2
The Power of PowerPoint - thepopp.com
Tujuan K3
3
The Power of PowerPoint - thepopp.com
NEXT Ruang
lingkup
K3
Terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam pelaksanaan
K3. dimana aspek aspek inilah yang dapat mempengaruhi atau menimbulkan kecelakaan
kecelakaan kerja, jika tidak diatur sedemikian rupa sesuai standar. Adapun ruang lingkup
K3 yaitu sebagai berikut:
1. Lingkungan Kerja
Merupakan lokasi tempat para pekerja melakukan aktivitas kerja. Kondisi lingkungan kerja seperti ventilasi, penerangan
dan situasi haruslah memadai. Hal ini untuk meminimalisir potensi terjadinya kecelakaan kerja.
Jika kondisi lingkungan kerja tidak memadai seperti penerangannya yang kurang, pada jangka waktu tertentu akan
berdampak buruk bagi kesehatan mata pekerja dan akan menimbulkan penyakit.
3. Metode Kerja
Metode kerja atau prosedur kerja merupakan standar cara kerja yang harus dilakukan pekerja. Pembuatan SOP (Standar
Operasional Prosedur) Pada suatu perusahaan dibuat agar pekerjaan yang dilakukan pekerja tercapai secara efektif dan
efisien.
Contohnya prosedur mengoperasikan mesin atau prosedur penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) yang sesuai standar.
Dalam sistem manajemen K3 diatur berapa batas maksimum jam pekerja bekerja dalam sehari untuk meminimalisir
potensi resiko pada kesehatan pekerja.
Adapun untuk jenis jenis bahaya dalam K3 dapat di golongkan menjadi 5 jenis, yaitu sebagai berikut.
FISIKA
Jenis bahaya fisika ini misalnya gangguan yang terjadi
akibat operasi suatu mesin yang menimbulkan
Mekanik kebisingan. Selain itu keadaan suhu ruangan yang
terlalu panas ataupun terlalu dingin juga menimbulkan
Yaitu bahaya yang berasal dari benda-
benda bergerak, benda-benda tajam, benda bahaya terhadap pekerja.
Bahaya Ergonomi
yang berukuran lebih besar dan berat yang Contohnya : gangguan pendengaran akibat terlalu
dapat menimbulkan risiko pada pekerja lama terpapar bising pada situasi kerja, pencahayaan
Bahaya Ergonomi adalah bahaya yang berasal dari
seperti tertusuk, terjepit, terhimpit, terpotong,
adanya ketidak sesuaian desain alat/fasilitas atau penerangan yang kurang menyebabkan
tertabrak dan lain sebagainya.
kerja dengan kapasitas tubuh pekerja. kerusakan mata dan bahaya yang ditimbulkan oleh
Sehingga pada kasus ini seperti ini akan
peralatan.
menimbulkan rasa tidak nyaman di tubuh, pegal-
pegal, sakit pada otot, tulang dan sendi.
Contohnya, gerakan repetitif (berulang-ulang)
seperti membungkuk-berdiri-membungkuk, durasi
dan frekuensi bekerja melebihi batas. Demikianlah Biologi Kimia
ulasan mengenai pengertian K3, tujuan, ruang
lingkup hingga beberapa jenisnya. Adalah bahaya yang berasal dari hewan atau Bahaya jenis kimia dalam K3 biasanya
Sistem manajemen K3 pada suatu perusahaan terdapat pada bahan kimia yang digunakan
maupun pabrik patut di periksa secara berkala mikroorganisme tak kasat mata yang berada
dalam proses produksi. Bahaya jenis kimia
apakah sudah sesuai ketentuan/atau standar yang disekitar lokasi kerja dan dapat masuk kedalam ini terjadi pada kontak langsung oleh pekerja
berlaku. Sebab sistem K3 pada suatu perusahaan ataupun terhirup.
tubuh tanpa diketahui sehingga banyak
akan berpengaruh terhadap kinerja keselamatan Ada beberapa jenis bahan kimia tertentu
dan kesehatan pekerja. penanganannya dilakukan setelah pekerja yang sifatnya mudah menguap dan pada
terinfeksi. Contohnya seperti : bisa ular, ambang batas tertentu dapat menimbulkan
penyakit terhadap manusia.
berbagai macam virus dan bakteri. Contohnya : Abu sisa pembakaran bahan
kimia seperti plastik, akan menghasilkan
senyawa kimia berbahaya jika terhirup oleh
manusia.
9
10
Perlu disosialisasikan baik kepada
tenaga kerja dan pengusaha agar
Peraturan Perundang-undangan semua memahami aturan tersebut
K3 merupakan salah satu usaha
Peraturan yang mengatur K3
dalam pencegahan kecelakaan 1. UU No 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja
kerja, penyakit akibat kerja,
2. UU No 13 Tahun 2003 tentang
kebakaran, peledakan dan Ketenagakerjaan
3. Kep MenKes No
pencemaran lingkungan kerja 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan
yang penerapannya menurut Kerja Perkantoran dan Industri
Peraturan Perundang- 4. Peraturan Menaker No Per
undangan tentang Keselamatan jenis dan sifat pekerjaan serta 01/MEN/1981 tentang Kewajiban
& Kesehatan Kerja Melapor Penyakit Akibat Kerja.
kondisi lingkungan kerja. 5. Peraturan Menaker No Per
01/MEN/1976 tentang Kewajiban
Latihan Hiperkes Bagi Dokter
Perusahaan.
6. Peraturan Menaker No Per
01/MEN/1979 tentang Kewajiban
Latihan Hygiene Perusahaan K3 Bagi
Tenaga Paramedis Perusahaan.
7. Keputusan Menaker No Kep
79/MEN/2003 tentang Pedoman
Diagnosis dan Penilaian Cacat Karena
Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja.
11
The Power of PowerPoint - thepopp.com
8. UU No 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit berisi akreditasi RS dan syarat
fisik RS
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA RUMAH SAKIT
1. Bahwa rumah sakit merupakan tempat kerja yang memiliki risiko tinggi terhadap
keselamatan dan kesehatan sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping
pasien, pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit
2. Bahwa ketentuan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1087/MENKES/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di
Rumah Sakit perlu disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta perkembangan hukum
Pasal 11 (ayat) 1 dikatakan bahwa:
1. Standar K3RS meliputi:
a. manajemen risiko K3RS
b. keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit
c. pelayanan Kesehatan Kerja
d. pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari aspek keselamatan dan
Kesehatan Kerja
e. pencegahan dan pengendalian kebakaran
f. pengelolaan prasarana Rumah Sakit dari aspek keselamatan dan Kesehatan
Kerja;
g. pengelolaan peralatan medis dari aspek keselamatan dan Kesehatan Kerja; dan
h. Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana.
Jun Akizaki
2. Standar K3RS sebagaimana dimaksud harus dilaksanakan oleh SDM Rumah Sakit.
The Power of PowerPoint – thepopp.com
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG KESELAMATAN PASIEN
1. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, dibutuhkan
tindakan yang komprehensif dan responsif terhadap kejadian tidak diinginkan di
fasilitas pelayanan kesehatan agar kejadian serupa tidak terulang kembali;
2. bahwa Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/MENKES/Per/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit perlu disesuaikan dengan perkembangan dan
kebutuhan pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan, sehingga perlu
disempurnakan