Anda di halaman 1dari 11

Theory Of Planned Behavior

KELOMPOK 2
ANNISA ISTIFARAH J : 16 3145 105
FITRIYANTI DAENG SIJAYA : 16 3145 105
HUSNI SILEUW : 16 3145 105
INDAR DEWI : 16 3145 105 011
INKA FAHRI : 16 3145 105
IVON DUKKUN : 16 3145 105
ANDRI FERNATUBUN : 16 3145 105
MEYTHA ROOS LUHULIMA : 16 3145 105
Theory Of Planned Behavior

01 Sejarah Theory Of Planned Behavior

02 Definisi Theory Of Planned Behavior

03 Komponen Theory Of Planned Behavior

04 Kelebihan dan kelemahan Theory Of


Planned Behavior
Sejarah Theory Planned Behavior

Pada awalnya banyak sekali penelitian


tentang perilaku yang dihubungkan
dengan variabel sikap. Namun hasil
penelitian itu menunjukkan bahwa tidak
ada hubungan yang cukup kuat antara
sikap dengan perilaku aktual seseorang.
Kemudian, hasil penelitian ini dikaji
kembali pada beberapa penelitian
selanjutnya, dan didapatkan kesimpulan
bahwa terdapat faktor yang yang berperan
sebagai penghubung antara sikap dan
perilaku yaitu niat. Niat merupakan
pernyataan individu mengenai
keinginannya untuk melakukan perilaku
tertentu. (Aiken, 2002)
Definisi Theory Planned Behavior
Theory planned behavior menjelaskan bahwa perilaku
yang dilakukan individu timbul karena adanya minat untuk
berperilaku. Theory planned behavior didasarkan pada asumsi
bahwa manusia adalah makhluk rasional yang memiliki
dampak/akibat dari tindakan dari mereka sendiri sebelum
melakukan suatu tindakan/perilaku tertentu. (Ajzen, 1991)
Konsep mendasar dari TPB adalah Intensi. Intensi
dijelaskan sebagai faktor utama dalam TPB yang mencakup faktor
motivasional yang memengaruhi perilaku
Terbentuknya intensi merupakan gabungan dari attitude
toward the behavior (hasil dari Behavioral belief), subjective norm
(hasil dari Normative belief), dan perception of behavioral control
(hasil dari Control belief). Oleh karena itu, untuk memprediksi
intensi seseorang, mengetahui ketiga belief / keyakinan tersebut
menjadi sama pentingnya seperti untuk mengetahui sikap
seseorang (Ajzen, 1991).
C.Komponen Theory Planned Behavior
Dalam Theory Planned Behavior, sebuah perilaku individu terjadi karena adanya intensi, sedangkan intensi
terbentuk dari 3 komponen. Komponen-komponen tersebut meliputi attitude toward the behavior (hasil dari
Behavioral belief), subjective norm (hasil dari Normative belief), dan perception of behavioral control (hasil
dari Control belief).
ALLPPT
Keyakinan individu bahwa perilaku akan
Sikap juga ditentukan oleh kepercayaan individu
Layout
menghasilkan hasil yang diharapkan. Hal ini

BehavIo ral BelIef


mengenai konsekuensi dari perwujudan suatu
Clean Text
diasumsikan bahwa keyakinan digunakan dalam
perilaku (behavioral beliefs), “ditimbang” dengan
kombinasi dengan nilai-nilai yang bersifat
Slide hasil evaluasi terhadap konsekuensinya (outcome
subjektif dari hasil yang diharapkan kemudian
for your
akan menentukan sikap yang berlaku terhadap
evaluation). Sikap tersebut dianggap memiliki

suatu Presentation
pengaruh langsung terhadap intensi berperilaku.
perilaku (Ajzen, 2015a).Behavioral Belief
Kemudian dihubungkan dengan subjective norm dan
menghasilkan komponen yang disebut attitude
perceived behavioral control. (Ajzen,1991)
toward the behavior.

