LANJUTAN INTERVENSI
Proteksi terhadap infeksi

• Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik • Dorong masukan nutrisi yang cukup
dan local
• Dorong masukan cairan
• Monitor hitung granulosit, WBC
• Dorong istirahat
• Monitor kerentanan terhadap infeksi
• Instruksikan pasien untuk minum antibiotic
• Batasi pengunjung sesuai resep

• Pertahankan teknik asepsis pada pasien • Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan
yang beresiko gejala infeksi

• Pertahankan teknik isolasi • Ajarkan cara menghindari infeksi

• Berikan perawatan kulit pada area • Laporkan kecurigaan infeksi


epidema
• Laporkan kultur positif
• Inspeksi kulit dan membrane mukosa
terhadap kemerahan, panas, drainase
• Inspeksi luka/insisi bedah
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai