Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN DISPEPSIA

1. SONTA TUMANGGOR

2. YENNA RONIKA PURBA

3. PRASETYO

4. PURNA AFSARI METLIS

INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM 2019


Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Dispepsia
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kata Dyspepsia berasal dari bahasa -Yunani yang
berarti pencernaan yang sulit / jelek, juga dikenal sebagai
sakit perut atau gangguan pencernaan, mengacu pada kondisi
gangguan pencernaan Ini adalah suatu kondisi medis yang
ditandai dengan nyeri kronis atau berulang di atas. perut
kepenuhan dan merasa kenyang lebih awal dari yang
diharapkan ketika makan. Hal ini dapat disertai dengan
kembung, bersendawa, mual, atau mulas.
BAB II
TINJAUAN TEORI
PENGERTIANAN
Dyspepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri
dari rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau
mengalami kekambuhan. Keluhan refluks gastroesofagus klasik
berupa rasa panas di dada ( heartburn) dan regurgitasi asam
lambung, kini tidak lagi termasuk dyspepsia ( Mansjoer, Arif Edisi
III, 2000 hal : 488).

ETIOLOGI
Dispepsia dapat disebabkan oleh berbagai penyakit dan pola
hidup. Menurut Guyton (1997) berikut ini berbagai penyakit
(kondisi medis) yang dapat menyebabkan keluhan dispepsia :
-Dispepsia fungsional (nonulcer dyspepsia).
-Tukak lambung (stomach ulcers).
-Refluks esofagitis (gastroesophageal reflux disease)
-Pangkreatitis
-Iritable bowel syndrome
-Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus.
-Stress fisik
-Malabsorbsi (gangguan penyerapan makanan)
-Penyakit kandung empedu
-Penyakit liver
-Kanker lambung (jarang)
-Kanker esofagus (kerongkongan)(jarang)
-Penyakit lain (jarang)
PATOFISIOLOGI
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas,
zat-zat seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres,
pemasukan makanan menjadi kurang sehingga lambung akan kosong,
kekosongan lambung dapat mengakibatkan erosi pada lambung akibat
gesekan antara dinding-dinding lambung, kondisi demikian dapat
mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan merangsang
terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla
oblongata membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik
makanan maupun cairan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Schwartz, M William (2004) dan Wibawa (2006)
berikut merupakan pemeriksaan penunjang:
-Tes Darah
-Endoskopi (esofago-gastro-duodenoskopi)
-DPL : Anemia mengarahkan keganasan
-EGD : Tumor, PUD, penilaian esophagitis
-Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium
termasuk hitung darah lengkap, laju endap darah, amylase,
lipase, profil kimia, dan pemeriksaan ovum dan parasit pada
tinja. Jika terdapat emesis atau pengeluaran darah lewat
saluran cerna maka dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan
barium pada saluran cerna bgian atas.
PENATALAKSANAAN MEDIS
-Penatalaksanaan non farmakologis
-Penatalaksanaan farmakologis
Konsep Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses dimana kegiatan yang
dilakukan yaitu : Mengumpulkan data, mengelompokkan data dan
menganalisa data. Data fokus yang berhubungan dengan dispepsia
meliputi adanya nyeri perut, rasa pedih di ulu hati, mual kadang-
kadang muntah, nafsu makan berkurang, rasa lekas kenyang, perut
kembung, rasa panas di dada dan perut, regurgitasi (keluar cairan dari
lambung secar tiba-tiba). (Mansjoer A, 2000, Hal. 488).
Diagnosa Keperawatan
Menurut Inayah (2004) bahwa diagnosa keperawatan yang
lazim timbul pada klien dengan dispepsia:
-Nyeri epigastrium berhubungan dengan iritasi pada mukosa
lambung.
-Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak
enak setelah makan, anoreksia.
-Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan
dengan adanya mual, muntah
-Kecemasan berhubungan dengan perubahan status
kesehatannya
Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan adalah tindakan keperawatan yang akan
dilaksanakan untuk mengulangi masalah keperawatan yang
telah ditentukan dengan tujuan.
ASUHAN KEPERAWATAN DISPEPSIA
PENGKAJIAN
DENTITAS
IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. P
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 27 tahun
Alamat : Jl. Veteran
Pekerjaan : Swasta
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Tanggal masuk RS : 15 September 2019
Tanggal Pengkajian : 16 September 2019
Diagnosa Medis : Dispepsia
No. RM : 17 19 71
IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. E
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 38 tahun
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Sungai lulut
Hubungan dengan klien : kaka klien
DATA FOKUS
Data Subjektif
-Klien mengatakan nyeri pada abdomen atas (epigastrium)
-Klien mengatakan nyeri pada abdomen karena tidak ada makan
-Klien mengatakan nyerinya seperti ditusuk-tusuk
-Klien mengatakan nyerinya bisa berjam-jam
-Klien mengatakan nyeri saat abdomennya ditekan
-Klien mengatakan tidak nafsu makan
-Klien mengatakan hanya menghabiskan 5 sendok makan
-Klien mengatakan mual
-Keluarga klien mengatakan klien tidak dapat beraktivitas sendiri
-Klien mengatkan skala nyerinya 3
Data Objektif
Inspeksi :
-Klien tampak meringis kesakitan
-Skala nyeri 3 (berat)
-Klien tampak lemah dan terbaring ditempat tidur
-Mukosa bibir klien tampak kering
-Skala aktivitas 2
Auskultasi :
-TD : 110/60 mmHg
Perkusi :
-Abdomen terdengar hipertimpani
Palpasi :
-Kulit klien teraba hangat dngan suhu 38°C
-Nadi : 100x / menit
ANALISA DATA
NO DATA MASALAH ETIOLOGI
1. DS : Nyeri akut Iritasi pada mukosa
 Klien mengatakan nyeri pada lambung
abdomen atas (epigastrium)
 Klien mengatakan nyeri pada
abdomen karena tidak ada
makan
 Klien mengatakan nyerinya
seperti ditusuk-tusuk
 Klien mengatakan nyerinya bisa
berjam-jam
 Klien mengatakan nyeri saat
abdomennya ditekan
DO:
 Klien tampak meringis kesakitan
 Skala nyeri 3 (berat)
2. DS : Ketidakseimbangan Anoreksia
 Klien mengatakan tidak nafsu nutrisi kurang dari
makan kebutuhan tubuh
 Klien mengatakan hanya
menghabiskan 5 sendok makan
 Klien mengatakan mual
DO :
 Mukosa bibir klien tampak
kering
 Abdomen terdengar
hipertimpani
 Data Antropometrik
BB : 50 kg
TB : 165 cm
LLA : 23 cm
3. DS : Intoleransi aktivitas Tirah baring/ imobilisasi
 Keluarga klien mengatakan
klien tidak dapat beraktivitas
sendiri
DO :
 Klien tampak lemah dan
terbaring ditempat tidur
Prioritas Masalah:
-Nyeri akut berhubungan dengan iritsi pada mukosa
lambung.
-Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan Anoreksia.
-Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Tirah
baring/ imobilisasi.
PERENCANAAN
PERENCANAAN
HARI/ DIAGNOSA
NO
TANGGAL KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1. Senin, Nyeri b.d Iritasi pada Nyeri akut teratasi selama 3 1. Kaji status nyeri 1. berguna dalam
16Septembe mukosa lambung ditandai hari perawatan dengan kriteria 2. Observasi TTV pengawasan
r dengan evaluasi : 3. berikan kompres hangat kefektifan obat
2019  Klien mengatakan  Klien tidak lagi merasa 4. berikan posisi nyaman dan kemajuan
nyeri pada abdomen adanya nyeri 5. kolaborasi dengan penyembuhan.
atas (epigastrium)  Klien tidk lagi tampak pemberian obat analgetik 2. mengetahui
 Klien mengatakan meringis kesakitan pengaruh nyeri
nyeri pada abdomen  Skla nyeri 0 terhadap TTV
karena tidak ada 3. Meningkatan
makan peredaran darah
 Klien mengatakan dengan
nyerinya seperti vasodilatasi
ditusuk-tusuk dapat
 Klien mengatakan mengurangi rasa
nyerinya bisa nyeri
berjam-jam 4. posisi yang
 Klien mengatakan cepat membuat
nyeri saat nyeri tida terasa
abdomennya 5. mengurangi rsa
ditekan nyeri/ dapat
 Klien tampak terkontrol
meringis kesakitan
 Skala nyeri 3 (berat)
2. Senin, Ketidakseimbangan Ketidakseimbangan 1. Kaji status nutrisi 1. menunjukkan
16Septem nutrisi kurang dari nutrisi kurang dari 2. Timbang BB tiap faktor yang
ber kebutuhan tubuh b.d kebutuhan tubuh hari mempengaruh
2019 Anoreksia ditandai teratasi selama 3 3. Ajarkan makan i kebutuhan
dengan hari perawatan sedikit tapi sering nutrisi
 Klien dengan kriteria 4. kaji sejauh mana 2. membantu
mengatakan evaluasi : ketidakadekuatan mementukan
tidak nafsu  Klien nutrisi keseimbangan
makan mengatakan cairan
 Klien menghabiskan 3. dapat
mengatakan porsi makanan menurunkan
hanya yang disediakan asam
menghabiskan 5 RS lambung
sendok makan  Klien 4. menganalisa
 Klien mengatakan penyebab
mengatakan tidak mual lagi melaksanakan
mual  Mukosa bibir intervensi
 Mukosa bibir tampak lembab
klien tampak  Abdomen
kering terdengar
 Abdomen timpani
terdengar
hipertimpani
3 Senin,16 Intoleransi aktivitas Intoleransi aktivitas 1. kaji tingkat toleransi 1. untuk
September berhubungan dengan teratasi selama 3 hari aktivitas mengetahu
2019 Tirah baring/ perawatan dengan 2. berikan lingkungan i seberapa
imobilisasi ditandai kriteria evaluasi : yang tenang besar
dengan  Klien dapat 3. anjurkan untuk toleransi
 Keluarga klien beraktivitas secara membatasi aktivitas klien
mengatakan klien mandiri dan melakukan dalam
tidak dapat  Klien tidak lagi perawatan sesuai beraktivita
beraktivitas sendiri tampak lemah kebutuhan s
 Klien tampak  Skala aktivitas 0 2. meningkat
lemah dan kan
terbaring ditempat periode
tidur istirahat
 Skala aktivitas 2 klien
shingga
meminima
lisis
kelelahan
3. aktivitas
yang
berlebihan
mengakiba
tkan
kelelahan
dan proses
penyakit.
IMPLEMENTASI
HARI/
PUKU NO. EVALUASI
NO TANGG IMPLEMENTASI PARAF
L DX TINDAKAN
AL
1. Senin, 08.30 I 1. mengkaji status nutrisi 1. klien mengatakan
16Septe 2. mengobservasi TTV nyeri pada abdomen
mber 09.15 3. Memberikan kompres da nyerinya seperti
2019 hangat ditusuk-tusuk
09.00 selama berja-jam
2. Hail TTV klien :
TD : 110/ 60 mmHg
N : 100 x/menit
R : 20 x/menit
S : 38°C
1. Klien mengatakan
nyerinya berkurang.
2. Senin, 08.30 II 1. mengkaji status nutrisi 1. klien mengatakan
16 2. mengobservasi penyebab hanya dapat
september 08.30 tidak nafsu makan menghabiskan 5
2019 3. menganjurkan makan sendok makn
sedikit tapi sering 2. klien mengatakn tidak
08.30 nafsu makn karena
mual
3. klien mengatkan
apabila tidak mual dan
nyeri akan makan

3. Senin, 09.00 III 1. mengkaji tingkat toleransi 1. Aktivitas klien 2


16Septem aktivitas (dengan bantuan orang
ber 2. menganjurkan untuk lain)
2019 09.01 membatasi aktivitas dan 2. klien memahami agar
melakukan perawatan terhindar dari
sesuai kebutuhan kelelahan
EVALUASI
HARI/ NO.
NO PUKUL Evaluasi hasil PARAF
TANGGAL DX
1. Senin, 09.00 I S : klien mengatakan nyeri pada abdomen dan
16 September nyerinya seperti ditusuk-tusuk selama berjam-jam.
2019 O : klien tampak meringis kesakitan.
A : maslah nyeri akut belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
 kaji status nyeri
 observasi ttv
 berikan kompres hangat
08.15 II S : klien mengatakan hanya dapat menghabiskan 5
sendok makan
O : Mukosa bibir klien tampak kering dan
abdomen terdengar hipertimpani
A: masalah Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
 kaji status nutrisi
 anjurkan makan sedikit tapi sering
08.45 III S : klien mengatakan klien tidak dapat beraktivitas
O: klien tampak lemah dan terbaring ditempat tidur
A: masalah intoleransi aktivitas belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan
 kaji skala aktivitas

Anda mungkin juga menyukai