Anda di halaman 1dari 27

Kevin Maulana Juned G1A117050

Nogita Ramansa Putri G1A117052


Fadila Marisa G1A117053
Nanda Nathasya Br. karo G1A117054
Aditya Wahyu Prasetyo G1A117055
Dewi Afifah Amir G1A117057
Shania Namie Saragih G1A117058
Meilani Cahyani Silitonga G1A116100
Anatomi
Fisiologi
 Katekolamin (Epinefrin, nor-epinefrin)
Hormon yang berperan dalam sistem saraf adalah
 katekolamin dalam bentuk epinefrin (adrenalin) dan
norepinefrin (noradrenalin).

 Katekolamin merupakan derivat 3,4-dihidroksi feniletilamin


(dalam bentuk dopamin, epinefrin, norepinefrin dalam
medulla adrenal (sel-sel kromafin).

 Kelompok sel-sel kromafin ini terdapat juga di jantung,


hepar, ginjal dan gonad dan neuronneuron adrenergik
system simpatetik postganglion dari susunan saraf pusat.

 Produk terbesar dalam bentuk epinefrin.


 Katekolamin dibuat dari tirosin, dikatalisis oleh
enzim tirosin hidroksilase dengan kofaktor
tetrahidropteridin.

 Katekolamin disintesis dari jaringan saraf medula


adrenal. Kelenjar ini merupakan sumber utama dari
epinefrin pada sirkulasi darah sirkulasi.

 Katekolamin disintesis dari tirosin kemudian


disimpan dalam granula sel medula adrenal. Tirosin
diubah menjadi dihidroksifenilalanin (DOPA) oleh
hidroksilase tirosin, lalu DOPA diubah menjadi
dopamin dalam sitoplasma oleh enzim
dekarboksilase yang kemudian diangkut ke dalam
membran granula, selanjutnya diubah menjadi
norepinefrin sebagai produk akhir katekolamin.
 medula adrenal ditemukan feniletanolamin
Ometiltransferase (PNMT):
 norepinefrin meninggalkan vesikel untuk kembali ke
sitoplasma, selanjutnya PNMT mengubah
norepinefrin menjadi epinefrin untuk disekresi.

 Katekolamin disimpan dalam granula pada


kromogranin A dan membuthkan ATP dalam
sekresinya.

 Katekolamin dibersihkan dengan cepat, dengan


waktu-paruh 1-2 menit. Dimanfaat dalam
metabolisme selular yang tidak berlebihan, dan
hanya sekitar 2-3% dari norepinefrin diekskresikan
dalam urin.
 Katekolamin segera didegradasi melalui katekol-
Ometiltransferase (COMT) dan monoamin oksidase (MAO)
guna mencegah produksi katekolamin yang berlebihan.

 Tirosin menjadi DOPA disitoplasma dibantu oleh enzim


tirosin hidroksilase, Dopa menjadi dopamin juga disintesis
di sitoplasma dengan bantuan enzim DOPA
dekarboksilase dan koenzim B6 fosfat

 Dopamin masuk ke vesikel medulla adrenal dan ke dalam


sel-sel neuron. Yang selanjutnya disimpan. Dopamin
menjadi norepinefrin dalam granula kromafin dalam vesikel
oleh batuan enzim dopamine oksidase. Dalam medulla
adrenal norepinefrin menjadi epinefrin dibantu oleh enzim
fenil etanolamin-N-metil transferase dan terjadi donor S-
adenosil metionin.
 Sifat epinefrin adalah disintesis dan disimpan
dalam medulla adrenal, bekerja di jaringan lain
dan diangkut oleh darah. Efek epinefrin
menyerupai perangsangan simpatik pada
organ. Epinefrin penting untuk respon fisiologi
yang cepat terhadap dingin (temperature
rendah), capek, shock dan lain-lain.

 Norepinefrin disintesis di sel-sel saraf (neuron)


dan ditemukan pada saraf simpatis serta
bekerja sebagai neurotransmitter. Epinefrin dan
norepinefrin dalam mempengaruhi metabolisme
dalam menstimulasi terjadinya glikolisis di hepar
dan otot, menstimulasi lipolysis di jaringan
adiposa guna meningkatkan gula darah dan
lemak bebas dalam darah.
 Norepinefrin yang ada pada organ yang dipersarafi
oleh saraf simpatik dibuat di ujung saraf lain yang
kemudian dibawa ke organ targetnya melalui
sirkulasi darah. Epinefrin dan norepinefrin dapat
dibuat dan disimpan di sel-sel lain di medulla
adrenal dan jaringan kromafin lain. Sekresi hormon
ini menstimulasi eksositosis dan kalsium, sekresi
dirangsang oleh pars β-adrenal dan dihambat oleh
pars α- adrenal. Epinefrin disekresi ke sel target/
hepar dan dipecah.

 Nor-epinefrin di sekresi, selanjutnya di ambil


kembali oleh sel-sel neuron selanjutnya masuk ke
vesikel. Dalam vesikel nor-epinefrin aktif menjadi
tidak aktif (bentuk simpanan) dan aktivitas
neurotransmiten di hentikan, dalam hal ini perlu
energi.
Norepinefrin tidak menembus barrier darah ke otak dan
selanjutnya disintesis di otak. L-Dopa dapat masuk juga ke
otak. Degradasi dan ekskresi katekolamin melalui
mekanisme pengeluaran urin. Degradasi di semua jaringan
dengan cara:
 metilasi gugus OH-nya oleh enzim katekolO-metil
transferase (COMPT) terjadi disitosol, activator Mg2+ S-
adenosil metionin sebagai donor metil
 oksidasi rantai cabangnya, dengan enzim monoamine
oksidase (MAO) terdapat dalam mitokondria.Tempat
terbanyak terjadi pemecahan di hepar. Regulasi epenefrin
dan norepinefrin sebagai allosterik inhibisi terhadap
sintesisnya sendiri yaitu terhadap tirosin hidroksilase.
Stress, makanan, sistem β-adrenal, hiper-hipofisis,
ACTH/kortikosteroid dalam jangka panjang terjadi
peningkatan sintesis perlahanlahan.
Epinefrin berperan dalam glikogenolisis hepar
dan otot skelet, laktasidemia, sumber
glukoneogenesis hepar, resistensi insulin,
lipolisis jaringan lemak, menghambat sekresi
insulin oleh sel β, dan merangsang sekresi
glukagon oleh sel α. Efek katekolamin pada :
 sistem saraf pusat merangsang korteks
euphoria ( rasa senang atau puas) dan
mengurangi persepsi (fatigue)
 pada pembuluh darah konstriksi artriol kulit
dan ginjal, dilatasi pembuluh darah otot
skelet
 pada jantung (peran epinefrin 80% dari
norepinefrin), menyebakan peningkatan frekwensi
dan kekuatan kontraksi jantung
 pada sitem respirasi dapat mempercepat frekwensi
pernafasan, relaksasi bronkus
 pada otot skelet dapat memperpanjang masa
kontraksi dan dilatasi pembuluh darah karena
adanya akumulasi laktat.
 Epinefrin dan norepinefrin dapat dibuat dan
disimpan di sel-sel lain di medula adrenal dan
jaringan kromafin lain. Enzim DOPA hidroksilase
(disemua jaringan) perlu koepiridoksal fosfat.
Inhibitor kompetitif α-metil DOPA yaitu senyawa
yang mirip metil-DOPA antara lain : hifroksi tiramin
(tiramin), metil tirosin, metaraminol yaitu obat-obat
yang digunakan untuk hipertensi.
Definisi:

 Feokromositoma adalah suatu tumor yang


berasal dari sel-sel chromaffin kelenjar
adrenal, menyebabkan pembentukan
katekolamin yang berlebihan.

 Katekolamin adalah hormon yang


menyebabkan tekanan darah tinggi dan gejala
lainnya.

 Katekolamin terdiri dari hormon adrenalin


(epinefrin), norepinefrin, dopamin dan dopa,
yang kesemuanya merangsang tekanan darah
tinggi.
Etiologi:

• Beberapa penderita memiliki penyakit keturunan
yang disebut sindroma endokrin multipel, yang
menyebabkan mereka peka terhadap tumor dari
berbagai kelenjar endokrin (misalnya kelenjar tiroid,
paratiroid dan adrenal).

• Feokromositoma juga bisa terjadi pada penderita
penyakit von Hippel-Lindau, dimana pembuluh darah
tumbuh secara abnormal dan membentuk tumor
jinak (hemangioma)

• Pada penderita penyakit von Recklinghausen
(neurofibromatosis, pertumbuhan tumor berdaging
pada saraf).
Epidemiologi:

 Insiden pheochromocytoma adalah sekitar 1-8 /


juta populasi umum, 0,1% pada orang tua dan 0,1
-0,6% pada pasien hipertensi. Hampir 5% dari
pasien hipertensi dengan sakit kepala, diaforesis
dan palpitasi memiliki pheochromocytoma.

 incidentalomas ' account untuk 2,1% dari otopsi


dan 1-4% dari studi pencitraan perut; 4-6,5% dari
incidentalomas yang pheochromocytomas.
pheochromocytomas sporadis biasanya
didiagnosis antara 40 dan 50 tahun sedangkan
bentuk turun-temurun hadir di masa kecil atau
dewasa awal.
Patofisiologi
Akibat kelebihan dan kekurangan hormon katekolamin
 Kelebihan hormone katekolamin di sirkulasi dapat menyebabkan berbagai manifestasi seperti
hipertensi yang hampir selalu muncul akibat dari hiperkatekolamin, manifestasi lain berupa sakit
kepala yang berat, berkeringat banyak yang tidak biasa, palpitasi (dengan takikardi atau sesekali
dengan reflek bradikardi), rasa sakit di dada, abdomen, area lumbar, tremor, nausea, muntah,
lemah, fatigue, kehilangan berat badan, intoleransi dari hawa panas, dyspnea, dapat terjadi
penurunan kesadaran, serta dapat menyebabkan iskemik intestinal nekrosis dengan obstruksi
intestinal yang dapat menyebabkan diare biasanya diikuti dengan hipokalemia, hipochlorhydia,
atau achlorhydia. Pada anak-anak bisa poliuria, polidipsia, hingga kejang.

 Kekurangan atau ketidakseimbangan hormone katekolamin yang terdiri dari epinefrin dan
norepinefrin dapat menyebabkan rasa gelisah, kelelahan, lemas, gangguan makan, obesitas, hingga
dapat membuat disfungsi adrenal
Manifestasi klinis:

• Manifestasi klinis dikaitkan dg adanya


produksi katekolamin berlebih> trias
feokromositoma: sakit kepala,
diaphoresis dan palpitasi
• Hipertensi 70%-90% pasien.
• Tingkat keparahan hipertensi > jumlah
katekolamin yang bersirkulasi dan
respons CV thd katekolamin.
 Sakit kepala dan hipertensi terjadi secara
khas pada tumor yang memproduksi
norepinefrin yang dominan.
 Palpitasi, berkeringat, gelisah, panik lebih
mengarah pada tumor yang memproduksi
epinefrin atau dopamin.
 Sinus takikardi (timbul sebagai palpitasi)
adalah kelainan irama jantung yang paling
umum pada pasien feokromositoma.
Diagnosis

AnamnesisdanpemeriksaanFisik PemeriksaanBiokimia PemeriksaanRadiografi

• aktivitassarafsimpatisyangberlebihan • TesDarah • X-RayAngiografi


• kenaikantekanandarahyangmencolok • KadarKatekolaminUrinBasal • MRI
• Massa tumorteraba • KadarKatekolaminPlasma Basal • CT Scan
• UjiPenekananKlonidin • MIBG
Deferential diagnosis:
 Diferential diagnose feokromositoma adalah sebagai berikut:

• Alcohol withdrawal
• Labile essential hypertension
• Hyperventilasi
• Hipotensi orthostatic
• Multiple pharmacologic agents: Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs),
decongestants, and sympathomimetics
• Penggunaan obat illegal seperti : phencyclidine (PCP), lysergic acid
diethylamide (LSD), and cocaine
• Migrain
• Autonomic neuropathy (baroreflex failure)
• Stroke
• Toxemia of pregnancy
• Polyneuropathy, organomegaly, endocrinopathy, monoclonal gammopathy, and
skin changes (POEMS) syndrome
• Acute intermittent porphyria
• Cardiogenic pulmonary edema
• Renovascular hypertension
• Subarachnoid hemorrhage
• Lead toxicity
Komplikasi

Komplikasi pada kardiovascular , seperti krisis hipertensi and


kardiomiopati diketahui adalah yang tersering pada pasien
feokromositoma. Pada sebuah jurnal didapatkan tiga komplikasi penting
yang paling sering dijumpai pada periode pasca bedah dini, yaitu
hipertensi, hipotensi dan hipoglikemia.
- Sekitar 50% pasien tetap mengalami hipertensi selama beberapa hari.
Hal ini umumnya berkaitan dengan peningkatan kadar katekolamin
yang tersimpan di ujung saraf adrenergik, yang menetap selama satu
minggu setelah reseksi feokromositoma.
- Hipotensi persisten mungkin dapat terjadi akibat efek residual dari
blokade adrenergik yang diberikan preoperatif dan/atau fatigue
persisten (vasoplegi) dari mekanisme vasokonstriktor
- Setelah pengangkatan tumor, supresi sel beta pankreas tidak terjadi
lagi. Kadar insulin bisa meningkat dan menyebabkan hipoglikemia
Tatalaksana:
Edukasi

 Penjelasan kepada pasien sangat


diperlukan pada pasien yang akan
melakukan operasi adrenelektomi.
 reseksi kelenjar adrenal akan
menimbulkan konsekuensi pada kualitas
hidup
 Jika operasi dilakukan pada kedua kelenjar
adrenal maka pasien bisa mengalami
kekurangan hormon adrenal (jelaskan
terapi pengganti hormon seumur hidup)
Prognosis

 Kebanyakan pasien sembuh setelah


operasi,
 bisa terjadi kekambuhan metastasis
tumor baru (5%) selama 5 tahun follow
up pada pasien yang mendapatkan
reseksi total tumor
 Resiko kekambuhan lebih tinggi pada
remaja (<20 tahun), seseorang yang
mengalami paraganglioma, dan pasien
dengan tumor yang berukuran besar.
Terima kasih…

Anda mungkin juga menyukai