Snake bite
Disusun oleh:
Elsa Tubella
1808436217
Nama : Tn. L
Umur : 47 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tgl Masuk RS : 09 Januari 2020
Tgl Pemeriksaan : 16 Januari 2020
Anamnesis
KELUHAN UTAMA:
JARI TENGAH MENGHITAM SEJAK 1
MINGGU SMRS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• Pasien mengeluhkan jari tengah menghitam sejak 4 hari SMRS. Jari tengah
bengkak dan lunak, terasa kebas, nyeri (-), gatal (-). Punggung tangan bengkak
dan lunak, pasien mengaku akibat pemasangan infus. Demam (-), sesak napas
(-).
• Satu minggu sebelumnya, Pasien digigit ular kobra saat bekerja di kebun sawit.
Saat kejadian, tangan terasa nyeri dan panas. Pasien mengaku sempat
mengikat bagian pangkal dari jari tengahnya, dan menghisap bekas gigitan ular.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• Pasien kemudian dirujuk ke RSUD AA, datang ke IGD dalam keadaan tidak
sadarkan diri, dan mengalami henti napas. Pasien kemudian dilakukan
resusitasi jantung paru, kemudian mengalami perbaikan. Pasien sadar
setelah satu hari. Pasien dirawat di ICU selama 2 hari. Kemudian dipindahkan
ke ruangan Edelweis.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Kesadaran : Komposmentis
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Tekanan Darah : 125/85 mmHg
Nadi : 96x/menit
Pernafasan : 22x /menit,
Suhu : 36,4°C
Berat Badan : 62 kg
Tinggi Badan : 160 cm
IMT : 22,77 kg/m2 (Normoweight)
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala-leher:
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
pupil iskokor (2mm/2mm)
Hidung : cairan (-)
Telinga : cairan (-)
Mulut : bibir kering(-), atrofi papil lidah (-), caries (-)
Leher : peningkatan JVP (-), pembesaran KGB (-),
pembesaran tiroid (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Thorax-Paru:
Inspeksi : gerakan dinding dada simetris
Palpasi : vokal fremitus normal simetris kiri dan kanan
Perkusi : sonor pada seluruh lapangan paru
Auskultasi : suara nafas vesikuler , ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Thorax-Jantung :
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba di SIK V linea midklavikula sinistra
Perkusi : batas kanan jantung linea sternalis dextra
batas kiri jantung linea midklavikula sinistra
Auskultasi : HR bpm, S1 dan S2 regular, gallop (-), murmur(-)
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen:
Inspeksi : Tampak datar.
Auskultasi : BU (+) 8x/ menit
Perkusi : Timpani
Palpasi : Nyeri tekan (-), defans muskular (-)
Ekstremitas:
Atas :Akral hangat, CRT < 2 detik, edema(+/-). (Status lokalis)
Bawah :Akral hangat, CRT < 2 detik, edema(-/-).
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda massa : retensi urin (+), tumor buli (-), batu buli (-)
DIAGNOSIS KERJA
• Snake bite
USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah rutin
2. Faktor pembekuan
3. Fungsi ginjal
HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG
4. Pemeriksaan mikrobiologi :
Tidak ada pertumbuhan kuman
DIAGNOSIS AKHIR
• Pantau TTV
• Observasi daerah bekas gigitan
Farmakoterapi
• Ceftriakson 2 x 1 gram
• Dexametason 3 x 5 mg
• Ketorolac 3 x 30 mg
• Omeprazol 2 x 40 mg
TINJAUAN PUSTAKA
EPIDEMIOLOGI
• Sebagian besar perkiraan kejadian gigitan ular dijumpai di Asia Selatan, Asia
Tenggara, Sub-sahara Afrika, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.
• Perhatian khusus oleh WHO untuk negara-negara Asia Tenggara :
Kategori 1 : Kepentingan medis tertinggi. Ular yang sangat berbisa yang yang sering atau
tersebar luar dan menyebabkan banyak kasus gigitan, menimbulkan tingginya morbiditas,
disabilitas dan mortalitas
Kategori 2 : Kepentingan medis Sekunder. Ular yang sangat berbisa yang dapat menyebabkan
morbiditas, disabilitas, dan mortalitas, tetapi (a) kekurangan data epidemiologis dan klinis yang
pasti atau (b) lebih jarang berpengaruh karena sifat alamiahnya, pilihan habitatatau dijumpai
pada daerah yang jauh dari populasi besar manusia.
Beberapa jenis ular kategori WHO di Indonesia :
1. Daerah Sumatera, Jawa, Borneo, Sulawesi, dan sebagian pulau-pulau sunda tetapi terletak di sebelah
barat garis wallace
Rumah sakit :
• IVFD RL (tergantung kondisi hemodinamik)
• Pemberian serum anti bisa ular
• Toksoid tetanus
• Fasciotomi (masih diperdebatkan)
• Antibiotik
Terimakasih