OLEH
Bagi Universitas :
1. Memperlakukan tata tertib yang tegas bagi
mahasiswa. Bagi Industri :
2. Universitas dapat mengajak mahasiswa belajar 1. Dapat berbagi ilmu dengan mahasiswa.
langsung di lapangan. 2. Mengajak dan memperlihatkan proses
produksi bagi mahasiswa.
3. Memperkenalkan sejarah singkat berdirinya
sebuah industri.
4. Memperkenalkan hasil produksi pada
masyarakat luas.
PT Petrokimia Gresik merupakan pabrik pupuk terlengkap di Indonesia, yang pada
awal berdirinya disebut Proyek Petrokimia Surabaya.
T Kontrak pembangunannya ditandatangani pada tanggal 10 Agustus 1964, dan
I mulai berlaku pada tanggal 8 Desember 1964. Proyek ini diresmikan oleh Presiden Republik
N Indonesia pada tanggal 10 Juli 1972, yang kemudian tanggal tersebut ditetapkan sebagai
J hari jadi PT Petrokimia Gresik.
A
U Perubahan status perusahaan :
A 1. Perusahaan Umum (Perum) PP No. 55/1971
N 2. Persero PP No. 35/1974 jo PP No. 14/1975
3. Anggota Holding PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) PP No. 28/1997
P
4. Anggota Holding PT Pupuk Indonesia (Persero) SK Kementerian Hukum & HAM
U
Republik Indonesia, nomor: AHU
S
17695.AH.01.02 Tahun 2012
T
A
K
A
T PT Petrokimia Gresik menempati lahan seluas 450 hektar berlokasi di Kabupaten Gresik,
I Propinsi Jawa Timur.
N
J
No. Nama Pupuk
A
1 Urea
U
A 2 ZA ((NH4)2SO4)
N 3 ZK (KALIUM SULFAT)
4 SP- 36
P
U 5 DAP ( (NH4)2PO4)
S 6 Petroorganik
T
A
K
A
D
I
S
K
1
R
I UREA
P
S
I
P
R
O
S
E
S
1. Pembuatan Urea
Amoniak merupakan senyawa hasil reaksi dari gas alam dan udara berupa N2 dan O2.
Bahan pembentuk utama amoniak adalah gas alam berupa metana, etana, butana dan
propana. N2 dan O2 yang dipakai untuk bereaksi merupakan udara yang disaring oleh
penyaring udara. Reaksi pembenukan amoniak :
C2H6 (g) + N2(g) + 2O2(g) 2NH3(g) + 2CO2(g)
Gas amoniak yang terbentuk kemudian dicairkan menjadi amoniak cair dan dikirim ke
U pabrik urea, sedangkan gas CO2 dikirim ke pabrik CO2 untuk dibentuk menjadi CO2 cair.
R
E 2. Pembentukan Urea
A Amoniak cair dan CO2 cair yang telah dikirim ke pabrik urea kemudian direaksikan.
Tahap 1 : Pembentukan Amonium Carbonat
2NH3( l) + CO2( l ) NH4COONH2( l )
2
R
I ZA ((NH4)2SO4)
P
S
I
P
R
O
S
E
S
Pupuk ZA merupakan hasil dari reaksi amoniak dan asam sulfat. Pada asam sulfat,
belerang merupakan bahan utamanya. Reaksi pembentukan bahan utama.
ZA ( ( NH4 ) 2SO4 )
Tahap II: Pengkristalan Ammonium Sulfat cair menjadiAmmonium sulfat padat di drilling
tower.
(NH4)2SO4( l ) ( NH4)2SO4 (s)
D
I
S
K
3
R
I ZK (KALIUM SULFAT)
P
S
I
P
R
O
S
E
S
K Dalam pembuatan pupuk ZK, bahan utamanya adalah kalium klorida (KCl) yang
A direaksikan dengan asam sulfat dari pabrik asam sulfat. Reaksi pembentukan pupuk ZK:
L
I Tahap I: Pembentukan kalium sulfat
U 2KCl( l )+ H2SO4( l) K2SO4( l)+2 HCl( g )
M
Tahap II: Pengkristalan kalium sulfat cair menjadi pupuk ZK ( Kalium padat)
S K2SO4( l ) K2SO4 ( S )
U
L
F
A
T
D
I
S
K
4
R
I SP- 36
P
S
I
P
R
O
S
E
S
Pembuatan pupuk SP-36 menggunakan sistem wet process. Dalam proses ini,
S bahan utamanua yaitu batuan flour apatit (rock phosphate) diasamkan dengan asam fosfat.
P Reaksi pembentukan pupuk Sp-36:
5
R
I DAP
P
S
I
P
R
O
S
E
S
Reaksi pembentukan pupuk DAP
6
R
I PETROGANIK
P
S
I
P
R
O
S
E
S
Bahan baku pembuatan pupuk pembuatan pupuk petroorganik adalah pupuk
kandang ( kotoran sapi, kambing, unggas dan lain-lain), limbah industri (limbah pabrik gula),
P limbah kota (sampah rumah tangga). Bahan-bahan tersebut dihaluskan sehingga berbentuk
E butiran hingga debu dengan cara di crusher dengan mesin crusher atau dengan cara manual
T di cangkul dan di ayak/disaring. Bahan yang telah halus ditimbang sesuai dengan formula
R yang telah ditetapkan. Setelah dilakukan penimbangan bahan dicampur dengan mixtro,
O suplemen dan air di plan granulator. Bahan yang telah tercampur akan membentuk granule/
G butiran. Hasil granula kemudian didiamkan selama 2-3 hari untuk menurunkan kadar air
A yang terdapat dalam hasil granula. Setelah setengah kering kemudian
N dilakukan pengeringan. Pengeringan dilakukan pada mesin dryer dengan kapasitas 7- 10
I ton perhari. Dari mesin dryer dilakukan pengayaan pada mesin screen sehingga granula
K yang diayak bisa sama besarnya. Dari mesin screen kemudian di packing dengan karung 20
kg.
1
U
T UNIT PENYEDIAAN AIR
I
L
I
T
A
S
1. Penghisapan
Tahap ini menggunakan penghisapan yang dilengkapi dengan pompa vakum untuk
mengalirkan air dari sungai ke stasiun pemompa air. Pemakaian sistem ini disebabkan
ketinggian permukaan air tidak tetap.
P 2. Penyaringan
E Tahap ini menggunakan coarse and fine screen yang berfungsi untuk menyaring
N kotoran sungai berukuran besar yang terpompa.
Y 3. Pengendapan
E Pengendapan dilakukan secara grafitasi dengan memakai settling pit untuk
D mengendapkan partikel-partikel yang tersuspensi dalam air. Faktor yang mempengaruhi
I proses ini antara lain adalah laju alir dan waktu tinggal.
A 4. Flokulasi dan Koagulasi
A Tahap ini bertujuan untuk mengendapkan suspensi partikel koloid yang tidak
N terendapkan karena ukurannya sangat kecil dan muatan listrik pada permukaan partikel
A yang menimbulkan gaya tolak menolak antara partikel koloid. Untuk mengatasi masalah
I tersebut dilakukan penambahan koagulan yang dapat memecahkan kestabilan yang
R ditimbulkan oleh muatan listrik tersebut. Partikel-partikel koloid yang tidak stabil tersebut
akan saling berkaitan sehingga terbentuk flok dengan ukuran besar dan mudah
terendapkan.
Bahan kimia yang digunakan pada proses di unit pengolahan Babat dan Gunungsari adalah :
1. Kaporit atau klorin
P
Sebagai desinfektan untuk membunuh mikroorganisme dan menghilangkan rasa
E
dan bau.
N
2. Polyelectrolite
Y
Sebagai koagulan untuk mempercepat proses pengendapan dengan membentuk
E flok lebih cepat dan lebih besar, sehingga menyempurnakan pengendapan lumpur.
D 3. Kapur
I Sebagai pengatur pH.
A 4. Klarifikasi
A Tahap ini dilakukan dengan memakai alat pulsator untuk mendapatkan flok yang
N terbentuk pada proses flokulasi dan koagulasi pada zona-zona pengendapan di
A alat tersebut.
I
R
P
E 5. Filtrasi
N Tahap ini dilakukan dengan menggunakan saringan pasir silika (sand filter) untuk
Y menyaring padatan tersuspensi. Makin banyak partikel padatan tertahan di filter,
E pressure drop akan semakin besar. Hal ini menyebabkan naiknya level air. Pada
D batas tertentu filter perlu dibersihkan agar operasi berlangsung normal.
I Pembersihan filter dilakukan dengan backwash.
A 6. Penampungan
A Tahap penampungan dan pemompaan dilakukan dengan pompa centrifugal.
N
A
I
R
2
U
T UNIT PENYEDIAAN LISTRIK
I
L
I
T
A
S
Pada power generation unit ini terdiri atas dua buah turbin uap. High Pressure
Turbin dan Condensing Turbin yang masing-masing digunakan untuk menggerakkan Turbin
Generator. Untuk keperluan Start Up dan Emergency Power digunakan dua buah Diesel
Generator dengan kapasitas masing-masing 2000 Kw. High Pressure Turbin mempunyai
kapasitas 8500 Kw yang digerakkan oleh steam bertekanan 35 Kg/cm² dan temperatur 400°
C.
P
Outlet steam dari High Pressure Turbin bertekanan 10 Kg/ cm² dan temperature
E
L 270° C digunakan untuk menggerakkan Condensing Turbin yang mempunyai kapasitas
N
I 11500 Kw.
Y
S Untuk mensupply kebutuhan instrument air dan service air disediakan 3 buah
E compressor Reciprocating Single Action dan non Lubricated C-6310 dan C-6302 AB. C-6301
T
D dipakai untuk service air sedangkan C-6302 AB untuk instrument air dengan kapasitas
R
I masing-masing 215 Nm³/Hr dan tekanan 7.5 Kg/ cm².
I
A Sebelum didistribusikan, lebih dahulu ditampung di vessel yang mempunyai
K
A kapasitas 30 m³ untuk masing-masing unit. Untuk instrument air sebelum masuk vessel
N lebih dahulu dimasukkan dalam unit Air Drier untuk mengurangi moisture content.
Kebutuhan seluruh plant sebe5 Nm³/Hr untuk service air , sedangkan untuk instrument air
sebesar 197 Nm³/ Hr.
3
U
T STEAM GENERATOR
I
L
I
T
A
S
TOLONG INI AKU BINGUNG BANYAK SEKALI HIKS!!!!!!!!!!!!!!!!!
G
E
S N
T E
E R
A A
M T
O
R
4
U
T WATER TREATMENT
I
L
I
T
A
S
INI JUGA HIKS TOLOONG AKU MENGANTUK!!!!!!!!!!!!!!
G
E
S N
T E
E R
A A
M T
O
R
LANGKAH
P
1 REUSE
LANGKAH
E
N
G
RECYCLE 2
O
LANGKAH
L
A
H
3 RECOVERY
UNIT PENDUKUNG
A
N
1. Unit pengolahan limbah cair berkapasitas 240
m3/jam
4
2. fasilitas pengendali emisi gas di setiap unit
L
produksi di antaranya
I
a. bag filter
M
b. cyclonic separator
B
c. dust collector
A d. electric precipitator (EP)
H e. dust scrubber.
Kesimpulan yang dapat diambil setelah melakukan kunjungan industri di PT
Petrokimia Gresik antara lain
K 1. PT Petrokimia Gresik merupakan pabrik pupuk terlengkap di Indonesia, yang pada awal
E berdirinya disebut Proyek Petrokimia Surabaya.
S
I 2. PT Petrokimia Gresik memilki 3 unit produksi, yaitu Unit Produksi I yang menghasilkan
M dua macam pupuk nitrogen (ZA dan Urea). Unit Produksi II yang menghasilkan pupuk
P TSP/SP-36, pupuk DAP, pupuk majemuk (NPK), dan Phonska. Serta Unit Produksi III
U
yang menghasilkan asam fosfat, asam sulfat, semen retarder, pupuk ZA, dan
L
A
alumunium florida.
N
1. Saran yang dapat kami berikan adalah penjelasan proses produksi lebih diperjelas lagi
ketika mobilisisasi ke lingkungan perusahaan.
S
A
R
2. Kemudian mahasiswa bisa lebih aktif lagi ketika dibuka sesi pertanyaan.
A
N
Atmaja, Agus. 2017. “BAB III PENYAJIAN DATA”. https://docplayer.info/ 34688398-Bab-iii-
penyajian-data-1-gambaran-umum-pt-petrokimia-gresik-a-profil-pt-petrokimia-
gresik.html. Diakses tanggal 2 Januari 2020
D
A Bachriansyah, S. 1997. “Identifikasi Plastik. Makalah Pelatihan Teknologi pengemasan
F Industri Makanan dan Minuman”. Departemen Perindustrian dan Perdagangan.
T
A Bierley, A.W, R. J. Heat and M.J.Scoot. 1998. Plastic Material and Properties Aplications.
R Cation. Chapmans and Hall Publishing, NewYork.