FILSAFAT HUKUM
2 MASALAH FUNDAMENTAL:
1.APA LANDASAN MENGIKAT HK
2.APA KRITERIA KEADILAN
TUJUAN FH:
REFLEKSI TEORITIS INTELEKTUAL UNTUK
MENEMUKAN HAKIKAT DARI ASAS-ASAS
HUKUM YANG LAHIR DARI SUATU ATURAN
HUKUM.
HUKUM
Sarantakos:
Teori suatu set/kumpulan/koleksi gabungan
proposisi yang secara logis terkait satu sama lain
dan diuji serta disajikan secara sistematis. Yang
dibangun dan dikembangkan melalui research dan
dimaksudkan untuk menggambarkan dan
menjelaskan suatu fenomena.
PROPOSISI
Pro: Hubungan yang Logis antara dua
konsep.(Aksioma/Postulat & Teorem)
Aksioma/postulat: proposisi yg kebenarannya tdk
dipertanyakan lagi oleh peneliti. (orang yang
terbukti korupsi terkena sanksi )
Teorem: Proposisi yang dideduksikan dari aksioma.
HUKUM ALAM
HA pada prinsipnya menyatakan bahwa hukum itu sama
karena dilahirkan oleh manusia yang sama-sama
mempunyai naluri etis, sebagaimana dijadikan demikian
oleh alamnya atau fitahnya sendiri.
Benyamin Cardozo:
Oliver Wendel Holmes (the life of law has no been logic, but
it has been experience): Nasib pelaku kejahatan bukan
terletak pada rumusan undang2, melainkan pada
putusan hakim.
CRITICAL LEGAL STUDY
Studi Hukum Kritis (SHK) melanjutkan tradisi Legal Realist
yang melakukan kajian empris terhadap hukum. Secara radikal
SHK menggugat teori, doktrin atau asas-asas seperti netralitas
hukum, otonomi hukum, dan pemisahan hukum dengan
politik. (Gerry Spence, With justice for none; Pizzi, Trials Without Truth)
CLS tetap berada pada dalam wilayah jurisprudence, tapi
beralih dari alur berfikir normologik kecara berpikir nomologik
yg menekankan pada realitas ketimbang kepada teks
Karena tidak seperti dikonstruksikan oleh teorinya, proses-
proses hukum bekerja bukan di ruang yang hampa melainkan
bekerja dalam realitas yang tidak netral dan nilai yang ada
dibelakangnya adalah subyektif. Ide dasar SHK bertumpu
pada pemikiran bahwa hukum tidak dapat dipisahkan dari
politik dan hukum tidak tercipta dalam suatu ruang hampa
yang bebas nilai. Hukum lahir melalui ‘pertempuran’ politik
yang cenderung memihak dan subyektif untuk keuntungan
golongan tertentu. Inilah yang kemudian memunculkan
komentar bawa ‘hukum itu cacat sejak dilahirkan’.
ARUS PEMIKIRAN
ROBERTO UNGER: MENGINTEGRASIKAN
PARADIGMA KONFLIK DAN KONSESNSUS. AP
CENDERUNG LIBERALISME RADIKAL. (LAW IN
MODERN SOCIETY; THE CLS MOVEMENT)
DAVID KAIRYS : MEWARISI KRITIK MARXIS THD
HUKUM LIBERAL YANG HANYA DIANGGAP
MELAYANI SISTEM KAPITALISME. AP
MEMPUNYAI KECENDERUNGAN SOSIALISME
HUMANISTIK. (POLITIC OF LAW)
DUNCAN KENNEDY: MENGGUNAKAN METODE
EKLEKTIS YANG MEMBAHURKAN SEKALIGUS
PRESPEKTIF STRUKTURALIS, FENOMENOLOGIS,
NEO-MARXIS.
Gavin Drewery
L.PEMBUAT
PERATURAN
PEMEGANG
L.PENERAPAN
PERAN
PERATURAN
SOCIOLOGICAL YURISPRUDENCE
BERANGKAT DARI ILMU HUKUM, IA
MENGARAHKAN REFLEKSINYA TERHADAP
MASALAH2 PRAKTIS DARI KETERTIBAN
HUKUM DG MELAKUKAN PENELITIAN YG
BERTOLAK DARI LAPANGAN ILMU HUKUM
POSITIVIS VS SOSIOLOGIS
1. POSISTIVIS MELIHAT HK SBG NORMA TERTULIS;
SOSIOLOGIS MELIHAT HUKUM SBG KENYATAAN
MASYARAKAT.
2. POS. MELIHAT HK SBG SUATU YG OTONOM; SOSIOLOGIS
MELIHAT HUKUM SBG SUATU YG TDKOTONOM, KRN
ADANYA FAKTOR2 NON-HUKUM
3. POS. MEMBICARAKAN HK TTG APA YG SEHARUSNYA;
SOSIOLOGIS MENGKAJI HK DLM KENYATAAN DI
MASYARAKAT.
4. POS. MELIHAT KEBERADAAN HUKUM ADALAH DOGMA YG
WAJIB DIIKUTI SECARA PROSEDUR DAN SERBA KAKU;
SOSIOLOGIS SENANTIASA MEMANDANG HK SBG NORMA
YG HARUS MEMENUHI RASA KEADILANMASYARAKAT LUAS.
5. POS ITIVISME MENGGUNAKAN METODE PRESKREPTIF.
SOSIOLOGIS MENGGUNAKAN METODE DESKREPTIF.
DURKHEIM
Hukum yg dipakai oleh masyarakat
berpadanan dg tipe solidaritas masyarakat di
situ.
S. Mekanik: Ciri masyarakat dmn taraf pembagian kerjanya
masih rendah dan sifat masy relatif masih utuh.
Mensyaratkan ada suatu ikatan yg bersifat mekanis
antara warga masy. Tipe Hukum yg sesuai adalah yg
bersifat represif. Hk bekerja dg alat pidana
S. Organik: ciri masyarakat kompleks dan taraf pembagian
kerja yg tinggi. Memberikan kelonggaran kepada
masing-masing anggota masyarakat untuk menjalin
hubungan satu sama lain, tanpa ada campur tangan.
Hukum baru bekerja apabila terjadi ketidakadilan dlm
hub.tsb
Verikasi thd teori ini dilakukan Schwartz dan Miller
NONET dan SELZNICK
TIGA TIPE HUKUM DALAM MASYARAKAT
1. Hukum Represif: Hukum yg mengabdi dan pelayan pd
kekuasaan dan tertib sosial yg represif
2. Hukum Otonom: Hukum digunakan untuk mengawasi
atau membatasi kekuasaan yg represif dan melindungi
integritas dirinya. Didukung PN yang menjalankan
tugasnya yg bebas dr kekuasaan politik dan ekonomi,
dg menegakkan keadilan prosedural.
3. Hukum Responsif. Hukum yg melayani kebutuhan dan
kepentingan sosial rakyat (sbg fasilitator), pembuat uu
merefleksikan hal2 yg terjadi di masy, dan
mengedepankan keadilan substansial.
(Memadukan jurisprudence dan social science >>untuk
mengatasi krisis hukum atau seperti yg dikatakan
Trubek>>> is law dead?
HUKUM REPRESIF Vs OTONOM
Tujuan : Ketertiban >><< Legitimasi
Legitimasi : Ketahn Sos & Tujuan Ng >< Keadilan Prosedural
Peraturan : Keras, rinci, lemah thd pembuat hk >><< Luas dan
Rinci, mengikat penguasa maupun yang dikuasai
Diskresi : Sangat luas; oportunistik >< Dibatasi peraturan,
delegasi yg sempit
Moralitas : Moralitas komunal >><< moralitas kelembagaan
Politik : Hukum subordinat politik kekuasaan >< Independen
Harapan
Ketaatan : Tanpa Syarat (dianggap pembangkang) >><<
Penyimpangan peraturan yg dibenarkan, mis.
Menguji validitas uu atau perintah
Partisipasi : Pasif, kritik dianggap tdk setia >><< akses dibatasi
prosedur baku; munculnya kritik atas hk.
HUKUM RESPONSIF
Tujuan : Kompetensi
Legitimasi : Keadilan Substantif
Peraturan : Subordinat dr prinsip dan kebijakan
Diskresi : Luas, tetapi sesuai dengan tujuan.
Moralitas : Moralitas sipil
Politik : Terintegrasi aspirasi hk dan politik.
Keperpaduan kekuasaan
Harapan
Ketaatan : Pembangkangan dilihat dr aspek bahaya
substantif; Dipandang sbg gugatan thd legitimasi
Partisipasi : Akses diperbesar dengan integrasi advokasi
hukum dan sosial
WEBER
PERKEMBANGAN HUKUM SELARAS DENGAN
PERKEMBANGAN MASYARAKATNYA
1. TRADISIONAL: PROSES PERADILANNYA
EMPIRIS, SUBSTANTIF, PERSONAL .
KEADILAN EMPIRIS
2. KHARISMATIS: PENGADAAN HUKUM
MELALUI PEWAHYUAN; KEADILAN
KHARISMATIK
3. RASIONAL: PENGADAAN HUKUM MELALUI
PENGGARAPAN HK SCR SISTIMATIS
DIJALANKAN SCR PROFESIONAL
WEBER:
PENEGAKAN HUKUM MODERN