Anda di halaman 1dari 18

ORBIT DAN

FORAMEN OPTICUM
1. NIDA PUTRI SALSABILA P1337430119001
2. ROSY AMELIA AZHARI P1337430119007
3. RAFIFAH USWATUN HASANAH P1337430119010
4. PRAMAYHESA DIAZ AFRILA W P1337430119013
5. ROSSY GUSMA NINGRUM P1337430119017
6. AZZAM AZZUKHRUFUL KHABIB P1337430119020
7. MOH. IZZAN BILADI P1337430119023
8. CELVIN JOSUA SIAGIAN P1337430119027
9. ALYA PRIMA WULANDARI P1337430119031
10. FAUZIAH NURIL AZMI P1337430119036
11. RIBKHA MARWATI AZIZAH P1337430119039
12. YUNITA DEWI NASTITI P1337430119042
ANATOMI FISIOLOGI

 Orbitnya berbentuk kerucut, berdinding tulang rongga terletak


di setiap sisi bidang sagital pertengahan kepala (Gbr. 20-98).

 Dibentuk oleh tiga tulang Cranium ( Frontal, Etmoid, Sphenoid )


dan empat tulang wajah ( Lacrimal, Palatine, Maxillary, dan
Zygomaticum)

 Orbit terutama berfungsi sebagai soket bertulang untuk bola


mata dan struktur terkait dengan mereka, tetapi mereka juga
mengandung pembuluh darah dan saraf yang lewat melalui
bukan di dinding mereka ke daerah lain.
INDIKASI PERSIAPAN ALAT
PEMERIKSAAN DAN BAHAN
o Pesawat sinar-x
• Tumor o Kaset ukuran 24 x 30
• Fraktur o Marker, plester, gunting
o Sandbag/softbag
o Bucky table
o CR
o Viewing box
o Phantom
TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI

Persiapan Pemeriksaan
1. Sebelum memanggil pasien, radiografer mempersiapkan alat dan bahan.
2. Kaset sesuai ukuran
3. Film yang sesuai dengan kaset
4. Marker
5. Alat bantu lain (sandbag, softbag)
6. Radiografer memanggil pasien, mempersilakan pasien masuk, menyapa dan
memperkenalkan diri.
7. Mencocokan identitas pasien dengan yang sesuai permintaan foto.
8. Mencocokan klinis dengan permintaan foto.
9. Menanggalkan barang-barang yang bisa mengganggu pada waktu pemeriksaan.
10. Posisikan pasien sesuai objek yang akan difoto.
PARIETOORBITAL OBLIQUE PROJECTION ( PA OBLIQUE )
RHESE METHOD
IMAGE RECEPTOR : 8 X 10 INCH ( 18 X 24 CM )

Posisi pasien
• Pasien tidur semiprone atau prone di atas meja pemeriksaan
dengan sisi yang akan diperiksa menempel meja pemeriksaan

Posisi objek
• Rongga mata yang diperiksa ditempatkan di tengah kaset.
• Bagian pipi dan dagu, menempel pada meja pemeriksaan
dan membentuk bidang horizontal,agar Acanthio Meatal
Line (AML) tegak lurus terhadap meja pemeriksaan dan
MSP kepala membentuk sudut 53° terhadap meja
pemeriksaan.
CR :VERTIKAL TEGAK LURUS KASET.
CP : PADA KUADRAN BAWAH
LATERAL ORBITA YANG
MENEMPEL MEJA PEMERIKSAAN
KASET : 18 X 24 CM (DIBAGI DUA)
FFD : 100 CM
80 KV 18 MAS (GRID)
RESPIRASI TAHAN NAFAS SELAMA EKSPOSI.
KRITERIA RADIOGRAF

Tampak foramen opticum di kwadran


lateral bawah pada fossa orbita.
Tampak foramen opticum terletak pada
ujung sphenoid.
Tampak os petrosum di bawah orbita.
Tampak batas-batas rongga orbita.
ORBITOPARIETAL OBLIQUE PROJECTION ( AP OBLIQUE )
RHESE METHOD
IMAGE RECEPTOR : 8 X 10 INCH (18 X 24 CM )

Posisi Pasien :
• Pasien tidur supine di atas meja
pemeriksaan.

Posisi Obyek :
 MSP kepala dirotasikan ke kiri jika yang
diperiksa orbita bagian kanan.
 MSP kepala dirotasikan ke kanan jika yang
diperiksa orbita bagian kiri.
 MSP kepala diatur membentuk sudut 53o
 AML di ekstensikan sehingga tegak lurus dengan
meja pemeriksaan dengan cara pipi, hidung dan
dagu membentuk bidang horizontal.
CR :Vertikal tegak lurus kaset.
CP : Pada kuadran bawah lateral
orbita yang diperiksa.
Respirasi : Tahan nafas selama eksposi.
Kaset : 18 x 24 cm (dibagi dua)
FFD : 100 cm
80 kV 18 mAs (grid)
KRITERIA RADIOGRAF

o Tampak foramen opticum di


kwadran lateral bawah pada fossa
orbita.
o Tampak foramen opticum biasa
terletak pada ujung sphenoid.
o Tampak os petrosum di bawah
orbita.
PA AXIAL PROJECTION
Image receptor: 8 x 10 inch ( 18 X 24 cm )

Posisi Pasien :
• Pasien prone di atas meja pemeriksaan.
• MSP diatur tegak lurus meja pemeriksaan.

Posisi Obyek :
• OML diatur tegak lurus meja pemeriksaan.
• Dahi dan hidung menempel pada meja
pemeriksaan.
• Atur margin inferior orbita di tengah kaset.
CR : Vertikal tegak lurus
CP : Masuk ke parietal keluar tepat
melalui acanthion

Kaset : 18 x 24 cm
FFD : 100 cm
kV 80 mAs 18 (grid)
Tahan nafas selama eksposi

4 kunci proyeksi :

1. MSP kepala tegak lurus kaset


2. OML tegak lurus kaset
3. Arah sinar 15-25̊ derajat caudad
4. Titik bidik pada MSP setinggi
outerchantus
KRITERIA RADIOGRAF

•Tampak kedua orbita


•Tampak kedua foramen
optikum
•Tulang petrosum tampak
PA AXIAL PROJECTION
BERTEL METHOD
IMAGE RECEPTOR: 8 X 1 0 I NCH ( 18 X 24 CM ) LENGTHWISE
Posisi Pasien :
o Tempatkan pasien berdiri tegak membelakangi arah
datangnya sinar.
o Tempatkan MSP tubuh berada pada pertengahan bucky stand
o Tempatkan lengan pasien dalam posisi nyaman, dan bahu
horizontal

Posisi Obyek :
o Tempelkan dahi pasien dan hidung pada bucky stand,
dengan midsagittal yang tegak lurus dengan pertengahan kaset.
o Leher pasien fleksi sehingga IOML tegak lurus kaset
CR : Diarahkan 20-25 derajat chepalad masuk pada
3 inchi dibawah oksipital protuberencea keluar
nasion.
CP : Menembus nasion

Kaset : 18 x 24 cm
FFD : 100 cm
80 kV 18 mAs 18 (grid)
Tahan nafas selama eksposi.
KRITERIA RADIOGRAF

Tidak terjadi rotasi


cranium, ditandai dengan
sulcus inferior orbital
simetris dengan orbita
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan Saran
Untuk menentukan indikasi pada Pada pemeriksaan orbit dan foramen
orbit dan foramen optikum optikum diperhatikan juga curvatura
seperti faktur, tumor, dapat karena hal tersebut sangat berpengaruh
dilakukan teknik pemeriksaan pada gambaran radiogaf. Proyeksi yang
dengan proyeksi, sebagai berikut : digunakan menyesuaikan dengan kasus
1. PA Axial yang terjadi, menyesuaikan dengan
2. PA Oblique kondisi pasien. Proyeksi PA lebih
3. AP Oblique dianjurkan dari pada proyeksi AP, karena
pada proyeksi PA lebih dekat dengan
kaset.

Anda mungkin juga menyukai