Anda di halaman 1dari 11

RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Disusun Oleh :
Tingkat II/Reguler II

MERDALIANA 1814401092
AMELIA SARI 1814401093
NADIARIANI 1814401094
CAHYA ZILA ASRIANI 1814401095
JULIA MAYANG SARI 1814401096
RIZKI RAMADHAN 1814401097
GUSTI AYU LARASATI 1814401098
SISI FARADINA 1814401099
MUHAMMAD TAUFIK 1814401100
Pengertian Risiko
Perilaku Kekerasan
Kemarahan adalah suatu perasaan atau
emosi yang timbul sebagai reaksi terhadap
kecemasan yang meningkat dan dirasakan
sebagai ancaman, pengungkapan marah
yang konstruktif dapat membuat perasaan
lega.

Perilaku kekerasan atau agresif merupakan


suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk
melukai seseorang secara fisik maupun
psikologis (Riyadi & Purwanto, 2009).
Rentang
Respon
Perilaku kekerasan dianggap suatu akibat yang ekstrem dari marah.
Perilaku agresif dan perilaku kekerasan sering di pandang sebagai rentang di mana
agresif verbal di suatu sisi dan perilaku kekerasan di sisi yang lain. Suatu keadaan
yang menimbulkan emosi, perasaan frustasi, dan marah. Hal ini akan mempengaruhi
perilaku seseorang.
Etiologi
a. Faktor biologis
1. Faktor Predisposisi Beberapa hal yang dapat mmpengaruhi seseorang melakukan perilaku kekerasan
yaitu sebagai berikut
faktor predisposisi artinya 1) Pengaruh neurofisiologi,
mungkin terjadi mungkin tidak 2) Pengaruh biokimia
terjadi perilaku kekerasan 3) Pengaruh genetik menurut riset Murakami (2007)
4) Gangguan otak

b. Faktor psikologis menurut Direja (2011)


1) Terdapat asumsi bahwa sesorang untuk mencapai tujuan mengalami hambatan
2) Berdasarkan mekanisme koping individu yang masa kecil tidak menyenangkan.
3) Rasa frustasi
4) Adanya kekerasan dalam rumah tangga, keluarga, atau lingkungan.
5) Teori psikoanalitik, teori ini menjelaskan bahwa tidak terpenuhinya kepuasan dan
6) Teori pembelajaran

c. Faktor sosio kultural


1) Social environment theory (teori lingkungan)
2) Social learning theory (teori belajar sosial)
Etiologi
Faktor Presipitasi
Faktor-faktor yang dapat
mencetus perilaku kekerasan
sering kali berkaitan dengan a. Ekspresi diri.
b. Ekspresi dari tidak terpenuhinya
c. Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya dan ketidak mampuan
menempatkan diri sebagai seorang yang dewasa.
d. Adanya riwayat perilaku anti sosial meliputi penyalahgunaan obat dan
alkoholisme
dan tidak mampu mengontrol emosinya pada saat menghadapi rasa frustasi.
e. Kematian anggota keluarga yang terpenting, kehilangan pekerjaan,
perubahan tahap
perkembangan, atau perubahan tahap perkembangan keluarga.
Mekanisme
Koping
Perawat perlu mengidentifikasi mekanisme orang lain. Mekanisme koping klien
sehingga dapat membantu klien untuk mengembangkan mekanisme koping yang
konstruktif dalam mengekspresikan marahnya.

Mekanisme koping yang umum


digunakan adalah mekanisme pertahanan ego seperti displancement, sublimasi,
proyeksi, depresi, dan reaksi formasi.
Tanda dan
Gejala
1. Fisik 3. Perilaku
Mata melotot, pandangan tajam, tangan mengepal, rahang Menyerang orang lain, melukai diri sendiri/orang lain,
mengatup, wjah merah dan tegang, serta postur tubuh kaku. merusak lingkungan,
amuk/agresif.

2. Verbal
Mengancam, mengumpat dengan kata-kata kasar, bicara 4. Emosi
dengan nada keras, kasar, dan Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, merasa
ketus. terganggu, dendam, jengkel, tidak
berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin berkelahi,
5. Intelektual menyalahkan, dan menuntut.
Mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan, dn
jarang mengeluarkan kata- 7. Sosial
kata bernada sarkasme Menarik diri, pengasingan, penolakan, ejekan, dan
sindiran.
6. Spiritual
Merasa dirinya berkuasa, merasa dirinya benar, keragu- 8. Perhatian
raguan, tidak bermoral, dan Bolos, melarikan diri, dan melakukan penyimpangan
kreativitas terhambat. seksual.
Pathofisiologi
Stres, cemas, harga diri rendah, dan bermasalah dapat
menimbulkan marah. Respon terhadap marah dapat di
ekspresikan secara eksternal maupun internal. Secara
eksternal ekspresi marah dapat berupa perilaku
konstruktif maupun destruktif.

Mengekspresikan rasa marah dengan perilaku konstruktif


dengan kata-kata yang dapat di mengerti dan diterima
tanpa menyakiti hati otrang lain. Selain akan memberikan
rasa lega, ketegangan pun akan menurun dan akhirnya
perasaan marah dpat teratasi. Ras marah
diekspresikan secara destruktif, mislanya dengan perilaku
agresif, menantang biasanya cara tersebut justru
menjadikan masalah berkepanjangan dan dapat
menimbulkan amuk
yang di tunjukan pada diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan (Yosep, 2011).
Penatalaksanaan umum

Terapi farmakologi untuk pasien jiwa menurut Kusumawati & Hartono (2010)
adalah sebagai berikut :

1. Anti Psikotik
2. Anti Ansietas
3. Anti Depresan
4. Anti Manik
5. Anti Parkinson
KESIMPULAN

perilaku kekerasan adalah suatu tindakan


dengan tenaga yang dapat membahyakan
diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan
yang bertujuan untuk melukai yang
disebabkan karena adanya konflik Itudan
permasalahan pada seseorang baik secara
fisik maupun psikologis.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai