FORAMEN OPTICUM
1. NIDA PUTRI SALSABILA P1337430119001
2. ROSY AMELIA AZHARI P1337430119007
3. RAFIFAH USWATUN HASANAH P1337430119010
4. PRAMAYHESA DIAZ AFRILA W P1337430119013
5. ROSSY GUSMA NINGRUM P1337430119017
6. AZZAM AZZUKHRUFUL KHABIB P1337430119020
7. MOH. IZZAN BILADI P1337430119023
8. CELVIN JOSUA SIAGIAN P1337430119027
9. ALYA PRIMA WULANDARI P1337430119031
10. FAUZIAH NURIL AZMI P1337430119036
11. RIBKHA MARWATI AZIZAH P1337430119039
12. YUNITA DEWI NASTITI P1337430119042
ANATOMI FISIOLOGI
Persiapan Pemeriksaan
1. Sebelum memanggil pasien, radiografer mempersiapkan alat dan bahan.
2. Kaset sesuai ukuran
3. Film yang sesuai dengan kaset
4. Marker
5. Alat bantu lain (sandbag, softbag)
6. Radiografer memanggil pasien, mempersilakan pasien masuk, menyapa dan
memperkenalkan diri.
7. Mencocokan identitas pasien dengan yang sesuai permintaan foto.
8. Mencocokan klinis dengan permintaan foto.
9. Menanggalkan barang-barang yang bisa mengganggu pada waktu pemeriksaan.
10. Posisikan pasien sesuai objek yang akan difoto.
PARIETOORBITAL OBLIQUE PROJECTION ( PA OBLIQUE )
RHESE METHOD
IMAGE RECEPTOR : 8 X 10 INCH ( 18 X 24 CM )
Posisi pasien
• Pasien tidur semiprone atau prone di atas meja pemeriksaan
dengan sisi yang akan diperiksa menempel meja pemeriksaan
Posisi objek
• Rongga mata yang diperiksa ditempatkan di tengah kaset.
• Bagian pipi dan dagu, menempel pada meja pemeriksaan
dan membentuk bidang horizontal,agar Acanthio Meatal
Line (AML) tegak lurus terhadap meja pemeriksaan dan
MSP kepala membentuk sudut 53° terhadap meja
pemeriksaan.
CR :VERTIKAL TEGAK LURUS KASET.
CP : PADA KUADRAN BAWAH
LATERAL ORBITA YANG
MENEMPEL MEJA PEMERIKSAAN
KASET : 18 X 24 CM (DIBAGI DUA)
FFD : 100 CM
80 KV 18 MAS (GRID)
RESPIRASI TAHAN NAFAS SELAMA EKSPOSI.
KRITERIA RADIOGRAF
Posisi Pasien :
• Pasien tidur supine di atas meja
pemeriksaan.
Posisi Obyek :
MSP kepala dirotasikan ke kiri jika yang
diperiksa orbita bagian kanan.
MSP kepala dirotasikan ke kanan jika yang
diperiksa orbita bagian kiri.
MSP kepala diatur membentuk sudut 53o
AML di ekstensikan sehingga tegak lurus dengan
meja pemeriksaan dengan cara pipi, hidung dan
dagu membentuk bidang horizontal.
CR :Vertikal tegak lurus kaset.
CP : Pada kuadran bawah lateral
orbita yang diperiksa.
Respirasi : Tahan nafas selama eksposi.
Kaset : 18 x 24 cm (dibagi dua)
FFD : 100 cm
80 kV 18 mAs (grid)
KRITERIA RADIOGRAF
Posisi Pasien :
• Pasien prone di atas meja pemeriksaan.
• MSP diatur tegak lurus meja pemeriksaan.
Posisi Obyek :
• OML diatur tegak lurus meja pemeriksaan.
• Dahi dan hidung menempel pada meja
pemeriksaan.
• Atur margin inferior orbita di tengah kaset.
CR : Vertikal tegak lurus
CP : Masuk ke parietal keluar tepat
melalui acanthion
Kaset : 18 x 24 cm
FFD : 100 cm
kV 80 mAs 18 (grid)
Tahan nafas selama eksposi
4 kunci proyeksi :
Posisi Obyek :
o Tempelkan dahi pasien dan hidung pada bucky stand,
dengan midsagittal yang tegak lurus dengan pertengahan kaset.
o Leher pasien fleksi sehingga IOML tegak lurus kaset
CR : Diarahkan 20-25 derajat chepalad masuk pada
3 inchi dibawah oksipital protuberencea keluar
nasion.
CP : Menembus nasion
Kaset : 18 x 24 cm
FFD : 100 cm
80 kV 18 mAs 18 (grid)
Tahan nafas selama eksposi.
KRITERIA RADIOGRAF
Kesimpulan Saran
Untuk menentukan indikasi pada Pada pemeriksaan orbit dan foramen
orbit dan foramen optikum optikum diperhatikan juga curvatura
seperti faktur, tumor, dapat karena hal tersebut sangat berpengaruh
dilakukan teknik pemeriksaan pada gambaran radiogaf. Proyeksi yang
dengan proyeksi, sebagai berikut : digunakan menyesuaikan dengan kasus
1. PA Axial yang terjadi, menyesuaikan dengan
2. PA Oblique kondisi pasien. Proyeksi PA lebih
3. AP Oblique dianjurkan dari pada proyeksi AP, karena
pada proyeksi PA lebih dekat dengan
kaset.