Attitude toward the behavior (sikap) merupakan


Penjelasan rumus di atas adalah
suatu kepercayaan yang bersifat subjektif untuk attitude toward the behavior (A)
menentukan positif atau negatifnya suatu perilaku. didapatkan dari hasil kali keseluruhan
antara belief dengan outcome (bi) dan
evaluasi dengan outcome (ei).
Menurut Baron&Byrne (2002, dalam Ajzen,

N ormatIve BelIef
2005), Norma Subjektif adalah persepsi individu
Adalah sejauh mana seseorang
tentang apakah orang lain akan mendukung atau
memiliki motivasi untuk mengikuti pandangan
tidak mendukung perilaku yang dilakukannya
orang terhadap perilaku yang akan dilakukannya
(Ajzen, 2007). Normative belief berkaitan dengan
factor lingkungan khususnya orang-orang yang
SN  ∑ ni mi
significant others dapat mempengaruhi individu
dalam berperilaku. Selain itu, Normative belief
menghasilkan komponen yang disebut subjective Penjelasan rumus diatas adalah Subjective Norm
norm. (SN) didapatkan dari hasil kali keseluruhan antara
normative belief tentang tingkah laku (ni) dengan
motivation to comply/ motivasi untuk mengikutinya
(mi).
Menurut Ajzen (1991), perceived Selain itu, perceived behavioral control
behavioral control merupakan persepsi individu ditentukan oleh kombinasi antara control belief

Control BelIef
terhadap mudah atau tidaknya seseorang dengan perceived power control.
memunculkan suatu perilaku. Sebagian besar
pengetahuan yang kita miliki terhadap perceived PBC  ∑ ci pi
behavioral control ini berasal dari studi ilmiah
milik Bandura dan koleganya. Dari studi ilmiah Rumus tersebut menjelaskan bahwa perceived behavioral
yang mereka lakukan, diperoleh hasil bahwa control merupakan hasil penjumlah dari hasil kali antara
perilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh control belief tentang hadir tidaknya factor (ci) dengan
kepercayaan diri mereka untuk memunculkan perceived power control (pi). Sehingga semakin besar
perilaku tersebut. (Ajzen, 1991) persepsi individu mengenai kesempatan yang dimiliki dan
semakin kecil hambatannya, maka semakin besar persepsi
control perilaku yang dimiliki individu tersebut.
Infographic Style
Kelebihan dan
Kelemahan
Theory Planned Adanya Perceived Behavioral Control yang digunakan
Behavior sebagai persepsi seseorang terhadap kemudahan
ataupun kesulitan membentuk suatu perilaku tertentu.
(Siregar, 2011)

TPB lebih detail menjelaskan variable social


dibandingkan dengan TRA (Siregar, 2011).

Theory of planned behavior (TPB) mempertimbangkan bahwa


subjective norms memiliki pengaruh yang penting dan lebih
berpengaruh kepada niat individu dibandingkan dengan variabel
yang lain (Ajzen, 1988)

Menjelaskan hubungan diantara niat perilaku dan perilaku


(tindakan) dengan bantuan dari pengendalian perilaku yang
dipersepsi (perceived behavioral control) (Ajzen, 2002)
Kelemahan
1.TPB beranggapan bahwa kepercayaan pemakai bergantung pada situasi
masing-masing. Karena itu model TPB tidak berasumsi bahwa
kepercayaan itu yang berlaku pada satu konteks juga akan berlaku pada
konteks yang lain. (Siregar, 2011)

2.TPB memerlukan suatu studi untuk


mengidentifikasi hasil relevan, kelompok
acuan, dan variabel kendali di dalam tiap-
3. Materi TPB memerlukan suatu alternatif perilaku
tiap konteks yang digunakan. (Siregar,
eksplisit jika ingin memperoleh hasil yang sama.
2011) (Siregar, 2011)
Thank You

Anda mungkin juga menyukai