Pedoman Penyusunan Dok LH
Pedoman Penyusunan Dok LH
Izin PPLH
RTRW/RDTR
Amdal
atau Audit
Implementasi ERA Tata Ruang
UKL-UPL LH
RKL-RPL/ Izin Paska
KLHS
Lingkungan & Usaha/
Continuous Kegiatan
RPPLH
Izin Improvement
ERA ERA
Lingkungan
Izin
Pinjam Pencana Penutupan
Daya Dukung &
Pakai Usaha dan/atau
Daya Tampung LH Pengawasan
Kawasan kegiatan serta
Hutan Lingkungan Hidup Persetujuannya
atau Penaatan
Pelepasan terhadap BML
ERA Kawasan dan KBKL
Keterangan Pemanfaatan
HPK
= Instrumen Penegakan Hukum Ruang Paska
PPLH – Sistem Hasil ERA merupakan bagian dari Lingkungan Usaha/Kegiatan
KDL dokumen Amdal
Esensi Dasar Amdal & UKL-UPL dalam PP 27/2012
Amdal dan UKL:-UPL: Dokumen LH yang menyediakan informasi yang
diperlukan untuk proses pengambilan keputusan (i.e. Penerbitan Izin
Lingkungan, Kredit Perbankan, dokumen lelang untuk Proyek KPS dalam kaitannya dengan
Penjaminan Investasi, Due Diligence, pengawasan lingkungan)
Pengambil Keputusan
Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan
Pemeriksaan
Penyusunan Permohonan Izin Lingkungan
UKL-UPL dan
UKL-UPL dan Pemeriksaan UKL/UPL
Penerbitan
Rekomendasi
Pemeriksaan Administrasi UKL-UPL dapat
dilakukan oleh:
Pengumuman Permohonan Izin a. Pejabat yang
Lingkungan ditunjuk oleh
Pemrakarsa Menteri;
Pemeriksaan UKL/UPL b. Kepala
Catatan: Jangka waktu Instansi LH
Pemeriksaan Teknis UKL- Provinsi; atau
UPL: 14 Hari Kerja, Penerbitan Rekomendasi
Persetujuan UKL-UPL & c. Kepala
termasuk pengumuman
permohonan izin lingkungan Izin Lingkungan Instansi LH
DAN Kab/Kota.
tidak termasuk perbaikan/
penyempurnaan Pengumuman Izin Lingkungan Pasal 40 PP 27/2012
Dokumen Lingkungan Hidup
Dokumen lingkungan hidup yang diatur dalam
Peraturan MENLH No. 16/2012 mencakup:
1. Dokumen Amdal;
2. Formulir UKL-UPL;
3. SPPLH
Muatan Dokumen Amdal – Pasal 25 UU No. 32/2009
Berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Pasal 25 UU
No. 32 Tahun 2009 tentang PPLH, dokumen Amdal memuat:
a
Rencana pengelolaan Evaluasi Kegiatan di
dan pemantauan LH f b sekitar Lokasi Rencana
Usaha dan/atau kegiatan
PERENCANAAN
PELINGKUPAN ANALISIS
PENGENDALIAN
Lokasi PIPIB
Lokasi yang Hutan Alam Primer (Moratorium)
masih boleh di dalam dan di luar
– Tidak Boleh
ada izin baru kawasan Hutan
Ada Izin Baru
CONTOH TABEL
RINGKASAN
PROSES
PELINGKUPAN
Sebagian Bagan Alir Identifikasi Dampak Penting Pembangunan Industri Kertas
Pembangunan
Industri Kertas
Persiapan Operasional
Kerusakan urbanisasi
hutan
Kenaikan Produksi
Kenaikan air Kenaikan Erosi Gen
Limbah di Kota
larian Laju Erosi
Sumber: Soemarwoto, Otto. 1999. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, Hal 183
Contoh Tabel Identifikasi Dampak
Potensial untuk Kegiatan Pertambangan
Proses Pelingkupan: Metode Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
hipotetik) secara keseluruhan
dalam rangka penentuan
karakteristik dampak rencana
usaha dan/atau kegiatan secara
total terhadap lingkungan hidup
3 metode untuk memprakirakan
besaran dan sifat penting dampak
dalam studi Andal untuk masing-
masing DPH, termasuk rumus-rumus
Metode Evaluasi Secara Holistik dan asumsi prakiraan dampaknya
disertai argumentasi/alasan pemilihan
terhadap Dampak Lingkungan metode tersebut
Konsep Dasar Metode Studi
Data &
Metode Metode
DPH Informasi Metode
Pengumpulan Prakiraan
1 yang Analis data
data Dampak
dibutuhkan
Data &
Metode Metode
DPH Informasi Metode
Pengumpulan Prakiraan
2 yang Analis data
data Dampak
dibutuhkan
Data &
Metode Metode
DPH Informasi Metode
Pengumpulan Prakiraan
3 yang Analis data
data Dampak
dibutuhkan
Keterkaitan dan
interaksi antar Metode Evaluasi secara Holistik
dampak terhadap Dampak Lingkungan
lingkungan
Efektivitas & Efisiensi Pengumpulan Data
Dampak Penting
yang telah
diidentifikasi dalam
Proses Pelingkupan Pengumpulan
Jenis Data
yang data
diperlukan yang Efektif &
Model Prakiraan Efisien
Dampak
dari masing-masing
dampak penting
Persiapan Operasional
Kerusakan urbanisasi
hutan
Kenaikan Produksi
Kenaikan air Kenaikan Erosi Gen
Limbah di Kota
larian Laju Erosi
Sumber: Soemarwoto, Otto. 1999. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, Hal 183
Jenis Data yang dibutuhkan untuk Dampak Penting
Kenaikan Air Larian 1. Curah Hujan
2. Jumlah Hari-Hujan atau
Dampak Penting: Intensitas Hujan di
Kenaikan air larian daerah proyek
Jenis Data 3. Koefiesien air larian
yang berjenis tataguna lahan
diperlukan daerah terbangun dan
Model Prakiraan Dampak: daerah tidak terbangun
Q = CIA, di daerah proyek
Q = (Cp-Ch) x I x A 4. Luas masing-masing jenis
tataguna lahan
Dimana:
Q = debit air lairan (m3/hari-hujan)
C = koefisien air larian, Cp koefisien air larian pertanian, Ch = koefisien air lairian hutan
I = Intensitas hujan (m/hari-hujan)
A = Luas Daerah proyek (m2), luas hutan yang diperkirakan akan mengalami
kerusakan atau dikonversi menjadi lahan pertanian (perluasan lahan pertanian)
(Chow, 1964)
Sumber: Soemarwoto, Otto. 1999. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, Hal 166 & 196
Jenis Data yang dibutuhkan untuk Dampak Penting
Kenaikan Laju Erosi 1. Curah Hujan
2. Jenis tanah dan nilai K
Dampak Penting: (lihat tabel nilai K
Kenaikan laju erosi dikaitkan dengan jenis
Jenis Data tanah)
yang 3. Panjang lereng (m)
Model Prakiraan Dampak:
diperlukan 4. Kemirigan lereng (%)
E = RKLSCP 5. Nilai CP untuk hutan dan
E= f{RKL, (C,P)} tanaman campuran (lihat
Dampak total erosi = E x luas tabel nilai CP)
kerusakan hutan 6. Luas kerusakan hutan
Dimana:
E = rata-rata erosi tanah tahunan (ton/ha)
R = indeks erosivitas hujan = 0.41 x H1.09 . H = curah hujan (mm/tahun)
K = faktor erodibilitas tanah (lihat daftar jenis tanah dan nilai K)
L = faktor panjang lereng = (Lo/22), Lo = panjang lereng (m)
S = faktor kemiringan lereng = ((s)1,4)/9, s = kemiringan lereng (%)
C = faktor pengelolaan tanah (lihat tabel nilai CP)
P = faktor praktek pengawetan tanah (lihat tabel nilai CP)
Sumber: Soemarwoto, Otto. 1999. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, Hal 166 & 196
Jenis Data yang dibutuhkan untuk Dampak Penting
Pencemaran Air 1. Populasi penduduk daerah
hulu dan proyek serta
proyeksinya kedepan;
2. Produksi Kertas ton/tahun)
3. Volume limbah (m3/unit
Dampak Penting: produksi atau
Pencemaran Air m3/orang/tahun
Jenis Data 4. Faktor emisi untuk setiap
parameter i.e. BOD, COD
yang dan TSS)
Model Prakiraan Dampak:
diperlukan 5. Debit sungai,
• Beban Pencemaran (BP) 6. Kadar zat pencemar dalam
• Kadar Zat pencemar dalam sungai;
sungai di sebelah hilir 7. Debit limbah;
(mg/liter) 8. Kadar zat pencemar dalam
limbah;
9. Jenis sumber pencemar
Sumber: Soemarwoto, Otto. 1999. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, Hal 166 & 196
Metode Pengumpulan dan Analisi Data
Metode
No. Parameter Pengumpulan Metode Analisis Data
Data
Terbentuknya Menggunakan metode analogi a. Medan magnet yang a. Data medan magnet dan Dilakukan dengan
Medan Magnet terhadap timbulnya medan dihasilkan medan listrik alami akan membandingkan data
dan Medan magnet dan medan listrik dari operasional SUTT menggunakan data medan magnet dan
Listrik kegiatan serupa dan b. Medan listrik yang sekunder dari buku”medan medan listrik
membandingkannya dengan dihasilkan listrik dan magnet dari operasional SUTT
standar WHO dan SNI untuk operasional SUTT SUTT, karya Prof. Gundala dengan standar WHO
ambang batas medan magnet dan Putra Petir, 1965) dan SNI untuk ambang
medan listrik b. Data sekunder hasil batas medan magnet
(catatan: pemantauan berkala dan medan listrik
Kegiatan yang dijadikan acuan operasional SUTT yang
adalah: pembangunan dan dianalogikan
pengoperasian SUTT 175 kV dari
Kab X ke Kota Y, telah disetujui
berdasarkan SKKL nomor …
tahun 200x oleh Gubernur
Provinsi Y. Catatan: Rona untuk
kegiatan ini serupa dengan
rencana kegiatan yang diusulkan,
sehingga dapat digunakan sebagai
analogi)
Daftar Pustaka dan Lampiran
Daftar Pustaka
Pada bagian daftar pustaka, penyusun menguraikan pustaka atau literatur yang digunakan
untuk keperluan penyusunan dokumen KA. Pengambilan (pencuplikan) sumber referensi
harus mengikuti tata cara penulisan akademis yang dikenal secara luas
Lampiran
Pada bagian lampiran, penyusun dokumen Amdal melampirkan informasi tambahan
yang terkait dengan:
a. Bukti Formal yang menyatakan bahwa jenis usaha kegiatan tersebut secara prinsip
dapat dilakukan;
b. copy sertifikat kompetensi penyusun Amdal;
c. copy tanda registrasi lembaga penyedia jasa penyusunan (LPJP)
d. Amdal untuk dokumen Amdal yang disusun oleh LPJP atau tanda registrasi
penyusun perorangan, untuk dokumen amdal yang disusun oleh tim penyusun
perorangan;
e. Keputusan Pembentukan Tim Pelaksana Studi Amdal, untuk dokumen amdal yang
disusun oleh tim penyusun perorangan;
f. biodata singkat personil penyusun Amdal;
g. surat pernyataan bahwa personil tersebut benar-benar melakukan penyusunan
dan ditandatangani di atas materai;
h. Informasi detail lain mengenai rencana kegiatan (jika dianggap perlu);
Muatan ANDAL Muatan ANDAL
dalam Peraturan MENLH No. 08 Tahun 2006 tentang dalam Peraturan MENLH 16/2012 tentang Pedoman
Pedoman Penyusunan Dokumen Amdal Penyusunan Dokumen Lingkungan
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang • Ringkasan deskripsi rencana usaha dan/atau
1.2. Tujuan dan Manfaat kegiatan;
1.3. Peraturan • Ringkasan dampak penting yang ditelaah/dikaji
• Batas wilayah studi dan batas waktu kajian
BAB II RENCANA USAHA/KEGIATAN
2.1. Identitas pemrakrasa dan penyusun Amdal
2.2. Uraian rencana usaha/kegiatan
DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP
2.3. Alternatif-alternatif yang dikaji dalam Andal AWAL
2.4. Keterkaitan rencana usaha/kegiatan dengan kegiatan
lain disekitarnya PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
Besaran dan sifat penting dampak untuk masing-
BAB III RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL masing DPH;
BAB IV RUANG LINGKUP STUDI
4.1. Dampak penting yang ditelaah; EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP
4.2. Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian DAMPAK LINGKUNGAN
• Telaahan secara keseluruhan dan keterkaitan
BAB V PRAKIRAAN DAMPAK PENTING serta interaksinya atas dampak lingkungan yang
diperkiraakan terjadi untuk menentukan
BAB VI EVALUASI DAMPAK PENTING
6.1. Telaahan terhadap dampak penting;
karekteristik dampak lingkungan secara total
6.2. Pemilihan alternatif terbaik; terhadap lingkungan;
6.3. Telaahan sebagai dasar pengelolaan; • Arahan pengelolaan dampak lingkungan;
6.4. Rekomendasi penilaian kelayakan LH • Kesimpulan kelayakan lingkungan dari
pemrakarsa
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Muatan ANDAL
dalam Peraturan MENLH 16/2012 tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan Disadur dari Dokumen KA (
mengacu pada hasil pelingkupan dalam dokumen
PENDAHULUAN Kerangka Acuan. Surat Persetujuan Kesepakatan
• Ringkasan deskripsi rencana usaha dan/atau Kerangka Acuan atau Pernyataan Kelengkapan
kegiatan; Administrasi Dokumen Kerangka Acuan)
• Ringkasan dampak penting yang ditelaah/dikaji
• Batas wilayah studi dan batas waktu kajian
DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP Arahan pengelolaan dilakukan terhadap seluruh komponen
AWAL kegiatan yang menimbulkan dampak, baik komponen
kegiatan yang paling banyak memberikan dampak turunan
PRAKIRAAN DAMPAK PENTING (dampak yang bersifat strategis) maupun komponen
Besaran dan sifat penting dampak untuk masing- kegiatan yang tidak banyak memberikan dampak turunan.
Arahan pemantauan dilakukan terhadap komponen
masing DPH; lingkungan yang relevan untuk digunakan sebagai indikator
untuk mengevaluasi penaatan (compliance), kecenderungan
EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP (trendline) dan tingkat kritis (critical level) dari suatu
DAMPAK LINGKUNGAN pengelolaan lingkungan hidup
• Telaahan secara keseluruhan dan keterkaitan
serta interaksinya atas dampak lingkungan yang
diperkiraakan terjadi untuk menentukan
karekteristik dampak lingkungan secara total
terhadap lingkungan;
• Arahan pengelolaan dampak lingkungan;
• Kesimpulan kelayakan lingkungan dari
pemrakarsa
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CONTOH TABEL RINGKASAN ANALISIS DAMPAK
Hasil Prakiraan Dampak
(Catatan:
Terdapat dua opsi melakukan prakiraan:
1. Ada opsi dimana prakiraan hanya membandingkan perubahan
kondisi rona dengan adanya kegiatan dan tanpa adanya
Rona Lingkungan
No DPH kegiatan.Pada opsi ini, perubahan rona secara alamiah tidak Hasil Evaluasi Dampak
Hidup Awal
diperhitungkan
2. Opsi lain adalah membandingkan kondisi tanpa kegiatan
dengan adanya kegiatan, namun juga memperhitungkan
perubahan rona secara alamiah, sehingga untuk opsi ini wajib
ada pula analisis/perhitungan perubahan rona secara alamiah)
Tahap konstruksi
Peningkata C = 0,2 (Hutan Besarnya dampak: DPH 1 dan DPH 2 bertemu pada ruang
n air larian tropis) waktu yang sama,karena kegiatan yang
permukaa Dengan perubahan rona menjadi kebun sawit maka diperkirakan Q’ menyebabkan DPH1 dan DPH 2
n dari I = 200 mm/tahun menjadi 0,45 m3/tahun dilakukan secara bersamaan, sehingga
kegiatan ada kemungkinan bahwa perubahan
pembukaa A = 10.000 ha (hutan Sehingga terjadi peningkatan ΔQ = 0,05 m3/tahun bentang alam (khususnya terbentuknya
n lahan tropis) cekungan), akan berinteraksi dengan
Sifat penting dampak: peningkatan air aliran, dapat menjadikan
Maka Q air larian cekungan terisi air yang memungkinkan
awal = 0,4 m3/tahun Tidak penting, karena besarannya hanya naik + 10% dari nilai Q menjadi tempat berkembangnya vector
penyakit demam berdarah, maka dari
alamiah
analisis ini, DPH 1 dan DPH 2 menjadi
dampak penting
Gangguan Rona awal lokasi Besarnya dampak: DPH 1 dan DPH 2 bertemu pada ruang
estetika kegiatan adalah waktu yang sama, karena kegiatan yang
akibat perbukitan, namun Berdasarkan indeks visual sensitivity-intencity pada Headley, 2009, menyebabkan DPH1 dan DPH 2
perubahan dengan adanya maka besaran dampak gangguan estetika termasuk kelas “N” dimana dilakukan secara bersamaan, sehingga
bentang kegiatan, akan ada merupakan dampak gangguan estetika yang tidak berpengaruh, ada kemungkinan bahwa perubahan
alam dua bukit yang mengingat tidak adanya pengurangan substansial pada kualitas bentang alam (khususnya terbentuknya
menjadi dataran dan visual cekungan), akan berinteraksi dengan
terdapat peningkatan air aliran, dapat menjadikan
kemungkinan cekungan terisi air yang memungkinkan
adanya tiga menjadi tempat berkembangnya vector
cekungan bekas Sifat penting dampak: penyakit demam berdarah, maka dari
“borrow pit” Tidak penting, karena gangguan ini tidak berpengaruh terhadap analisis ini, DPH 1 dan DPH 2 menjadi
masyarakat lokal dampak penting
Prinsip Dasar Prakiraan Dampak
Lokasi PIPIB
Lokasi yang Hutan Alam Primer (Moratorium)
masih boleh di dalam dan di luar
– Tidak Boleh
ada izin baru kawasan Hutan
Ada Izin Baru
Sebagian Bagan Alir Identifikasi Dampak Penting Pembangunan Industri Kertas
Pembangunan
Industri Kertas
Persiapan Operasional
Kerusakan urbanisasi
hutan
Kenaikan Produksi
Kenaikan air Kenaikan Erosi Gen
Limbah di Kota
larian Laju Erosi
Sumber: Soemarwoto, Otto. 1999. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, Hal 183
Besar Dampak & Penting Dampak
Pendapatan
Garis Kondisi Area
setara
kemiskinan dengan Dampak
beras
proyek Penting
(kg/jiwa/thn)
A
350 O4
320
B
Besar
O1 Dampak
O5
O2
Kondisi
250 O6 tanpa
C O3 proyek
0 T1 T2 T2n T3
Prakiraan Dampak Pembangunan Industri Kertas
Terhadap Produksi Pertanian
4500
4000
Produksi Pertanian (ton)
3500
3000
2500
2000
Produksi TP
1500 Produksi DP
1000
500
Luas Proyek Industri Kertas = 150 ha, dan akan menempati lahan pertanian sbb;
1. Sawah Irigasi Teknis = 100 ha, sehingga luas sawah berkurang menjadi 300 hektar (ditanam padi 2x setahun);
2. Sawah tadah hujan = 25 ha, sehingga luas sawah berkurang menjadi 175 ha (ditanam padi 1x setiap tahun)
Contoh Perhitungan Prakiraan Dampak dengan Excel
Hilir
Sumber: Soemarwoto, Otto, 1999 Hal.211-212
Sumber: Soeryo Adibowo, 2010
Sumber: Soeryo Adibowo, 2010
Sumber: Soeryo Adibowo, 2010
Sumber: Soeryo Adibowo, 2010
Metode Evaluasi Dampak
Lokasi yang penting
secara ekologis
Kualitas air
Penampalan
Pertimbangan
Komponen
lansekap
Peta
Pembangunan
Pabrik
Pembangunan Jalan
Debit inlet
TETAP
IPAL
Sungai yang
Debit outlet debitnya fluktuatif
TETAP [bergantung pada
musim]
Kolam
sungai
Penampungan Air
Limbah Hasil
Pengolahan IPAL
Debit
Pembuangan
DIATUR
54
Kebijakan yang akan terpengaruh rencana usaha dan atau
kegiatan
Contoh Kasus:
Pembangunan Jalan Tol Yogya-Solo-Ngawi [Kertosono], Propinsi DIY-Jawa Tengah-
Jawa Timur
Ruas [alignment] Jalan Tol Yogya-Solo akan melewati areal lahan pertanian yang
telah ditetapkan oleh Departemen Pertanian sebagai lahan ABADI.
Total lahan pertanian yang akan dimanfaatkan untuk jalan tol sekitar 1800 ha,
dengan potensi kehilangan beras ~9 juta ton beras per tahun. Diputuskan bahwa
BP Jalan Tol, WAJIB mencari alignment baru dan menghindari areal lahan
pertanian.
55
SK KETIDAKLAYAKAN
LINGKUNGAN HIDUP
56
PERTIMBANGAN:
1. Keberatan dari DEPHUT
2. Keberatan dari
DAERAH
57
AMDAL ditolak!!!
58
Nilai sosial atau pandangan masyarakat [social
values/emic view] yang akan terpengaruh rencana usaha dan atau
kegiatan
Contoh Kasus:
Ditolaknya rencana pembangunan jalur transmisi SUTET Paiton-Bali, Propinsi Jawa
Timur-Bali
P. Jawa P. Bali
70 m
Selat Bali
Pure Segara Rupek
59
Contoh Kasus:
Ditolaknya rencana pelurusan dan pendalaman alur pelayaran di Tanjung Benoa,
Propinsi Bali, karena lokasi karang mati diyakini oleh masyarakat lokal sebagai
PUSER BUMI [pusat keseimbangan alam].
Daratan
Laut
Pelabuhan
Tanjung Perbaikan alur
Benoa pelayaran diusulkan
Karang
mati
60
Komponen lingkungan yang memiliki nilai penting
ekonomi [economic importance] yang akan terpengaruh rencana
usaha dan atau kegiatan
Contoh Kasus:
• Pembangunan PT. Semen Gombong, di Gombong, Jawa Tengah
• Pembangunan PT. Semen Makmur Indonesia, di Desa Tamansari, Kecamatan
Pangkalan, Kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat
61
KEGIATAN VITAL YANG AKAN TERPENGARUH
12
5
4 3 6
11 2
9
10 1 7
8
1. PLTU/PLTGU Muara Karang dan Muara Tawar. 8. Kawasan Rekreasi Taman Impian Jaya Ancol
2. PLTU Tanjung Priok. 9. Permukiman nelayan di Muara Angke dan
Kamal Muara.
3. Permukiman Pantai Mutiara,
10. Suaka Marga Satwa Muara Angke
4. Permukiman Pantai Indah Kapuk
11. Hutan Lindung Angke Kapuk
5. Pelabuhan Tanjung Priok
12. Hutan Wisata Kamal.
6. Pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudra
Sunda Kelapa 13. Beberapa bangunan dan obyek peninggalan
sejarah (Museum Fatahillah, rumah si Pitung
7. Kawasan Berikat Nusantara Marunda
dll).
62
TUMPANG TINDIH DENGAN
JARINGAN BAWAH LAUT
63
HASIL KAJIAN
GANGGUAN OPERASIONAL PLTU/PLTGU MUARA KARANG
Air pendingin (cooling water) tidak mengalami pencampuran yang sempurna di laut
lepas, shg terjadi kenaikan suhu air yang masuk ke kanal intake.
Hal ini akan menurunkan efisiensi mesin pembangkit.
PERUBAHAN RELATIF TEMP.
ARAH LOKASI AIR (TERHADAP KONDISI
ANGIN GAGE PLOT EKSISTING, %) 30oC
MAKS MIN Respon
MK1 1,10 0,23
MK2 18,79 4,53 Biologis
TIMUR MK3 13,32 5,84 < 3oC
LAUT MK4 -0,69 -4,48 35,7oC
MK1 1,17 0,01
MK2 18,91 5,64
BARAT MK3 12,31 5,96
LAUT MK4 0,01 0,00
RKL PENDAHULUAN
PERNYATAAN PELAKSANAAN
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP
BAB I PENDAHULUAN
• Matrik/tabel untuk dampak lingkungan
(dampak penting hasil kajian Andal dan
BAB II PENDEKATAN PENGELOLAAN
dampak lingkungan lainnya);
LINGKUNGAN HIDUP
• Peta lokasi pengelolaan LH sesuai dengan
kaidah kartograf
BAB III RENCANA PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
3.1. Dampak penting dan sumber dampaj penting
HIDUP
3.2. Tolok uku dampak
• Matrik/tabel untuk pemantauan dampak
lingkungn (dampak penting hasil kajian Andal
DAFTAR PUSTAKA
dan dampak lingkungan lainnya);
LAMPIRAN
• Peta lokasi pemantauan LH sesuai dengan
kaidah kartografi
RKL
BAB I PENDAHULUAN JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH YANG
DIBUTUHKAN
BAB II RENCANA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP PERNYATAAN PELAKSANAAN
dst
Keterangan: PLH = Pengelolaan Lingkungan Hidup
Contoh Matrik Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dampak Indikator keberhasilan
Sumber Bentuk pengelolaan Lokasi pengelolaan Periode pengelolaan
No. Lingkungan pengelolaan lingkungan Institusi pengelolaan lingkungan hidup
Dampak lingkungan hidup lingkungan hidup lingkungan hidup
yang dikelola hidup
Dampak Penting Yang Dikelola (Hasil Arahan Pengelolaan pada ANDAL)
1. Penurunan Kegiatan Konsentrasi debu yang a. Melakukan a. Di dalam tapak minimal sehari dua a. Instansi Pelaksana yaitu PT X
kualitas udara mobilisasi alat timbul tidak melebihi penyiraman jalan proyek yang menjadi kali selaku pemrakarsa dan kontrakor
ambien dan bahan baku mutu udara secara berkala sumber pencemar pelaksana kegiatan konstruksi
(parameter pada tahap ambien untuk kualitas udara,
debu) konstruksi parameter debu b. Memasang plat b. Instansi Pengawas yaitu BLHD
penghalang pada ban b. Di jalan angkut yang Kabupaten X, DInas PU Kab X,
kendaraan angkut melalui permukiman BLH Provinsi Y, DInas PU Prov Y
warga
c. Instansi Penerima Laporan yaitu
c. Lokasi rinci dapat BLHD Kabupaten X, DInas PU
dilihat pada peta 2.1 Kab X, BLH Provinsi Y, DInas PU
Prov Y
2. Peningkatan Erosi tanah Stabilnya laju a. Menanami area sekitar a. Di area sekitar a. Penanaman a. Instansi Pelaksana penanaman
laju karena sebab sedimentasi di area waduk dengan waduk dalam radius sekali dan pemberian pemahaman di
sedimentasi di alamiah sekitar waduk selama tanaman penahan 5 km dengan batas sosial yaitu PT X selaku
waduk maupun umur waduk erosi pemelihara pemrakarsa
antropogenik b. Di batas sosial yang an setiap b. Instansi pelaksana pemberian
pada area b. Memberikan mungkin bulan sekali pemahaman di luar batas sosial
yang pemahaman kepada memberikan yaitu pemda kab X
berdekatan penduduk yang kontribusi terhadap b. Pemberian c. Instansi Pengawas yaitu BLHD
dengan beraktivitas di daerah peningkatan erosi pemahama Kabupaten X, DInas PU Kab X,
waduk rawan erosi guna antropogenik n dilakukan BLH Provinsi Y, DInas PU Prov Y
mengurangi kegiatan sekali d. Instansi Penerima Laporan yaitu
yang dapat menjadi c. Di luar batas sosial setahun BLHD Kabupaten X, DInas PU
sumber erosi yang masih mungkin
Kab X, BLH Provinsi Y, DInas PU
antropogenik memberikan
Prov Y
kontribusi terhadap
peningkatan erosi
antropogenik
Deskripsi
Komponen Rencana Pengelolaan Pemantauan
Dampak Besaran
Usaha dan/atau Lingkungan Lingkungan
Kegiatan Penyebab Lingkungan Dampak
Hidup Hidup
Dampak Lingkungan
Tahap Prakonstruksi :
1) Pembebasan lahan (jelaskan secara singkat luasan lahan yang dibebaskan dan
status tanah).
2) dan lain lain……
Tahap Konstruksi:
1) Pembukaan lahan (jelaskan secara singkat luasan lahan, dan tehnik pembukaan
lahan).
2) Pembangunan kandang, kantor dan mess karyawan (jelaskan luasan bangunan).
3) dan lain-lain…..
Tahap Operasi:
1) Pemasukan ternak (tuliskan jumlah ternak yang akan dimasukkan).
2) Pemeliharaan ternak (jelaskan tahap-tahap pemeliharaan ternak yang
menimbulkan limbah, atau dampak terhadap lingkungan hidup).
3) dan lain-lain…
(Catatan: Khusus untuk usaha dan/atau kegiatan yang berskala besar, seperti antara
lain: industri kertas, tekstil dan sebagainya, lampirkan pula diagram alir proses yang
disertai dengan keterangan keseimbangan bahan dan air (mass balance dan water
balance))
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya
Pengelolaan serta Pemantauan Lingkungan Hidup
E. Surat Pernyataan
G. Lampiran
Formulir UKL-UPL juga dapat dilampirkan data dan informasi lain yang dianggap perlu
atau relevan, antara lain:
1. bukti formal yang menyatakan bahwa jenis usaha kegiatan tersebut secara prinsip
dapat dilakukan;
2. bukti formal bahwa rencana lokasi Usaha dan/atau Kegiatan telah sesuai dengan
rencana tata ruang yang berlaku (kesesuaian tata ruang ditunjukkan dengan adanya
surat dari Badan Koordinasi Perencanaan Tata Ruang Nasional (BKPTRN), atau
instansi lain yang bertanggung jawab di bidang penataan ruang);
3. informasi detail lain mengenai rencana kegiatan (jika dianggap perlu);
4. peta yang sesuai dengan kaidah kartografi dan/atau ilustrasi lokasi dengan skala
yang memadai yang menggambarkan lokasi pengelolaan lingkungan hidup dan
lokasi pemantauan lingkungan hidup; dan
5. data dan informasi lain yang dianggap perlu.
Konsep Kriteria yang Dapat Digunakan sebagai Dasar
Penerbitan Persetujuan UKL-UPL terhadap Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan Wajib UKL-UPL
1. Rencana usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan Rencana tata ruang yang sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
2. Rencana usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan Kebijakan di bidang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup serta sumber daya alam (PPLH & PSDA) yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan;
3. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menganggu Kepentingan pertahanan keamanan;
4. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menganggu nilai-nilai sosial atau pandangan
masyarakat (emic view);
5. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan mempengaruhi dan/atau mengganggu entitas
ekologis yang merupakan: (a) entitas dan/atau spesies kunci (key species); (b) memiliki nilai
penting secara ekologis (ecological importance); (c) memiliki nilai penting secara ekonomi
(economic importance); dan/atau (d) memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific importance).
6. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menimbulkan gangguan terhadap usaha dan/atau
kegiatan yang telah ada di sekitar rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan;
7. Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dari lokasi rencana
usaha dan/atau kegiatan, dalam hal terdapat perhitungan daya dukung dan daya tampung
lingkungan dimaksud; dan
4
Pedoman Pengisian SPPL
Pada prinsipnya bersedia untuk dengan sungguh-sungguh untuk melaksanakan seluruh pengelolaan
dan pemantauan dampak lingkungan sebagaimana tersebut di atas, dan bersedia untuk diawasi oleh
instansi yang berwenang.
(...............NAMA…….........)
Nomor bukti penerimaan oleh instansi LH
Tanggal:
Penerima: