Anda di halaman 1dari 51

SKIZOFRENIA

(Schizophrenia)
Sharing
• Apa yang terpikir ketika kalian mendengar istilah skizofrenia?

• Ceritakan pasien skizofrenia yang pernah kalian lihat:


– Bagaimana penampilannya?
– Perilakunya?

• Bagaimana perasaan kalian ketika bertemu dengan orang


seperti itu?
Benar atau Salah?
• Gangguan skizofrenia disebut juga gangguan kepribadian
ganda
• Skizofrenia adalah penyakit keturunan
• Pria lebih banyak yang mengalami skizofrenia dibandingkan
wanita
• Orang yang mengaku diri sebagai titisan Nabi Muhammad
dan anak Tuhan adalah seorang skizofrenik
Benar atau Salah ? (2)
• Gangguan skizofrenia tidak bisa disembuhkan
• Sebaiknya pasien skizofrenia dirawat di rumah oleh
keluarga, daripada di rumah sakit
• Kebanyakan penderita skizofrenia tidak berbahaya bagi
orang lain
Pembahasan dalam kuliah ini:
• Skizofrenia
– Pengertian
– Tanda-tanda
– Perjalanan penyakit
– Etiologi
– Pengobatan
– Askep
• Gangguan psikotik lainnya
• Skizofrenia vs gangguan identitas disosiatif
Sekilas tentang skizofrenia
• Dalam bahasa Inggris: Schizophrenia
– Asalnya dari bahasa Yunani: ”schizein”
(terpisah/pecah) dan ”phrenia” (jiwa)
– Menunjukkan adanya ketidakselarasan
antara kognisi (pikiran), emosi (perasaan)
dan perilaku
– Oleh karenanya sering disalahartikan
sebagai kepribadian ganda
• Merupakan gangguan jiwa berat, dengan ciri utama kegagalan
dalam reality testing
• Skizofrenia adalah gangguan yang terjadi pada fungsi otak.
• Nancy Andreasen (2008) dlm Broken Brain, The biological
Revolution in Psychiatry, serangan skizofrenia melibatkan
banyak faktor, meliputi prubahan struktur fisik otak, kimia
otak dan faktor genetik.
• Melinda Hermann (2008), skizofrenia sbg penyakit neurologis
yang memengaruhi persepsi klien, cara berpikir, bahasa,
emosi dan perilaku sosialnya
Sejarah perkembangan istilah
skizofrenia
• Eugene Bleuler: schizophrenia (menunjukkan terpisahnya
pikiran, emosi dan perilaku) dengan ciri 4A:
• Associative looseness : Person feels something strange or weird is
happening to them
• Affect : Symptoms one month to one year before psychotic break
• Autism : Misinterprets things in the environment
• Ambivalence : feeling of rejection, lack of self-respect, loneliness,
hopelessness, isolation, withdrawal, and inability to trust
others.

Ditambah dengan halusinasi dan delusi


Epidemiologi
• Kondisi di Amerika:
Bahasan yg menarik perhatian pd konferensi tahunan : The
American Psychiatric Association/APA di
Miami,Florida,Amerika Serikat(1995)
– Prevalensi Cukup tinggi 1/100 penduduk
– Sedikit lebih sering terjadi pada laki-laki
daripada perempuan, meskipun secara
umum seimbang
– Muncul pertama kali biasanya pada
remaja akhir atau awal masa dewasa
• Banyak laki-laki yang didiagnosis pada usia sedikit lebih muda
• Tiap tahun 300ribu pasien skizofrenia mengalami episode akut
• 20-50 % melakukan percobaan bunuh diri, dan 10 % berhasil
(mati bunuh diri)
• Angka kematian 8x lbh tinggi dr angka kematian penduduk pd
umumnya.

Bagaimana di Indonesia ??
PJPT I = 1/1000 penduduk, proyeksi pd PJPT II 3/1000 penduduk
Bahkan bisa lebih besar lagi.
Perkembangan gangguan
• Seringkali diawali dengan fase prodromal; yaitu periode
dimana mulai terjadinya penurunan fungsi dalam kehidupan.
Ditandai dengan:
• Hilangnya minat terhadap aktivitas sosial
• Meningkatnya kesulitan dalam memenuhi tanggung jawab/tuntutan
hidup sehari-hari

• Kemunculan biasanya secara gradual, jarang disadari oleh


orang lain hingga masuk fase akut
Kriteria diagnosis
Untuk dapat menegakkan diagnosis skizofrenia, kriteria A-
F harus terpenuhi:
• Kriteria A: karakteristik simtom (dua atau lebih,
menonjol dalam kurun waktu 1 bulan):
– Delusi
– Halusinasi
– Disorganized speech
– Grossly disorganized or catatonic behavior
– Negative symptoms: affective flattening,
alogia, avolition
Cat: hanya 1 kriteria yang diperlukan bila
delusi dan halusinasi bizzare
Kriteria diagnosis (2)
• Kriteria B: ada disfungsi sosial atau pekerjaan
• Kriteria C: durasi terus-menerus selama 6 bln
• Kriteria D: bukan termasuk gangguan skizoafektif atau
gangguan mood
• Kriteria E: bukan karena penyalahgunaan obat atau kondisi
medis tertentu
• Kriteria F: tidak berhubungan dengan gangguan
perkembangan pervasif
Gangguan perkembangan pervasif
• Pervasive developmental disorder:
” severe childhood problems marked by profound disturbances
in social relations and oddities in behavior ”
Examples: autistic disorder, asperger’s disorder, rett’s
disorder, childhood disintegrative disorder
• Mungkin ada anak yang dianggap mengalami
gangguan autistik, namun sesungguhnya mengalami
skizofrenia usia dini. Cara membedakannya: pada
gangguan skizofrenia delusi/halusinasi sangat
menonjol
Deskripsi klinis
• Tidak memiliki simtom esensial: manifestasi gangguan dapat
berbeda dari orang ke orang
• Tidak memiliki gejala yang “patognomonik” (gejala khas yang
membedakan dengan gangguan lain).
Misalnya : halusinasi, salah satu simtom utama skizofrenia,
mungkin saja dialami seseorang yang mengalami demam
tinggi atau pasien demensia.
Deskripsi Klinis (2)
Simtom positif
Tanda-tanda yang berkelebihan, yang biasanya tidak
ada pada kebanyakan orang:

Delusi (Waham) Halusinasi

• Pengertian: keyakinan salah yang • Pengertian: pengalaman sensoris


dipegang teguh, tidak sesuai dengan yang dialami tanpa adanya stimulasi
kenyataan, dan tidak dapat diubah sensoris; bedakan dengan ilusi
(resisten) meskipun diberikan bukti-bukti • Bentuk yang umum: halusinasi
yang menunjukkan kebalikannya visual, halusinasi auditorik: mendengar
• Bentuk yang umum: persecutory suara, percakapan-saling bersahutan,
(misal: dikejar-kejar intel/Densus 88), suara yang mengomentari perilaku
thought insertion, thought broadcasting, • Ditemukan peningkatan aktivitas di
waham kebesaran (grandiose), ideas of daerah Broca di otak, ketika halusinasi
reference terjadi
Simtom negatif
Simtom yang defisit; perilaku yang seharusnya
dimiliki orang normal, tapi tak dimiliki pasien:
– avolition/apathy (hilang minat/tidak mampu
melaksanakan aktivitas rutin)
– alogia (miskin kuantitas dan/atau isi pembicaraan)
– anhedonia (tidak mampu menikmati kesenangan)
– abulia (kehilangan kehendak)
– asosialitas (gangguan/buruk dalam hubungan sosial)
– afek datar
Semakin banyak simtom negatif yang muncul,
merepresentasikan prognosis yang semakin
buruk terkait kualitas hidup setelah perawatan
rumah sakit
Simtom disorganisasi
• Disorganisasi bicara (gangguan pemikiran formal) :
– Inkoherensi
• Ketidakmampuan untuk mengorganisir ide-ide
– Asosiasi longgar (derailment)
• Rambles, Kesulitan untuk mempertahankan suatu topik
pembicaraan
• Disorganisasi perilaku
– Perilaku yang “aneh”
• Agitasi, “silliness”, memakai pakaian yang tidak umum
– Misalnya memakai pakaian berlapis-lapis dan tebal pada cuaca
panas
Simtom lainnya
• Katatonia
– Abnormalitas motorik
– Gerakan-gerakan yang repetitif dan
kompleks
• Biasanya pada tangan dan jari-jari tangan
– Kegembiraan berlebih, sambil “mengepak-
kepakkan” tangan secara berlebihan
• Imobilitas katatonik
– Mempertahankan postur tubuh yang tidak
biasa dalam jangka waktu yang cukup
panjang
• Misalnya berdiri di atas satu kaki
• Waxy flexibility
– Lengan dapat dimanipulasi dan “dibentuk”
oleh orang lain
Simtom lainnya (2)
• Afek yang tidak sesuai
– Respons emosional tidak sesuai dengan
situasi
• Misalnya tertawa keras dan terbahak-bahak ketika menceritakan
tentang kematian keluarga
Subtipe menurut DSM IV
• Paranoid
– Ada preokupasi dengan satu atau lebih waham, atau
halusinasi auditorik yang sering
– Tidak menonjol: disorganisasi bicara, perilaku, afek
datar atau tidak sesuai
– Tidak tergolong tipe katatonik

• Disorganized ( dulu hebefrenik)


– Muncul semua simtom disorganized: pembicaraan,
perilaku, afek datar, afek tak sesuai
– Tidak tergolong tipe katatonik
Subtipe menurut DSM IV (2)
• Katatonik; menonjol pada:
– Imobilitas motorik: katalepsi ( juga waxy flexibility),
stupor
– Aktivitas motor berlebih tanpa stimulus eksternal
– Negativisme ekstrim (resistensi) atau mutism
– Keanehan gerakan volunter, gerakan stereotip
– Echolalia (latah) atau echopraxia (gerakan)

• TAK TERGOLONGKAN
– Muncul simtom kriteria A, tapi tak dapat dimasukkan
dalam tipe paranoid, disorganized atau katatonik
Subtipe menurut DSM IV (3)
• RESIDUAL
– Hilangnya delusi atau halusinasi yg menonjol,
disorganized speech, behavior
– Ada bukti gangguan terus berlanjut karena ada
simtom negatif, 2 atau lebih simtom kriteria A yang
muncul dalam bentuk yang lebih lemah (seperti
keyakinan aneh, pengalaman persepsi yang luar
biasa)
Evaluasi terhadap subtipe
• Pada kenyataannya, tidak mudah untuk menegakkan
diagnosis subtipe skizofrenia:
• Reliabilitasnya rendah
• Validitas prediktifnya rendah
• Adanya overlap simtom pada subtipe yang berbeda
Gangguan psikotik lainnya
• Gangguan skizofreniform:
• Simtom skizofrenia berlangsung lebih dari 1 bulan namun kurang
dari 6 bulan
• Gangguan psikotik singkat (brief psychotic disorder):
• Simtom skizofrenia berlangsung antara 1 hari dan 1 bulan
• Kebanyakan dipicu oleh stres yang ekstrem
• Gangguan skizoafektif:
• Munculnya simtom-simtom gangguan mood maupun skizofrenia
sekaligus
Gangguan psikotik lainnya (2)
• Gangguan delusional
• Delusi mungkin mencakup kecemburuan, erotomania, dan delusi
somatik
• Tidak ada simtom lain dari skizofrenia yang muncul
Etiologi:
• Faktor genetik
• Faktor neurotransmitter
• Faktor struktur dan fungsi otak
• Faktor stres psikologis
• Faktor keluarga
Hasil penelitian
Faktor genetik
• Tidak disebabkan oleh gen tunggal
• Ilmu genetika tidak sepenuhnya dapat menjelaskan
kemunculan gangguan ; bagaimana pola penurunan masih
belum diketahui
• Model diatesis stres:
– Ada faktor genetik yang menjadi
predisposisi
– Stres memicu kemunculan gejala
Teori Neurotransmitter
• Teori dopamin:
• Gangguan terjadi karena tingkat dopamin berlebihan
• Tidak hanya itu, namun bisa juga karena reseptor dopamin
berlebihan atau sangat sensitif
• Terutama terpusat pada jalur mesolimbik
• Abnormalitas dopamin utamanya terkait dengan simtom positif
• Selain dopamin, ada neurotransmitter lain yang berperan:
serotonin, GABA, Glutamate
Teori struktur dan fungsi otak
• Hilangnya sel-sel otak
• Berkurangnya aktivitas di korteks prefrontal
• Faktor congenital:
– Kerusakan pada saat pembentukan otak
janin atau kelahiran
– Serangan virus pada otak janin
• Faktor perkembangan otak
Faktor stres psikologis
• Reaksi terhadap stres:
– Lebih reaktif terhadap stres: mood yang
positif sangat menurun dan mood negatif
meningkat
• Status sosial ekonomi:
• Jumlah rata-rata penderita skizofrenia lebih tinggi pada masyarakat
miskin kota
» Hipotesis sosiogenik: stres karena kemiskinan menyebabkan
gangguan
» Teori seleksi sosial: penurunan pada status sosial ekonomi;
hubungan terbalik antara status sosial dengan skizofrenia
• Banyak riset yang mendukung teori seleksi sosial
Faktor keluarga
• Ibu yang skizofrenogenik:dingin, mendominasi, menimbulkan
konflik  tidak ada bukti yang mendukung teori ini
• Communication deviance (CD) : hostilitas dan komunikasi
yang buruk
• Lingkungan keluarga juga berdampak pada seringnya
penderita ”keluar masuk ” rumah sakit  kekambuhan
– Ekspresi emosi keluarga:
• Hostilitas, komentar yang bernada kritik, keterlibatan emosi yang
terlalu dalam

– Hubungan dua arah:


• Pikiran ”aneh/tidak biasa” dari pasien  meningkatkan komentar
yang penuh dengan kritik
• Meningkatnya kritik  menimbulkan pikiran ”aneh/tidak biasa”
Faktor keluarga …..

• Ada disfungsi keluarga, dan perilaku keluarga yang


patologis.
A. Double-bind communication:
Ada pesan bertolak belakang dari ortu
sehubungan dengan perilaku, sikap
maupun perasaan (an interpersonal
situation in which an individual is
confronted over long periods of time by
mutually inconsistent messages to
which he or she must respond)
Faktor keluarga …..

B. Schismatic:
bentuk keluarga patologis: konstan ada konflik di antara anggota
keluarga, tapi sekaligus ada aliansi spesifik yang patologis (mis.
Ibu-anak perempuan, bapak-anak laki), sedangkan antara ibu-
bapak: absen

C. Skewed:
bentuk keluarga patologis: keterlibatan berlebihan dengan salah
satu anggota, perebutan kekuasaan dan dominasi antara orangtua.
Faktor keluarga …..
D. Pseudomutual & pseudohostile:

keluarga yang pola komunikasinya penuh


kepura-puraan, terdapat supresi emosi

E. Ekspresi emosi yang patologis:

Ortu terlalu banyak kritik, kejam, ingin ikut


campur urusan anak. Keluarga dengan
ekspresi emosi tinggi  relapse tinggi
pada pasien schizophrenia.
Kesulitan hidup bersama penderita
skizofrenia
• Halusinasi, delusi, dan paranoia yang dialami
pasien sulit dipahami/diterima orang lain
• Adanya defisit dalam keterampilan sosial pasien:
menyendiri, kontak sosial yang sangat terbatas
(sebagai bagian dari penyakitnya)
• Penyakit tidak bisa sembuh total, melainkan
”sembuh terkontrol”: mungkin kambuh pada situasi
tertentu (misal: stres tinggi). Oleh karenanya harus
dipastikan pasien patuh terhadap pengobatan
Terapi Medis
• Terapi medis:
• Obat-obatan antipsikotik untuk menghilangkan simtom
• Dosis pemeliharaan (maintenance dosage) untuk mencegah
kekambuhan
Terapi psikologis
Intervensi psikososial sebagai pendamping pengobatan medis:
• Pelatihan keterampilan sosial:
• Membantu penderita mengatasi masalah interpersonal melalui
bermain peran dan latihan-latihan
• Bisa dalam kelompok maupun secara individual
Terapi psikologis (2)
• Terapi keluarga untuk mengurangi ekspresi emosi:
• Mengajarkan pada keluarga mengenai skizofrenia
• Menekankan pentingnya pengobatan medis
• Membantu keluarga agar tidak menyalahkan pasien
• Meningkatkan komunikasi dan pemecahan masalah dalam keluarga
• Mendorong pengembangan dukungan sosial: support group
• Menumbuhkan harapan
Terapi psikologis (3)
• Cognitive behavioral therapy
• Mengenali dan men-challenge keyakinan yang sifatnya delusional
• Mengenali dan men-challenge harapan terkait dengan simtom negatif
» Misal: ”saya toh tidak bisa sembuh, jadi buat apa berobat?”
• Cognitive enhancement therapy (CET)
• Meningkatkan perhatian, ingatan, pemecahan masalah dan simtom-
simtom lain yang dasarnya kognitif
Benar atau Salah?
• Gangguan skizofrenia disebut juga gangguan
kepribadian ganda
• Skizofrenia adalah penyakit keturunan
• Pria lebih banyak yang mengalami skizofrenia
dibandingkan wanita
• Orang yang mengaku diri sebagai titisan Nabi
Muhammad dan anak Tuhan adalah seorang skizofrenik
Benar atau Salah ? (2)
• Gangguan skizofrenia tidak bisa disembuhkan
• Sebaiknya pasien skizofrenia dirawat di rumah oleh
keluarga, daripada di rumah sakit
• Kebanyakan penderita skizofrenia tidak berbahaya
bagi orang lain
Benar Atau Salah (1)

• Salah. Dalam skizofrenia memang dikenal istilah perpecahan,


namun bukan perpecahan kepribadian, melainkan antara
pikiran, emosi dan perilaku.
Gangguan kepribadian ganda adalah nama lain dari gangguan
identitas disosiatif (Dissociative Identity Disorder/DID)
Benar Atau Salah (2)
• Benar. Penelitian menunjukkan adanya pewarisan genetik
pada kemunculan gangguan skizofrenia. Meskipun demikian,
hingga kini belum dapat dipastikan pola penurunannya.
Walaupun seseorang yang kedua orang tuanya skizofrenia
memiliki kerentanan yang lebih besar daripada orang lain,
belum tentu ia mengidap skizofrenia pula.
Benar Atau Salah (3)
• Salah. Meskipun kecenderungan untuk mengidap skizofrenia
pada pria sedikit lebih tinggi dibandingkan wanita, namun
secara umum jumlah penderita pria dan wanita diperkirakan
seimbang.
Benar Atau Salah (4)
• Salah. Merasa diri nabi dan Tuhan adalah salah satu contoh
delusi. Namun tidak berarti orang tersebut mengalami
skizofrenia. Untuk dapat menegakkan diagnostik, kriteria A-F
dari DSM IV harus terpenuhi.
Benar Atau Salah (5)
• Salah. Meskipun sangat sedikit jumlahnya, ada orang-orang
yang berhasil sembuh dari skizofrenia. Sementara bagi
sebagian besar lainnya, ”sembuh” berarti penyakit dapat
dikontrol. Mungkin terjadi kekambuhan di kemudian hari,
terutama bila pasien menghadapi stresor yang berat.
Benar Atau Salah (6)
• Benar. Penelitian menunjukkan bahwa pengobatan hanya
membantu sekitar 10% dari kesembuhan. Lainnya tergantung
pada terapi pendukung serta dukungan keluarga. Oleh sebab
itu, lebih baik penderita dirawat oleh keluarga yang bisa
memberikan dukungan. Perawatan rumah sakit disarankan
hanya pada keadaan dimana penderita cenderung menyakiti
diri sendiri atau orang lain.
Benar Atau Salah (7)
• Benar. Sedikit sekali pasien skizofrenia yang membahayakan
orang lain. Jika hal ini terjadi, biasanya pada fase akut,
terutama apabila mereka mendapat halusinasi perintah
(mendengar suara-suara yang memerintahkan mereka
melakukan suatu tindakan).

Anda mungkin juga menyukai