Anda di halaman 1dari 34

Ensefalitis Viral

Eka Azwinda

Pembimbing : dr Andika Okparasta,SpS


Pendahuluan

Meningoensefalitis adalah peradangan yang


terjadi pada encephalon dan meningen

Meningoensefalitis merupakan infeksi yang


prognosanya 50% menyebabkan kematian
Identifikasi

• Nama : Nn. Santi Rahayu


• Umur : 20 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Alamat : JL. Darmawulan kab Banyuasin
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Mahasiswi
• MRS Tanggal : 26-12-2019
Anamnesis

• Pasien dirawat di bagian saraf RSMH karena


mengalami sakit kepala yang semakin
memberat.
• ± 3 bulan  nyeri kepala (+) masih bisa
diatasi
• ± 1 minggu  demam (+) , nyeri kepala
(+)semakin memberat
• ± 3 hari SMRS nyeri kepala (+) semakin
memberat, berdenyut, tidak membaik dengan
perubahan posisi, mual muntah(+), kejang (+)
• gerakan menghentak diseluruh tubuh, frekuensi ± 3x,
lama kejang ± 5-10 menit,interval 2-3 jam, halusinasi
penglihatan & pendengaran (+)
• Riwayat batuk lama disangkal. Riwayat keluar cairan
dari telinga disangkal. Riwayat infeksi gigi disangkal.
• Penyakit ini diderita untuk pertama kalinya.
Pemeriksaan Fisik

Status Internus (Pemeriksaan Fisik, 6-1-2020 Pukul


06.30 WIB)
• Kesadaran : GCS = 15 (E4M6V5)
• Tekanan Darah : 120/80 mmHg
• Nadi : 80 kali/menit, reguler, isi dan
tegangan cukup.
• Suhu Badan : 36,9º C
• Pernapasan : 20 kali/menit
• Jantung :BJ I- II Regular , murmur (-), gallop (-)
• Paru-paru : Vesikuler (+/+) normal, ronkhi (-/-),
wheezing (-/-)
• Abdomen : Datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba,
BU (+) normal.
• Anggota Gerak : Tidak ada kelainan
• Genitalia : Tidak diperiksa
KEPALA
Bentuk : Normochepali
Deformitas: (-)
Ukuran : normal Fraktur : (-)
Simetris : simetris Nyeri fraktur : (-)
Hematom : (-)
Pembuluh darah : tidak ada pelebaran
Tumor : (-) Pulsasi : (-)
LEHER
Sikap : Deformitas : (-)
Torticolis : (-) Tumor : (-)
Pembuluh darah : tidak ada pelebaran
Gejala Rangsang Meningeal
Kaku kuduk : (-)
Kerniq : (-/-)
Lasseque : (-/-)
Brudzinsky
Neck : tidak ada
Cheek : tidak ada
Symphisis : tidak ada
Leg I : tidak ada
Leg II : tidak ada
Laboratorium

• Hb : 12.9 g/dl  BSS : 111 mg/dL


• Eritrosit : 4,88 x106/mm3  Ureum : 13 mg/dl
• Leukosit : 7.12 /mm3  Kreatinin : 0,58 mg/dl
 Natrium : 146 mEq/l
• Diff Count : 0/3/53/57/7  Kalium : 3.4 mEq/l
• Trombosit : 262.000 /mm3  Clorida : 112 mmol/L
 Kalsium : 8.6 mg/dl
• Hematokrit: 39 vol%
Diagnosa

Diagnosa Klinik:
• Cepalgia
• Observasi bangkitan mioklonik
• Halusinasi Auditori
• Halusinasi Visual
Diagnosa Topik : Cerebri
Diagnosa Etiologi : Susp Ensefalitis viral dd autoimun
Tatalaksana

Non Farmakologi Farmakologi


• Bedrest • IVFD Nacl 0,9% gtt XX/mnt
• Dexamethasone 1x 5mg (IV)
• Diet BBRG 1800 Kkal • Acyclovir 3x 500 mg IV
• Inj Ranitidine 2x50mg (IV)
• Parasetamol 3 x 1 p.o (k.p)
• Neurodex tab 1x1 p.o
Prognosis
• Quo ad Vitam : dubia ad bonam
• Quo ad Functionam : dubia ad bonam
TINJAUAN
PUSTAKA
Definisi

Ensefalitis Viral adalah peradangan otak dan meninges, nama


lainnya yaitu cerebromeningitis, encephalomeningitis, meningocerebritis.
Anatomi
Epidemiologi

• Insidensi meningoensefalitis Mycobacterium tb pada


segala umur, tersering pada anak-anak
• Meningoensefalitis mumps lebih banyak pada laki-
laki
• Insiden mengioensefalitis lebih banyak pada kulit
hitam daripada kulit putih
Etiologi

• Virus : mumpsvirus, echovirus,


cytomegalovirus
• Bakteri : Streptococcus grup B, E.coli, N.
Meningitidis, Streptococcus pneumoniae,
Haemophilus influenzae, Listeria monocytogenes
(>50tahun)
• Jamur : Cryptococcus neoformans
• Parasit : Toxoplasma gondii
Patofisiologi

Bacteremia
Gejala Klinis

• Demam
• Sakit Kepala
• Kekakuan Leher
• Muntah
• Penurunan Kesadaran
• Konvulsi
Diagnosis

• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Penunjang
- Darah Rutin, Darah Kimia
- Radiologis: CT Scan, MRI, EEG
- Pungsi Lumbal
Diagnosis Banding

- Meningoensefalitis TB
Komplikasi

• Hidrosefalus
• Epilepsi
• Buta
• Hemiparesis
• Parese N.III, N. IV, N.VI
Tatalaksana

• Bed rest
• Antibiotik
• Simptomatik
Prognosis

• Angka kematian umumnya 50%.


• Prognosis sangat bergantung pada kecepatan dan
ketepatan pertolongan.
• Tergantung pula pada faktor penyulit, penyebab dan
bagaimana riwayat perjalanan penyakit sebelum
dirawat.
Pencegahan

• Primer
-Pencegahan faktor resiko: imunisasi
• Sekunder
-Penegakan diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat
• Tersier
- Fisioterapi dan Rehabilitasi
Analisis Kasus
Penurunan Kesadaran
Tonus, RF menurun
pada seluruh extremitas

GRM (+)
Hemiparese Duplex
Flaccid
Meningo-
R/ Sakit Kepala (+) encephalitis
Bakterialis
Mulut Mengot (+) Kanan
Demam (+)

Parese NVII Sinistra


Sentral
LCS jernih, protein tinggi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai