Anda di halaman 1dari 39

PENGANTAR PRAKTIKUM

FARMAKOLOGI
KENAPA PRAKTEK KOLOGI?

Peran … AMF
pelaksana pengumpulan dan pengolahan data
untuk penelitian

kompetensi … AMF
melaksanakan pengumpulan dan
pengolahan data, menyajikan data dan
menyusun laporan penelitian dalam bidang
farmakologi
Perkembangan Obat
Coba-coba bahan alam utuh  rebusan

Sembuh

turun temurun (empiris)

Tidak seragam

Standarisasi bahan, cara panen & cara buat

Isolasi senyawa murni

Sintesis
Penisilin (1940) dan sulfanilamid (1953)

Sintetis menggeser bahan alam


PENGEMBANGAN DAN PENILAIAN OBAT
BARU
• UJI PRAKLINIK
• UJI KLINIK
1. Fase I
2. Fase II
3. Fase III
4. Fase IV
UJI PRAKLINIK
• Suatu senyawa yang baru
Uji toksikologi pada hewan coba
ditemukan terlebih dahulu diuji
dengan serangkaian uji meliputi :
farmakologi pada organ terpisah • Toksisitas akut, efek-efek dosis
dan hewan coba. tunggal yang besar hingga
• Jika ditemukan aktivitas letal.
farmakologi yang mungkin • Toksisitas kronis, efek-efek
bermanfaat maka senyawa yang dosis bertingkat pada
lolos penyaringan akan diteliti penggunaan yang panjang
lebih lanjut.
• Teratogenisitas
• Sebelum calon obat dapat
dicobakan pada manusia dilakukan • Karsinogenisitas
penelitian sifat farmakokinetik, • Mutagenisitas
farmakodinamik, dan efek
• Uji ketergantungan
toksiknya pada hewan coba.
Uji
Pra
kli
nik
UJI KLINIK FASE I
• Biasanya dilakukan pada sukarelawan sehat
• Subjek 20-50 org
• Yang diteliti keamanan dari obat
• Diteliti sifat farmakodinamik dan farmakokinetik
pada manusia
• Dilakukan terbuka dan tanpa pembanding oleh
dokter ahli
UJI KLINIK FASE II
• Dilakukan pada pasien yang kelak akan diobati oleh obat
ini, tanpa penyakit penyerta.
• Subjek 100-200 pasien
• Yang diteliti efek terapi (khasiat obat pada manusia)
• Studi kisaran dosis, untuk menetapkan dosis optimal
• Keamanan obat
• Obat baru dibandingkan dengan plasebo atau obat
standar, secara acak dan tersamar ganda.
• Dilakukan oleh dokter ahli
UJI KLINIK FASE III
• Dilakukan pada pasien yang kelak akan diobati oleh obat ini,
dengan penyakit penyerta.
• Subjek paling sedikit 500 pasien
• Memastikan efek terapi, dan efek samping lain yang tidak
terlihat pada fase II
• Keamanan obat
• Obat baru dibandingkan dengan obat sama dengan dosis
berbeda, plasebo, obat standar.
• Pengujian dilakukan secara acak dan tersamar ganda.
• Dilakukan oleh dokter yang kurang ahli
UJI KLINIK FASE IV
Terhadap obat yang beredar dipasaran.
Yang diamati :
• Efek samping pada frekuensi penggunaan rendah
atau bertahun-tahun
• Efektivitas obat pada pasien berpenyakit berat,
ganda, anak-anak, usia lanjut, penggunaan
berkalikali,
• Efek obat terhadap morbiditas, dan mortalitas
• Efek baru dari obat
Uji
Klinik
Fase 1-
2-3-4
Tata Tertib Praktikum Farmakologi

Praktikan wajib
1. Mengikuti responsi
2. Melaksanakan praktikum sesuai jadual
3. Melaksanakan diskusi kelompok secara mandiri
4. Merencanakan pembuatan laporan & menyerahkan
laporan praktikum
5. mengikuti ujian
Pelaksanaan praktikum
1. Datang sesuai jam yang ditentukan
2. Sebelum praktikum :
1. Mengisi daftar hadir
2. Memakai labjas
3. Mengumpulkan tugas dari hand out
4. Membawa tissue 2 gulung/kelompok
3. Ketua kelompok : bagi tugas
• Menimbang & menomori hewan coba
• Menghitung dosis, mengukur volume sediaan
• Memperlakukan hewan coba
• Mengamati hewan coba & mencatat data
• Menjaga kebersihan selama praktikum
• melakukan kerjasama dengan teman sekelompok
4. Mencuci alat, melap meja, membuang sampah biologis dalam kantong plastik
tertutup
5. Pada akhir praktikum:
1. Ketua regu menyerahkan data hari itu
2. Petugas alat: mengembalikan alat yang dipinjamkan, mengembalikan hewan
coba ke kandang dan memastikan hewan coba sudah buka puasa
3. Petugas sapu memastikan lantai bersih dari bekas-bakes praktikum
MATERI PRAKTIKUM

1. Informasi Dasar Laboratorium Farmakologi


2. Perc 1 : Efek anestetik
3. Perc 2 : Efek diuretik
4. Perc 3 : Toleransi glukosa
5. Perc 4 : Efek analgetika
6. Presentasi
7. Utul-Uprak
MATERI 1

INFORMASI DASAR
LABORATORIUM
FARMAKOLOGI
1. Tujuan umum & khusus
2. Mengurangi variasi biologis
3. Karakteristik binatang percobaan
4. Cara memberi kode pada hewan coba
5. Mencit
– Cara memperlakukan
– Pemberian per-oral, i.p., s.k. dan i.m.
6. Menggunakan kembali hewan yang sudah dipakai
Materi
7. Luka gigitan binatang
8. Mencuci alat suntik
9. Konversi dosis
10. Volume maksimum
11. Cara mengorbankan hewan coba
12. Format laporan
13. Penilaian Praktikum
TUJUAN UMUM PRAKTIKUM FARMAKOLOGI
• Terampil bekerja dengan beberapa hewan percobaan
• Menghayati secara lebih baik berbagai prinsip farmakologi yang diperoleh
secara teori
• Menghargai hewan-hewan percobaan karena peranannya dalam
mengungkap fenomena- fenomena kehidupan
• Menyadari pengaruh faktor2 lingkungan terhadap hasil eksperimen
farmakologi dan menginsyafi sampai batas tertentu analoginya dengan
pengaruh faktor2 yang sama pada manusia
• mampu menerapkan, mengadaptasi dan memodifikasi metode2
farmakologi untuk penilaian efek obat
• Dapat memberikan penilaian terhadap hasil2 eksperimen dan
memberikan tafsiran mengenai implikasi praktis dari hasil2 eksperimen
• menyadari kemungkinan2 yang terbuka bagi dirinya untuk
mengembangkan karir dalam bidang farmakologi dan farmasi
TUJUAN KHUSUS PR. F’KOLOG (KOMPETENSI-1)
Pada akhir praktikum peserta didik mampu :
1 memahami rencana praktikum dengan mengikuti responsi & pre-tes
2 memahami cara pengisian blanko lembar data
3 membagi tugas dalam kelompok
4 memberi nomor & menimbang hewan,
5 menyediakan sediaan uji
6 menghitung dosis
7 mengukur volume sediaan
8 memperlakukan hewan coba
9 mengamati hewan coba
10 mencuci alat
11 mencatat data
12 mengembalikan alat dalam keadaan bersih, kering & lengkap
13 membersihkan meja dengan desinfektan & mengembalikan kursi
14 menyerahkan hewan bekas praktek & sampah biologis kepada Pel.K
15 melaksanakan presentasi
16 melaksanakan evaluasi : pre/post-tes, Utul dan Uprak
TUJUAN KHUSUS PR. F’KOLOG (KOMPETENSI-2)
Pada pelaporan praktikum, peserta didik mampu :
1 membuat Judul percobaan
pada Pendahuluan : membuat latar belakang, rumusan masalah,
2
tujuan dan manfaat pelaporan
pada Tinjauan Pustaka : menjelaskan pokok-pokok bahasan yang
3
mengacu pada tujuan
pada Metodologi percobaan : prosedur, alat-bahan, perhitungan,
4
definisi operasional dan cara evaluasi
pada Hasil & Pembahasan : mentabelkan, menggambar grafik dan
5
membahas data sesuai tujuan
6 merumuskan Kesimpulan & Saran sesuai tujuan
7 pada Daftar Pustaka : mampu menggunakan minimal 3 buku pustaka
MENGURANGI VARIASI BIOLOGIS

Binatang percobaan biasanya memberikan hasil dengan deviasi yang


lebih besar dibandingkan dengan percobaan in vitro, karena
adanya variasi biologis.
Untuk menjaga supaya variasi tersebut minimal :
• Digunakan binatang percobaan yang mempunyai spesies dan
strain, usia, jenis kelamin dan, dipelihara pada kondisi yang sama.
• Binatang percobaan harus diberi makan sesuai dengan makanan
standar untuknya dan diberi minum ad libitum.
• Binatang harus dipuasakan semalam sebelum percobaan dimulai.
Karakteristik Binatang Percobaan
karakteristik Mencit (Mus musculus) Tikus (Rattus
rattus)
1. pubertas 35 hari 40-60 hari
2. masa beranak Sepanjang tahun Sepanjang tahun
3. Hamil 19-20 hari 6-8 minggu
4. jumlah sekali lahir 4-12 (biasanya 6-8) 6-8
5. lama hidup 2-3 tahun 2-3 tahun
6. masa laktasi 21 hari 21 hari
7. frek. kelahiran/tahun 4 7
8. suhu tubuh 37,9-39,2oC 37,7-38,8oC
9. Kecepatan respirasi 136-216/menit 100-150/menit
10. Tekanan darah 147/106 S/D 130/150 S/D
11. volume darah 7,5% BB 7,5% BB
CARA MEMBERI KODE HEWAN COBA
Dibaca sebagai nomor hewan
Tanda pada ekor
Satu garis melintang  =1
Dua garis melintang  =2

Satu garis melintang dan satu garis sejajar  =4

Satu garis sejajar  =5

Satu garis sejajar dan garis melintang  =6


Satu garis melintang dan satu tanda (+) + =9
Satu tanda (+) + = 10
Satu tanda (+) dan melintang + = 11
Satu tanda (+), garis sejajar dan melintang +  = 14

Dua tanda (++) ++ = 20


Mencit
Karakteristik
• mudah ditangani
• bersifat penakut, fotofobic
• cenderung berkumpul
sesamanya
• kecenderungan untuk
bersembunyi
• lebih aktif pada malam hari.
• Kehadiran manusia akan
menghambat mencit.
Cara memperlakukan mencit
• Mencit diangkat dengan memegangnya pada ujung
ekornya dengan tangan kanan
• biarkan menjangkau kawat kandang dengan kaki
depannya
• Dengan tangan kiri, kulit tengkuknya dijepit diantara
telunjuk dan ibu jari.
• pindahkan ekornya dari tangan kanan ke antara jari manis
dan jari kelingking tangan kiri, sehingga mencit cukup erat
dipegang
• Pemberian obat kini dapat dimulai  oral  DESINFEKSI
ALKOHOL 70%  ip, sk, im
Pemberian per-
• bentuk suspensi, larutan
oral atau emulsi,
• dengan pertolongan jarum
suntik yang ujungnya tumpul
(bentuk bola/kanulla)
= SONDE
• Sonde ini dimasukan ke
dalam mulut, kemudian
perlahan-lahan dimasukan
melalui tepi langit-langit ke
belakang sampai esofagus
Pemberian secara intraperitoneal (ip)
• Pindahkan ekor mencit dari tangan kanan ke jari
kelingking tangan kiri, tarik kulit abdomennya sehingga
menjadi tegang.
• Pada saat penyuntikan, posisi kepala mencit lebih
rendah dari abdomennya.
• Jarum disuntikan dengan membentuk sudut 45o dengan
abdomen. Agak menepi dari garis tengah, untuk
menghindari terkenanya kandung kencing. Jangan pula
terlalu tinggi agar tidak mengenai hati.
• Cek sk : jarum di rongga perut diturunkan : kulit tidak
ikut turun
SK-IM-PERRECTAL

Pemberian secara subkutan (sk)


• Tarik kulit kepala mencit
• Jarum disuntikan kebawah kulit kepala
Pemberian secara intramuskuler (im)
• Tarik kaki mencit
• Jarum disuntikan kedalam otot paha cek tidak masuk ke vena
dengan menarik piston alat suntik
Per-rectal
• Basahi sonde dengan gliserin
• Masukkan kedalam rectum kira-kira 1 cm
• Desak larutan obat keluar
Menggunakan kembali hewan yang telah dipakai.

Untuk menghemat biaya,


bila memungkinkan diperbolehkan memakai hewan coba lebih dari
satu kali.
• jika binatang tersebut telah digunakan dalam suatu periode dan
obat yang digunakan pada percobaan sebelumnya masih berada
di dalam tubuh binatang, kemungkinan hasil percobaan berikutnya
akan memberikan data yang tidak benar.
• Hal ini terutama terdapat pada kasus pemberian inductor atau
inhibitor enzim. Dengan dalih ini maka binatang tersebut

baru boleh digunakan lagi untuk percobaan berikutnya


setelah selang waktu minimal 14 hari.
LUKA GIGITAN BINATANG
• Imunisasi tetanus disarankan bagi semua orang yang
bekerja dengan binatang percobaan.
• Luka yang bersifat abrasif atau luka yang agak dalam
karena gigitan binatang ataupun karena alat-alat yang
telah digunakan untuk percobaan binatang, harus diobati
secepatnya menurut cara-cara pertolongan pertama pada
kecelakaan.
• Apabila korban gigitan belum pernah mendapat
kekebalan terhadap tetanus, ia harus mendapatkan
imunisasi profilaksis.
MENCUCI ALAT SUNTIK DLL
1. Tabung dan jarum suntik harus steril jika akan digunakan pada
kelinci, marmot dan anjing. Tetapi tidak perlu steril melainkan
sangat bersih untuk tikus dan mencit.
2. Setelah penyuntikan, cuci tabung dan jarum suntik tersebut,
semprotkan cairan kedalam gelas beker, dan jarum suntik
dipegang erat-erat. Ulangi cara ini tiga kali .
3. Bila sediaan yang digunakan mengandung minyak: sedot dulu
cairan detergent , semprotkan kedalam gelas-beker, lanjutkan
dengan langkah ke 2
4. Alat suntik kosong diletakkan dalam keadaan bersih dan
dikembalikan ke pengawas dalam keadaan kering/dikeringkan
5. Alat lain dikembalikan ke pengawas dalam keadaan kering
Volume maksimum larutan yang bisa diberikan
pada binatang

Cara pemberian dan volume maksimum (ml)


Binatang
i.v. i.m. i.p. s.c. p.o.

1.mencit (20g) 0,5 0,05 1,0 0,5-1,0* 1,0


2.tikus (100g) 1,0 0,1 2,0-5,0 2,0-5,0* 5,0

3.hamster (50 g) - 0,1 1,0-5,0 2,5 2,5

4.marmot (250g) - 0,25 2,0-5,0 5,0 10,0


manusia

mencit

Berat
manusia
Dosis
• Dosis Tragakan 0.5 % 0.3 mL / 20 gBB
Dosis mencit / 20 g BB
• Glibenklamid
Dosis manusia/60 kg X faktor konversi x 0.02 kg =
5 mg / 60 kg x 12,3 x 0.02 kg = 0.0205 mg
• Akarbose
50 mg / 60 kg x 12,3 x 0.02 kg = 0.205 mg
dst untuk obat lain
CARA MENGORBANKAN HEWAN (etanasi )

Mencit
• terbaik : menggunakan karbondioksida dalam
wadah khusus.
• Injeksi natrium pentobarbital 135-180 mg/kg.
• Dengan cara fisik dapat dilakukan dislokasi leher
FORMAT LAPORAN (20 point)
• Cover : Judul, nama anggota kelompok, tahun & nama institusi (1
point)
• Bab I Pendahuluan (4 point) : 1.Latar belakang (minimal 1 paragraf
menghubungkan LB dengan masalah), 2.Rumusan masalah,
3.Tujuan praktikum dan 4.Manfaat praktikum
• Bab II Tinjauan Pustaka : sub-pokok bahasan mengacu pada judul
(3 point)
• Bab III Metode Percobaan (6 point) :
1.Prosedur kerja, 2.alat-bahan, 3.perhitungan, 4.pembuatan
sediaan, 5.definisi operasional dan 6.cara analisis
• Bab IV Hasil dan Pembahasan (3 point) : 1.menabelkan,
2.menggambar grafik, dan 3.membahas hasil sesuai tujuan
• Bab V (2 point) : 1.Kesimpulan & 2.Saran mengacu pada tujuan
• Daftar Pustaka minimal 3 buku acuan (1 point)
A4; Arial font 12; 1,5 spasi,
LAPORAN DISERAHKAN DALAM : Minimal 7 halaman,
Di’stapler’ ujung kiri
PENILAIAN PRAKTIKUM

• Penugasan (tulis tangan) : 10%


• Ujian teori (Utul) : 20%
• Laporan : 10%
• Presentasi : 10%
• Ujian Praktikum : 50%
Tugas
1. Sebutkan tujuan praktikum farmakologi
2. Apa yang anda ketahui mengenai karakteristik mencit ?
3. Bagaimana cara meminimalkan variasi biologis ?
4. Berikan contoh memberi nomor pada ekor binatang : 1, 5, 7,
14 pada ekor mencit !
5. Bagaimana cara mengatasi luka gigitan binatang ?
6. Jelaskan singkat pemberian cairan per oral, i.p., i.m. dan s.k.
kepada mencit?
7. Berapa volume maksimal i.p. boleh diberikan pada mencit
20 g, dan berapa volume maksimal per-oral bila mencitnya
25 g ?
Lanjutan Tugas
8. Bagaimana cara mencuci alat suntik ?
9. Bagaimana cara menyerahkan alat kepada pengawas
sesudah selesai praktikum ?
10. Apa yang harus dilakukan pada tiap awal praktikum ?
11. Mengapa tissue harus bawa sendiri?
12. Apa yang harus dilakukan pada tiap akhir praktikum ?
13. Mengapa tujuan percobaan harus dicantumkan dalam
laporan praktikum ?
14. Bagaimana anda menghubungkan latar belakang
dengan masalah pada pembuatan laporan praktikum?
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai