Anda di halaman 1dari 22

DIARE

PENGERTIAN

 Diare merupakan gejala yang terjadi karena kelainan


yang melibatkan fungsi penyerapan dan sekresi.
Gangguan diare dapat melibatkan lambung dan usus
(gastroenteritis), usus halus (enteritis), kolon
(kolitis), usus dan kolon (enterokolitis)
EMIDEMIOLOGI

 Menurut WHO, diare membunuh 2 juta anak di


dunia setiap tahun sedangkan di Indonesia
menurut Surkesnas (2001) diare merupakan
salah satu penyebab kematian kedua terbesar
pada balita.
ETIOLOGI

VIRUS

BAKTERI

HELMINT

PROTOZOA
PATOFIOLOGI

Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama


gangguan osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak
dapat diserap yang menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus
meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga
usus, isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare
masuknya mikroorganisme hidup ke dalam usus setelah berhasil
melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme tersebut
berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin
tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.
KLASIFIKASI

DIARE AKUT

DIARE KRONIS

DIARE
MEMBANTEL

DIARE
NONSPESIFIK
GEJALA KLINIS
Klasifikasi Tanda dan Gejala
Diare dengan dehidrasi berat Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut:
1. Letargi/tidak sadar
2. Mata cekung
3. Tidak bisa minum/malas minum
4. Cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat
Diare dengan dehidrasi ringan/sedang Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut:
1. Gelisah, rewel, atau mudah marah
2. Mata cekung
3. Haus, minum dengan lahap
4. Cubitan kulit perut kembalinya lambat
Diare tanpa dehidrasi Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan sebagai
dehidrasi berat atau ringan/sedang
Diare persisten berat Diare selama 14 hari atau lebih disertai dengan dehidrasi
Diare persisten Diare selama 14 hari atau lebih tanpa disertai tanda
dehidrasi
Disentri Terdapat darah dalam tinja (berak campur darah)
PEMERIKSAAN FISIK

KEADAAN UMUM BARAT BADAN

KULIT KEPALA

MULUT DAN
MATA LIDAH

ABDOMEN ANUS
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan darah tepi lengkap


Pemeriksaan ureum, kreatinin, dan berat jenis plasma
Pemeriksaan urine lengkap
Pemeriksaan tinja lengkap dan biakan tinja dari colok dubur
Pemeriksaan biakan empedu bila demam tinggi dan dicurigai infeksi
sistemik
Pemeriksaan sediaan darah malaria serta serologi helicobacter jejuni
sangat dianjurkan
Duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara
kuantitatif dan kualitatif pada diare kronik.
Pemeriksaan darah 5 darah perifer lengkap, analisis gas darah (gda) &
elektrolit (na, k, ca, dan p serum pada diare disertai yang kejang)
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik/ hipertonik)


Renjatan hipovolemik
Hipokalemia/ dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah,
takikardia, perubahan EKG)
Hipoglikemia
Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan
defisiensi enzim laktosa
Kejang, pada dehidrasi hipertonik
Malnutrisi energi protein (muntah dan mual bila lama/ kronik)
TINDAKAN PENANGANAN

Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi

Jenis Cairan yang


Jumlah Cairan
Hendak Digunakan

JENIS CAIRAN UPAYA


REHIDRASI ORAL
(URO)

Jalan Masuk atau Cara Jadwal Pemberian


Pemberian Cairan Cairan
TINDAKAN PENANGANAN
ASUHAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan yang berhubungan


dengan penurunan intake makanan
Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolik
Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ekskresi/BAB
sering
Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
Defisit Volume Cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan secara aktif

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24 jam diharapakan pasien


memperlihatkan tanda rehidrasi dan mempertahankan hidrasi yang adekuat.

Awasi masukan dan haluaran, karakter, dan jumlah feses; perkirakan


kehilangan yang tak terlihat, misalnya berkeringat. Ukur berat jenis urine;
observasi oliguria.
Rasional : memberikan informasi tentang keseimbangan cairan, fungsi
ginjal dan control penyakit usus juga merupakan pedoman untuk
penggantian cairan
Observasi kulit kering berlebihan dan membrane mukosa, penurunan
turgor kulit, pengisian kapiler lambat.
Rasional : menunjukkan kehilangan cairan berlebihan/dehidrasi.
Pertahankan pembatasan per oral, tirah baring; hindari kerja.
Rasional : kolon diistirahatkan untuk penyembuhan dan untuk
menurunkan kehilangan cairan usus
Berikan cairan parenteral, tranfusi darah sesuai indikasi.
Rasional : mempertahnkan istirahat usus akan memerlukan penggantian cairan
untuk memperbaiki kehilangan/anemia. Catatan : mengandung natrium dapt
dibatasi pada adanya enteristis regional.
Awasi hasil laboratorium, contohnya elektrolit (khususnya kalium, magnesium)
dan GDA (keseimbangan asam-basa).
Rasional : menentukan kebutuhan penggantian dan keefektifan terapi.
Berikan obat sesuai indikasi
Antidiare
Rasional : menurunkan kehilangan cairan dari usus.
Antiemetik, misalnya trimetobenzamida (Tigan); hidoksin (Vistaril);
proklorperazin (Compazin).
Rasional : digunakan untuk mengontrol mual/muntah pada eksaserbasi akut.
Antipiretik, misalnya asetminopen (Tyenol).
Rasional : mengontrol demam, menurunkan kehilangan tak terlibat.
Elektrolit, misalnya tambahan kalium (LCI-VI ; K-lyte, Slow-K).
Rasional : elektrolit hilang dalam jumlah besar, khususnya pada usus yang gundul,
area ulkus, dan diare dapat menimbulkan asidosis metabolic karena kehilangan
bikarbonat (HCO3).
Vitamin K (Mephyton).
Rasional : merangsang pembentukan protrombin hepatik, menstabilisasi koagulasi
dan menurunkan risiko perdarahan.
Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan
yang berhubungan dengan penurunan intake makanan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selam … x 24 jam diharapkan pasien
mengonsumsi nutrient dalam jumlah yang adekuat untuk mempertahankan berat
badan yang tepat usianya dengan kriteria hasil : Anak mendapatkan nutrient sesuai
program dan memperlihatkan peningkatan berat badan.

Timbang berat badan tiap hari.


Rasional : memberikan informasi tentang kebutuhan diet/keefektifan terapi
Anjurkan istirahat sebelum makan.
Rasional : menenangkan peristaltic dan meningkatkan energi untuk makan.
Sediakan makanan dalam ventilasi yang baik, lingkungan menyenangkan, dengan
situasi tidak terburu-buru, temani.
Rasional : lingkungan yang menyenangkan menurunkan stress dan lebih kondusif
untuk makan.
Batasi makanan yang dapat menyebabkan kram abdomen, flatus (misalnya, produk
susu ).
Rasional : mencegah serangan akut/eksaserbasi gejala.
Pertahankan puasa sesuai indikasi.
Rasional : istirahat usus menurunkan peristaltic dan diare dimana menyebabkan
malabsorbsi/kehilangan nutruen
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai