Anda di halaman 1dari 57

Tutorial

Asma Intermitten Serangan w2

Ringan
RSUD WATES ILMU KESEHATAN ANAK-FK UGM

Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 1


No Identitas Keluhan Diagnosis Plan

• Rawat inap
An. RM/L/
• O2 NK 1 lpm
5 tahun 5
1 Sesak dan batuk • Asma Intermitten Serangan Ringan • Inj MP 1mg/kg/hari 6-6-6
bulan/
• Nebu ventolin: combiven selang seling per 6 jam
16.5kg

Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 2


Identitas Pasien
• Nama : An. RML
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Tanggal Lahir :25 Mei 2014 (5 Tahun 5 bulan)
• Alamat : Kulonprogo
• No. RM : 59-08-XX
• Tanggal masuk : 25/11/2019 pukul 10.25

Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 3


Identitas Orang Tua
Ayah Ibu

• Nama : Bp. H • Nama : Ny. S


• Usia : 45 tahun • Usia : 38 tahun
• Agama : Islam • Agama : Islam
• Pekerjaan : Wiraswasta • Pekerjaan : Ibu rumah tangga
• Alamat : Kulonprogo • Alamat : Kulonprogo

Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 4


Kesan Umum
Anak compos mentis, tampak sesak, gizi cukup

Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 5


Anamnesis

Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 6


Keluhan utama
Sesak

Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 7


Riwayat Keluhan Utama
HSMRS

• Anak sesak nafas disertai batuk (+), pilek (+) sejak subuh
secara tiba-tiba. Sesak muncul pada saat anak sedang
tidur. Saat sesak ibu pasien mengatakan bahwa pasien
masih bisa diajak bicara saat kambuh. Rewel (-) Anak
sudah diberikan obat rhinofed dan salbutamol namun sesak
tidak membaik. Demam (-), muntah (-), mual (-), BAB (-),
BAK (-). Riwayat sesak 3x tahun ini. Riwayat sesak
sebelumnya dipicu karena kelelahan.
Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 8
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat keluhan serupa (+)
• Riwayat mondok (+) 2x pada bulan mei dan oktober 2019
dikatakan asma. Diberikan obat pulang salbutamol dan
rhinofed.
• Riwayat alergi makanan(-), obat(-), cuaca dingin (+) bersin
pada pagi hari

Simpulan:
Terdapat riwayat penyakit serupa (+)
Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 9
Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat keluhan serupa (-)
• Riwayat ASMA (-)
• Riwayat Alergi (+) Udara dingin pada ayah-> hidung mampet

Simpulan:
Terdapat riwayat alergi (+) pada ayah
Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 10
Silsilah Keluarga
68th 61th
65th 60th

Riwayat asma

40 th 38 th 30 th 44th 42th

45 th
38th

4 th 5bulan
pasien 1 th
Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 11
ANC
• Ibu usia 33 tahun, hamil G1P0A0Ah0 uk 39+2 minggu. Ibu rutin kontrol ANC tiap bulan ke
dokter kandungan. Selama kehamilan ibu mengonsumsi suplemen besi dan vitamin.
Kenaikan ibu selama kehamilan 12 kg. Riwayat demam, batuk lama, perdarahan, gula
darah tinggi, keputihan, kejang, hiperemesis, disangkal. Vaksinasi TT (+)

Kesan: riwayat ANC baik

Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 12


PNC
• Pasca kelahiran, bayi ibu mendapatkan asuhan BBL berupa IMD,
suntik Vit K, salep mata antibiotik dan imunisasi Hepatitis B.
• Bayi tak tampak kuning, BAK (+) dalam 24 jam, BAB (+) dalam
24 jam.
• Bayi dipulangkan bersama ibu 3x24 jam

Kesan: riwayat PNC pasien baik.

Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 13


NC
• Bayi laki-laki lahir dari ibu P2A0Ah1 secara sectio caesaria ai
infertilitas 10 tahun dibantu SpOG.
• Bayi lahir langsung menangis, bergerak aktif. BBL 3100 gram

Kesan: riwayat NC ibu baik dan pasien baik

Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 14


Riwayat Makanan
• 0-6 bulan : ASI hingga umur 4 bulan selanjutnya diberikan susu formula durasi minum +/- 5-
menit, frekuensi >X/hari.
• 6 bulan – 1 tahun : Susu formula semau anak 5-10 mnt, frekuensi >4x/hari semau bayi +
MPASI cemilan (biskuit), frekuensi 3x/hari
• 1 tahun – 2 tahun: Susu formula frekuensi 3x/hari semau anak + makanan keluarga (nasi;
lauk : ikan, ayam, tahu, tempe; sayur), frekuensi 3x/hari.
• 2 tahun - sekarang: Susu formula semau anak + makanan keluarga (nasi; lauk : ikan, ayam,
tahu, tempe; sayur), frekuensi 3x/hari.
• Kebiasaan jajan di luar (-)

Simpulan:
Riwayat kualitas dan kuantitas makanan kurang baik

Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 15


Riwayat Perkembangan Motorik Kasar

MILESTONE USIA PENCAPAIAN RENTANG USIA


Miring 1 bulan 3-6 bulan
Tengkurap 3 bulan 3-6 bulan
Berjalan dengan baik 18 bulan 18-24 bulan
Berlari 24 bulan 24-36 bulan
Menendang bola ke depan 24 bulan 24-36 bulan

Simpulan:
Riwayat perkembangan motorik kasar tidak terdapat keterlambatan
Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 16
Riwayat Perkembangan Motorik Halus
MILESTONE USIA PENCAPAIAN RENTANG USIA
Menggambar garis lurus 24 bulan 36-48 bulan
Menggambar lingkaran 36 bulan 48-60 bulan
Mengancing baju 5 tahun 5 tahun

Simpulan:
Riwayat perkembangan motorik halus tidak terdapat keterlambatan

Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 17


Riwayat Perkembangan Bahasa
MILESTONE USIA PENCAPAIAN RENTANG USIA
Bicara dua kata 12 bulan 12-18 bulan
Bicara tiga sampat enam kata 24 bulan 18-24 bulan
Menyebut nama 36 bulan 36-48 bulan
Bicara mudah dimengerti 36 bulan 48-60 bulan
Mengenal 2-4 warna 36 bulan 36-48 bulan

Simpulan:
Riwayat perkembangan bahasa tidak terdapat keterlambatan

Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 18


Riwayat Perkembangan Personal dan Sosial
MILESTONE USIA PENCAPAIAN RENTANG USIA
Bermain dengan teman 1 tahun 3 tahun
Melepaskan pakaian sendiri 2 tahun (celana) 3 tahun
Memakai baju sendiri 2 tahun (celana) 3 tahun
Menirukan pekerjaan rumah tangga 24 bulan 18-24 bulan

Simpulan:
Riwayat perkembangan personal
Pendidikan dan
Rotasi Klinik Stasesosial tidakAnak
Ilmu Kesehatan terdapat keterlambatan 19
Riwayat Vaksinasi
Jenis Usia Keterangan
Hepatitis B 0 bulan di bidan
BCG 2 bulan di Puskesmas
DPT 2,3,4 bulan di Puskesmas
Polio 0,2,3,4 bulan di Puskesmas
Campak 9 bulan di Puskesmas
Booster Pentabio 18 bulan di Puskesmas
Booster campak 24 bulan di Puskesmas
DT - -
Td - -

Simpulan: riwayat vaksinasi dasar lengkap sesuai jadwal dengan booster


Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 20
Kondisi Sosial Ekonomi
• 1 rumah ditinggali oleh 4 orang anggota keluarga, rumah milik sendiri.
• Rumah dengan dinding, lantai dengan keramik, kamar mandi dalam rumah, pencahayaan
dan ventilasi baik.
• Sumber air dari sumur, kamar mandi dengan bak penampungan air, memasak dengan
kompor gas, kebiasaan membakar sampah di halaman rumah.

Simpulan:
Ekonomi menengah ke bawah, lingkungan rumah kurang baik
Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 21
Anamnesis Sistem
• Termoregulasi : demam (-)
• Sistem Saraf Pusat : penurunan kesadaran (-), kejang (-)
• Kardiovaskular : tampak biru (-), pucat (-)
• Respiratorius : sesak nafas (+), batuk (+), pilek (-)
• Gastrointestinal : muntah (-) , BAB cair (-) nyeri perut (-), kembung
(-)
• Urogenital : nyeri saat BAK (-), BAK terakhir ≤3 jam SMRS
• Integumentum : Rash (-), kuning (-)
• Muskuloskeletal : kelemahan anggota gerak (-), deformitas (-)

Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 22


Pemeriksaan Fisik

Kesan Umum Tanda Vital

• Tampak sesak, gizi cukup, tidak • HR : 126x/menit, reguler, tegangan


rewel dan isi cukup
• Kesadaran E4,V5,M6 • RR : 60 x/menit, tipe
abdominothoracal
• Suhu: 36.8ºC
• SpO2: 92% Room air, 95% on NK 1
lpm
Simpulan: compos mentis, tampak lemas dan rewel,
tanda vital menunjukkan hiperpireksia
Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 23
Status Gizi
Antropometri Penilaian status gizi
• BB : 16 kg BB/U : -1 SD < Z < 0 SD
• TB :105 cm (normaweight)
TB/U : -2 SD < Z < -1 SD
(normoheight)
BB/TB : -1 SD < Z < 0 SD
(normal)

Simpulan: status gizi baik

Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 24


Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 25
Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 26
Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 27
Pemeriksaan

Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 28


Pemeriksaan Kepala
• Mata : Pupil isokor, reflex pupil (+/+), konjungtiva anemis
(-/-), sklera ikterik (-/-), mata cowong (-/-)
• Hidung : Nafas cuping hidung (+/+), discharge (-)
• Telinga : Sekret (-), nyeri (-)
• Mulut : Sianosis (-), hiperemis (-)

Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 29


Pemeriksaan Leher
• Pembesaran Limfonodi : Tidak teraba,

Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 30


Pemeriksaan Abdomen

•I : Distensi (-)

•A : Bising usus (+) Normal

•P : Timpani (+), hepatomegali (-), splenomegali (-)

•P : Nyeri tekan (-), liver tidak teraba, lien tidak teraba, turgor
kulit kembali cepat (<2s)

Conclusion : abdomen dalam batas normal


Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 31
Pemeriksaan Paru Anterior
Right Left
I : simetris, retraksi (+) subcostal intercostal I : simetris, retraksi (+) intercostal dan
dan subcostal minimal, bentuk dada normal subcostal minimal, bentuk dada normal
P : taktil fremitus normal P : taktil fremitus normal
P : sonor (+) P : sonor (+)
A : vesikular (+), wheezing (+), ronkhi (-) A : vesikular (+), wheezing (+), ronkhi (-)

Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 32


Pemeriksaan Paru Posterior
Right Left
I : simetris I : simetris
P : taktil fremitus normal P : taktil fremitus normal
P : sonor (+) P : sonor (+)
A : vesikular (+), wheezing (-), ronkhi (-) A : vesikular (+), wheezing (-), ronkhi (-)

Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 33


Pemeriksaan Kardiovaskular
• Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V LMCS, thrill (-)
• Perkusi : -
• Auskultasi: S1 tunggal, S2 split tidak konstan , murmur (-)

Conclusion : kardiovaskular dalam batas normal


Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 34
Conclusion

Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 36


Diagnosis
• Asma intermiten serangan ringan-sedang

Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 37


Tatalaksana
-O2 NK 1 lpm
-Nebu ventolin+Nacl 2cc (2x)
-Nebu combivent (1x)
Usul
-Rawat inap
O2 NK 1 lpm
-Injeksi Metilprednisolon 1mg/kg/hari 6-6-6
-Nebu ventolin = combivent selang-seling/6 jam

Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 38


Follow up 26-11-2019
• S : Demam (-), Batuk (+) membaik, Sesak (-)
• O: KU: Baik, CM
Suhu: 37C
HR:135x/m
RR: 40x/m
SPO2: 96% RA
Kepala : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)
Leher : Pembesaran limfonodi (-)
Pulmo: Simetris, Retraksi (-), Taktil fremitus (+/+), Sonor (+/+), Suara dasar vesikular (+/+), Wheezing (-/-), Ronki (-/-)
Cor: S1 tunggal S2 split tak konstan. Murmur (-)
Extremitas: Akral hangat, Nadi kuat, CRT < 2 detik
• Assesment: Asma intermitten serangan sedang
• Planning:
BLPL
Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 39
Pembahasan

30 January 2020 Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 40


ASMA
• Asma adalah penyakit saluran respiratori dengan dasar
inflamasi kronik yang mengakibatkan obstruksi dan
hiperreaktivitas saluran respiratori dengan derajat bervariasi
• Gejala asma adalah batuk, mengi, sesak napas, dada tertekan
yang timbul secara kronik dan atau berulang, reversibel,
cenderung memberat pada malam atau dinihari, dan biasanya
timbul jika ada pencetus.

Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 41


Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 42
Faktor risiko

• Atopi ayah atau ibu, diikuti faktor berat lahir, kebiasaan merokok
pada ibu serta pemberian obat parasetamol. Sedangkan,
pemberian ASI dan kontak dengan unggas merupakan faktor
protektif terhadap kejadian asma.

• Penelitian ISAAC mendapatkan beberapa faktor risiko yaitu:


polusi udara, asap rokok, makanan cepat saji, berat lahir,
cooking fuel, rendahnya pendidikan ibu, ventilasi rumah yang
tidak memadai, merokok di dalam rumah, dan tidak adanya
ventilasi.

Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 43


Asma work up
 Anamnesis

 Pemeriksaan fisik
 Uji fungsi paru

Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 44


Anamnesis
 Batuk dan/atau mengi berulang
 Gejala didahului oleh pemicu tertentu
 infeksi virus, suhu ruangan, aktivitas fisik
 Gejala membaik dengan pemberian bronkodilator

 Riwayat atopi pada keluarga, khususnya asma pada ibu

Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 45


Pemeriksaan fisik
• Tachypnoea
• Prolonged Expiration
• Accessory muscles
• Recession
• Wheeze
• Hyperinflation
• Increase AP diameter

Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 46


Pemeriksaan Penunjang
• Uji fungsi paru
– Spirometri
– Peak flow meter
• Uji cukit kulit (skin prick test),
eosinofil total darah,
pemeriksaan IgE spesifik Spirometri

• Uji inflamasi respiratori: FeNO


(fractional exhaled nitric oxide),
eosinofil sputum
• Uji provokasi bronkus dengan
exercise, metakolin, hipertonik
salin Peak flow meter

Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 47


Gejala Karakteristik
Wheezing , batuk , sesak  Biasanya lebih dari 1 gejala respiratori
napas, dada tertekan,  Gejala berfluktuasi intensitasnya seiring waktu
produksi sputum  Gejala memberat pada malam atau dinihari
 Gejala timbul bila ada pencetus

Konfirmasi adanya limitasi aliran udara ekspirasi


Gambaran obstruksi FEV1 rendah (<80% nilai prediksi)
saluran respiratori FEV1 / FVC ≤ 90%
Uji reversibilitas (pasca-
bronkodilator) Peningkatan FEV1 >12%
Variabilitas Perbedaan PEFR harian >13%
Uji provokasi Penurunan FEV1 >20%, atau PEFR >15%

Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 48


Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 49
Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 50
Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 51
Klasifikasi

Kesetaraan klasifikasi PNAA 2004 dengan PNAA 2015 adalah:

PNAA 2004 PNAA 2015


Episodik Jarang Intermiten
Episodik Sering Persisten Ringan
Persisten Sedang
Persisten
Persisten Berat
Klasifikasi Kekerapan

Klasifikasi kekerapan dibuat pada kunjungan-kunjungan awal dan dibuat


berdasarkan anamnesis :

