Anda di halaman 1dari 18

LUPUS VULGARIS

ATHANASIA ENDAH DWI W


PENDAHULUAN

• Nama lain: tuberculosis luposa/ tuberculosis luposa cutis


• Merupakan infeksi M Tuberculosis yang disebarkan secara hematogen,
limfogen atau penjalaran langsung dari focus tuberculosis ekstrakutan
(endogen maupun eksogen) (PPK Perdoski 2017)
• Kronis dan progresif
• Bentuk tersering TB cutis (75% kasus TB cutis)
• Laki2 : wanita: 6,8: 1
GEJALA KLINIS

• Morfologi berbeda2: plak datar – hipertrofik – papulonodul – tumor


• Tempat predileksi: muka, badan, ekstremitas, bokong
• Kelompok papul/nodus merah yg berubah warna menjadi kuning pada
penekanan (apple jelly colour)
• Bila nodus berkonfluensi terbentuk plak, bersifat destruktif, sering terjadi ulkus
• Pada involusi terjadi sikatriks
LV mimicking hemangioma
PENEGAKAN DIAGNOSIS

• Pemeriksaan penunjang:
• Utama:
1. Pemeriksaan histopatologi jaringan kulit (biopsy kulit): granuloma tuberkuloid berupa sel
epiteloid, sel datia langhans dan sebukan limfosit. BTA (+)
2. Pemeriksaan bakteriologik: identifikasi mikobakterium melalui pewarnaan Zielh Nielsen,
kultur (hasil setelah 8 mg) dan PCR dari dasar ulkus atau jaringan kulit
• Tambahan:
1. Pemeriksaan darah tepi dan LED yg meningkat
2. Tes tuberculin: PPD-5TU hasil positif > 10 mm (LV positif kuat)
granuloma tuberkuloid berupa sel epiteloid, sel
datia langhans dan sebukan limfosit. BTA (+)
Figure 1: (a and b)
Discharging sinus on the left
inguinal region. (c) Scars and
fistules after 9 weeks of
treatment. (d) Positive acid-
fast bacilli from discharge. (e)
The pathologic features
reveal granulomatous
reaction consisting of
inflammatory cells and
Langhans cells (H and E,
×1000)
DIAGNOSIS BANDING

• Morbus Hansen
• Granuloma fasiale
• Sarkoidosis
• Kromomikosis
sarcoidosis
Granuloma faciale

chromomycosis
PENGOBATAN

• Topikal: pada bentuk ulkus: kompres dg larutan antiseptic (povidone iodin 1%)
• Sistemik:
• Rekomendasi WHO (1993) dg directly observed treatment, short term (DOTS) strategy yg menjadi
pedoman terapi di seluruh dunia (2006)
• Tahap intensif (2 bln)
• Dosis lepasan
• INH (dewasa 5 mg/kgBB/hari, oral, dosis tunggal; anak < 10 th: 10 mg/ kgBB/hari) dan
• RIFAMPICIN (dewasa 10 mg/kgBB/hari, oral, dosis tunggal pada saat lambung kosong (sebelum makan
pagi) dan anak: 10-20 mg/kgBB/hari maksimal 600 mg/hari) dan
• ETAMBUTOL (dewasa 15-25 mg/kgBB/hari, oral, dosis tunggal; anak maksimal 1250 mg/hari) dan
• PIRAZINAMID (dewasa 20-30 mg/kgBB/hari, oral, dosis terbagi; anak 30-40 mg/kgBB/hari maksimal
2000 mg/hari)
PENGOBATAN

• Sistemik:
• tahap intensif ( 2 bln)
• Dosis FDC (fixed dosed combination for four drugs)
R 150 mg
H 75 mg
Z 400 mg
E 275 mg
FDC diminum 1x sehari 1 jam sebelum atau 2 jam setelah makan pagi
PENGOBATAN

• Sistemik
• Tahap lanjut
• smp 2 bln setelah lesi sembuh
• Durasi total (intensif dan lanjut) min 1 th
• Dosis lepasan
• INH: dws: 5 mg/kg BB/hari; anak 10 mg/kg BB/ hari (maks 300 mg/hari), oral, dosis tunggal dan
• Rifampicin : 10 mg/kgBB/hari, anak: 10-20 mg/kgBB/hari (maks 600 mg/hari), oral, dosis tunggal
saat lambung kosong
• Dosis FDC R 150 mg, H 150 mg (dosis lihat atas)
KRITERIA PENYEMBUHAN

• Ulkus menutup
• Dijumpai sikatriks tidak eritematosa
• LED menurun (N)
EDUKASI

• Keteraturan minum obat


• Melakukan pemantauan respons pengobatan (perbaikan lesi kulit)
PROGNOSIS

• Quo ad vitam : bonam


• Quo ad functionam : bonam (kec terjadi jaringan parut)
• Quo ad sanactionam: bonam

• Bervariasi (tipe infeksi, jumlah inokulasi, umur, penyebaran, imunitas


penderita, terapi)
KESIMPULAN

• LV adalah bentuk tersering TB cutan dg manifestasi klinis yang beragam.


Penting untuk menentukan diagnosis dan pengobatan yang tepat karena LV
dapat menyebabkan cacat dan bersifat destruktif

Anda mungkin juga menyukai