Anda di halaman 1dari 23

KEBIJAKAN PENCEGAHAN DAN

PENGENDALIAN PENYAKIT
TIDAK MENULAR
TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu
memahami Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tidak Menular (P2PTM)
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu:
1. Menjelaskan situasi pencegahan dan pengendalian PTM
2. Menjelaskan strategi pencegahan dan pengendalian
PTM
TRANSISI DEMOGRAFI – EPIDEMILOGI –
DETERMINANT OF HEALTH

TRANSISI

DEMOGRAFI
TEKNOLOGI PENYAKIT
PENYAKIT
EKONOMI
MENULAR TIDAK
BUDAYA
PERILAKU
MENULAR

4
DALY LOST & PRODUCTIVITY LOSS
Trend PTM dan Faktor Risiko (Riskesdas 2018)
Merokok pada Remaja

Tren Penyakit Tidak Menular meningkat 8.8 9.1


7.2
dari tahun 2013 hingga 2018 RKD 2013

SIRKESNAS
40 2016
34.1
35 RKD 2018
30 25.8
25 93.5 95.5
20
100
90 Faktor Risiko PTM juga
15 10.9
80
70
meningkat
10 7 60

2 3.8
50
5 1.5 2 40
30 21.8
26.6
31 28.8 29.3 26.1
33.5

0 20 14.8
10
Stroke* Ginjal Diabetes Hipertensi** 0
kronis* Obesitas Obesitas Merokok Aktivitas fisik Kurang
*: Permil pada sentral kurang makan sayur
2013 2018
dewasa dan buah
2013 2018
FAKTOR RISIKO BERSAMA
FAKTOR RISIKO CARDIOSEREBRO DM KANKER
VASKULAR
Merokok ✔️ ✔️ ✔️

Obesitas ✔️ ✔️ ✔️

Tekanan darah tinggi ✔️ ✔️ ✔️

Gula darah tinggi ✔️ ✔️ ✔️

Kurang aktifitas fisik ✔️ ✔️ ✔️

Pola makan tidak sehat ✔️ ✔️ ✔️


••• : • :
.~.!:.:
RI~j.'tE5:9AS
~:.··2018

PROPORSI BERAT BADAN LEBIH


DAN OBESE PADA DEWASA >18 TAHUN, PROVINSI JAWA TIMUR 2013-2018
25
22.37

20

15 13.75
10.9
10 8.4

0
BB LEBIH OBESITAS
2013 2018

Indikator berat badan lebih dewasa yaitu IMT ≥25,0 s/d Indikator berat badan lebih dewasa yaitu IMT ≥
<27,0 27,0
0.0%
5.0%
10.0%
15.0%
20.0%
25.0%
30.0%
35.0%
Pacitan

15.3%
Ponorogo

16.2%
Trenggalek

16.5%
Tulungagung

18.4%
Blitar
22.6%
Kediri
25.0%

Malang
23.5%

Lumajang
22.6%

Jember
22.6%

Banyuwangi
24.8%

Bondowoso
16.7%

Situbondo
19.5%

Probolinggo
21.6%

Pasuruan
23.9%

Sidoarjo
28.0%

Mojokerto
25.2%

Jombang
24.5%

Nganjuk
Madiun
20.5%

Magetan
21.4% 22.2%

Ngawi
17.8%

Bojonegoro
Tuban
15.1%

Lamongan
19.6% 20.4%

Gresik
26.9%

Bangkalan
16.5%

Sampang
16.1%

Pamekasan
15.7%

Sumenep
16.5%

Kota Kediri
24.6%

Kota Blitar
31.9%
Proporsi Penduduk Obesitas (IMT) Jawa Timur

Kota Malang
Kota Probolinggo
30.8%

Kota Pasuruan
Kota Mojokerto
32.1%

Kota Madiun
29.2% 29.7% 29.8%

Kota Surabaya
28.0%

12

Kota Batu
Riskesdas 2018

26.7%

Jawa Timur
22.4%
0.0%
5.0%
10.0%
15.0%
20.0%
25.0%
30.0%
35.0%
40.0%
45.0%
Pacitan 50.0%

20.3%
Ponorogo
Trenggalek

21.5%
Tulungagung

25.8% 25.5%
Blitar

26.5%
Kediri
Malang
29.6%

Lumajang
32.7% 33.4%

Jember
28.1%

Banyuwangi
31.3%

Bondowoso
24.7%

Situbondo
28.9%

Probolinggo
28.7%

Pasuruan
29.5%

Sidoarjo
41.7%

Mojokerto
Jombang
30.3%

Nganjuk
32.6% 32.6%

Madiun
Magetan
27.3%

Ngawi
Bojonegoro
30.2%

Tuban
25.2% 25.0% 25.7%

Lamongan
28.4%

Gresik
40.5%

Bangkalan
22.8%

Sampang
20.6%

Pamekasan
24.5%

Sumenep
18.2%

Kota Kediri
34.5%

Kota Blitar
39.9%

Kota Malang
38.5%

Kota Probolinggo
40.8%
Proporsi Penduduk Obesitas Sentral Jawa Timur

Kota Pasuruan
40.1%

Kota Mojokerto
44.3%

Kota Madiun
Kota Surabaya
39.5%

Kota Batu
36.6% 36.2%

Jawa Timur
30.4%

13
Riskesdas 2018
5.0%

0.0%
10.0%
15.0%
20.0%
25.0%
30.0%
35.0%
Pacitan

23.6%
Ponorogo

24.1%
Trenggalek
Tulungagung

18.8%
Blitar
23.1% 22.9%

Kediri
23.9%

Malang
27.1%

Lumajang
28.1%

Jember
Banyuwangi
25.7%

Bondowoso
27.9% 28.1%

Situbondo
28.5%

Probolinggo
29.9%

Pasuruan
Sidoarjo
20.5%

Mojokerto
Jombang
24.6%

Nganjuk
23.1% 23.5% 22.6%

Madiun
22.7%

Magetan
22.9%

Ngawi
22.5%

Bojonegoro
26.3%

Tuban
24.0%

Lamongan
22.9%

Gresik
21.7%

Bangkalan
19.6%

Sampang
19.8%

Pamekasan
21.3%

Sumenep
28.2%

Kota Kediri
Kota Blitar
Proporsi Perokok (setiap hari) di Jawa Timur

18.9%

Kota Malang
22.7% 23.3%

Kota Probolinggo
23.5%

Kota Pasuruan
Kota Mojokerto
22.1%

Kota Madiun
20.3% 20.0%

Kota Surabaya
20.7%

14

Kota Batu
Riskesdas 2018

23.3%

Jawa Timur
23.9%
5.0%

0.0%
10.0%
15.0%
20.0%
25.0%
30.0%
40.0%
45.0%
50.0%

35.0%
Pacitan

19.8%
Ponorogo

26.4%
Trenggalek

21.2%
Tulungagung

24.6%
Blitar

17.0%
Kediri

18.6%
Malang 20.2%
Lumajang
24.4%

Jember
37.7%

Banyuwangi
21.7%

Bondowoso
29.6%

Situbondo
23.6%

Probolinggo
21.1%

Pasuruan
27.9%

Sidoarjo
42.9%

Mojokerto
Jombang
17.6%

Nganjuk
26.2% 25.5%

Madiun
19.0%

Magetan
16.4%

Ngawi
Bojonegoro
22.7%
di Jawa Timur

Tuban
16.7% 16.2%

Lamongan
25.4%

Gresik
23.2%

Bangkalan
40.6%

Sampang
28.1%

Pamekasan
33.7%

Sumenep
29.9%

Kota Kediri
29.5%

Kota Blitar
28.8%

Kota Malang
31.5%

Kota Probolinggo
33.0%
Proporsi Penduduk yang Kurang Beraktifitas Fisik

Kota Pasuruan
43.9%

Kota Mojokerto
37.0%

Kota Madiun
22.8%

Kota Surabaya
33.2%

Kota Batu
16.4%

Jawa Timur
15
26.5%
Riskesdas 2018
0.0%
100.0%
120.0%

20.0%
40.0%
60.0%
80.0%
Pacitan

81.6%
Ponorogo

95.8%
Trenggalek
Tulungagung 95.9%
Blitar
Kediri
Malang
Lumajang
96.3% 96.8% 94.5%

Jember
93.6% 91.5% 95.3%

Banyuwangi
Bondowoso
98.4%

Situbondo
93.9% 92.9%

Probolinggo
95.8%

Pasuruan
Sidoarjo
91.4%

Mojokerto
97.3% 96.3%

Jombang
97.0%

Nganjuk
97.4%

Madiun
97.2%

Magetan
93.5%

Ngawi
Jawa Timur

94.5%

Bojonegoro
85.7%
Kurang Sayur Buah

Tuban
74.2%

Lamongan
Gresik
92.9%

Bangkalan
96.9% 99.1%

Sampang
99.7%

Pamekasan
94.2%

Sumenep
97.1%

Kota Kediri
97.9%

Kota Blitar
Kota Malang
88.4%

Kota Probolinggo
93.2% 95.0%

Kota Pasuruan
Kota Mojokerto
86.3%
Proporsi Penduduk yang Kurang Makan Sayur dan Buah di

Kota Madiun
97.1% 98.3%

Kota Surabaya
16

Kota Batu
86.7%
Riskesdas 2018

Jawa Timur
95.3% 93.9%
KEBIJAKAN
DAN
STRATEGI
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

AGENDA •Untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan dibutuhkan SDM yang


sehat, berkualitas dan berdaya saing

GLOBAL •Target SDGs 3.4 : Penurunan 1/3 kematian dini akibat PTM pada tahun
2030

NAWACITA •Agenda 5 : Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia


PRESIDEN- melalui program Indonesia Pintar, Indonesia Sehat,
Indonesia Bekerja dan Indonesia Sejahtera
WAPRES
• Diwujudkan dengan 3 pilar :
PROGRAM
• Paradigma Sehat
INDONESIA • Penguatan Pelayanan Kesehatan
SEHAT • JKN 18
KEBIJAKAN dan STRATEGI PENCEGAHAN PENGENDALIAN PENYAKIT
TIDAK MENULAR DI JAWA TIMUR

UU 36/2009 ttg 1.Peningkatan upaya promotif dan preventif


Kesehatan 2.Partisipasi dan pemberdayaan masyarakat
3.Peningkatan peran multidisiplin dan lintas
sektoral: kemitraan & jejaring kerja
RPJMN 2015-2019
4.Penguatan peran pemerintah /pemerintah
RENSTRA KEMENKES
daerah : kearifan lokal/karakteristik
2015-2019 5.Pendekatan berjenjang dari masyarakat - ke
pelayanan kesehatan tersier dengan rujuk
PERDA PROV. JATIM NO balik : pendekatan siklus kehidupan
1/2016 TTG SISTEM
KESEHATAN PROVINSI
6.Dukungan ketersediaan infrastruktur dengan
kendali mutu pelayanan kesehatan dan
PERDA PROV. JATIM NO tenaga kesehatan yang profesional pada
2/2016 TTG
UPAYA KESEHATAN setiap tatanan.
UKBM: 1. Pengukuran Obesitas
2. Cek TD,
POSBINDU
3. Gula darah sewaktu,
Pla Makan Tidak Sehat

Detect
Lingkungan Kurang PKP SADANIS dan IVA
Tidak Sehat aktivitas
Faktor fisik
Prevent KTR di sekolah
Risiko
Imunisasi

Respon
1. PANDU PTM + Rujukan dan PRB
Alkohol Rokok 2. Krio terapi
3. Konseling UBM dan Quitline
PENDEKATAN PELAYANAN MELALUI SIKLUS KEHIDUPAN

BAYI DAN BALITA ANAK USIA SEKOLAH USIA PRODUKTIF LANSIA


KELUARGA KELUARGA KELUARGA KELUARGA
INSTITUSI INSTITUSI
SEKOLAH TEMPAT
KERJA

PENDEKATAN KELUARGA STANDAR PELAYANAN MINIMAL

UPAYA KESEHATAN BERBASIS MASYARAKAT


INTEGRASI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
INTEGRASI
21
PENUTUP
 Bahwa Program P2PTM berfokus pada pencegahan FR bersama
tanpa mengabaikan pengendalian pada penderita/penyandang
PTM
 Dibutuhkan advokasi dan sosialisasi yang optimal kepada para
pemangku kepentingan lintas sektor untuk mendukung upaya
perubahan perilaku masyarakat melalui penguatan tusi masing-
masing di dalam Inpres No 1/2017
 Dibutuhkan aktifitas pemicuan yang masif untuk peningkatan
kesadaran masyarakat menuju perubahan perilaku hidup sehat,
GERMAS, perilaku CERDIK dll melalui kegiatan-kegiatan bersama di
daerah (HUT PEMDA, hari-hari besar di daerah, aksi bersama dll)
 Penguatan pendataan, surveilans berbasis IT

Anda mungkin juga menyukai