Anda di halaman 1dari 27

DIABETES MELLITUS PADA ANAK

• OLEH : ILYA KRISNANA, S.Kep.,Ns.,Mkep


Lecturer of Maternity and Pediatric Nursing Faculty of Nursing Universitas Airlangga
Definisi

• Diabetes mellitus tipe 1 awalnya insulin-dependent diabetes (IDDM,


diabetes yang bergantung pada insulin)
• Rusaknya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans
• Terjadi kekurangan insulin pada tubuh
Epidemiologi

• usia sekitar 10 – 15 tahun


• Dari data-data epidemiologik memperlihatkan bahwa puncak usia
terjadinya DM pada anak adalah pada usia 5-7 tahun dan pada saat
menjelang remaja
• PDN (Pusat Diabetes dan Nutrisi) rumah sakit umum Dr. Soetomo Surabaya
pernah mengklain pada tahun 2009 ada sebanyak 650.000 anak-aak
Indonesia menderita diabetes mellitus dan sebagian besar diabetes tipe II.
Penyebab/factor predisposisi

• Genetik
• Autoimun
• Virus/infeksi
• Gaya hidup
Proses terjadinya Dibetes Mellitus tipe 1

• Simak video
Manifestasi klinis

1 2 3

4 5 6
Pemeriksaan diagnostik
• Glukosa darah : meningkat 200-100mg/dL
• Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok
• Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat
• Osmolalitas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l
• Elektrolit :
a) Natrium : mungkin normal, meningkat, atau menurun
b) Kalium : normal atau peningkatan semu ( perpindahan seluler), selanjutnya akan
menurun.
c) Fosfor : lebih sering menurun
Bukan DM Belum pasti DM DM

Kadar glukosa darah


sewaktu:

1. Plasma vena < 100 100 – 200 >200

2. Darah kapiler < 80 80 – 200 >200

Kadar glukosa darah puasa:

1. Plasma vena < 110 110 – 120 >126

2. Darah kapiler < 90 90 – 110 >110


Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes
mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan

• Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)


• Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
• Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah
mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl
PENATALAKSANAAN

1. Pemberian Insulin
2. Pengaturan makan/diet
3. Olahraga
4. Obat hipoglikemik oral (OHO)
5. Edukasi
6. Pemantauan mandiri/home monitoring
Pemberian insulin
• Tujuan terapi insulin:
1. Mempertahankan glukosa darah dalam kadar yang normal atau mendekati normal.
2. Menghambat kemungkinan timbulnya komplikasi kronis pada diabetes.
Indikasi insulin :
a. Menggunakan insulin lebih dari 3 kali sehari
b. Kadar glukosa darah sering tidak teratur
c. Ingin mengurangi resiko hipoglikemi
d. Ingin mengurangi resiko komplikasi yang berkelanjutan
e. Ingin lebih bebas beraktifitas dan gaya hidup yang lebih fleksibel
Pemberian insulin : SC, IV, IM, Pump
Dosis anak 0,7-1,0 U/kg per hari
Pemberian insulin……….

• Saat awal pengobatan insulin diberikan 3-4 kali injeksi. Bila dosis optimal
dapat diperoleh, diusahakan untuk mengurangi jumlah suntikan menjadi 2
kali dengan menggunakan insulin kerja mengengah atau kombinasi kerja
pendekb dan menengah (split-mix regimen). Penyuntikan setiap hari secara
subkutan dipaha, lengan atas, sekitar umbilicus secara bergantian. Insulin
sebaiknya disimpan dalam lemari es pada suhu 4-80C
Pengaturan diet

• Jumlah kebutuhan kalori untuk anak usia 1 tahun sampai dengan usia
pubertas dapat juga ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
• 1000 + (usia dalam tahun x 100) = ……. Kalori/hari
Contoh : 1000 + (8x100) = 1800 kalori/hari
Komposisi sumber kalori

• 50-55% karbohidrat
• 10-15% protein (semakin menurun dengan bertambahnya umur)
• 30-35% lemak.
Pengaturan diet dalam 24 jam
• Pembagian kalori per 24 jam diberikan 3 kali makanan utama dan 3 kali makanan
kecil sebagai berikut :
a. 20% berupa makan pagi.
b. 10% berupa makanan kecil.
c. 25% berupa makan siang.
d. 10% berupa makanan kecil.
e. 25% berupa makan malam.
f. 10% berupa makanan kecil.
JENIS MAKANAN

• Dari sisi makanan penderita diabetes atau kencing manis lebih dianjurkan
mengkonsumsi karbohidrat berserat seperti kacang-kacangan, sayuran,
buah segar seperti pepaya, kedondong, apel, tomat, salak, semangka dll.
Sedangkan buah-buahan yang terlalu manis seperti sawo, jeruk, nanas,
rambutan, durian, nangka, anggur, tidak dianjurkan
MAKANAN BERSERAT
• Berperan dalam penurunan kadar total kolesterol dan LDL (low-density
lipoprotein) kolesterol dalm darah.
• Memperbaiki kadar glukosa darah sehingga kebutuhan insulin dari luar
dapat dikurangi
• Mekanisme kerja serat terlarut diperkirakan berhubungan dengan
pembentukan gel dalam traktus gastrointestinal. Gel ini akan
memperlambat pengosongan lambung dan gerakan makanan yang melalui
saluran cerna bagian atas.
• Bawang merah dan putih (berkhasiat 10 kali bawang merah) serta buncis
baik sekali jika ditambahkan dalam diet diabetes karena secara bersama-
sama dapat menurunkan kadar lemak darah dan glukosa darah
OLAH RAGA

• Dianjurkan latihan teratur 3-4 kali tiap minggu selam kurang lebih 30 menit
yang sifatnya sesuai CRIPE (Continous Rytmical Interval Progressive
Endurance Training). Latihan yang dapa dijadikan pilihan adalah jalan kaki,
jogging, lari, renang, dan bersepeda.
Obat hipoglikemik oral (OHO)
a. Sulfoniurea
Berfungsi untuk menstimulasin pelepasan insulin yang tersimpan, menurunkan ambang
sekresi insulin, meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat rangsangan glukosa.
b. Biguanid
Menurunkan kadar glukosa darah tapi tidak sampai di bawah normal. Dianjurkan untuk
pasien gemuk.
c. Inhibitor α glukosidase
Bersifat kompetitif menghambat kerja enzim α glukosidase sehingga menurunkan
penyerapan glukosa dan menurunkan hiperglikemia pascaprandial.
d. Insulin sentizing agent
Berfungsi meningkatkan sensitifitas insulin tanpa menyebabkan hipoglikemia.
EDUKASI

• Kegiatan edukasi meliputi pemahaman dan pengertian penyakit dan


komplikasinya, memotivasi penderita dan keluarga agar patuh berobat
Home monitoring

• Pasien serta keluarga harus dapat melakukan pemantauan kadar glukosa


darah dan penyakitnya di rumah. Halini sangat diperlukan karenasangat
menunjang upaya pencapaian normoglikemia.
KOMPLIKASI
• Ketoasidosis Diabetik (khusus pada DM tipe 1)
Apabila kadar insulin sangat menurun, pasien mengalami hiperglikemi dan
glukosuria berat, penurunan glikogenesis, peningkatan glikolisis, dan peningkatan
oksidasi asam lemak bebas disertai penumpukkan benda keton, peningkatan keton
dalam plasma mengakibatkan ketosis, peningkatan ion hidrogen dan asidosis
metabolik. Glukosuria dan ketonuria juga mengakibatkan diuresis osmotik dengan
hasil akhir dehidasi dan kehilangan elektrolit sehingga hipertensi dan mengalami
syok yang akhirnya klien dapat koma dan meninggal
HIPOGLIKEMI

• Kadar glukosa darah kurang dari 50 mg/dl.


• Hipoglikemia dapat terjadi akibat lupa atau terlambat makan sedangkan penderita
mendapatkan therapi insulin, akibat latihan fisik yang lebih berat dari biasanya
tanpa suplemen kalori tambahan, ataupun akibat penurunan dosis insulin.
• Pucat, takikardi, gelisah, lemah, lapar, palpitasi, berkeringat dingin, mata
berkunang-kunang, tremor, pusing/sakit kepala yang disebabkan oleh pelepasan
epinefrin, juga akibat kekurangan glukosa dalam otak akan menunjukkan gejala-
gejala seperti tingkah laku aneh, sensorium yang tumpul, dan pada akhirnya terjadi
penurunan kesadaran dan koma
PROGNOSIS

• Tidak bisa disembuhkan, tapi bisa dikontrol


• Sekitar 60 % pasien DMT1 yang mendapat insulin dapat bertahan hidup
seperti orang normal, sisanya dapat mengalami kebutaan, gagal ginjal
kronik, dan kemungkinan untuk meninggal lebih cepat
Diagnosis Keperawatan
• Resiko Ketidakseimbangan kadar gula darah berhubungan dengan penyakit diabetes melitus
• Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energy metabolik ditandai dengan sering
lelah, lemah, pucat, klien tampak letargi/tidak bergairah
• Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak mampu
dalam mengabsorbsi makanan karena faktor biologi (defisiensi insulin) ditandai dengan lemas,
berat badan pasien menurun walaupun intake makanan adekuat, mual dan muntah, konjungtiva
tampak pucat, pasien tampak lemah, GDS >200 mg/dl
• Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan ketunadayaan fisik
ditandai dengan gangguan pertumbuhan fisik , keterlambatan dalam melakukan keterampilan
umum kelompok usia.
• Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder tidak adekuat (penurunan fungsi
limfosit).
• Resiko cedera berhubungan dengan disfungsi sensori
Evaluasi
• Tanda-tanda ketoasidosis teratasi tidak ada mual , muntah, nafas klien tidak berbau keton, AGD normal.
• Glukosa darah terpantau stabil dalam rentang normal. Puasa (70-110 mg/dl) , 2 jan PP (120-200 mg/dl),
sewaktu (< 200 mg/dl)
• Keseimbangan energi memenuhi kebutuhan aktivitas , klien tampak tidak lemas, dan bertoleransi
terhadapa aktivitas.
• Keseimbangan nutrisi adekuat , glukosa darah dalam rentang normal, berat badan normal.
• Mencapai pertumbbuhan dan perkembangan yang optimal, memiliki koping individu dan keluarga yang
baik.
• Tidak terjadi/ adanya gejala-gejala infeksi, tidak terjadi infeksi, tanda-tanda infeksi tidak ada (kalor, lugor,
dolor, fungsiolesa), WBC (4,00-11,00 k/ul), bebas eritema dan demam.
• Cidera tidak terjadi, keamanan pasien terjaga, tidak terjadi cidera
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai