April 2017
DBD merupakan masalah kesehatan,
karena hampir seluruh wilayah Indonesia
mempunyai risiko untuk terjangkit infeksi
dengue. Dua belas diantara 30 provinsi
di Indonesia merupakan daerah
endemis DBD, dengan case fatality rate
1,2%. Virus penyebab dan dan nyamuk
sebagai vektor pembawa tersebar luas
di perumahan penduduk maupun
fasilitas umum.
Pasien berumur 15 tahun 11 bulan
Masuk Rumah Sakit dengan
Keluhan demam sejak hari kamis
(23/03/2017), terus menerus, nyeri
kepala, disertai perdarahan gusi.
Pasien juga sering mual dan
muntah 2 kali hari ini, disertai nyeri
ulu hati. Buang Air Besar encer
lebih dari 2 kali sehari, bersamaan
dengan demam, tidak ada
ampas, lendir dan darah. Buang
Air Kecil Lancar, Nafsu makan
kurang dan anak kuat minum.
Riwayat minum ASI sampai umur 2
tahun 6 bulan. Pasien tinggal
didalam rumah dengan 5 orang
anggota keluarga lainnya.
Riwayat Imunisasi lengkap.
Status Present Tanda Vital
K.U: Sakit Sedang/ Gizi TD: 120/80 mmhg Rumple Leed : (+)
Baik/Lemah S: 36,6° C positif
BB: 59 kg N: 82 kali/menit
TB: 163 cm P: 28 kali/menit
Skor dehidrasi: 11
(dehidrasi ringan-
sedang)
KU: lemas
Mata: cekung (+)
Mulut: Kering (+)
Turgor: Baik
Darah Rutin
LED
Foto Thorax
26/03/2017 27/03/2017 28/03/2017 29/03/2017
jumlah kasus
masih tetap
tinggi rata-rata
10-25 per
100.000
penduduk
Host alami DBD adalah manusia,
agentnya adalah virus dengue yang
termasuk ke dalam famili Flaviridae dan
genus Flavivirus, terdiri dari 4 serotipe
yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4,
ditularkan ke manusia melalui gigitan
nyamuk yang terinfeksi, khususnya
nyamuk Aedes aegypti dan Ae.
Albopictus yang terdapat di seluruh
pelosok Indonesia.
Masuk ke Berkembang Proses
Virus dalam biak dalam sel
viremia 5-7
Dengue tubuh retikuloendoteli
al hari
manusia
Respon imun
baik humoral
maupun
seluler
Muncul
Manifestasi antibodi IgG,
Klinis IgM pada
infeksi primer
Anamnesis
Demam merupakan tanda utama,
terjadi mendadak tinggi, selama 2-7 hari
Disertai lesu, tidak mau makan, dan
muntah
Pada anak besar dapat mengeluh nyeri
kepala, nyeri otot, dan nyeri perut
Diare kadang-kadang dapat ditemukan
Perdarahan paling sering dijumpai
adalah perdarahan kulit dan mimisan
Hepatomegali dan kelainan fungsi hati lebih
sering ditemukan pada DBD
Perbedaan antara DD dan DBD adalah pada
DBD terjadi peningkatan permeabilitas kapiler
sehingga menyebabkan perembesan plasma,
hipovolemia, dan syok
Perembesan plasma mengakibatkan
ekstravasasi cairan ke dalam rongga pleura
dan rongga peritoneal selama 24-48 jam.
Fase kritis sekitar hari ke-3 hingga ke-5
perjalanan penyakit
Perdarahan dapat berupa petekie, epistaksis,
melena, ataupun hematuria
Turunkan jumlah cairan menjadi 1
ml/kgBB/jam, bila tersedia cairan koloid,
ganti kristaloid dengan cairan koloid.
Bila ditemukan tanda edema paru,
berikan furosemide 1 mg/kgBB/dosis
apabila tekanan darah stabil serta kadar
ureum dan kreatinin normal. Dipantau
setiap 15 menit untuk menilai
keberhasilan pengobatan.
Ukur volume dieresis melalui kateter urin.