Pneumonia
Pneumonia
PNEUMONIA
OLEH
PEMBIMBING : dr. Suryono Wibowo, Sp. A
Rina Wulandari
2015730112
PNEUMONIA
2
Definisi
3
Etiologi
4
Epidemiologi
Penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak <5 tahun di seluruh
dunia, terutama di negara berkembang.
5
Patofisiologi
6
Manifestasi Klinis
7
Gejala gangguan respiratori :
Diagnosis
▰ Anamnesis
▻ Umum :
Demam tinggi, batuk, gelisah, rewel, dan sesak napas.
▻ Bayi :
Gejala tidak khas, sering kali tanpa demam dan batuk
▻ Anak besar :
Kadang mengeluh nyeri kepala, nyeri abdomen, sertai muntah.
8
Diagnosis
▰ Pemeriksaan Fisik
▻ Neonatus :
Takipneu, grunting, pernapasan cuping hidung, retraksi dinding
dada, sianosis, dan malas menetek.
▻ Bayi yang lebih besar :
Jarang ditemukan grunting, batuk, panas, dan iritabel
▻ Anak prasekolah :
Dapat ditemukan batuk produktif/nonproduktif, dan dispnea.
▻ Anak sekolah dan remaja :
Dapat dijumpai nyeri dada, nyeri kepala, dehidrasi, dan letargi, fine
crackles (ronki basah halus) yang khas.
9
Diagnosis
10
Pemeriksaan Penunjang
▰ Radiologi
Foto Rontgen toraks proyeksi posterior-anterior (PA) merupakan dasar
diagnosis utama pneumonia. Indikasi spesifik foto Rontgen toraks
adalah pneumonia sangat berat, dugaan komplikasi pneumonia
(misalnya efusi pleura), atau tidak berespons terhadap terapi yang
diberikan, dan kecurigaan LTBI
11
Pemeriksaan Penunjang (Radiologi)
▰ Pada bayi dan anak yang kecil, gambaran radiologis sering tidak
sesuai dengan gambaran klinis tidak dapat membedakan antara
pneumonia bakteri dan virus.
▰ Konsolidasi lobar atau segmental disertai air bronchogram, biasanya
disebabkan infeksi Pneumoccocus spp. atau bakteri lain.
▰ Pneumonia interstisial (virus atau mikoplasma) ; corakan
bronkovaskular bertambah, peribronchial cuffing, dan overaeration; bila
berat terjadi patchy consolidation karena atelectasis, difus bilateral,
corakan peribronkial bertambah, dan infiltrat halus sampai ke perifer.
▰ Gambaran pneumonia karena S. aureus biasanya menunjukkan
pneumatokel. 12
Pemeriksaan penunjang
▰ Laboratorium
▻ Jumlah leukosit >15.000/μL dengan dominasi neutrofil sering
didapatkan pada pneumonia bakteri, tetapi dapat pula karena
pneumonia non-bakteri.
▻ Diagnosis pasti pneumonia bakterial yaitu dengan isolasi mikro-
organisme dari paru, cairan pleura, atau darah. Pengambilan
spesimen dari paru sangat invasif dan tidak rutin diindikasikan dan
dilakukan.
▻ Pemeriksaan C-reactive protein perlu dipertimbangkan pada
pneumonia dengan komplikasi dan dapat bermanfaat untuk
melihat respons antibiotik. 13
Tidak dapat membedakan pneumonia akibat virus atau bakteri.
Pemeriksaan penunjang
•Progresivitas penyakit sangat cepat dengan gejala respiratori sangat berat: grunting, sianosis,
takipnea, gambaran radiologis necrotizing pneumonia, pneumonia dengan komplikasi,
Staphylococcus aureus perburukan klinis dan radiologis yang sangat cepat, atau pada keadaan pasca infeksi campak
(saat ini atau 4 minggu sebelumnya). Pada kulit penderita dapat dijumpai bisul atau abses.
•Penyebab tersering faringitis, tonsilitis dengan limfadenitis koli, demam, malaise, sakit kepala,
dan gejala pada abdomen sering merupakan komplikasi infeksi kulit pada anak dengan varisela.
Streptococcus grup A Penyakit memburuk dalam 24 jam.Sering diikuti dengan syok septik, empiema, dan pneumatokel
yang terjadi dalam beberapa hari sampai 1 minggu sesudah pengobatan.
•Pemeriksaan biakan darah harus dilakukan pada semua anak yang dicurigai menderita
Pemeriksaan mikrobiologis pneumonia bakteri, pneumonia berat, pneumonia dengan komplikasi. Hasil (+) hanya didapatkan
pada 10–30% kasus.
•Walaupun kurang berguna, tetapi jika anak memungkinkan untuk mengeluarkan sputum,
Pemeriksaan sputum periksa preparat gram. Rapid test dilakukan untuk deteksi antigen bakteri mempunyai
spesifisitas dan sensitivitas rendah.
14
Tatalaksana
▰ Terapi Cairan
Anak yang tidak mampu mempertahankan asupan cairan akibat sesak
atau kelelahan memerlukan terapi cairan. Pipa nasogastrik dapat
memengaruhi pernapasan dan karena itu harus dihindari pada anak
yang sakit berat, terutama bayi dengan lubang hidung yang kecil.
Penderita yang muntah-muntah atau sakit berat memerlukan cairan i.v.
Bila diperlukan, cairan i.v. diberikan 80% dari kebutuhan basal dan
perlu dipantau elektrolit serum.
16
Tatalaksana
▰ Pemberian antibiotik
Antibiotik empiris diberikan berdasarkan usia penderita dan derajat
penyakit.
▻ Untuk pneumonia atau bukan pneumonia berat dapat diberikan
kotrimoksazol (8 mg/kgBB/dosis trimetoprim dalam 2 dosis p.o.) atau
▻ Amoksisilin 25 mg/kgBB/dosis diberikan tiap 12 jam p.o.
17
Tatalaksana
20
Pemantauan
Pemberian AB inisial
48-72 jam pertama
Tambahkan kloramfenikol 25
amoksisilin p.o. (15
mg/kgBB/kali i.m. atau i.v.
mg/kgBB/kali 3×/hr).
setiap 8 jam atau gentamisin
7,5 mg/kgBB i.v. atau i.m. 1×/hr
pneumonia sangat
pneumonia berat
berat diberikan selama
GAGAL
dilanjutkan sampai 5–7 hr
7–10 hr kloksasilin (atau dikloksasilin)
sefalosporin generasi ke-2 MEMBAIK secara oral 4×/hr sampai
(sefuroksim) atau generasi ke-3 mencapai 3 mgg, atau
(seftriakson, sefopodok- sim) klindamisin secara oral selama
2 minggu.
Perbaikan secara klinis, nafsu makan membaik, bebas demam 12–24 jam,
stabil, saturasi O2 >92% dalam udara ruangan selama 12–24 jam (tanpa
O2), orangtua sudah mengerti untuk melanjut- kan pemberian antibiotik
oral.
22
Komplikasi
23
Pencegahan
24
Prognosis
25