Dosis awal
Diasepam 10 mg IV pelan-pelan selama 2
menit
Dosis pemeliharaan
Jika kejang berulang, ulangi pemberian
sesuai dosis awal Diasepam 40 mg dalam
500 ml larutan Ringer laktat melalui infus
Depresi pernafasan ibu baru mungkin akan
terjadi bila dosis > 30 mg/jam Jangan
berikan melebihi 100 mg/jam
Antihipertensi
Pemberian Antihipertensi pada Preeklampsia
Berat Rekomendasi:
Antihipertensi direkomendasikan pada
preeklampsia dengan hipertensi berat, atau
tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg atau
diastolik ≥ 110 mmHg
Target penurunan tekanan darah adalah
sistolik < 160 mmHg dan diastolik < 110 mmHg
Pemberian antihipertensi pilihan pertama
adalah nifedipin oral short acting, hidralazine
dan labetalol parenteral.
Alternatif pemberian antihipertensi yang lain
adalah nitogliserin, metildopa, labetalol.
Persalinan
Pada preeklampsia berat, persalinan harus terjadi dalam
24 jam, sedangkan pada eklampsia dalam 6 jam sejak
gejala eklampsia timbul Jika terjadi gawat janin atau
persalinan tidak dapat terjadi dalam 12 jam (pada
eklampsia), lakukan bedah Caesar Jika bedah Caesar
akan dilakukan, perhatikan bahwa: Tidak terdapat
koagulopati. Koagulopati kontra indikasi anestesi spinal.
Anestesia yang aman/terpilih adalah anestesia umum
untuk eklampsia dan spinal untuk PEB. Dilakukan anestesia
lokal, bila risiko anestesi terlalu tinggi.
Bahwa pencegahan dan manajemen pada pre eklamsia yaitu pencegahan primer,
sekunder, tersier(tatalaksan). Pencegahan primer pre-eklamsia Pemeriksaan
antenatal care dilakukan secara rutin untuk deteksi awal faktor-faktor resiko.
Berdasarkan pengumpulan beberapa studi pada PNPK tahun 2016
didapatkan 17 faktor yang terbukti meningkatkan risiko pre-eklamsia yang
sebenarnya bisa dinilai pada kunjungan antenatal pertama, umur >40 tahun,
nulipara, multipara dengan riwayat preeklampsia sebelumnya, multipara dengan
kehamilan oleh pasangan baru, multipara yang jarak kehamilan sebelumnya 10
tahun atau lebih, riwayat pre-eklamsia pada ibu atau saudara perempuan, kehamilan
multiple, IDDM (Insulin Dependent Diabetes Melitus), Hipertensi Kronik, Penyakit
Ginjal, Sindrom antifosfolipid, kehamilan dengan inseminasi donor sperma, oosit
atau embrio, obesitas sebelum hamil; serta didapatkannya indeks massa tubuh >35,
tekanan darah diastolic >80 mmHg, proteinuria (dipstick >+1 pada 2 kali
pemeriksaan berjarak 6 jam atau secara kuantitatif 300 mg/24 jam) pada
pemeriksaan fisik.
Pecegahan tersier pre eklamsia yaitu Agen antitrombotik :
aspirin dosis rendah 60 mg per hari diberikan pada awal
kehamilan pada pasien dengan resiko tinggi.Aspirin dosis rendah
sebagai prevensi pre-eklamsia sebaiknya mulai digunakan
sebelum usia kehamilan 20 minggu. Penggunaan aspirin dosis
rendah dan suplemen kalsium direkomendasikan sebagai
prevensi pre-eklamsia pada wanita dengan risiko tinggi
terjadinya pre-eklamsia
• Manajemen Pre-eklamsia
Selama etiologi pre-eklamsia masih tidak jelas, pengobatan pre-
eklamsia secara umum masih berdasarkan pengobatan empirik dan
simptomatik. Sementara pengukuran secara langsung melalui
pengobatan edema dan hipertensi belum ada terapi spesifik untuk
proteinuria yang secara otomatis berkurang dengan mengontrol
hipertensi.3Pengelolaan kehamilan menurut HKFM (Himpunan
Kedokteran Fetomaternal) terbagi menjadi dua, yaitu :Manajemen
aktif .Manajemen aktif / agresif dilakukan jika usia kehamilan >37
minggu, kehamilan diakhiri setelah mendapat terapi medikamentosa
untuk stabilisasi ibu.
Manajemen ekspektatif.Manajemen ekspektatif / konservatif
dilakukan jika usia kehamilan <37 minggu, maka kehamilan selama
mungkin dipertahankan dengan memberikan terapi
medikamentosadengan syarat kondisi ibu dan janin yang stabil.
Bagi wanita yang melakukan perawatan ekspektatif pre-eklamsia
berat, pemberian kortikosteroid direkomendasikan untuk
membantu pematangan paru janin
Sumber
Dr. Budi Iman Santoso, SpOG(K).Preeklamsia- Eklamsia. Diunduh pada 24/01/2020 pukul
16.54 WIB. Dept. Obstetri dan ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RS. Dr.
Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Tranquilli AL, Dekker G, Magee L, Roberts J, Sibai BM, Steyn W, Zeeman GG, Brown MA. The
classification, diagnosis and management of the hypertensive disorders of pregnancy: a
revised statement from the ISSHP. Pregnancy Hypertension: An International Journal of
Women;s Cardiovascular Health 2014: 4(2):99-104.
POGI. 2016. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Diagnosis Dan Tata Laksana Pre-
Eklamsia.
Kemenkes RI. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Rujukan. AIPKIND
TERIMAKASIH