Kekerapan Uraian kekerapan gejala asma


Intermiten <6x/tahun atau jarak antar gejala ≥6 minggu
Persisten
>1x/bulan, <1x/minggu
ringan
Persisten sedang >1x/minggu, namun tidak setiap hari
Persisten
Gejala asma terjadi hampir tiap hari
berat

1. .
Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 54
Derajat kendali asma

A. Penilaian Klinis (Dalam 6-8 minggu)


Terkendali dengan/tanpa
obat pengendali Terkendali sebagian
Manifestasi Klinis Tidak terkendali
(Min. satu)
(Bila semua kriteria terpenuhi)
Gejala Siang Hari Tidak pernah (< 2 kali/minggu) > 2 kali/minggu
Aktivitas Terbatas Tidak ada Ada Tiga atau lebih
kriteria terkendali
Gejala Malam Hari Tidak ada Ada sebagian*†
Pemakaian Pereda Tidak ada (< 2 kali/minggu) > 2 kali/minggu

B. Penilaian risiko perjalanan asma (risiko eksaserbasi, ketidakstabilan, penurunan fungsi paru, efek samping)

Asma yang tidak terkendali, sering eksaserbasi , pernah masuk ICU karena asma, FEV1 yang rendah, paparan terhadap
asap rokok, mendapat pengobatan dosis tinggi
Obat apa yang harus dipakai pada asma?

Bronkodilator

Anti inflamasi
Tatalaksana
Serangan Ringan-sedang:
• Oksigen diberikan dengan kanul nasal atau masker untuk mencapai SpO 2 94 – 9 8%
• Inhalasi B2 agonist kerja pendek (salbutamol)
- Pemberian bisa dilakukan via nebulizer atau via metered dose inhaler (MDI) dengan atau tanpa spacer (untuk anak < 5
tahun: 2-6 semprot; untuk anak > 5 tahun: 4 - 12 semprot)
-Pemberian B2 agonist kerja pendek dapat diulang hingga 2 kali dalam 1 jam, dan pertimbangkan penambahan
ipratropium bromida pada pemberian ketiga .
Kortikosteroid sistemik
• Pemberian kortikosteroid per oral sama efektifnya dengan pemberian intravena
- Prednisolon atau metilprednisolon 1-2 mg /kgBB/hari (maksimum 40 m g /hari)
- Selanjutnya diberikan selama 3-5 hari
• Nilai respon pemberian terapi awal di atas:
- Bila dengan terapi awal menunjukkan respon yang baik (sesak napas dan wheezing tidak
ada lagi; SpO2 > 94% di udara kamar, FEV1 atau PEF 60-80% nilai prediksi terbaik), pasien diobservasi selama satu jam
sebelum di pulangkan.
- Bila dengan pemberian terapi awal pasien belum menunjukkan perbaikan, pasien dirawat inap

Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 57


Serangan berat:
• Oksigen diberikan dengan kanul nasal atau masker untuk mencapai SpO 2 94–
98%
• Nebulisasi yang diberikan pertama kali adalah agonis β2 dengan penambahan
ipratropium bromida.
• Pasang jalur intravena Kortikosteroid sistemik: prednisolon atau metilprednisolon
1-2 mg /kgBB/hari intravena (maksimum 40 mg/ hari)
• Aminofilin intravena tidak direkomendasikan untuk diberikan secara rutin pada
serangan asma karena kurang efektif dan kurang aman dibandingkan dengan
inhalasi B2 agonis kerja cepat.
- Pertimbangkan pemberian aminofilin intravena pada anak dengan serangan
asma berat atau dengan ancaman henti napas yang tidak berespon terhadap
dosis maksimal inhalasi B2 agonis dan kortikosteroid sistemik.
- Penambahan aminofilin (5-7 mg/kg) pada terapi awal ( inhalasi B2 agonis dan
kortikosteroid) berfungsi meningkatkan fungsi paru dalam 6 jam pertama, tetapi
tidak mengurangi gejala, jumlah nebulisasi dan lama rawat inap
Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 58

Anda mungkin juga menyukai