Anda di halaman 1dari 50

STRES & ADAPTASI

OLEH
Laura Khattrine N
Latar Belakang
Perubahan sosial yang cepat
Perubahan nilai –nilai moral etika & gaya hidup
1001 Permasalahan = stresor
Ketidakmampuan penyelesaian

Penurunan imunitas
Gangguan kesehatan fisik & mental =
stress
Stresor
adalah stimulus yang mengawali atau mencetus
perubahan (tidak terpenuhinya kebutuhan)

Kebutuhan dapat berupa kebutuhan


fisiologis,psikologis,sosial ,lingkungan,
perkembangan,spiritual atau kebutuhan kultural
Diklasifikasikan atas 2:
1. Stresor internal
2. Stresor eksternal
Contoh Stresor Psikososial
1. Perkawinan
2. Problem orang tua
3. Hubungan Interpersonal
4. Pekerjaan
5. Lingkungan hidup
6. Keuangan
7. Hukum
8. Perkembangan
9. Penyakit fisik/cedera
10.Faktor keluarga
11. trauma
Hubungan Psiko-Neuro-imunologi
(Psiko-Neuro-Endokrinologi)
Adaptasi Fisiologis

Susunan Saraf Pusat (medula


Stresor oblongata, otak,sistem
limbik,sistem transmisi
saraf/neurotransmiter
Kelenjar endokrin (sistem
hormonal & imunologi)

Stres Cemas Depresi


Adaptasi terhadap Stresor
Adaptasi adalah proses dimana dimensi
fisiologis dan psikososial berubah dalam
berespon terhadap stres.
Bertujuan : mempertahankan fungsi yang
optimal

Dimensi adaptasi :
fisik,perkembangan,emosional,intelektual,
sosil &spiritual
Kemampuan seseorang menghadapi
stres ditentukan oleh faktor
1. Pengalaman dengan stresor yang
serupa,sistem dukungan,persepsi
keseluruhan terhadap stresor
2. Yang berkenaan dengan praktik &
norma kelompok sebaya individu
3. Dampak lingkungan sosial yang
membantu individu beradaptasi
terhadap stresor
4. Sumber yang dapat digunakan untuk
mengatasi stresor
DEFINISI STRES
Robbins& Coulter (1999) mendefinisikan
stress sebagai kondisi dinamis dimana
individu dikonfrontir dengan kesempatan
pembatas atau tuntutan yang
berhubungan dengan apa yang diinginkan
dan yang hasilnya dirasakan menjadi tidak
menentu serta penting
Definisi Stres
Hans Selye (2001) mendefinisikan stress
sebagai respon tubuh yang sifatnya non
spesifik terhadap setiap tuntutan beban
atasnya.
Cont : beban pekerjaan yang berlebihan
Model Stres
Digunakan untuk mengidentifkasi stresor
bagi individu tertentu dan memprediksi
respon individu tersebut terhadap stresor.
Perawat dapat membantu klien mengatasi
respon tidak sehat, non produktif.

Diklasifikasikan atas 3 model stres :


1. Berdasar respon
2. Berdasar stimulus
3. Berdasar transaksi
Model Stres Berdasar Respon

Mengkhususkan respon atau pola respon


tertentu yang mungkin menunjukkan stresor.
Digunakan oleh Selye (1976) dimana stres
ditunjukkan dengan reaksi fisiologis,GAS
(general adaptation syndrome)

Kelemahan : tidak memungkinkan


perbedaan individu dalam pola berespon
Model Stres Berdasar Stimulus

Berfokus pada karakteristik yang menggangu


di dalam lingkungan.

Model ini memfokuskan pada asumsi :


1. Peristiwa perubahan dalam kehidupan adalah
norma & membutuhkan tipe & durasi penyesuaian
yang sama
2. Individu adalah resepien pasif dari stres, & persepsi
mereka terhadap peristiwa adalah tidak relevan
3. Semua orang mempunyai ambang stimulus yang
sama & penyakit dapat terjadi pada setiap titik
setelah ambang tersebut
Model Stres Berdasar Transaksi

Memandang individu dan lingkungandalam


hubungan dinamis, interaktif (Lazarus &
Folkman,1984)
Memandang stresor sebagai respon perseptual
individu yang berakar dari proses psikologis
(koping) & kognitif
Karakteristik Respon Stres

1. Respon stres alamiah,protektif dan adaptif


2. Terdapat respon normal terhadap stresor
3. Stresor fisik dan emosional mencetus respon
serupa hanya kebesaran dan polanya yang
mungkin berbeda
4. Terdapat keterbatasn dalam kemampuan
untuk mengkompensasi
5. Besar & durasi stresor yang besar dapat
menggagalkan mekanisme homeostasis
Karakteristik Respon Stres

6. Pemajanan berulang terhadap stimuli


mengakibatkan perubahan adaptif
7. Terdapat perbedaab individual dalam
beresspon terhadap stresor yang sama
Respon Stres

Terbagi 2 :
1. Respon Fisiologis
a. sindrom adaptasi lokal (LAS)
respon jaringan , organ atau bag tubuh
lain
b. sindrom adaptasi umum (GAS)
respon pertahanan dari keseluruhan
tubuh terhadap stres (secara fisiologis)
2. Respon Psikologis
a. Prilaku berorientasi tugas
Coping with Stress ?
 Upaya kognitif dan perilaku untuk
mengelola kebutuhan eksternal dan / atau
internal yang spesifik yang menuntut
penilaian sumber daya yang dimiliki individu
(Lazarus & Folkman, 1991).
 Beberapa usaha langsung untuk mengatasi
stress (stuart & Laraia, 2005)
3 stages of coping behavior
Lazarus & Folkman

1. Primary Appraisal
 adalah Penilaian awal menilai tingkat ancaman
(+) sebagai tantangan / bermanfaat & sebagai
kesempatan  kesempurnaan dan pertumbuhan.
(-) sebagai ancaman (merugikan)/menurunnya
kesehatan, kesejahteraan psikologis.
 Jika tidak dirasakan sebagai ancaman maka respon
koping berhenti pada tahap ini
Lazarus & Folkman’s model
Appraisal
Stressor Stress Reaction

Coping
2. Secondary Appraisal
 adalah menilai sumber daya yang ada untuk mengatasi
stressor (misalnya, kesehatan, energi kita, apakah keluarga
dan teman-teman membantu, kemampuan untuk
menimbulkan tantangan, banyaknya uang atau peralatan),
tersedianya pilihan, dan kemungkinan mengendalikan
situasi.
 Jika percaya bahwa tidak memiliki sumber daya yang
diperlukan untuk menyelesaikan masalah, akan
mengartikannya sebagai negatif stres

3. Coping
Adalah tahap tindakan untuk mengatasi stressor yang ada
Coping Research
 Lazarus & Folkman (1980s) – problem-focused vs.
emotion focused coping
 Problem-focused: efforts directed at solving or
managing the problem.
 Emotion-focused: manage emotions resulting from
stress
 Coping processes aren’t inherently good or bad

 New research directions –


 Future-oriented proactive coping

 Social aspects of coping

 Use of religious coping


mekanisme koping, (Stuart & Laraia, 2005) :
Fokus pada masalah
 Adalah mekanisme koping yang berfokus pada tugas dan
usaha langsung untuk mengatasi ancaman individu.
Misalnya : negosiasi, konfrontasi, advise
Kognitif
 individu berusaha untuk mengontrol masalahnya dan
kemudian menetralkannya. Misalnya : perbandingan
positif, pengabaian selektif, substitusi reward, mengurangi
obyek yang diharapkan
Emosi
 individu berorientasi untuk menurunkan (moderating)
distress emosional. Misalnya : mekanisme pertahanan diri
: denial, supresi, proyeksi dll
MACAM2 MEKANIK PERTAHANAN Ego
 REPRESI ialah menekan keinginan,
impuls/dorongan, pikiran yang tidak
menyenangkan ke alam tidak sadar dengan
cara tidak sadar .
 Contoh : seorang suami yang pernah
memukul istrinya, Si suami lupa terhadap apa
yang telah ia perbuat terhadap istri.
 SUPRESI : menekan secara sadar, pikiran,
impuls, perasaan yang tidak menyenangkan
ke alam tidak sadar. Contoh : Seorang
wanita yang gagal pacaran, berusaha
melupakan dengan berkenalan dengan orang
lain
 REAKSI FORMASI : tingkah laku berlawanan
dengan perasaan yang mendasari. Contoh :
Marah pada teman malah dipinjamkan buku
yang diperlukan teman tersebut dengan
bersikap manis.
 KOMPENSASI ialah tingkah laku
menggantikan kekurangan dengan
kelebihannya yang lain.
Kompensasi langsung , contoh : bentuk badan
yang lucu dijadikan modal untuk menjadi
pelawak
Kompensasi tidak langsung, contoh : seorang
mahasiswa memiliki kekurangan dalam
intelektual, aktif dalam kegiatan olah raga
untuk menutupi kelemahannya
 RASIONALISASI : berusaha memperlihatkan
tingkah laku yang tampak sebagai pemikiran
logis. Contoh : Tidak punya uang untuk beli
mobil, dikatakan jalan kaki lebih sehat daripada
naik mobil
 SUBSTITUSI : mengganti objek yang bernilai
tinggi dengan obyek yang kurang bernilai tetapi
dapat diterima oleh masyarakat. Contoh :
wanita tua tidak punya anak memelihara
kucing sebagai pengganti anak
 RESTITUSI ialah mengurangi rasa bersalah
dengan tindakan pengganti. Contoh : Koruptor
memberikan sumbangan sosial
 DISPLACEMENT : memindahkan perasaan
emosional dari objek sebenarnya kepada objek
pengganti. Contoh : Marah pada pacar,
membanting pintu
 PROYEKSI : memproyeksikan keinginan,
perasaan, impuls, pikiran pada orang lain/obyek
lain/lingkungan untuk mengingkari. Contoh :
Ujian gagal dengan alasan waktunya kurang
atau gurunya tidak enak mengajarnya.
 SIMBOLISASI ialah menggunakan obyek untuk
mewakili ide/emosi yang menyakitkan untuk
diekspresikan. Contoh : seorang anak dimana
anaknya sangat dominan, disiplin, membuat
lukisan yang disimbolkan ayahnya yang galak
 REGRESI : ego kembali pada tingkat
perkembangan sebelumnya dalam pikiran,
perasaan dan tingkah lakunya. Contoh : Orang
dewasa makan disuapi
 DENIAL : mengingkari pikiran, keinginan, fakta
dan kesedihan. Contoh : Pasien didiagnosa
kanker, menyatakan dokter salh mendiagnosa.
 SUBLIMASI : memindahkan energi mental
(dorongan ) yang tidak dapat diterima kepada
tujuan yang dapat diterima masyarakat.
Contoh : orang yang suka bicara, karena
dengan berbicara banyak kurang disukai
masyarakat, maka dialihkan pada hal-hal yang
dapat diterima misalnya menjadi pembawa
acara
 KONVERSI : Pemindahan konflik mental pada
gejala fisik. Contoh : Cemas menghadapi ujian
menjadi gemetar, diare.
 INTROYEKSI : mengambil alih semua sifat dari
orang yang berarti menjadi bagian dari
kepribadiannya sekarang. Contoh : Suami
seorang tokoh masyarakat sedang si istri
seorang penyanyi yang hidupnya bebas, lalu si
istri meniru sifat suami yang penuh dengan
tata krama.
Mekanisme koping

Konstruktif  dianggap sebagai alarm dan


individu menerimanya sebagai tantangan
Destruktif  tanpa menyelesaikan, tetapi
menghindarinya.
PROSES KEPERAWATAN
PENGKAJIAN

Mengkaji indikator stres dan koping dalam


semua dimensi adaptasi
1. Indikator fisiologis
2. Indikator perkembangan
3. Indikator emosional & perilaku stres
4. Indikator intelektual
5. Indikator sosial
6. Indikator spiritual
Indikator Fisiologis
Dipengaruhi situasi stres
 Kenaikan tekanan darah
 Peningkatan ketegangan otot
leher,bahu,punggung
 Peningkatan denyut nadi & frekuensi RR
 Telapak tangan berkeringat
 Tangan & kaki dingin
 Postur tubuh tidak tegap
 Keletihan
 Sakit kepala
 Gangguan lambung
 suara yang bernada tinggi
 Mual,muntah,diare

 Perubahan nafsu makan

 Perubahan berat badan

 Perubahan frekuensi berkemih

 hasil lab abnormal : peningkatan hormon


kortisol,ACTH,katekolamin,hiperglikemia
 Gelisah : sulit tidur, sering terbangun saat
tidur
 Dilatasi pupil
TAHAP PERKEMBANGAN PENYAKIT
DALAM PENYAKIT AKIBAT STRES

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5 Tahap 6 Tahap 7

Sehat Penyakit Kematian

Obat predikatif atau preventif Perawatan Medis


KLASIFIKASI STRES BERDASARKAN
SITUASI STRES
STRES RINGAN
Stresor yang biasa dihadapi setiap orang secara
teratur, kerusakan fisiologis (-).
Stresor yang banyak dalam waktu singkat dapat
meningkatkan resiko penyakit (Holmes Rahe,1976)
STRES SEDANG
Berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari
STRES BERAT
Situasi kronis berlangsung beberapa minggu
sampai tahun. Tinggi resiko keasakitan
Indikator Perkembangan

Bayi & anak kecil


Lingkungan responsif & empati :perkembangan
harga diri & pembentukan koping adaptif sehat
Lingkungan non responsif & empati :
Gangguan percaya diri kronis, menarik diri,ggn
hubungan interpersonal, ketergantungan dg orang
lain
Bayi & anak kecil
Stres : anak tidak mampu & ketidakinginan
mengembangankan hubungan berteman
Remaja
Dukungan sosial adekuat: pengembangan rasa
identitas yang kuat & mampu menyesuaikan diri
terhadap stresr
Dukungan sosial inadekuat
Gangguan psikososial.timbul
kebingungan,pembrontakan, depresi & ansietas

Dewasa muda (masa transisi)


Stres : persiapan karier, hidup mandiri &
kemungkinan hidup berkeluarga. Terjadi konflik
harapan dengan realitas
Dewasa tengah
Stresor : peningkatan keletihan,penyakit
ringan,depresi, ketidakpuasan dg interaksi keluarga

Dewasa akhir (lansia)


Stresor : perubahan dalam keluarga & kemungkinan
kematian dari pasangan, perubahan penampilan fisik
& fungsi fisiologis.masalah emosional dominan
Indikator Emosional
 ansietas
 Depresi
 Kepenatan
 Peningkatan penggunaan bahan kimia
 Perubahan dalam kebiasaan makan,tidur & pola
aktivitas
 perasaan tidak adekuat
 Kehilangan harga diri
 Peningkatan kepekaan
 kehilangan motivasi
 Ledakan emosional & menangis
 Penurunan produktivitas & kualitas kinerja
 Kecendrungan membuat kesalahan
 Mudah lupa & pikiran buntu
 Kehilangan perhatian terhadap hal-hal yang rinci
 Ketidakmampuan bekonsentrasi
 Letargi
 Rentan terhadap kecelakaan
Indikator Intelektual

Stres berkepanjangan Gangguan intelektual

 kemampuan mendapat pengetahuan &


keterampilan terganggu
 Penilaian kognitif terhadap sesuatu tidak akurat
 Stres menghambat komunikasi antara Klien &
orang lain
 Tidak mampu mengatasi konflik
 Peningkatan ketergantungan dg orang lain
Indikator Sosial

Menggali bersama klien tentang besarnya, tipe,


kualitas interaksi sosial yang ada

Perawat waspadai perbedaan kultur dalam respon


stres / mekanisme koping
Indikator Spiritual

Stres berat

Kemarahan pada Tuhan


Individu memandang stresor sebagai hukuman
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• ansietas
•Ketidakberdayaan
• koping keluarga tidak efektif ; menurun/tidak
mampu atau koping individu tidak efektif b.d
metoda kopping inadekuat, stres
berkepanjangan

• Risiko cedera b.d kerusakan kemampuan bicara

• Gangguan poa tidur b.d krisis maturasi atau


situasi
EVALUASI
 klien Mampu mengontrol faktor yang
menybabkan stres
 Klien mampu secara mandiri mengembangkan
strategi mereduksi stres

Menilai keefektifan penatalaksanaan stres


Menanggulangi Stress
 Kesadaran diri
 Mengingat tuhan dan berdoa
 Olah raga
 Relaksasi
 Terapi kognitif
 Mengendalikan perilaku diri
 Jangan melakukanpekerjaan terlalu serius
 Menetapkan skala prioritas kebutuhan dan keinginan
 Berpikir positif dan membuang pikiran negatif
 Menghindarkan diri dari persaingan
 Istirahat yang terartur
Pengukuran Stress
skala Holmes
Terdapat 36 butir pengalaman dalam kehidupan
seseorang yang masing-masing memiliki score
Score > 300 dlm 1 tahun = menunjukkan gejala
stres

Skala Miller & Smith (menilai derajat kekebalan


terhadap stres)
Terdapat 20 aktivitas kehidupan sehari-hari
yang dilakukan orang & diberi score dari1-5
Score < 30 = kebal 30-50 = kurang kebal
> 50-80 = tidak kebal terhadap stres
e
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai