Materi Farfis RPL P.2 New
Materi Farfis RPL P.2 New
RPL ANGKATAN 3
ZONA BANJARMASIN
1
FARMASI FISIKA
RHEOLOGI SUSPENSI DAN EMULSI
2
RHEOLOGI
Materi dalam bab ini meliputi:
1. Rheologi dalam Farmasi
2. Tipe-tipe Aliran
3. Pengukuran Viskositas
3
1. Rheologi dalam Farmasi
• Rheologi berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari dua kata
yaitu Rheo yang artinya mengalir dan logos yang artinya
ilmu.
• Menurut Bingham dan Crawford, rheologi menggambarkan
aliran zat cair atau perubahan bentuk (deformasi) zat di
bawah tekanan.
4
Penggunaan rheologi dalam bidang penelitian dan
teknologi farmasi untuk mengkarakterisasi:
• Proses penuangan sediaan dari botol. Misalnya menuang sirup obat dari
botolnya.
• Penekanan atau pemencetan sediaan dari suatu tube atau wadah lain yang
dapat berubah bentuk. Misalnya proses pemencetan salep dari tubenya.
• Penggosokan dan pengolesan bentuk produk di atas permukaan kulit atau
ke dalam kulit. Misalnya proses pengolesan krim di wajah.
• Pemompaan sediaan dan penyimpanan ke alat pengisian.
• Pelewatan dari suatu jarum suntik yang diproduksi oleh industri.
5
VISKOSITAS
6
• Kekentalan (viskositas) pada zat cair ini disebabkan oleh
adanya gaya kohesi yaitu gaya tarik menarik antara molekul
sejenis.
Viskositas ↑ = Tahanan ↑
7
FAKTOR – FAKTOR YG
MEMPENGARUHI VISKOSITAS
1. SUHU
• Semakin tinggi suhu zat cair, maka semakin kurang kental zat cair
tersebut (kebalikan dengan gas ).
2. Tekanan
3. Penambahan bahan lain
4. Berat Molekul
5. Konsentrasi larutan
8
APLIKASI RHEOLOGI
• Aplikasi rheologi dalam bidang Farmasi mencakup dalam
hal preformulasi, formulasi, proses pembuatan (peracikan
dan pabrikasi), pewadahan dan pemakaian produk Farmasi.
• Sifat rheologi diaplikasikan dalam semua jenis bentuk
sediaan Farmasi, baik serbuk, tablet, larutan suspensi,
emulsi, maupun salep.
9
Pengisian die dengan granul
10
Tipe-Tipe Aliran
11
Aliran newton adalah jenis aliran yang ideal. Pada umumnya cairan yang
bersifat ideal adalah pelarut, campuran pelarut, dan larutan sejati.
Pada cairan Newton, hubungan antara shearing rate (kecepatan tekanan)
dan shearing stress (besarnya tekanan) adalah linear, dengan suatu
tetapan yang dikenal dengan viskositas atau koefisien viskositas.
• shearing rate atau rate of sheare (kecepatan tekanan), dalam hal ini
contohnya kecepatan dalam mengocok botol.
• shearing stress (besarnya tekanan), dalam hal ini contohnya kekuatan
mengocok dan kekuatan memencet tube.
12
Penggambaran gaya geser yang diperlukan untuk menghasilkan gradien
kecepatan tertentu antara bidang-bidang sejajar dari suatu balok bahan
14
SISTEM NON NEWTON
• aliran ini dipengaruhi oleh adanya kecepatan dan besarnya energi
(tekanan) sehingga bisa mengalir. Bila tidak diberi tekanan, maka
sediaan tidak akan mengalir, karena adanya tekanan (energi) maka
viskositas dari sediaan ini akan berubah.
15
SISTEM NON NEWTON DIBAGI MENJADI:
16
Non newtonian tidak dipengaruhi waktu
17
Non newtonian tidak dipengaruhi waktu
18
Non newtonian dipengaruhi waktu
19
Non newtonian dipengaruhi waktu
20
Pengukuran Viskositas
Beberapa jenis viskometer yang dapat digunakan dalam pengukuran
viskositas berdasarkan aliran yang bisa diukur yaitu
21
Viscosimeter kapiler
• Prinsipnya adalah viskositas
cairan Newton dapat ditentukan
dengan mengukur waktu yang
dibutuhkan oleh cairan tersebut
untuk lewat di antara dua tanda
ketika cairan mengalir akibat
gravitasi melalui suatu tabung
kapiler vertikal
22
Viskometer Bola Jatuh
23
Viskometer Cup dan Bob
Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan
antara dinding luar dari bob dan dinding dalam
dari cup dimana bob masuk persis ditengah-
tengah. Kelemahan viscometer ini adalah
terjadinya aliran sumbat yang disebabkan
geseran yang tinggi di sepanjang keliling
bagian tube sehingga menyebabkan penurunan
konsentrasi.Penurunan konsentrasi ini
menyebabkan bagian tengah zat yang ditekan
keluar memadat. Hal ini disebut aliran sumbat.
24
Viskometer Cone dan Plate
• Suspensi dalam bidang farmasi adalah dispersi kasar dimana partikel zat
padat yang tidak larut terdispersi dalam suatu medium cair.
27
• Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat
& larut yang terdispersi dalam fase air.
28
Martin and Bustamante list three general classes
of pharmaceutical suspensions:
29
KENAPA DIBUAT SUSPENSI
• Obat tidak stabil secara kimiawi bila ada dlm bentuk larutan, tetapi
stabil dlm bentuk suspensi.
• Obat tidak larut dlm air padahal memiliki rasa yg enak (tdk pahit)
sehingga dibuat suspensi.
SUSPENSI
SUSPENSI
TETES
INJEKSI
TELINGA
33
SUSPENSI FLOKULASI
DAN DEFLOKULASI
Sistem flokulasi
• Dalam sistem flokulasi, partikel terflokulasi terikat lemah,cepat mengendap
dan pada penyimpanan tidak terjadi cake dan mudah tersuspensi kembali
Sistem deflokulasi
• Dalam sistem deflokulasi partikel deflokulasi mengendap perlahan dan
akhirnya membentuk sedimen, dimana terjadi agregasi akhirnya terbentuk
cake yang keras dan sukar tersuspensi kembali.
34
PERBEDAAN
Deflokulasi Flokulasi
• Partikel suspensi dalam keadaan terpisah • Partikel merupakan agregat yang
satu dengan yang lain.
bebas
• Sedimentasi yang terjadi lambat masing-
masing patikel mengendap terpisah dan • Sedimentasi terjadi begitu cepat
ukuran partikel adalah minimal.
• Sediaan terbentuk lambat. • Sedimen tidak membentuk cake
yang keras dan padat dan mudah
• Diakhir sedimen akan membentuk cake terdispersi kembali seperti semula.
yang keras dan sukar terdispersi lagi.
35
36
Beberapa faktor yang mempengaruhi
stabiltas suspensi adalah :
1.Ukuran Partikel
2.Kekentalan / Viskositas
37
HUKUM STOKES
dimana:
v = kecepatan pengendapan,
d = diameter partikel,
ρ = massa jenis/kerapatan massa, v = d2 (ρ1 – ρ2) g/18 η
η = viskositas.
sediaan yang mengandung bahan obat cair atau cairan obat terdispersi
dalam cairan pembawa distabilkan dengan zat pengemulsi atau
surfaktan yang cocok
suatu sistem heterogen yang tidak stabil secara termodinamika, yang terdiri dari paling
sedikit dua fase cairan yang tidak bercampur, dimana salah satunya terdispersi dalam
cairan lainnya dalam bentuk tetesan–tetesan kecil, yang berukuran 0,1-100 mm, yang
distabilkan dengan emulgator/surfaktan yang cocok
40
Komponen Emulsi
A. Komponen Dasar:
41
B. Komponen Tambahan
Bahan tambahan yang sering ditambahkan pada emulsi untuk memperoleh hasil
yang lebih baik, misalnya colouris, preservatif (pengawet), antioksidant.
Preservatif → metil dan propil paraben, asam benzoat, asam sorbat, fenol, kresol, dan
klorbutanol, benzalkonium klorida, fenil merkuri asetat,
Antioksidan → asam askorbat, L.tocoferol, asam sitrat, propil gallat dan asam gallat.
42
Types Of Emulsions:
1- Oil in water emulsions
2- Water in oil emulsions
3- Multiple emulsions (O/W/O) or (W/O/W)
4- Microemulsions
43
1. Tipe O/W (Minyak dalam Air)
→ emulsi yang terdiri dari butiran minyak yang tersebar kedalam air. Minyak sebagai fase
internal dan air fase eksternal
2. Tipe W/O (Air dalam Minyak)
→ emulsi yang terdiri dari butiran air yang tersebar kedalam minyak. Air sebagai fase internal
sedangkan fase minyak sebagai fase eksternal
44
3. Multiple emulsion
• Terjadi bila emulsi diemulsikan lagi pada cairan yang menjadi fase dispersnya
• w/o/w atau o/w/o
m a Emulsi m/a/m
m a Emulsi m/a + minyak
ma + emulgator a/m
m
m
45
DIFFERENCE BETWEEN O/W AND W/O EMULSIONS:
(o/w) (w/o)
• Water is the dispersion medium and • Oil is the dispersion medium and water is
the dispersed phase
oil is the dispersed phase
• non greasy and easily removable from the skin • greasy and not water washable
• used externally to provide cooling effect e.g. • used externally to prevent evaporation of
moisture from the surface of skin e.g.
vanishing cream
Cold cream
• preferred for internal use as bitter taste of oils
can be masked.
• preferred for external use like creams.
46
EMULGATOR
(Emulsifying Agent)
Emulgator Alam Emulgator Buatan
Tumbuh-tumbuhan:
* Sabun
Gom arab,tragacant, agar-
agar,chondrus * Tween (20,40,60,80)
* Span ( 20,40,80)
Hewani:
gelatin, kuning telur, kasein,
dan adeps lanae
48
Pemakaian Emulsi
49
Cara menentukan tipe emulsi suatu sediaan
1. Uji Pengenceran.
2. Uji Konduktivitas (Hantaran listrik).
3. Uji Kelarutan Warna.
4. Tes Fluorosense.
5. Uji Arah Creaming.
6. Tes Kertas saring/CoCl2 .
50
DILUTION TEST
based on the solubility of external phase of emulsion.
- o/w emulsion can be diluted with water.
- w/o emulsion can be diluted with oil.
O/W EMULSION W/O EMULSION
51
2. Conductivity Test
Air adalah penghantar yang baik, sedangkan minyak tidak, sehingga
emulsi dengan fase luar air lebih bersifat konduktor daripada yang fase
luarnya minyak.
52
3. Dye-Solubility Test
53
Ketidak stabilan emulsi
Creaming adalah gerakan ke atas
dari tetesan relatif zat terdispersi
ke fase kontinu,
sedangkan sedimentasi adalah
proses pembalikan yaitu gerakan
ke bawah dari partikel.
Flokulasi adalah penyatuan
partikel sedangkan koalesen
adalah penggabungan aglomerat
menjadi tetesan yang lebih besar
atau tetesan-tetesan.
54
SYARAT EMULGATOR
55
SURFAKTAN (SURFACTANT)
56
SURFACTANT
57