Bronkiolitis
Bronkiolitis
BRONKIOLITIS
OLEH
PEMBIMBING : dr. Suryono Wibowo, Sp. A
Rina Wulandari
2015730112
BRONKIOLITIS
2
Definisi
3
Etiologi
Sekitar 95% dari kasus-kasus tersebut secara serologis terbukti disebabkan oleh invasi RSV. Penyebab lainnya
seperti Adenovirus, virus Influenza, virus Parainfluenza, Rhinovirus, dan mikoplasma, tetapi belum ada bukti
kuat bahwa bronkiolitis disebabkan oleh bakteri.
4
Epidemiologi
5
Patofisiologi
Droplet masuk ke dalam saluran nafas replikasi di dalam nasofaring menyebar dari saluran
nafas atas menuju saluran nafas bawah berkolonisasi dan replikasi pada mukosa bronkus dan
bronkiolus nekrosis sel epitel edema submukosa, serta pelepasan debris dan fibrin ke dalam
lumen bronkiolus bronkiolitis.
6
Manifestasi Klinis
▰ Anamnesis
Bayi mengalami gejala batuk, pilek, dapat disertai demam yang
kemudian diikuti gejala akibat keterlibatan saluran respiratori bawah
seperti wheezing, takipnea, dan retraksi. Takipnea dapat ringan sampai
terjadi gagal napas. Karakteristik gejala klinis adalah puncak penyakit
terjadi pada hari ke-3–4.
8
Diagnosis
▰ Pemeriksaan Fisik
9
Pemeriksaan Penunjang
10
Pemeriksaan penunjang
▰ Laboratorium
AGD didapatkan hipoksemia. Pada bronkiolitis berat dapat
disertai hiperkapnia dan asidosis. Enzyme linked
immunosorbent assay (EIA) atau immuno- fluorescence dari
sekret hidung: antigen RSV (+) → bila memungkinkan
dilakukan. .
11
Tatalaksana
▰ Pemberian oksigen,
▰ Minimal handling pada bayi,
▰ Cairan intravena dan kecukupan cairan,
▰ Penyesuaian suhu lingkungan
▰ Tunjangan respirasi,
▰ utrisi yang memadai
12
Tatalaksana Pemberian Oksigen
13
Tatalaksana Terapi Cairan
14
Tatalaksana Antibiotik
15
Tatalaksana Antivirus
▰ Menghambat translasi messenger RNA (mRNA) virus ke dalam protein virus dan
menekan aktivitas polymerase RNA.
▰ Terapi dapat diberikan: 60mg/ml selama 2 jam sampai total 6g/100ml tiap 24
jam selama 3 hari
16
Tatalaksana Bronkodilator
Dosis:
Bronkodilator Salbutamol: 0,1mg-0,3mg/kg BB
17
Tatalaksana Kortikosteroid
18
Komplikasi
Jika anak gagal memberikan respons terhadap terapi oksigen atau keadaan anak
memburuk secara tiba-tiba, lakukan pemeriksaan foto dada untuk melihat kemungkinan
pneumotoraks.Tension pneumothorax yang diikuti dengan distres pernapasan dan pergeseran
jantung, membutuhkan penanganan segera dengan menempatkan jarum di daerah yang
terkena agar udara bisa keluar.
(perlu diikuti dengan insersi kateter dada dengan katup di bawah air untuk menjamin
kelangsungan keluarnya udara sampai kebocoran udara menutup secara spontan dan paru
mengembang).
19
Pencegahan
20
Prognosis
Berdasarkan studi kohort, 23% bayi yang mempunyai riwayat infeksi bronkiolitis akut berat
akan berlanjut menjadi asma.
21