Pembimbing klinik :
dr. Roberthy David Maelissa, Sp.B., FINACS
Anatomi Kulit
- Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabut protein.
Sel-sel pada lapisan taju normal, tersusun menjadi beberapa baris.
Epidermis
3. Stratum Basalis
• Sel-sel kubus yang tersusun vertikal dan pada tau
dermoepidermal berbaris seperti pagar
• Dasar epidermis
DERMIS ( korium)
• lapisan dibawah epidermis.
• terdiri dari jaringan ikat yang terdiri dari 2 lapisan:
1.Pars papilaris terdiri dari sel fibroblast yang
memproduksi kolagen
2.Pars retikularis terdapat banyak p. darah , limfe, dan
akar rambut, k. keringat dan k. sebaseus.
2. SUBCUTIS ( korium)
• Terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel lemak
didalamnya sebagai cadangan makanan
• Lapisan lemak : penikulus adiposus sebagai shock
breaker
• Dibawah subcutis terdapat selaput otot kemudian
terdapat otot
Definisi
Dermatogen
Tendogen /
desmogen
Arthrogen
Etiologi
Kontraktur
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan
penunjang
Anamnesis
• Penyebab kontraktur?
• Kapan kontraktur mulai nampak?
• Sudah berapa lama sendi tidak berfungsi?
• Riwayat pengobatan dan apakah mengalami rekontraksi?
Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan ROM
• Palpasi: kerusakan tendon dan saraf
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan X-Ray : penyempitan sendi
• USG : gambaran posisi antara tulang, arteri, dan nodul. Selain
itu, dari USG juga didapatkan perbedaan echo struktur nodul
dan jaringan sekitar. Early nodule pada kontraktur Dupuytren
terlihat lebih hpoechoic dibanding dengan tendon. Sedangkan
nodul yang telah lama terlihat isoechoic atau hiperechoic
Tatalaksana Kontraktur
• 1. Pembebasan Kontraktur :
Mencegah kerusakan berbagai struktur penting
seperti arteri, saraf, tendon, dan lain-lain
• 2. Penutupan Kulit:
Skin grafts atau skin flap >>Full Thickness Skin
Graft (FTSG), Split Thickness Skin Graft (STSG),
Z-Plasty
• 3. Perawatan Post Operatif
Pembidaian dan latihan fisik
Tatalaksana Kontraktur
• METODE
• Skin flap (Pedicle Flap) : teknik operasi untuk
memperbaiki skar dan kontraktur dimana kulit dan
subkutan dll dipindah dari suatu bagian badan ke bagian
badan yang lain dengan suatu pedicle vascular.
Tatalaksana Kontraktur
• METODE
• Metode Z-plasti adalah teknik operasi untuk memperbaiki skar
dan kontraktur. Pada metode ini, kulit di sekitar jaringan parut akan
dibuat flap dalam bentuk segitiga-segitiga kecil yang biasanya
mengikuti bentuk huruf Z. teknik
Tatalaksana Kontraktur
Skin graft
Pada prosedur skin graft,
jaringan kulit diambil dari
bagian yang sehat kemudian
ditransplantasikan ke bagian
tubuh yang terkena jejas.
Jaringan kulit yang diambil
yaitu segmen epidermis dan
dermis dipisah sempurna dari
blood supply donor sebelum
ditanam di daerah lain tubuh
(resipien).
Prognosis
Prognosis kontraktur tergantung dari
penyebabnya. Secara umum,
semakin awal kontraktur ditangani,
semakin baik prognosisnya.
Laporan Kasus
• Nama : Ny. W
• Umur : 54 Tahun
Jenis
• Kelamin : Perempuan
• Alamat : Jl. Desa Oti
• Tgl msk : 29 mei 2019
• Ruangan : Teratai
Rumah
• sakit : RSUD Undata Palu
Anamnesis
Keluhan Utama
Keterbatasan gerak pada kaki kiri
Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien perempuan usia 54 tahun masuk rumah sakit dengan
keluhan keterbatasan gerak pada kaki kiri dan kadang terasa
nyeri, keluhan ini memberat sejak empat bulan sebelum MRS,
kaki kiri yang sulit diluruskan dan digerakkan hingga pasien
tidak dapat berjalan seperti biasanya, akibat luka bakar karena
lampu pelita yang meledak yang mengenai beberapa bagian
tubuhnya sejak kurang lebih 4 tahun yang lalu.
•
Riwayat Penyakit Dahulu
• 4 tahun yang lalu pasien mengalami luka bakar
akibat ledakan lampu petromaks dan minyak
panasanya mengenai tubuh pasien. Riwayat
Operasi (-), HT (-), DM (-), penyakit jantung (-).
Riwayat penyakit dalam keluarga
• Keloid (-), tidak ada keluarga pasien yang
mengalami keluhan serupa.
Riwayat Operasi
OS belum pernah menjalani operasi
sebelumnya.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata : Sakit Berat
Tanda Vital
• TD : 130/80 mmHg
• N : 72/menit
• RR : 20x/menit
• S : 36,8oC
• Vas : 6
30/05/2019
10/07/2019 SS : Nyeri
: Nyeri luka post Bawah
Punggung Operasi (+), demam (-), mual (-) ,muntah(-)
O : TD : 130/60 mmHg
N : 82 x/menit
O:
RR : 20x/menit
TD : 150/90
S
mmHg : 37,0oC
N : 80 x/mvas :4
P : 20 x/m
SA : 36.7°C
: Kontraktur Poplitea sinistra POH 1
P :
IVFD RL 20Vertebra
A : Fraktur Kompresi tpm Th XII + Lumbal 1 dan Lumbal
4 Inj. Ceftriaxone1 gr/12 jam/IV
Inj. Ketorolac 30mg/8jam/IV
P:
IVFD RL 20 tpm
Ranitidin 2 x 1 amp
Ketorolac 2 x 1 amp
Follow up
Tanggal Follow UP
31/05/2019
10/07/2019 SS : Nyeri
: Nyeri luka post Bawah
Punggung Operasi (+), demam (-), mual (-) ,muntah(-)
O : TD : 120/80 mmHg
N : 82 x/menit
O:
RR : 20x/menit
TD : 150/90
S
mmHg : 36,7oC
N : 80 x/mvas :4
P : 20 x/m
SA : 36.7°C
: Kontraktur Poplitea sinistra POH 2
P :
IVFD RL 20Vertebra
A : Fraktur Kompresi tpm Th XII + Lumbal 1 dan Lumbal
4 Inj. Ceftriaxone1 gr/12 jam/IV
Inj. Ketorolac 30mg/8jam/IV
P:
IVFD RL 20 tpm
Ranitidin 2 x 1 amp
Ketorolac 2 x 1 amp
Follow up
Tanggal Follow UP
01/06/2019
10/07/2019 SS : Nyeri
: Nyeri luka post Bawah
Punggung Operasi (+) berkurang , demam (-), mual (-),
muntah(-)
O : TD : 110/80 mmHg
O:
N : 85 x/menit
TD : 150/90
RR
mmHg : 20x/menit
N : 80 x/mS : 37,0oC
P : 20 x/mvas :4
S : 36.7°C
A : Kontraktur Poplitea sinistra POH 3
P : Kompresi Vertebra Th XII + Lumbal 1 dan Lumbal
A : Fraktur
4 IVFD RL 20 tpm
Inj. Ceftriaxone1 gr/12 jam/IV
Inj. Ketorolac 30mg/8jam/IV
P:
IVFD RL 20 tpm
Ranitidin 2 x 1 amp
Ketorolac 2 x 1 amp
Follow up
Tanggal Follow UP
02/05/2019
10/07/2019 SS : Nyeri
: Nyeri luka post Bawah
Punggung Operasi (+) berkurang, demam (-), mual (-)
,muntah(-)
O : TD : 120/70 mmHg
O:
N : 88 x/menit
TD : 150/90
RR
mmHg : 20x/menit
N : 80 x/mS : 36,5oC
P : 20 x/mvas :4
S : 36.7°C
A : Kontraktur Poplitea sinistra POH 4
P : Kompresi Vertebra Th XII + Lumbal 1 dan Lumbal
A : Fraktur
4 Aff infus
Rawat luka
Cefixime 100 mg 2x1
P:
Asam mefenamat 500 mg 3x1
IVFD RL 20 Rawat
tpm jalan
Ranitidin 2 x 1 amp
Ketorolac 2 x 1 amp
Pembahasan
Pada kasus ini, diagnosis • Pada regio femoralis
ditegakkan berdasarkan posterior sinistra tampak
aloanamnesis dari pasien jaringat parut pasca luka
langsung, serta dari bakar
pemeriksaan fisik yang • Pada regio Fossa Poplitea
dilakukan. Pada pasien ini sinistra tampak jaringat
diagnosa kontraktur akibat parut pasca luka bakar
luka bakar sudah jelas dapat disertai dengan adanya
ditegakkan berdasarkan selaput (kontraktur) yang
anamnesa dan pemeriksaan mempengaruhi ROM
fisik. Pada anamnesa • Gerakan aktif dan pasif
ditemukan 4 tahun lalu pasien terbatas, tampak tidak bisa
mengalami luka bakar akibat digerakkan pada sendi
minyak panas mengakibatkan genue
kontraktur dan pada
pemeriksaan fisik terdapat
dengan status lokalis yang
dijelaskan sebelumnya
Pembahasan
• Pada pasien ini telah • Adapun mekanisme dasar
terbentuk kontraktur pada terjadinya kontraktur
popliteal kiri pasien. Hal disebabkan oleh aktifnya
yang menyebabkan miofibroblas (sebuah sel
terjadinya kontraktur karena dengan fibroblast dan
penggantian jaringan kulit dengan karakteristikseperti
yang tadinya elastis dengan otot polos yang
jaringan yang lebih keras. terdistribusinya granulasi
Jaringan yang lebih keras ini diseluruh jaringan yang ada
yang menyebabkan pasien pada luka). Kontraksi dari
sulit untuk menggerakkan miofibroblas menyebabkan
kakinya, terutama untuk luka menyusut. Perubahan
berjalan. regulasi dari miofibroblas
membuatnya tetap berada
dalam kulit dan terus
menarik luka yang
menyebabkan munculnya
jaringan parut dan
kontraktur.
Pembahasan
• Pasien datang ke rumah • Setelah selesai prosedur
sakit untuk dilakukan operasi, diaplikasikan
prosedur operasi. Prosedur bandage pada pasien yang
operasi ini bertujuan untuk bertujuan untuk mencegah
membebaskan kontraktur. penebalan, pemadatan dan
Teknik operasi yang pembentukan nodul yang
dilakukan sesuai dengan biasa terlihat pada jaringan
tinjauan pustaka yang parut hipertrofik. Tekanan
dilampirkan, yaitu dengan z eksternal yang diberikan
plasty . Z plasty dilakukan oleh balut tekan dapat
karena teknik ini dapat menurunkan respon
membebaskan kontraktur, inflamasi dan jumlah darah
mengurangi tekanan serta dalam jaringan parut,
memberikan hasil kosmetik mengurangi rasa gatal dan
dan fungsional yang baik. mencegah sintesis kolagen.
Balut tekan memberikan
perlindungan terhadap
trauma.
Pembahasan
• Pasien diberikan injeksi ceftrixone sebagai prophylaxis
untuk infeksi, ketorolac untuk membantu
menghilangkan rasa nyeri setelah post operasi.
Rehabilitasi medik penting untuk mencegah
kehilangan fungsi bagian tubuh yang terbakar. Karena
pasien ini direncanakan untuk menjalani pemasangan
graft dan butuh di imobilisasi, maka hasil graft harus
di evaluasi dini dan secara berkala nantinya. Ketika
sudah membaik pasien harus langsung mobilisasi.
Kesimpulan