Anda di halaman 1dari 56

DEMAM BERDARAH DENGUE Gr.

II

Pembimbing :
dr. Sri Riyanti, Sp. A
dr. Fredik S Manufandu
IDENTITAS PASIEN
 Nama : An. B.C.L
 Tempat, Tanggal Lahir : Kaimana, 10/01/2013
 Jenis kelamin : Perempuan
 Usia : 6 tahun
 Agama : Katolik
 Alamat : Jl. Veteran
 Anak ke :1
 Nama Ayah : Tn. Y.L
 Tanggal masuk : 20 Februari 2019
 ANAMNESIS
Alloanamnesis dan Autoanamnesis Kamis, 21 Februari 2019

 Keluhan Utama : Demam

 Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang bersama orang tuannya dengan keluhan
demam sejak 5 hari yang lalu ,panas dirasakan naik turun,terutama
saat 2 hari pertama terkena demam, demam dirasakan saat sore
hari dan malam hari, pasien sempat berobat ke dokter praktek 3
hari yang lalu namun panas tidak tidak membai, pasien juga
mengatakan sakit kepala terutama daerah dekat mata, saat
sebelum pasien ke IGD pasien muntah 1x. Muntah berisi cairan dan
makanan. Pasien juga mengeluhh nyeri pada uluh hati. Pasien
tampak lemah disertai pusing, pasien juga mengatakan 5 hari yang
lalu mengalami gusi berdarah. Keluahan lain batuk (-), pilek (-),
mimisan (-), ruam kulit (-). Keluhan buang air besar dan buang air
kecil tidak ada, atas dasar serta keluhan tersebut sehingga pasien
dibawa ke IGD untuk mendapat pengobatan lebih lanjut.
 Riwayat penyakit dahulu
Anak belum pernah mengalami keluhan seperti ini.

 Riwayat penyakit keluarga


Di keluarga tidak ada yang mengeluh sama seperti ini.

 Riwayat pengobatan
An. Sudah berobat ke klinik dan diberikan obat. Setelah minum
obat namun belum ada perbaikan.

 Riwayat Lingkungan
Pasien tinggal di daerah yang banyak terdapat genangan air dan
orang tua pasien juga jarang menimbun atau membakar
sampah disekitar pekarangan rumah.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Pasien
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 113 x/m, regular, isi cukup
Respirasi : 28 x/m
Suhu : 37,2 C

Antopometri Dan Status Gizi


Antopometri

Berat Badan : 18 kg
Tinggi badan : 116 cm
18
 BB/TB % ( Rumus Waterlow): x 100% = 90%  Gizi Baik
20
116
 TB/U % (Rumus Pelletieer) : x 100 % = 100 %  Normal
115
Status Generalis
Kepala
Bentuk : Normocephal
Rambut : Hitam, tipis, berombak
Kulit : warna coklat
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), konjugtiva palpebral hiperemis (-/-)
,skleraikterik (-/-) ,reflexpupil (+/+), isokor, diameter 2mm, konjugtiva hiperemis (-
/-)
Telinga : Bentuk normal (normotia), simetris, serumen (-/-)
Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), faring hiperemis.
Mulut : Mukosa bibir tampak kering, sianosis (-) faring tidak hiperemis
Leher : JVP meningkat (-),trachea di tengah, pembesaran KGB leher (-
),pembesaran tiroid (-).
Paru
 Inspeksi : Simetris dextra-sinistra, tidak
ada bagian dada yangtertinggal saat
bernapas, retraksi dinding dada (-), otot
bantu pernapasan (-).\
 Palpasi : Simetris, vocal fremitus sama
dextra-sinistra, tidak ada bagian dada yang
tertinggal saatt bernapas, nyeri tekan (-)
 Perkusi : sonor disemua lapang paru
 Auskultasi : Suara Napas Vesikuer (+/+),
rhokhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
 Inspeksi : Ictus Cordis tidak terlihat
 Palpasi : Ictus Cords Teraba di ICS 5
Linea midclavicula Sinistra
 Perkusi : Dalam Batas Normal
 Auskultasi: Bunyi jantung I dan II regular,
bising jantung (-), gallop (-), mumur (-)
Abdomen
 Inspeksi : Perut tampak cembung(+)
 Palpasi : Nyeri Tekan Epigastrium (+),
Hepatomegali (-), Splenomegali (-), turgor
kulit baik.
 Perkusi : Timpani pada seluruh kuadran
abdomen
 Auskultasi : Bising Usus (+) Normal
Ekstremitas
 Atas : Akral hangat , peteki (-),
udem (-/-), CRT <2 detik
 Bawah : Akral hangat , peteki (-),
udem (-/-), CRT <2 detik
Pemeriksaan Penunjang
Hasil Tanggal 20/2/2019

Pemeriksaan HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN

WBC 5.28 103/Ul 5.000-10.000

LYM% 48.1 % 10.8-45.4

HB 11,6 g/dl 10.0-16.5

MCH 25,7 Pg 23.3-56.1

MCHC 33.2 g/dl 29.7-36.8

RBC 4.52 103/uL 4.00-5.74

MCV 77.5 Fl 76.4-102.0

HCT 35.1 % 26.10-49.60

PLT 101 103/uL 150-450


Hasil Lab 21/02/2019

Pemeriksaan HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN

WBC 6.2 103/uL 5.000-10.000

LYM% 56.1 % 10.8-45.4

HB 13.1 g/dl 10.0-16.5

MCH 24.5 Pg 23.3-56.1

MCHC 31.2 g/dl 29.7-36.8

RBC 5.35 103/Ul 4.00-5.74

MCV 77.0 Fl 76.4-102.0

HCT 41.1 % 26.10-49.60

PLT 54 103/uL 150-450


Hasil lab 22/02/2019

Pemeriksaan HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN

WBC 9.25 103/uL 5.000-10.000

LYM% 53.1 % 10.8-45.4

HB 12.4 g/dl 10.0-16.5

MCH 26.0 Pg 23.3-56.1

MCHC 34.1 g/dl 29.7-36.8

RBC 4.63 103/uL 4.00-5.74

MCV 76.7 Fl 76.4-102.0

HCT 35.34 % 26.10-49.60

PLT 41 103/uL 150-450


Hasil Lab 23/02/2019

Pemeriksaan HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN

WBC 8.20 103/uL 5.000-10.000

LYM% 51.8 % 10.8-45.4

HB 10.4 g/dl 10.0-16.5

MCH 24.0 Pg 23.3-56.1

MCHC 31.4 g/dl 29.7-36.8

RBC 4.34 103/uL 4.00-5.74

MCV 77.5 Fl 76.4-102.0

HCT 33.18 % 26.10-49.60

PLT 57 103/uL 150-450


Hasi Lab 25/02/2019

Pemeriksaan HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN

WBC 9.01 103/uL 5.000-10.000

LYM% 56.8 % 10.8-45.4

HB 8.6 g/dl 10.0-16.5

MCH 21.5 Pg 23.3-56.1

MCHC 27.8 g/dl 29.7-36.8

RBC 3.98 103/uL 4.00-5.74

MCV 77.4 Fl 76.4-102.0

HCT 30.8 % 26.10-49.60

PLT 189 103/uL 150-450


demam sejak 5 hari yang lalu ,
panas naik turun saat sore dan malam hari
sakit kepala terutama daerah dekat mata,
muntah 1x,
nyeri pada uluh hati
lemah disertai pusing,
5 hari yang lalu mengalami gusi berdarah.
Pemeeriksaan fisik
 Keadaan Umum : Tampak Sakit sedang
 Kesadaraan : Composmentis
 TD : 100/70 mmHg
 Nadi : 120x/m
 Respirasi : 24x/m
 0
Suhu : 36,7 C
 BB : 14 kg
 Mata : Konjungtiva anemis (-/-), konjugtiva palpebral
hiperemis (-/-) ,skleraikterik (-/-)
 Mulut : bibir kering (-)
 Abdomen : datar, nyeri tekan epigastrium (+), Bising usus (+) N
 Ekstremitas : Akral Hangat
Laboratorium
 Trombositopenia (+)
 Peningkatan HCT (+)

Diagnosis Kerja
 Demam Berdarah Dengue gr. II

Diagnosis Banding
 Demam dengue
 Malaria
 Demam Tifoid
Penatalaksanaan

Planning diagnostik:
 DL serial, DDR, IgG, IgM,

Medikamentosa:
 D5 ½ NS

 Kebutuhan Cairan :1200 CC/24 Jam

 Tetes infus : 1200x 20 = 16tpm

24x60
 Inj. Ranitidin 10mg/12 jam

 Inj. Paracetamol 3x150 mg

 Multivitamin 1x1 cth


 Prognosa
 Quo ad Vitam : Bonam
 Quo ad Functionam : Bonam
 Qua ad Sanationam : Dubia ad bonam
DEMAM
37.1

37

36.9

36.8
DEMAM
36.7

36.6

36.5
H5 H6 H7 H8 H9
14

12

10

6 HB

0
H5 H6 H7 H8 H9
TROMBOSIT
200
189

150

100 101
TROMBOSIT

50 54 57
41

0
H5 H6 H7 H8 H9
HEMATOKRIT
50

40
Axis Title

30

20
HEMATOKRIT
10

0
H5 H6 H7 H8 H9
Axis Title
 Infeksi dengue merupakan salah satu infeksi
virus yang hingga saat ini menyebar secara
cepat pada berbagai belahan dunia.
 Angka kejadian infeksi dengue di seluruh
dunia adalah 50-100 juta kasus, dengan
perkiraan 500.000 orang diantaranya
membutuhkan perawatan di rumah sakit
setiap tahunnya.
 bisa menyerang ???
 Demam dengue merupakan demam yang
diakibatkan oleh 1 dari 4 virus dari famili
Flaviviridae. Berdasarkan antigennya virus
tersebut dapat dibedakan menjadi 4 serotipe
(DENV-1, DENV-2, DENV-3, DAN DENV-4).
 Undifferentiated Fever
Infeksi primer oleh virus dengue dapat
memberikan gejala klinis berupa demam
sederhana yang tidak khas dan sulit dibedakan
dari demam akibat infeksi virus lain.
Undifferentiated fever bersifat self limiting
namun dapat menjadi lebih berat apabila
terjadi infeksi virus dengue dengan serotipe
yang berbeda.
 Demam dengue
Masa inkubasi rata-rata 4-6 hari dan awalnya
didahului dengan gejala demam, mialgia, sakit
punggung, malaise, anoreksia, dan gangguan
pengecapan. Demam bersifat akut, tinggi,
terus-menerus, bifasik dan biasanya
berlangsung 2-7 hari. Pada hari ke-3 demam
biasanya akan turun namun akan meningkat
kembali.
 Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic
Fever (DHF)
Hampir serupa dengan demam dengue, pada DBD terdapat
demam tinggi (dapat mencapai 40C) yang mendadak dan
dapat bersifat kontinua maupun bifasik dengan durasi 2-7
hari. Gejala lain yang dapat menyertai berupa :
 Muka kemerahan
 Anoreksia
 Myalgia dan artralgia
 Nyeri epigastrik, subcostal kanan, atau abdomen
 Mual dan muntah
 Faring dan konjungtiva hiperemis
 Mimisan
 Perdarahan gusi
 Hepatomegali
 Perjalanan penyakit DBD dapat dibedakan
menjadi 3 gase, yaitu fase demam, kritis dan
konvalesens.
 Dengue Shock Syndrome (DSS)
dibedakan menjadi syok terkompensasi atau
syok dekompensasi .
Pada syok terkompensasi, tubuh akan berusaha untuk mencegah
hipoprefusi pada organ vital dengan meningkatkan laju jantung,
stroke volume, dan vasokonstriksi perifer. Ekstremitas akan teraba
dingin, sianosis, CRT memanjang, dan bercak-bercak pada kulit.

Pada syok dekompensasi, tubuh gagal dalam mempertahankan


volume intravascular sehingga terjadi berbagai perburukan klinis
seperti perubahan kondisi mental, asidosis metabolik berat, gagal
organ multiple, gagal hati, gagal ginjal, hingga perdarahan masif.
Gejala:Nyeri kepala, nyeri retroorbital,
DEMAM DENGUE Mialgia, ruam kulit, Manifestasi
Perdarahan

Pada bayi&anak kecil: demam,


faringitis, rhinitis, batuk ringan,
fotofobia, nyeri tenggorok, epistaksis,
disuria

Lab: ditemukan adalah leukopenia


(<5000/mm3) dan trombositopenia
(<150.000/mm3), serta peningkatan
hematokrit sebanyak 5-10%.
Dengue Hemorrhagic
Fever (DHF)

Demam tinggi dengan onset akut (suhu 38,9


40,6OC) selama 2-7 hari, manifestasi perdarahan
seperti tes Tourniquet positif, petekie, purpura,
ekimosis, perdarahan gusi, mimisan, maupun
perdarahan gastrointestinal.

Pemeriksaan fisik: Teraba pembesaran


hepar, manifestasi perdarahan,
nyeri epigastrium

Lab: trombositopenia,hemokonsentrasi
peningkatan hematokrit sebanyak 20%.
derajat I bila muncul gejala seperti demam, manifestasi
perdarahan (tes Tourniquet positif) dan adanya gejala
kebocoran plasma seperti asites maupun efusi pleura.

DHF derajat II memiliki gejala yang sama dengan DHF


deajat I, ditambah dengan adanya perdarahan spontan.
Pada DHF derajat III gejala ditambah dengan adanya
kegagalan sirkulasi seperti nadi yang teraba lemah,
hipotensi dan keadaan umum pasien yang mulai
terganggu.

Pada DHF derajat IV mulai terjadi syok dengan hipotensi


(tekanan sistolik < 80 mmHg pada pasien berusia < 5
tahun, 80-90 mmHg > 5 tahun dan pasien dewasa) dan
nadi yang tidak teraba.
Pada pasien rawat inap, hal-hal yang perlu
diawasi antara lain adalah:
 Keadaan umum, nafsu makan, muntah,
perdarahan dan gejala serta tanda lainnya
 Tanda-tanda vital seperti suhu, nadi, laju
napas dan tekanan darah yang perlu
diperiksa setiap 2-4 jam pada pasien dengan
kondisi non-syok, serta 1-2 jam pada pasien
dengan kondisi syok.
 Pemeriksaan hematokrit serial setiap 4-6 jam
pada pasien stabil dan lebih sering pada
pasien tidak stabil maupun yang dicurigai
mengalami perdarahan.
 Urine output perlu diperiksa setiap 8-12 jam
pada kasus stabil, dan setiap 1 jam pada
pasien dengan keadaan syok maupun
kelebihan cairan. Angka urine output yang
diharapkan adalah sekitar 1 ml/kgBB/jam.
Berdasarkan derajat DHF, maka tatalaksana
yang dapat diberikan dibagi menjadi:

 Manajemen DHF derajat I, II kasus non-syok


Total pemberian cairan, baik secara oral dan
intravena pada pasien ini adalah sebanyak
jumlah maintenance yang dibutuhkan dalam
satu hari ditambah 5% defisit, baik oral
maupun intravena, yang diberikan dalam 48
jam.
 Manajemen syok: DHF derajat III
Pada sebagian besar kasus DSS akan
memberikan respon baik terhadap pemberian
10 ml/kgBB untuk pasien anak dan 300-500
ml pada dewasa dalam pemberian selama 1
jam ataupun secara bolus, jika diperlukan.
Manajemen syok: DHF derajat IV
Pemberian 10 ml/kgBB cairan secara bolus
perlu diberikan secepat mungkin, idealnya
dalam waktu 10-15 menit. Jika tekanan darah
pasien mulai membaik, maka pemberian cairan
selanjutnya dapat mengikuti seperti
manajemen pada DHF derajat III. Jika tidak,
ulangi pemberian 10 ml/kgBB cairan secara
bolus dan segera koreksi bila terjadi gangguan
pada hasil laboratorium (gas darah,
hematokrit, hipokalsemia, gula darah).
 Manajemen pada masa pemulihan
Masa pemulihan dapat dilihat dari perbaikan
secara klinis dan keadaan umum pasien. Perbaikan
perfusi perifer dan tanda vital yang stabil
menunjukkan status hemodinamik yang sudah
mulai pulih. Selain itu juga dapat dilihat adanya
penurunan angka hematokrit hingga angka
normal. Pada masa ini, pemberian cairan secara
intravena sudah harus dihentikan. Pada pasien
yang mengalami efusi masif ataupun asites perlu
diberikan diuretik untuk mencegah edema pulmo.
Kriteria untuk memulangkan pasien antara lain:
 Tidak adanya episode demam selama 24 jam
tanpa pemberian terapi antipiretik
 Kembalinya napsu makan
 Perbaikan secara klinis
 Urine output yang baik
 Minimal 2-3 hari dari pemulihan setelah syok
 Tidak ada gejala distress napas dari efusi
pleura dan tidak ada asites
 Nilai trombosit > 50.000/mm3. Jika tidak,
pasien disarankan untuk menghindari
aktivitas berat selama 1-2 minggu hingga
nilai trombosit kembali normal. Sebagian
besar kasus, nilai trombosit akan kembali
normal dalam 3-5 hari.
1. Pemberantasan sarang nyamuk melalui 3 M. (
Menguras,Menutup, Memnfaatkan kembali barang
bakas atau Menguburnya.
2. Pemberantasan vektor/nyamuk dengan
penyemprotan (fogging fokus).
3. Kunjungan ke rumah-rumah untuk pemantauan
jentik dan pembagian bubuk abate.
4. Penyuluhan dan kerja bakti untuk melakukan
kegiatan 3M.
Terimakasih….

Anda mungkin juga menyukai