Anda di halaman 1dari 25

REFRESHING

PNEUMONIA

OLEH
PEMBIMBING : dr. Suryono Wibowo, Sp. A
Rina Wulandari
2015730112
PNEUMONIA
2
Definisi

Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru. Sebagian besar


disebabkan oleh mikroorganisme (virus/bakteri) dan sebagian kecil
disebabkan oleh hal lain (aspirasi, radiasi, dan lain sebagainya). Pneumonia
seringkali dipercaya diawali oleh infeksi virus yang kemudian mengalami
komplikasi infeksi bakteri. Secara klinis pada anak sulit untuk membedakan
pneumonia bakterial dengan pneumonia viral.

3
Etiologi

•Streptococcus group B dan bakteri


Neonates dan bayi
gram negatif seperti E. Coli,
kecil
Pseudomonas sp., atau Klebsiella sp.

•Infeksi Streptococcus pneumoniase,


Bayi yang lebih besar
Haemophillus influenzae tipe B, dan
dan anak balita
Staphylococcus aureus.

•Infeksi Streptococcus pneumoniae,


Anak yang lebih besar Haemophillus influenzae tipe B, dan
dan remaja Staphylococcus aureus, sering juga
ditemukan Myoplasma pneumoniae.

4
Epidemiologi

Penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak <5 tahun di seluruh
dunia, terutama di negara berkembang.

5
Patofisiologi

6
Manifestasi Klinis

Gejala infeksi umum : ▰ Batuk


▰ Demam ▰ Sesak napas
▰ Sakit kepala ▰ Retraksi dinding dada
▰ Gelisah ▰ Takipnea
▰ Malaise ▰ Napas cuping hidung
▰ Nafsu makan berkurang ▰ Air hunger
▰ Keluhan gastrointestinal (mual, ▰ Merintih
muntah, atau diaere) ▰ Sianosis

7
Gejala gangguan respiratori :
Diagnosis

▰ Anamnesis
▻ Umum :
Demam tinggi, batuk, gelisah, rewel, dan sesak napas.
▻ Bayi :
Gejala tidak khas, sering kali tanpa demam dan batuk
▻ Anak besar :
Kadang mengeluh nyeri kepala, nyeri abdomen, sertai muntah.

8
Diagnosis

▰ Pemeriksaan Fisik
▻ Neonatus :
Takipneu, grunting, pernapasan cuping hidung, retraksi dinding
dada, sianosis, dan malas menetek.
▻ Bayi yang lebih besar :
Jarang ditemukan grunting, batuk, panas, dan iritabel
▻ Anak prasekolah :
Dapat ditemukan batuk produktif/nonproduktif, dan dispnea.
▻ Anak sekolah dan remaja :
Dapat dijumpai nyeri dada, nyeri kepala, dehidrasi, dan letargi, fine
crackles (ronki basah halus) yang khas.
9
Diagnosis

Klasifikasi derajat pneumonia pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun.


Takipnea berdasarkan WHO:
• Usia <2 bl : ≥60×/mnt
• Usia 2–<12 bl : ≥50×/mnt
• Usia 1–5 th : ≥40×/mnt

10
Pemeriksaan Penunjang

▰ Radiologi
Foto Rontgen toraks proyeksi posterior-anterior (PA) merupakan dasar
diagnosis utama pneumonia. Indikasi spesifik foto Rontgen toraks
adalah pneumonia sangat berat, dugaan komplikasi pneumonia
(misalnya efusi pleura), atau tidak berespons terhadap terapi yang
diberikan, dan kecurigaan LTBI

11
Pemeriksaan Penunjang (Radiologi)

▰ Pada bayi dan anak yang kecil, gambaran radiologis sering tidak
sesuai dengan gambaran klinis tidak dapat membedakan antara
pneumonia bakteri dan virus.
▰ Konsolidasi lobar atau segmental disertai air bronchogram, biasanya
disebabkan infeksi Pneumoccocus spp. atau bakteri lain.
▰ Pneumonia interstisial (virus atau mikoplasma) ; corakan
bronkovaskular bertambah, peribronchial cuffing, dan overaeration; bila
berat terjadi patchy consolidation karena atelectasis, difus bilateral,
corakan peribronkial bertambah, dan infiltrat halus sampai ke perifer.
▰ Gambaran pneumonia karena S. aureus biasanya menunjukkan
pneumatokel. 12
Pemeriksaan penunjang

▰ Laboratorium
▻ Jumlah leukosit >15.000/μL dengan dominasi neutrofil sering
didapatkan pada pneumonia bakteri, tetapi dapat pula karena
pneumonia non-bakteri.
▻ Diagnosis pasti pneumonia bakterial yaitu dengan isolasi mikro-
organisme dari paru, cairan pleura, atau darah. Pengambilan
spesimen dari paru sangat invasif dan tidak rutin diindikasikan dan
dilakukan.
▻ Pemeriksaan C-reactive protein perlu dipertimbangkan pada
pneumonia dengan komplikasi dan dapat bermanfaat untuk
melihat respons antibiotik. 13
Tidak dapat membedakan pneumonia akibat virus atau bakteri.
Pemeriksaan penunjang

•Progresivitas penyakit sangat cepat dengan gejala respiratori sangat berat: grunting, sianosis,
takipnea, gambaran radiologis necrotizing pneumonia, pneumonia dengan komplikasi,
Staphylococcus aureus perburukan klinis dan radiologis yang sangat cepat, atau pada keadaan pasca infeksi campak
(saat ini atau 4 minggu sebelumnya). Pada kulit penderita dapat dijumpai bisul atau abses.

•Penyebab tersering faringitis, tonsilitis dengan limfadenitis koli, demam, malaise, sakit kepala,
dan gejala pada abdomen sering merupakan komplikasi infeksi kulit pada anak dengan varisela.
Streptococcus grup A Penyakit memburuk dalam 24 jam.Sering diikuti dengan syok septik, empiema, dan pneumatokel
yang terjadi dalam beberapa hari sampai 1 minggu sesudah pengobatan.

•Pengukuran saturasi O2 merupakan pemeriksaan non-invasif yang dapat memperkirakan


oksigenasi arteri. Semua anak yang dirawat inap karena pneumonia seharusnya diperiksa pulse
Pulse oxymetri oxymetri. Pemeriksaan ini sangat dianjurkan untuk negara berkembang dengan keterbatasan
sarana untuk mendeteksi hipoksemia.

•Pemeriksaan biakan darah harus dilakukan pada semua anak yang dicurigai menderita
Pemeriksaan mikrobiologis pneumonia bakteri, pneumonia berat, pneumonia dengan komplikasi. Hasil (+) hanya didapatkan
pada 10–30% kasus.

•Walaupun kurang berguna, tetapi jika anak memungkinkan untuk mengeluarkan sputum,
Pemeriksaan sputum periksa preparat gram. Rapid test dilakukan untuk deteksi antigen bakteri mempunyai
spesifisitas dan sensitivitas rendah.
14
Tatalaksana

▰ Perawatan umum di rumah sakit terapi oksigen


Bayi dan anak yang mengalami hipoksia mungkin tidak tampak
sianosis. Agitasi mungkin menjadi indikasi hipoksia. Oksigen diberikan
pada penderita dengan saturasi oksigen <90% pada udara kamar
untuk mempertahankan saturasi oksigen ≥90%, dan pada penderita
dengan distres napas.
▰ Analgetik antipiretik
Anak yang terkena infeksi saluran respiratori bagian bawah akut
umumnya mengalami pireksia dan dapat merasakan nyeri seperti nyeri
kepala, nyeri dada, nyeri sendi, nyeri perut, dan nyeri telinga.
15
Tatalaksana

▰ Terapi Cairan
Anak yang tidak mampu mempertahankan asupan cairan akibat sesak
atau kelelahan memerlukan terapi cairan. Pipa nasogastrik dapat
memengaruhi pernapasan dan karena itu harus dihindari pada anak
yang sakit berat, terutama bayi dengan lubang hidung yang kecil.
Penderita yang muntah-muntah atau sakit berat memerlukan cairan i.v.
Bila diperlukan, cairan i.v. diberikan 80% dari kebutuhan basal dan
perlu dipantau elektrolit serum.

16
Tatalaksana

▰ Pemberian antibiotik
Antibiotik empiris diberikan berdasarkan usia penderita dan derajat
penyakit.
▻ Untuk pneumonia atau bukan pneumonia berat dapat diberikan
kotrimoksazol (8 mg/kgBB/dosis trimetoprim dalam 2 dosis p.o.) atau
▻ Amoksisilin 25 mg/kgBB/dosis diberikan tiap 12 jam p.o.

17
Tatalaksana

▰ Pilihan pemberian antibiotik inisial pada pneumonia anak


▻ Ampisilin 50 mg/kgBB/dosis i.v. atau i.m. setiap 6 jam selama 48–
72 jam pertama. Bila keadaan klinis berat, pengobatan inisial
berupa kombinasi ampisilin-gentamisin.
▻ Gentamisin 7,5 mg/kgBB i.v. atau i.m. sekali sehari. Pada keadaan
dicurigai meningitis dan septikemia, obat pilihan pertama adalah
sefotaksim atau seftriakson i.v.
▻ Sesudah 48 jam pengobatan pneumonia sangat berat tidak tampak
perbaikan, antibiotik diubah menjadi sefalosporin generasi ketiga,
seperti seftriakson dan sefotaksim. 18
Tatalaksana

▰ Pneumonia pada anak HIV


▻ Pada anak bukan pneumonia berat, terapi inisial dengan
amoksisilin oral (25–30 mg/kgBB/dosis, 2×/hr selama 5 hr).
▻ Ampisilin dan gentamisin dapat diberikan selama 10 hari. Bila tidak
ada respons, antibiotik dapat diganti dengan seftriakson atau
sefotaksim.
▻ Jika diduga infeksi S. aureus dapat diberikan kloksasilin dan
gentamisin.
▻ Pada anak usia <1 th dengan pneumonia berat dapat diterapi
19
secara empiris dengan kotrimoksazol i.v. (15–20 mg/kgBB/hr)
Tatalaksana

▰ Pneumonia pada anak malnutrisi berat


Ampisilin dan gentamisin merupakan antibiotik inisial. Terapi suportif
seperti mempertahankan suhu, pencegahan hipoglikemia, dan
pemberian nutrisi yang tepat sangat penting untuk memperoleh hasil
terapi yang baik.

20
Pemantauan

Pemberian AB inisial
48-72 jam pertama

Demam atau manifestasi klinis


terapi harus dievaluasi kembali
Kondisi klinis lainnya menetap sesudah 48 jam
dan dipertimbangkan foto
membaik pemberian antibiotik, atau keadaan
Rontgen toraks ulang
klinis memburuk sebelum 48 jam

Tambahkan kloramfenikol 25
amoksisilin p.o. (15
mg/kgBB/kali i.m. atau i.v.
mg/kgBB/kali 3×/hr).
setiap 8 jam atau gentamisin
7,5 mg/kgBB i.v. atau i.m. 1×/hr
pneumonia sangat
pneumonia berat
berat diberikan selama
GAGAL
dilanjutkan sampai 5–7 hr
7–10 hr kloksasilin (atau dikloksasilin)
sefalosporin generasi ke-2 MEMBAIK secara oral 4×/hr sampai
(sefuroksim) atau generasi ke-3 mencapai 3 mgg, atau
(seftriakson, sefopodok- sim) klindamisin secara oral selama
2 minggu.

Pilihan antibiotik selanjutnya


berdasarkan hasil pemeriksaan 21
pola kepekaan antibiotic.
Indikasi penderita dipulangkan

Perbaikan secara klinis, nafsu makan membaik, bebas demam 12–24 jam,
stabil, saturasi O2 >92% dalam udara ruangan selama 12–24 jam (tanpa
O2), orangtua sudah mengerti untuk melanjut- kan pemberian antibiotik
oral.

22
Komplikasi

▰ Empyema torasis (komplikasi tersering)


▰ Pericarditis purulenta
▰ Pneumotoraks
▰ Infeksi ekstrapulmoner seperti meningitis purulenta.
▰ Miokarditis

23
Pencegahan

Vaksinasi dengan vaksin pertusis (DTP), campak, pneumokokus, dan H.


influenzae. Vaksin influenza untuk bayi >6 bulan dan usia remaja. Untuk
orang tua atau pengasuh bayi <6 bl disarankan untuk diberikan vaksin
influenza dan pertusis.

24
Prognosis

Pada umumnya prognosis adalah baik, tergantung dari faktor penderita,


bakteri penyebab, dan penggunaan antibiotic yang tepat serta adekuat.

25

Anda mungkin juga menyukai