Anda di halaman 1dari 44

Retno Agustina Purnami, S.Si, M.

Si

Disampaikan pada
Pelatihan dan Sertifikasi AK3 Umum
BIODATA
N a ma : Retno Agustina Purnami

Instansi : Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi Prop. Kalimantan Timur

Jabatan : Pengawas Ketenagakerjaan Madya

Alamat Kantor : Jl. Kemakmuran N0. 2 Samarinda

No. Hp. : 082149124831

E-Mail : r_etnoagus@yahoo.co.id

Alamat Rumah : Jl. Jakarta Blok CX No 05 Loa Bakung Sungai Kunjang


Samarinda

Pendidikan : S2 Ilmu Lingkungan

Pelatihan/Training : 1. Pengawas Ketenagakerjaan,


2. Spesialis K3 Penanggulangan Kebakaran.
Zero Accident

Penerapan
Sistem Manajemen K3

Manajemen Resiko

3
Manajemen Risiko = Kemapanan Perusahaan
4

Perusahaan yang ingin eksis dalam era global


adalah yang memberikan jaminan kepada
pelanggan dalam bentuk
 Sertifikat SMK3
(UU 13 / 2003),
Risk Management OHSAS 18001,
ISO 31000  Sertifikat MUTU
(ISO 9000)
 Sertifikat
LINGKUNGAN
(ISO 14000)
PREVIEW of RISK MANAGEMENT :

OSHAS ILO OSH


SMK3
18001 2001

2nd Principals : 2nd Principals : 3th Principals :


Planning Planning Planning &
Implementation

RISK MANAGEMENT Develop Methodologi,


Identify, anticipate and
Identify Hazard, Risks
Asses, Determine Control assess hazards and risks
to safety and health
RISK ASSESMENT arising from the existing
or proposed work
environment and work
organization;

“What is Risk Assesment?


MANAJEMEN RISIKO PEMENUHAN
• Identifikasi sumber bahaya • Perundangan K3
• Standar K3
• Penilaian risiko
• Pedoman Teknis K3
• Pengendalian risiko • Aturan K3 lainnya
Sumber
daya

PROGRAM K3

S M A R T
Specific Measureable Achieveable Reasonable Time bound
Konsep Dasar Manajemen Risiko
7
Dalam K3

Potensi
Bahaya:
1. Mesin, Insiden:
Alat,
Bahan Risiko: Kecelakaan
2. Lingkunga 1. Peluang KENDA Kerja &
n Kerja 2. Konsekue LI
3. Sifat nsi
Penyakit
Pekerjaan Akibat
4. Cara Kerja Kerja
5. Proses
Produksi
PENGERTIAN ISTILAH
 Aktifitas
 Proses atau sekumpulan proses yang dilakukan oleh suatu organisasi yang
menghasilkan atau mendukung satu atau lebih produk atau jasa. (BS 25999-1:2006)
 Identifikasi risiko (risk identification)
 Proses untuk menemukan, mengenali dan mendeskripsikan risiko. Identifikasi risiko
terdiri dari identifikasi sumber-sumber risiko, kejadian-kejadian, penyebab dan
potensi konsekuensinya.
 Identifikasi risiko dapat melibatkan data histori, analisis secara teori, opini ahli, dan
kebutuhan stakeholders.
 Kejadian (event)
 Muncul atau berubahnya sekumpulan hal tertentu.
 Satu kejadian bisa berupa satu atau lebih kemunculan, dan bisa mempunyai
beberapa sebab. Kejadian disebut juga sebagai insiden atau kecelakaan. Kejadian
yang tidak mempunyai konsekuensi disebut sebagai ‘near miss’, ‘insident’, atau ‘close
call’, ‘ hampir kena’.
 Konsekuensi
 Hasil dari suatu kejadian yang berpengaruh pada tujuan (ISO 31000:2009).
 Suatu kejadian dapat menyebabkan konsekuensi yang beragam. Konsekuensi dapat
dinyatakan secara kualitatif atau kuantitatif. Konsekuensi bisa tertentu atau tidak-
tentu dan dapat mempunyai efek positif atau negatif terhadap tujuan.
PENGERTIAN ISTILAH
 Penilaian risiko (risk analysis)
 Proses memahami secara menyeluruh sifat dari risiko dan untuk menentukan tingkat
risiko (ISO 31000:2009).
 Penilaian risiko termasuk dalam mengestimasi risiko.
 Peluang (likelihood)
 Kemungkinan terjadinya sesuatu (ISO 31000).
 Peluang ( Likelihood ) bisa subjektif atau objektif, kualitatif atau kuantitatif.
 Rating risiko
 Notasi huruf yang mencerminkan risiko yang ada dalam satu kelompok pekerja,
perusahaan, badan usaha atau lembaga.
 Risiko
 Kombinasi dari konsekuensi suatu kejadian yang berbahaya dan peluang terjadinya
kejadian tersebut (OHSAS 18001-2007).
 Akibat (efek) dari ketidakpastian terhadap tujuan. (ISO 31000:2009)
 Ketidakpastian adalah keadaan dimana kekurangan informasi terkait, pemahaman atau
pengetahuan dari suatu kejadian, konsekuensinya atau kemungkinannya.
 Hazard atau sumber risiko
 Sumber, situasi, atau tindakan yang berpotensi mencederai badan atau mengganggu
kesehatan manusia (OHSAS 18001-2007).
 Elemen yang dapat berdiri sendiri atau merupakan kombinasinya yang berpotensi untuk
terjadinya risiko. (ISO 31000:2009).
 Manajemen Risiko
 Manajemen Risiko adalah penerapan secara sistematis dari kebijakan manajemen,
prosedur dan akitivitas dalam kegiatan identifikasi bahaya, analisa, penilaian, penanganan
dan pemantauan serta review (peninjauan ulang) terhadap risiko.
SIAPA YANG MELAKUKAN
PENILAIAN RISIKO

 Dapat dilakukan oleh Pengawas


Ketenagakerjaan, manager/supervisor/ ahli K3
di perusahaan ybs.
 Dapat dilakukan oleh pihak ketiga.
 Memahami MSDS/Label/informasi tempat
kerja.
 Kualifikasi yang melakukan :
 Memahami perat.-peruu. K3
 Memiliki keahlian di bidang K3
TAHAPAN MANAJEMEN RISIKO
PEMANTAPAN
K. Strat. KONTEKS

K. Org
K. Peng. IDENTIFIKASI BAHAYA
MONITOR &
REVIEW
ANALISA RISIKO

PENILAIAN RISIKO

PENGENDALIAN
RISIKO
PEMANTAPAN KONTEKS
Konteks Strategik : Ass. Internal dan eksternal unit
Konteks Organisasi : Ass. Thd Manajemen &
Organisasi
- Manajemen melibatkan dalam pengambilan keputusan
- Terkait dengan kebijakan organisasi secara keseluruhan
- Terkait dengan alokasi sumber daya (personil, finansial, dll)

Konteks Pengelolaan Risiko : Ass. Terhadap ruang


lingkup yg lebih besar s/d pemerintah
IDENTIFIKASI BAHAYA
Tahap pertama dalam kegiatan manajemen risiko
dimana kita melakukan identifikasi bahaya yang
terdapat dalam suatu kegiatan atau proses :
Ada tiga pertanyaan yang dapat dipakai sebagai panduan

Apakah ada sumber untuk menimbulkan


cedera/loss ?
Target apa saja yang terkena/terpengaruh
bahaya ?
Bagaimana mekanisme cedera/loss dapat
timbul?
IDENTIFIKASI BAHAYA
Apakah ada sumber untuk menimbulkan cedera?
Sumber bahaya ditempat kerja dapat berasal dari :

BAHAN / MATERIAL
ALAT/MESIN
METODE KERJA
LINGKUNGAN KERJA
BAHAYA DAN RISIKO
 FISIKA:
 Bising, radiasi, laser, cahaya dll;
 KIMIA:
 bahan-bahan kimia, limbah B3 dll;
 ERGONOMI:
 Sistem kerja, angkat barang dll;
 PSIKOSOSIAL;
 stress, kerja shift;
 BIOLOGI:
 Serangga, bakteri, virus, dll.
IDENTIFIKASI BAHAYA
Terget yang mungkin terkena/terpengaruh sumber
bahaya :

Manusia
Produk
Peralatan / fasilitas
Lingkungan
Proses
Reputasi
Lainnya??
TEHNIK IDENTIFIKASI BAHAYA

Banyak alat bantu yang dapat digunakan untuk


mengidentifikasi bahaya di tempat kerja. Beberapa
metode/tehnik tersebut :

Inspeksi
Pemantauan/survey
Audit
Kuesioner
Data-data statistik
1. JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)

Nama Pekerjaan Dokter Perusahaan


Uraian Pekerjaan Pelayanan Medis Di Klinik Perusahaan

N Prosedur Hazard Kontrol


o
.
1 Medical Check Up (MCU) Banyaknya pekerja yang harus dilakukan Membatasi jumlah pekerja yang akan di
MCU perhari dapat menyebabkan kelelahan MCU perhari
serta dapat mempengaruhi kevalidan hasil
MCU

2 Pemeriksaan dan Infeksi Nosokomial Selalu menjaga SOP dan prinsip-prinsip


Pengobatan Medis septik dan aseptik.

3 Penanganan Alat-alat emergensi rusak / tidak berfungsi Melakukan kalibrasi peralatan emergensi
Kedaruratan Medis maksimal. secara berkala

4 Pemberian terapi Medis Obat-obatan sudah kadaluarsa Melakukan pengecekan rutin terhadap
tanggal kadaluarsa obat-obatan.

Dibuat Pada Tanggal : 25 Desember 2010


Dibuat Oleh : dr. Dony
Tanda Tangan :
2. JOB SAFETY OBSERVATION (JSO)
Observasi dilakukan oleh : Banian
Jabatan : HSE Manager
Tanggal : 30 Desember 2010
Nama Pekerjaan : Dokter Perusahaan
Nama Pekerja : dr. Dony
Pengalaman Pekerja : 2 tahun, 6 bulan

1. Apakah pekerja menggunakan pakaian yang sesuai?


Jawab: Ya
2. Apakah pekerja menggunakan APD?
Jawab: Ya

N Prosedur Hazard Unjuk-


o kerja*
.

Medical Check Up (MCU) Banyaknya pekerja yang harus dilakukan 2


MCU perhari dapat menyebabkan
kelelahan serta dapat mempengaruhi
kevalidan hasil MCU

Pemeriksaan dan Pengobatan Infeksi Nosokomial 3


Medis
Penanganan Kedaruratan Alat-alat emergensi rusak / tidak berfungsi 2
Medis maksimal.
Pemberian terapi Medis Obat-obatan sudah kadaluarsa 3

*1=Tidak memuaskan, *2=Harus observasi kembali, *3=Memuaskan


3. Apakah ada prosedur operasi yang tertulis?
Jawab: Ya
4. Apakah pekerja melakukan tugasnya sesuai dengan prosedur operasi?
Jawab: Ya
5. Apakah pekerja patuh pada peraturan K3?
Jawab: Ya
6. Apakah pekerja melakukan tugasnya dengan aman?
Jawab: Ya
7. Apakah pekerja mempunyai sikap yang baik terhadap K3?
Jawab: Ya
8. Apakah pekerja perlu pelatihan?
Jawab: Ya
9. Apakah pekerja perlu dipindah dari pekerjaan ini?
Jawab: Tidak
10. Apakah pekerja pernah mengungkapkan kelainan dalam tugas?
Jawab: Tidak
11. Rekomendasi tindakan perbaikan :
Jawab:
1. Perlu dilakukan perawatan dan kalibrasi rutin peralatan emergensi medis
2. Perlu dilakukan pengecekan rutin terhadap tangal kadaluarsa obat-obatan
12. Apakah JSO direview oleh pekerja?
Jawab: Ya
Nama Supervisor : Banian
Tandatangan :
Tanggal : 30 Desember 2010
ANALISA DAN PENILAIAN RISIKO
Peluang (Probability)
Yaitu kemungkinan terjadinya suatu
kecelakaan/kerugian ketika terpajan dengan suatu
bahaya
 Peluang orang jatuh karena melewati jalan licin
 Peluang untuk tertusuk jarum
 Peluang tersengat listrik
 Peluang supir menabrak
ANALISA DAN PENILAIAN RISIKO
Akibat (Consequences)
Yaitu tingkat keparahan/kerugian yang mungkin terjadi
dari suatu kecelakaan/loss akibat bahaya yang ada. Hal
ini bisa terkait dengan manusia, properti, proses,
lingkungan, dll
Contoh :
 Fatality atau kematian
 Cacat
 Perawatan medis
 P3K
ANALISA RISIKO
Ada 3 cara dalam penilaian risiko yaitu :

Kualitatif
Semi kuantitatif (contoh: pembobotan /
rangking)
Kuantitatif
ANALISA RISIKO
Analisa Kualitatif

Metode ini menganalisa dan menilai suatu risiko


dengan cara membandingkan terhadap suatu
diskripsi/uraian dari parameter (peluang dan akibat)
yang digunakan. Umumnya metode matriks dipakai

Analisa Semikuantitatif
Metode ini pada prinsipnya hampir sama dengan
analisa kualitatif, perbedaannya pada metode ini
uraian/deskripsi dari parameter yang ada dinyatakan
dengan nilai/skore tertentu
ANALISA RISIKO
Analisa Kuantitatif

Metode ini dilakukan dengan menentukan nilai dari


masing-masing parameter yang didapat dari hasil
analisa data-data yang representatif

Analisa terhadap nilai peluang atau akibat dilakukan


dengan beberapa metode seperti : analisa statistik,
model komputer, simulasi, fault tree analysis, dll
tergantung pada derajat resiko, sumberdaya yang
tersedia untuk penilaian dan keakuratan data yang
tersedia.
Penilaian RISIKO
 Langkah 1 – Menemukan bahaya;
 Langkah 2 – Menentukan siapa yang bakal
terkena risiko dan bagaimana;
 Langkah 3 – Melakukan evaluasi risiko dan
menetapkan apakah kehati-hatian yang
dilakukan sudah memadai atau harus lebih
ketat lagi;
 Langkah 4 - Mencatat penemuan;
 Langkah 5 – Tinjau ulang penilaian dan
perbaiki jika perlu;
ACUAN DALAM PENILAIAN RISIKO
Agar penilaian yang kita lakukan seobjective mungkin maka perlu
mengumpulkan informasi sebelum menilai resiko dari suatu
akitivitas :

 Informasi tentang suatu aktivitas (durasi, frekuensi, lokasi dan


siapa yang melakukan
 Tindakan pengendalian risiko yang telah ada
 Peralatan/mesin yang digunakan untuk melakukan aktivitas
 Bahan yang dipakai serta sifat-sifatnya (MSDS)
 Data statistik kecelakaan/penyakit akibat kerja (internal &
eksterbal)
 Hasil studi, survey/pemantauan
 Literature
 Benchmark pada industri sejenis
 Penilaian pihak spesiality/tenaga ahli, dll
Tabel di bawah merupakan contoh parameter keseringan
dari tabel matriks resiko di atas :

Kategori Keseringan Contoh Parameter I Contoh Parameter II

Probabilitas 1 dari 1.000.000 jam kerja orang


Sangat Jarang Terjadi 1X dalam masa lebih dari 1 tahun
lebih

Jarang Bisa terjadi 1X dalam setahun Probabilitas 1 dari 1.000.000 jam kerja orang

Sedang Bisa terjadi 1X dalam sebulan Probabilitas 1 dari 100.000 jam kerja orang

Sering Bisa terjadi 1X dalam seminggu Probabilitas 1 dari 1000 jam kerja orang

Sangat Sering Terjadi hampir setiap hari Probabilitas 1 dari 100 jam kerja orang
Tabel di bawah merupakan contoh parameter keparahan
dari tabel matriks resiko :

Kategori Keparahan Contoh Parameter I Contoh Parameter II

Tidak terdapat cedera/penyakit, tenaga kerja Total kerugian kecelakaan kerja kurang dari
Sangat Ringan
dapat langsung bekerja kembali Rp. 1.000.000

Cedera ringan, tenaga kerja dapat langsung Total kerugian kecelakaan kerja antara Rp.
Ringan
bekerja kembali 1.000.000 – Rp. 1.500.000

Mendapat P3K atau tindakan medis, tidak Total kerugian kecelakaan kerja antara Rp.
Sedang
ada hilang jam kerja lebih dari 1X24 jam 1.500.000 – Rp. 5.000.000

Memerlukan tindakan medis lanjut/rujukan,


Total kerugian kecelakaan kerja antara Rp.
Parah cacat sementara, terdapat jam kerja hilang
5.000.000 – Rp. 10.000.000
1X24 jam

Cacat Permanen, Kematian, terdapat jam Total kerugian kecelakaan kerja lebih dari Rp.
Sangat Parah
kerja hilang lebih dari 1X24 jam 10.000.000
PENANGANAN RISIKO
Berdasarkan penilaian risiko kemudian ditentukan
apakah risiko tersebut masih bisa diterima (acceptable
risk) atau tidak (unacceptable risk) oleh suatu
perusahaan / organisasi
Apabila risiko tersebut tidak bisa diterima maka
organisasi harus menetapkan bagaimana risiko
tersebut ditangani hingga tingkat dimana risikonya
paling minimum/sekecil mungkin
Bila risiko mudah dapat diterima/tolerir maka
organisasi perlu memastikan bahwa monitoring terus
dilakukan terhadap risiko itu.
Risiko yang bisa diterima
Menentukan suatu risiko dapat diterima akan
tergantung kepada penilaian/pertimbangan dari suatu
organisasi berdasarkan :
Tindakan pengendalian yang telah ada
Sumber daya (finansial, SDM, fasilitas, dll)
Regulasi/standard yang berlaku
Rencana keadaan darurat
Catatan/data kecelakaan terdahulu, dll
Catatan : walau suatu risiko masih dapat diterima tapi
tetap harus dipantau/dimonitor
Risiko yang tidak bisa diterima
Bila suatu risiko tidak dapat diterima maka harus
dilakukan upaya penanganan risiko agar tidak
menimbulkan kecelakaan/kerugian. Bentuk tindakan
penanganan risiko dapat dilakukan sebagai berikut :
☻ Hindari risiko
☻ Kurangi/minimalkan risiko
☻ Transfer risiko
☻ Terima risiko
HIRARKI PENGENDALIAN
ELIMINASI
1
2 SUBSTITUSI

3 REKAYASA/
ENGINEERING

PENGENDALIAN
4 ADMINISTRATIF

5 APD
Hirarki Pengendalian Risiko K3

☻ Eliminasi
Menghilangkan suatu bahan/tahapan proses berbahaya
☻ Substitusi
 Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk pasta
 Proses menyapu diganti dengan vakum
 Bahan solvent diganti dengan bahan deterjen
 Proses pengecatan spray diganti dengan pencelupan
☻ Rekayasa Teknik
 Pemasangan alat pelindung mesin (mechin guarding)
 Pemasangan general dan local ventilation
 Pemasangan alat sensor otomatis
Hirarki Pengendalian Risiko K3

☻ Pengendalian Administratif
 Pemisahan lokasi
 Pergantian shift kerja
 Pembentukan sistem kerja
 Pelatihan karyawan
☻ Alat Pelindung Diri
 Helmet
 Safety Shoes
 Ear plug/muff
 Safety goggles
 Masker
 Breathing apparatus etc.
PEMANTAUAN DAN TINJAUAN ULANG

Setelah rencana tindakan pengendalian risiko


dilakukan maka selanjutnya perlu dipantau dan
ditinjau ulang apakah tindakan tersebut sudah efektif
atau belum
Bentuk pemantauan antara lain :
 Inspeksi dan safety patrol
 Pemantauan lingkungan kerja dan LH
 Near miss report
 Accident report
 Pemeriksaan kesehatan
 Audit
PEMANTAUAN DAN TINJAUAN ULANG

Harus dilakukan karena akan selalu ada potensi


hazard yang baru untuk setiap tempat kerja, hazard
ini dapat disebabkan oleh:
 Penggunaan teknologi, peralatan atau bahan-bahan dan
produk baru
 Penerapan dari metode atau prosedur kerja baru ( SOP
baru)
 Perubahan lingkungan kerja (perpindahan ke kantor
yang berbeda, pengurangan staff, mutasi, rotasi , shift
dll)
 Perubahan organisasi / manajemen.
 Mempekerjakan staf baru dengan tingkat kemampuan
dan pengetahuan yang berbeda
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai