Anda di halaman 1dari 13

ANISA PRISILIA

EVA TRISTIHYATI
UMI PRASTUTI
 JIT merupakan filosofi pemanufakturan yang
memiliki implikasi penting dalam manajemen
biaya. Ide dasar JIT sangat sederhana, yaitu
berproduksi hanya apabila ada permintaan ( pull
system atau dengan kata lain hanya
memproduksi sesuatu yang diminta pada saat
diminta, dan hanya sebesar kuantitas yang
diminta. Filosofi JIT digunakan pertama kali di
jepang oleh Toyota dan kemudian diadopsi oleh
banyak perusahaan manufaktur di Jepang dan
Amerika Serikat , seperti Hewlett Packard, IBM,
dan Harley Davidson.
 Sistem pemanufakturan tradisional mengatur skedul
produksinya berdasarkan pada peramalan kebutuhan di
masa yang akan datang dengan pasti walaupun ia memiliki
pemahaman yang sempurna tentang masa lalu dan
memiliki insting yang tajam terhadap kecenderungan yang
terjadi di pasar.

 Produksi berdasarkan prediksi terhadap masa yang


akan datang dalam sistem memiliki resiko kerugian yang
lebih besar karena over produksi daripada produksi
berdasarkan permintaan sesungguhnya. Oleh karena itu
muncullah ide JIT yang hanya akan memproduksi apabila
diisyaratkan oleh proses berikut nya. Sebagai akibatnya
pemborosan dapat dihilangkan dalam skala besar, yaitu
berupa perbaikan kualitas dan biaya produksi yang lebih
rendah. Kedua hal tersebut menjadikan perusahaan lebih
kompetitif
 Menghilangkan semua aktivitas atau sumber
yang tidak memberikan nilai tambah terhadap
produk atau jasa.
 Komitmen terhadap kualitas prima
 Mendorong perbaikan berkesinambungan
untuk meningkatkan efisiensi
 Memberikan tekanan pada penyederhanaan
aktivitas dan peningkatan visibilitas aktivitas
yang memberikan nilai tambah.
 Meningkatkan laba dan posisi persaingan
perusahaan yang dicapai melalui usaha
pengendalian biaya
 Peningkatan kualitas
 Serta peningkatan daya saing tidak
menjamin perusahaan tetap survive
(karena persaingan masih ada didepan
mata )
 Perusahaan pemanufakturan terbagi dalam departemen
–departemen yang terpisah, seperti departemen
produksi, pembelian, akuntansi, personalia, dan lain-
lain. Untuk mengiplementasikan JIT diperlukan adanya
sistem total quality secara keseluruhan dalam
organisasi,. JIT mensyaratkan semua departemen dapat
merespon kebutuhan-kebutuhannya. . Apabila
departemen produksi melaksanakan JIT., tetapi
organisasi secara keseluruhan tidak mengupayakan
TQM, maka personil departemen produksi akan
meghadapi hambatan yang besar. Selain itu JIT juga
mensyaratkan perubahan, sehingga seringkali timbul
penolakan dari departemen yang tidak memiliki
komitmen untuk berubah.
 Misalkan departemen produksi telah
melaksanakan JIT, akan tetapi departemen
akuntansi masih menggunakan catatan
tradisional. Dalam sistem tradisional, penilaian
barang dalam proses meliputi biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik. Padahal dalam lingkungan JIT
pengelomokan biaya hanya terdiri dari biaya
bahan baku dan biaya konversi. Dengan demikian
apabila perusahaan menerapkan TQM, maka
seluruh departemen merupakan bagian dari tim
yang akan merespon kebutuhan sistem produksi
JIT untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Manfaat JIT antara lain :
 Mengurangi biaya tenaga kerja langsung
dan tidak langsung sebagai akibat adanya
penghapusan kegiatan seperti penyimpanan
sediaan
 Mengurangi ruangan atau gudang untuk
penyimpanan barang
 Mengurangi waktu setup dan penundaan
jadwal produksi
 Mengurangi pemborosan barang rusak dan
barang cacat dengan mendeteksi kesalahan
pada sumbernya
 Terdapat beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi dalam penerapan JIT, yaitu
dibutuhkannya pelatihan keterampilan –
keterampilan baru : rasionalisasi alur produksi
menjadi pull system ; pemberdayaan operator
agar memanfaatkan karakteristik visibilitas JIT
; pencegahan timbulnya kemacetan melalui
TPM, studi kemampuan proses, SPC, dan
perbaikan berkesinambungan , ukuran lot
yang kecil waktu setup yang singkat ; serta
hubungan kerja yang dekat dengan pemasok
superior.
 Total Quality Manajement (TQM) Merupakan
suatu konsep manajemen modern yang
berusaha untuk memberikan respon secara
tepat terhadap setiap perunahan yang ada,
baik yang didorong oleh kekuatan eksternal
maupun internal organisasi
 karakteristik demografi
 kemajuan teknologi
 perubahan pasar dan
 tekanan sosial dan politik
 Permasalahan/Prospek Manajerial
 erilaku/Keputusan Manajerial
 Fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal
maupun eksternal
 Obsesi tinggi terhadap kualitas
 Penggunaan pendektan ilmiah dalam
pengambilan keputusan dan pemecahan masalah
 Komitmen jangka panjang
 Kerja sama tim (teamwork)
 Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan
 Perbaikan proses secara berkesinambungan
 Adanya pendidikan dan pelatihan yang bersifat
bottom-up
 Kebebasan yang terkendali
 Adanya kesatuan tujuan
 Berfokus pada jangka pendek
 Cenderung bersifat arogan, tidak berfokus
pada pelanggan
 Memandang rendah kontribusi potensial
karyawan
 Menganggap bahwa kualitas yang lebih baik
hanya dapat dicapai dengan biaya yang lebih
tinggi
 Mengutamakan boosmanship, bukan
leadership

Anda mungkin juga menyukai