Ejakulasi sperma
Mudigah
Nidasi
Persalinan
Terdiri dari:
Eksterna
Penis
Urethra
Scrotum
Interna
Kelenjar bulbo-urethra (kelenjar Cowper)
Prostat
Vesikula seminalis
Duktus ejakulatoris
Testis (buah zakar) Scrotum (kantung zakar)
Epididimis
Vas deferens (duktus deferen)
Pertumbuhan genitalia pria hanya sampai usia akil balik,
ditandai dengan tumbuhnya ciri seks sekunder pria (rambut
kemaluan, jakun, ejakulasi pertama kali), kira-kira usia 17-19
thn atau lebih awal
Merupakan organ seks pria yang berada diluar tubuh
Fungsi:
Fungsi urologi (Proses Miksi)
Fungsi reproduksi
Penetrasi ke vagina
Menyalurkan cairan semen
Bagian-bagian penis:
Meatus urethra (orifisium urethra eksterna)
Preputium (foreskin)
Glans
Corona
Korpus kavernosa (terisi darah pada proses ereksi)
Korpus spongiosa (menjaga agar urethra tidak tertutup
slama ereksi)
Perdarahan dan saraf
Penis diperdarahi oleh
Arteri Dorsalis penis
Vena Dorsalis penis
Dipersarafi oleh
Nervus dorsalis penis
Ukuran penis normal berkisar 12,5 – 15 cm
(10-19 cm) dalam keadaan ereksi
Dikenal juga dengan kelenjar bulbo-urethra
Merupakan kelenjar endokrin yang homolog
dengan kelenjar Bartolin pada wanita
Ukurannya sebesar kacang polong
Fungsi:
Sebagai cairan pra-ejakulat
Yaitu sekret bening dan licin pada fase
perangsangan seksual supaya memudahkan sperma
dan semen melalui urethra
Menghilangkan keasaman urine didinding urethra
Membilas dinding urethra dari kotoran atau urine
Merupakan kelenjar yang menghasilkan 70 % cairan semen (30%
sisanya sperma dan cairan prostat)
Cairan vesika seminalis terdiri dari:
Protein
Enzim
Fruktosa
Mukus
Vitamin C
Flavin, Fosforilkolin dan prostaglandin
Cairan ini bersifat basa (pH 7,2)
Fungsi
Memberi makan dan energi untuk pergerakan sperma
Menetralkan pH vagina untuk kenyamanan sperma
Membuat semen berbentuk jelly supaya dapat bertahan lama didalam
uterus
Merupakan kelenjar endokrin yang
menghasilkan sekret yang bersifat alkalis
berwarna putih susu
Sekret ini keluar bersama sperma dan cairan
vesika seminalis pada saat ejakulasi
Sperma yang keluar bersama sekret prostat
memiliki kelebihan:
Motilitas sempurna
Bertahan hidup lebih lama
Terlindung dari sekret vagina yang asam
Mengandung materi genetik DNA yang baik
Sekret prostat terdiri dari:
Protein
Glukosa
zinc
Proteolitik enzim
Asam fosfatase prostatik
Antigen Spesifik Prostat (PSA : Prostate-Specific Antigen),
meningkat jumlahnya bila terjadi kanker prostat
Fungsi utama prostat adalah sebagai pompa untuk
menyemprotkan semen pada saat proses ejakulasi
Pembentukan sekret prostat dipengaruhi oleh hormon
androgen
Ejakulasi adalah proses ejeksi/penyemprotan
cairan semen dari saluran reproduksi pria,
berhubungan dengan proses orgasme yaitu
puncak dari stimulasi seksual pada pria
Proses ejakulasi dikontrol melalui persarafan
simpatik dan merupakan bagian dari refleks
spinal
Pasca ejakulasi, pria akan memasuki periode
Refrakter, dimana penis akan berelaksasi
sampai batas waktu tertentu
Volume ejakulat berkisar antara 0,1-10 ml
Disebut juga kantung zakar
Adalah kantung yang berfungsi menyimpan
testis
Berada diluar tubuh supaya suhu testis tetap
lebih rendah dari suhu tubuh, dimana suhu
testis berguna untuk proses spermatogenesis
Keluar masuknya testis bergantung dari suhu
lingkungan dan diatur oleh otot Muskulus
Cremaster di abdomen dan Fascia Dartos yang
berada dibawah kulit scrotum
Adalah kelenjar reproduksi pria yang memproduksi
sperma
Ukuran rata-rata 5 x 2 x 3 cm
Fungsi:
Memproduksi sperma
Memproduksi hormon androgen dan testosteron
Testis dibentuk didalam abdomen pada fase janin,
kemudian turun melalui kanalis inguinalis beberapa saat
sebelum proses persalinan
Kadang kala, testis gagal turun ke skrotum, sehingga
memerlukan tindakan operatif untuk mengembalikan
testis kedalam scrotum, kondisi ini dinamakan Desensus
Testikulorum, apabila tidak di turunkan ke scrotum,
maka akan berakibat carcinoma testis
Testis diperdarahi oleh Arteri dan Vena
Testikularis
Setiap testis mengandung 200-300 lobulus
Masing-masing lobulus berisi 3 tubulus disebut
tubulus seminiferus konvolusi, didalam tubulus
inilah terjadi spermatogenesis (pembentukan
sperma)
Diantara tubulus terdapat sel-sel interstisial
yang berfungsi membentuk testosteron yang
merupakan hormon yang membantu
spermatogenensis
1: Septum testikularis
2: Tubulus seminiferus
konvolusi
3: Lobulus testis
4: Tubulus seminiferus lurus
5: duktus eferen
6: Rete testikularis
Adalah saluran yang menghubungkan duktus
eferen dengan vas deferens
Terdiri dari
Kepala (caput epididimis); berfungsi menampung
sperma yang masih bercampur banyak cairan dari
duktus eferen
Badan (corpus epididimis)
Ekor (cauda epididimis); berfungsi meningkatkan
konsentrasi sperma dengan menyerap cairan yang
berlebih dan sebagai reservoar (penampungan)
sperma
1: Epididymis
2: Caput epididymis
3: lobus-lobus epididymis
4: Corpus epididymis
5: Cauda epididymis
6: Duktus epididymis
7: Duktus Deferent (vas deferens)
Adalah saluran yang menghubungkan
epididimis dengan urethra
Panjangnya kira-kira 30 cm dan mengandung
otot polos disepanjang duktus
Otot polos tersebut berperistaltik selama
proses ejakulasi
Duktus ini juga berperan dalam proses
kontrasepsi, dengan dilakukan pemotongan
dan/atau pengikatan duktus disebut dengan
Vasektomi
Adalah proses pembentukan sperma dari
spermatogonium hingga spermatozoon
1 buah sel matang disebut spermatozoon,
> dari 1 spermatozoon : sperma
Spermatogonium mengandung 46 kromosom sedangkan
spermatozoon mengandung 23 kromosom
Spermatogonium ber-mitosis membentuk spermatosit
primer
Spermatosit primer ber-meiosis pertama kali
membentuk spermatosit sekunder
Spermatosit sekunder sudah memiliki 23 kromosom
Kemudian spermatosit sekunder ber-meiosis kedua kali
membentuk spermatid
Spermatid melakukan spermiogenesis yaitu proses
pematangan sel menjadi spermatozoon
Spermatogenesis dipengaruhi oleh:
Hipothalamus; mengeluarkan Gonadotropin releasing
Hormone yang merangsang kerja kelenjar pituitari
Kelenjar pituitari; mengeluarkan Folikel Stimulizing
Hormone dan Luteinizing Hormone
Sel Leydig; sel-sel interstitiel tubulus seminiferus testis;
dengan rangsangan LH menghasilkan testosteron
FSH merangsang inisiasi mitosis spermatogonium
Testosteron berfungsi:
Menjaga kelangsungan proses spermatogenesis
Mematangkan spermatid
Membentuk massa otot, mematangkan tulang
Mematangkan ciri seks sekunder pria
Spermatositogenesis
Mitosis
Diploid 46 kromosom
Spermatidogenesis
Haploid 23 kromosom
Spermatidogenesis
Meiosis 1
Spermatidogenesis
Meiosis 2
Spermiogenesis
Spermatozoon
1. Basal lamina
2. Spermatogonia
3. Spermatocyte 1st order
4. Spermatocyte 2nd order
5. Spermatid
6. Mature spermatid
7. Sertoli cell
8. Tight junction (blood testis barrier)
SPERMATOZOON
Kualitas sperma dalam semen bergantung dari:
Interval ejakulasi
Usia
Level stress seseorang
Suhu testis (sauna, demam, berjemur, mandi air panas)
Testosteron
Lama dan kualitas stimulasi seks (foreplay)
Makanan (kopi, cola, alkohol, kedelai, merokok, ganja; bisa
menurunkan kualitas sperma)
Masturbasi dapat mengurangi kualitas sperma
Jumlah sperma:
Normal : 300-500 juta sperma /ml semen
Oligospermia : kurang dari normal
Azoospermia : tidak ada sperma dalam semen
Perjalanan sperma:
Spermatogenesis di Tubulus Seminiferus konvolusi
Epididimis
Vas deferens
Duktus ejakulatoris
Urethra