Anda di halaman 1dari 15

chanoyu

Daffa Rizki Pratama (0220170014)


Iman Lutviansyah Heryadi (0220170022)
Raymond Fadly (020170027)
PENGERTIAN
chanoyu

Upacara minum teh (sadō, chadō, jalan teh) adalah


ritual tradisional Jepang dalam menyajikan teh untuk
tamu. Pada zaman dulu disebut chatō atau cha no yu.
Upacara minum teh yang diadakan di luar ruangan
disebut nodate. Pada umumnya, upacara minum teh
menggunakan teh bubuk matcha yang dibuat
dari teh yang digiling halus. Upacara minum teh
menggunakan matcha disebut matchadō, sedangkan
bila menggunakan teh hijau
jenis sencha disebut senchadō.
SEJARAH chanoyu
Upacara minum the di mulai di
Jepang pada abad ke 9 oleh
seorang biksu budhaa dari china

Pada mulanya di china di gunakan


sebagai pengobatan . Pada abad ke
9 , Lu Yu menulis tentang budaya
dan langkah langkah persiapan
minum teh

Karena Lu Yu sangat terpengaruh


agama budhaa terutama di sekolah
makan di kenal di jepang dengan
sebutan Zen
Pada abad 12 di kenal jenis the baru
yaitu matcha , the yang terbuat dari Pada abad ke 16, tradisi minum
bubuk teh hijau ini pertama kali teh ini telah menyebar ke seluruh
digunakan untuk ritual agama lapisan masyarakat di Jepang.
budhaa
Dalam upacara minum teh, teh disiapkan secara khusus
oleh orang yang mendalami seni upacara minum teh dan
dinikmati sekelompok tamu di ruangan khusus untuk
minum teh yang disebut chashitsu.

Untuk dapat menjadi ahli Chanoyu, haruslah mempunyai


pengetahuan mendalam tentang tipe teh, kimono,
kaligrafi Jepang, ikebana, dan berbagai pengetahuan
tradisional lain.Tuan rumah juga bertanggung jawab
dalam mempersiapkan situasi yang menyenangkan untuk
tamu seperti memilih lukisan dinding (kakejiku), bunga
(chabana), dan mangkuk keramik yang sesuai dengan
musim dan status tamu yang diundang.
CHANOYU 1 CHAKIN

CHAWAN

NATSUME

CHASAKU

CHASEN

HISHAKU
TATA CARA CHANOYU
1. Seorang ahli Chanoyu menyiapkan teh dan memberikan cangkir
kepada tamu (biasanya lelaki diberi cangkir yang simple dan wanita
diberi cangkir bunga.

2. Posisi duduk dengan dada tegap dan kaki dilipat ke belakang (bagi
muslim seperti duduk diantara dua sujud).

3. Sebelum menempelkan cangkir ke bibir, cangkir diletakkan di


telapak tangan kiri dan tangan kanan harus memutar cangkir 180
derajat dalam tiga putaran. Jika kita lupa melakukan hal ini maka kita
dianggap tidak sopan dan tuan rumah akan tersinggung. Karena
gambar bunga-bunganya harus terlihat di depan sehingga tuan rumah
mengetahui bahwa kita sangat menikmati teh tersebut.

4. Ketika teh habis, untuk menghormati tuan rumah kita harus


membuat suara seperti menyeruput dengan tujuan bahwa teh itu
benar-benar dinikmati.

https://japanesestation.c 5. Lap bagian ujung cangkir dengan tangan kanan.


om/yuk-belajar-tata-
cara-minum-teh-di- 6. Putar cangkir berlawanan dengan arah jarum jam dan kembalikan ke
jepang/ tuan rumah.
FILOSOFI CHANOYU
Harmoni (Wa)

Untuk mendapat unsur harmoni di alam, Teishu (tuan


rumah) akan mencoba membawa kualitas ruang teh
dengan taman di sekitar rumah teh. Peralatan minum teh
yang digunakan selaras satu sama lain sehingga tema
dan warnanya sama. Seperti dalam kehidupan,
menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar dan
menyelaraskannya adalah seni bertahan hidup.
Rasa hormat (Kei)

Para tamu yang diundang merangkak melalui pintu


masuk kecil yang disebut Nijiriguchi untuk memasuki
ruangan minum teh. Di dalam ruangan, mereka berlutut
dan dan membungkuk pada gulungan yang
menggantung, dan mereka akan duduk bersebelahan
dalam posisi seiza.
Rasa hormat tersebut tidak hanya berasal dari para tamu,
namun juga tuan rumah. Semua harus saling
menghormati tanpa melibatkan posisi mereka dalam
kehidupan. Tercermin pula saat bagaimana tuan rumah
dan tamu memperlakukan dan mengamati mangkuk teh
serta benda-benda lainnya dalam ruangan.
Kemurnian (Sei)

Saat merangkah ke ruang teh, semua orang harus


meninggalkan semua pikiran dan kekhawatiran
kehidupan sehari-hari. Ruang teh atau Chaishitsu adalah
dunia yang berbeda di mana orang dapat menghidupkan
kembali, memperlambat, dan menikmati kehadiran
teman-teman.
Ketenangan (Jaku)

Ketenangan atau Jaku hanya akan tercapai setelah tiga


konsep (Wa, Sei, Kei) ditemukan, dialami, dan dianut,
sehingga akhirnya orang dapat menemukan ketenangan.
Hal tersebut adalah ajaran master upacara minum teh
Jepang, Sen no Rikyu (1522-1591)
Kebersamaan

Chanoyu merupakan salah satu gambaran kebersamaan


antara anggota keluarga sebagai tuan rumah dan para
tamu yang diundang. Upacara ini meningkatkan
keakraban, kekeluargaan, dan keselaran dalam hidup
bersama dan berdampingan.
Kepribadian dan Pengetahuan

Upacara minum teh dapat mencerminkan kepribadian


dan pengetahuan sang tuan rumah. Hal tersebut meliputi
tujuan hidup, cara berpikir, agama, apresiasi pada alat-
alat minum teh, dan pengetahuan dalam meletakkan
benda-benda seni dalam ruangan.
Benda-benda seni itu lukisan dinding (kakejiku), bunga
(chabana), dan mangkok keramik yang disesuaikan
dengan musim dan status tamu yang diundang. Tugas
tuan rumah dalam menyediakan berbagai keperluan
tersebut sebagai cermin kepribadian yang bertanggung
jawab.
Keindahan Hal-hal
Sederhana dan Alami

Filosofi ini dikenal dengan istilah Wabi. Makna lama


dari Wabi adalah kesepian hidup di alam dan jauh dari
masyarakat.
Interior ruang teh hanya akan berisi benda yang
diperlukan untuk pertemuan unik tersebut. Hanya ada
suara alam yang alami, dedaunan yang bergesekan
terkena angin di luar, air menetes di pancuran, air
mendidih, dan suara pembicaraan dengan tuan rumah.
Belajar Seumur Hidup

Seni dalam upacara minum teh membutuhkan


pembelajaran yang terus-menerus selama bertahun-
tahun dan seumur hidup untuk menyempurnakannya.
Tak hanya tuan rumah, para tamu juga harus mempelajari
tata krama, kebiasaan, basa-basi, dan etiket dalam
menikmati sajian yang dihidangkan baik itu kue manis
maupun tehnya sendiri. Sebagai manusia pun, selama
kita hidup, jangan pernah berhenti belajar. Terus pelajari
dan sempurnakan pengetahuan dan budi pekerti kita
dalam menjalani kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai