Anda di halaman 1dari 7

Pendahuluan

Di dalam dunia pertambangan pastilah diperlukan serangkaian


alat yang digunakan untuk mendapatkan hasil bumi dalam jumlah sebanyak
– banyaknya.Baik peralatan tradisional sampai peralatan moden saat
ini,namun terkadang dalam pengoperasiannya sering kali mengalami
kegagalan atau kerusakan pada aat pengoperasian,dikarenakan berbagai
faktor,baik faktor external maupun faktor internal yang mana akan
menghambat proses produksi sehingga dapat membuat perusahaan merugi.
Oleh karena itu perawatan atau maintenance yang baik serta
pengoprasian yang sesuai standar akan mempengaruhi lifetime suatu
alat.Penanganan yang tepat terhadap suatu kerusakan juga akan beperan
penting,agar hal tesebut tidak terulang lagi dikemudian hari.Oleh karena itu
mata kuliah analisa kerusakan alat berat akan sangat berguna untuk kita
ketika kita di dunia kerja nantinya.
Pembahasan
Dalam pertemuan kali ini kami akan membahas mengenai suatu artikel
yang berjudul “Investigation on Failure of a Drilling Rig Mast
Structure”,didalam artikel ini masalah yang di bahas
adalah kerusakan Struktur Tiang Rig Pengeboran.
Secara umum Rig adalah serangkaian peralatan khusus yang digunakan untuk membor sumur
atau mengakses sumur. ciri utama adalah adanya menara baja yang digunakan untuk menaikkan
atau turunkan pipa-pipa tubular sumur. pada dasarnya Rig ini dikategorikan menjadi 2 jenis yaitu
Rig darat (land-rig) yang beroprasi di darat, dan Riglaut (offshore-rig) yang beroprasi di atas
permukaan air.
Selama operasinya menara baja tiba-tiba runtuh dan strukturnya terpuntir dari
tengah,hipotesis atau dugaan awal hal tersebut terjadi dikarenakan tidak berfungsinya record-O-
meter bertanggung jawab atas meningkatnya kecepatan dalam beban operasi sehingga satu atau
lebih kabel / titik jangkar tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk menahan beban operasi.Yang
mengakibatkan tian baja runtuh.
Terjadinya kegagalan komponen teknik dapat menyebabkan
konsekuensi serius seperti kerugian finansial yang signifikan, pencemaran
lingkungan, dan bahkan kematian. Dalam hal kegagalan, terkadang penting
untuk menyelidiki akar penyebab kegagalan dalam hal desain, kualitas bahan,
prosedur fabrikasi, atau kesalahan operasional.
Untuk itu perlu dilakukan proses identifikasi penyebab utama dari
suatu kegagalan dalam kasus ini dilakukan beberapa metode analisis untuk
mengetahui penyebab utama patahnya rangka baja/tiang baja bor.metode analisis
yang digunakan antara lain :
 Pemeriksaan Secara Visual dari hasil temuan awal
 Karakterisasi Material
 Hasil dan diskusi
 Analisis Struktural Menggunakan FEM
Pemeriksaan Secara Visual dari hasil temuan awal
 Pemeriksaan fisik terhadap struktur tiang yang gagal dilakukan dan menunjukkan hal-
hal berikut:
 Kerusakan dan pembengkokan / pemuntiran maksimum yang dilokalisasi dekat dengan
bagian tengah dari struktur (Gbr.2).
 Deformasi plastik pada bentuk tekukan dan pelepasan struktur yang gagal terlihat jelas
seperti yang ditunjukkan pada Gambar.3.
 Sejumlah retakan terbuka ke permukaan berbagai ukuran dan arah terdapat pada
banyak sambungan las yang jauh dari lokasi yang rusak pada struktur tiang(Gbr.4). Ada
kemungkinan bahwa pengujian non-destruktif yang tepat tidak dilakukan selama
inspeksi yang dijadwalkan.
 Ada pelaporan yang tidak memadai dari bagian NDT pada inspeksi sebelumnya.
 Grafik stres-o grafik tidak berfungsi dengan benar selama terjadi kegagalan.
Karakterisasi BahanBahan gagal dikenakan analisis byspectrometer secara kimiawi
(Model: Q4 TASMAN, Bruker, Jerman). Hasil analisis bahan disediakan di Tabel1.
Analisis kimia dikonfirmasi untuk baja kelas ASTM-595 spesifik [21].
Mikrostrukturalanalisis dilakukan dari sampel yang diekstraksi dari daerah yang
ditunjukkan pada Gambar.3. Tes tarik dilakukan sebagai standar perASTM E-8m [22].
Spesimen pipih dengan panjang gag 25 mm dan tebal 5 mm dibuat dari as
Material Characterization

Menerima sampel yang gagal. Properti tarik, panjang ulur (YS), kekuatan tarik
ultimate (UTS), dan perpanjangan persen ditunjukkan pada Tabel 2. Kekerasan dari
spesimen diambil pada beban 10 kgf dan dilaporkan dalam Tabel2. Nilai yang
diperoleh (sifat mekanik) dari struktur tiang mengkonfirmasi spesifikasi ASTM595 /
572A, meskipun nilai UTS (528 Mpa) berada di sisi yang lebih tinggi dibandingkan
dengan nilai yang ditentukan (450 Mpa). Namun, bahan kelas ASTM 595 / 572A
direkomendasikan untuk struktur tiang [6]. Permukaan fraktur dipotong dipotong dan
diekstraksi dengan hati-hati dari struktur yang gagal (dari lokasi yang ditandai pada
Gambar.3). Permukaan fraktur kemudian dibersihkan oleh pembersih ultrasonik
(aseton digunakan sebagai pelarut) diikuti oleh replikasi permukaan. Perlu dicatat
bahwa permukaan fraktur yang terkena atmosfer terbuka untuk waktu yang lama
menghasilkan pembentukan lapisan terkorosi parah pada permukaan luarnya. Suatu
upaya dilakukan untuk menghapus lapisan yang terkorosi menggunakan media
ascleaning HCL. Permukaan fraktur kemudian diperiksa menggunakan scanning
electron microscope (SEM), S-3000N, Hitachi Ltd, Jepang (Gambar.5,6).

Anda mungkin juga menyukai