Dasar Ontologi
Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya
adalah manusia yg memiliki hakikat mutlak
yaitu terdiri atas susunan kodrat raga dan
jiwa jasmani dan rohani.
Sifat kodrat manusia adalah sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial.
Serta kedudukan kodrat manusia sebagai
makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Oleh karena kedudukan kodrat manusia sbg
makhluk pribadi berdiri sendiri dan sbg
makhluk Tuhan inilah maka secara hierarkhi
sila pertama mendasari dan menjiwai
keempat sila Pancasila lainnya (Notonagoro,
1975:53)
Dasar Epistemologi
Dasar epistemologi Pancasila pada
hakikatnya tidak dpt dipisahkan dengan
dasar ontologisnya.
Pancasila sbg suatu ideologi bersumber pada
nilai2 dasarnya yaitu filsafat Pancasila
(Soeryanto, 1991:50).
Oleh krn itu dasar epistemologi Pancasila tdk
dpt dipisahkan dg konsep dasarnya ttg
hakikat manusia.
Kalau manusia merupakan basis ontologis
dari Pancasila, maka dg demikian
epistemologi ditempatkan dlm hubungan
filsafat manusia (Pranarka 1996:32).
Dasar Aksiologis
Sila2 sebagai suatu sistem filsafat juga
memiliki satu kesatuan dasar aksiologisnya
sehingga nilai2 yg terkandung dlm Pancasila
pada hakikatnya juga merupakan suatu
kesatuan.
Pada hakikatnya segala sesuatu itu bernilai,
hanya nilai macam apa saja yg ada serta
bagaimana hubungan nilai tsb dg manusia.
Banyak pandangan tentang nilai terutama dlm
menggolong-golongkan nilai dan
penggolongan tsb amat beraneka ragam
tergantung pada sudut pandangan masing2.
Kalangan materialis memandang bahwa
hakikat nilai yg tertinggi adalah nilai material.
Sedangkan kalangan hedoisme berpandangan
bahwa nilai yang tertinggi adalah nilai
kenikmatan.
Namun dari berbagai macam pandangan ttg
nilai dapat kita kelompokkan pada 2 macam
sudut pandang, yaitu bhw sesuatu itu bernilai
karena berkaitan dg subjek pemberi nilai
yaitu manusia.
Namun ada jg terdapat pandangan bhw pada
hakikatnya sesuatu itu memang pada dirinya
sendiri memang bernilai, hal ini merupakan
pandangan dari paham objektivisme.
Pandangan dan tingkatan nilai tsb menurut
Notonagoro dibedakan menjadi 3 macam,
yaitu :
a. Nilai Material, yaitu segala sesuatu yg
berguna bagi jasmani manusia.
b. Nilai Vital, yaitu segala sesuatu yg berguna
bagi manusia utk mengadakan suautu
aktivitas atau kegiatan .
c. Nilai Kerohanian, yaitu segala sesuatu yg
berguna bagi rohani manusia , yg dapat
dibedakan atas 4 tingkatan sebagai berikut
:
1). Nilai Kebenaran, yaitu nilai yg bersumber
pada akal, rasio, budi atau cipta manusia.
2).Nilai Keindahan atau Estetis, yaitu nilai yg
bersumber pada perasaan manusia.
3).Nilai Kebaikan atau Moral, yaitu nilai yg
bersumber pada unsur kehendak (will, wollen,
karsa) manusia.
4).Nilai Relegius, yaitu merupakan nilai
kerokhanian tertinggi dan bersifat mutlak.
Nilai relegius ini berhubungan dg
kepercayaan dan keyakinan manusia dan nilai
religius ini bersumber pada wahyu yg berasal
dari Tuhan YME.
Menurut Notonagoro bahwa nilai2 Pancasila
termasuk nilai kerokhanian, yaitu nilai2
kerokhanian yg mengakui nilai material dan
nilai Vital.
Dg kata lain nilai Pancasila yg tergolong nilai
kerokhanian juga mengandung nilai2 lainnya
secara lengkap dan harmonis, yaitu nilai
material, nilai vital, nilai kebenaran, nilai
keindahan atau estetis, nilai kebaikan atau
nilai moral, maupun nilai kesucian yg secara
keseluruhan bersifat sistematis-hierarkhis,
dmn sila pertama sebagai basisnya sampai dg
sila keadilan sosial sebagai tujuannya.
Nilai2 yg terkandung dlm sila pertama sampai
ke lima merupakan cita2, harapan, dan
dambaan bangsa Indonesia yg akan
diwujudkannya dlm kehidupannya.