Evaluasi Perencanaan
Penghapusan Pengadaan
Pengendalian Penerimaan
(1197/MENKES/SK/X/2004)
Pendistribusian
1. SELEKSI
Seleksi merupakan proses kegiatan sejak
dari meninjau masalah kesehatan yang
terjadi di rumah sakit, identifikasi
pemilihan terapi, bentuk dan dosis,
menentukan kriteria pemilihan dengan
memprioritaskan obat esensial,
standarisasi sampai menjaga dan
memperbaharui standar obat.
(1197/MENKES/SK/X/2004)
• Penentuan seleksi obat merupakan peran
aktif apoteker dalam Panitia Farmasi dan
Terapi untuk menetapkan kualitas dan
efektifitas, serta jaminan purna transaksi
pembelian.
(1197/MENKES/SK/X/2004)
Pembahasan
2. Perencanaan
Perencanaan sendiri menurut Quick et. al.
(1997) adalah rangkaian proses pembuatan
daftar kebutuhan perbekalan farmasi sejak
dari
Daftar
Penyesuaian perencanaan
Dana kebutuhan
Menentukan
jumlah
Pemilihan
Macam
Metode yang digunakan dalam
melakukan perencanaan
1. Metode konsumsi
didasarkan pada Pola konsumsi periode
sebelumnya.
2. Metode Epidemologi
Didasarkan pada Pola Penyakit periode
sebelumnya.
3. Metode Kombinasi
Gabungan 1 dan 2
• Ketika dana yang tersedia tidak
mencukupi untuk membeli semua obat
yang ada dalam daftar, penting untuk
menguranginya dan membuat prioritas.
1.Metode ABC
Penggolongan berdasarkan anggaran
yang digunakan
2. Metode VEN (Vital, Esensial dan Non-
esensial)
• Vital Live saving
• Esensial mempengaruhi kualitas Hidup
• Non Esensial kurang penting
3. Gabungan dari Metode VEN dan Pareto
dikenal dengan istilah Metode PUT
• Prioritas Vital, Gol A,B,C
• Utama Esential, Gol A,B,C
• Terbatas Non Esential, Gol A,B,C
Pengadaan
“ kegiatan merealisasikan kebutuhan yang
telah direncanakan dan disetujui melalui
pembelian (secara tender oleh Panitia
Pembelian Barang Farmasi dan secara
langsung dari
pabrik/distributor/PBF/rekanan), produksi
atau pembuatan (produksi steril dan non
steril, sumbangan/droping/hibah”
(Kepmenkes RI No.1197/SK/MENKES/X/2004)
PEMBELIAN
Menurut Quick, et. al. (1997) ada empat
metode dalam pengadaan perbekalan farmasi:
(KepMenKes RI No.1027/MENKES/SK/IX/2004)
Kelompok obat yang membutuhkan
fasilitas penyimpanan khusus
• Produk yang harus dalam kondisi dingin
(vaksin);
• Produk yang sensitif terhadap panas dan
memerlukan refrigerator (insulin, adrenalin,
suppositoria);
• Produk yang tidak stabil pada temperatur ruang
yang tidak terkontrol dan memerlukan ventilator
atau AC;
• Produk yang mudah terbakar yang memerlukan
tempat terpisah yang tahan api (aseton, eter,
alkohol)
• Produk yang mudah disalahgunakan (narkotika
& psikotropika)
Pembahasan
Gudang
Memahami dan
mengartikan
resep yang
diterima
Diagnosis yang
tepat
Penggunaan
Sistem
Dispenser Obat yang
kesehatan
Irasional
Internal
Prescriber
Eksternal
Indikator Penggunaan Obat WHO (fasilitas outpatients)
Indikator Utama Penggunaan Obat
Indikator Peresepan
1. Jumlah rata-rata obat per resep
2. Persentase resep dengan obat generik
3. Persentase resep dengan antibiotik
4. Persentase resep dengan injeksi
5. Persentase resep dengan obat dari DOEN atau formularium
Indikator Pelayanan Pasien
1. Rata-rata waktu konsultasi
2. Rata-rata waktu dispensing
3. Persentase obat yang diserahkan
4. Persentase obat yang dilabeli dengan benar
5. Persentase pasien yang mengetahui cara minum obat dengan benar
Indikator Fasilitas Kesehatan
1. Ketersediaan buku DOEN atau formularium
2. Ketersediaan obat-obat utama
Indikator Tambahan Penggunaan Obat
1. Persentase pasien yang tidak diberi obat
2. Rata-rata biaya per kasus
3. Persentase biaya obat yang termakan untuk antibiotik
4. Persentase biaya obat yang termakan untuk injeksi
5. Persentase resep yang sesuai dengan pedoman pengobatan
6. Persentase pasien yang merasa puas terhadap pelayanan
7. Persentase pusat pelayanan yang memperoleh informasi netral
Evaluasi dan Intervensi Penggunaan Obat
di Rumah Sakit (Rasional vs Irrasional)